11 06 14

Page 3

3

HARIAN BANGSA

RABU, 11 JUNI 2014

Bupati Haryanti Tutup Kegiatan TMMD di Kediri rupa pembangunan jembatan. “Kami sangat berterima kasih sekal i atas selesainya program TMMD ke 92 selama 21 hari ini. Sebab, dengan adanya jembatan itu, masyarakat diwilayah Desa Kalipang tidak lagi kesulitan mengakses jalan. Terutama para pelajar yang selama ini memutar jauh karena tidak ada jembatan, sekarang permasalahan itu sudah teratasi,” ujarnya. Dengan adanya jembatan itu, lanjut Haryanti, roda perekonomian diharapkan semakin meningkat. Untuk itu, pihaknya juga meminta masyarakat ikut menjaga jembatan tersebut agar terus bisa bermanfaat. “Kami berharap, masyarakat

foto: Agatha/harian bangsa

Kediri-HARIAN BANGSA Bupati Kediri Haryanti Sutrisno secara resmi menyatakan selesai dan sesimbolis menutup program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) setelah selama 21 hari para anggota TNI dibantu Polri dan juga masyarakat bersama-sama gotong royong di Desa Kalipang Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, Selasa (10/6). Dalam sambutannya saat menjad i inspektur upacara (Irup) penutupan program TMMD, Bupati Haryanti memberikan apresiasi dengan selesainya program TMMD yang membantu masyarakat. Khususnya dalam membangun infratruktur di Desa Kalipang, be-

Bupati Kediri Haryanti Sutrisno saat memotong pita dibukanya jembatan yang merupakan program dari TMMD. juga ikut menjaga dan merawat, agar jembatan tidak cepat rusak,” harapnya.

Bupati Kediri saat menandatangani berita acara selesainya program TMMD disaksikan Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol. Inf. Heriyadi dan juga Sekda Kediri Supoyo.

Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0809 Kediri Letkol. Inf Heriyadi mengaku

salut kepada warga yang merespon sangat bagus dan kepada pemerintahan desa, kecamatan

untuk menggerakan warga gotong royong membantu proses TMMD yang berlangsung mulai dari pra TMMD hingga resmi dibuka sampai selesai. “Saya sangat salut sekal i kepada warga disini, budaya gotong royongnya sangat luar biasa, hingga akhirnya program TMMD ini bisa berjalan sesuai dengan rencana,” ujarnya. Dengan program TMMD di Desa Kalipang tersebut, Dandim 0809 Kediri Letkol. Inf Heriyadi mengaku sangat berkesan, terutama partisipasi warga yang bersedia menghibahkan lahannya untuk pembangunan jalan umum. Pasalnya, jarang sekal i ada yang merelakan harta bendanya untuk

kepentingan umum. "Semoga menjadi insipirasi bagi semuanya,"harap Dandim 0809 Kediri Letkol. Inf Heriyadi. Program TMMD merupakan program yang dilaksanakan Kodim 0809 Kediri bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam melayani masyarakat di pedesaan. TMMD Kodim 0809 Kediri tahun ini membangun sarana dan prasarana di Desa Kalipang Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri. TMMD di Desa Kalipang melakukan kegiatan Pembangunan jembatan 3,5 m x 14 m dan jalan protokol 3 x 300 meter, Rehap rumah masyarakat sebanyak 30 unit, rehap Pure 1 unit dan MCK umum 3 unit. (adv/kdr-1/rif/sho)

Sambang Desa

Nilai Bawa Amanat NU

Plengsengan Tak Dibangun, Petani Berebut Air

FPNU Dukung Jokowi-JK

SIDOARJO-Sawah milik petani seluas 40 hektar di Desa Gempol Sari Kecamatan Tanggulangin terendam air, Selasa (10/6) kemarin. Penyebabnya, saluran irigasi sepanjang 1 kilometer yang mengarah areal sawah, tidak ada plengsengannya. Alhasil, tanaman padi yang belum lama ditanam, mengalami kerusakan pada batang dan daun padi. Tak hanya itu, petani terkadang bertengkar ketika kesulitan mendapatkan air disaat musim tanam. Kepala Desa Gempol Sari, Abdul Haris mengatakan,bahwa, anak sungai yang membentang disana belum ada plengsengan sebagai penguat jalan ada dua titik yakni dikawasan Dusun Polo Gunting dan dibelakang kantor balai desa. Panjangnya rata-rata, mencapai 1 kilometer. Sebenarnya, kata Abdul Haris, petani mengeluhkan saluran tersebut sudah 4 tahun lalu. Namun, belum ada realisasinya meskipun sudah diajukan ke instansi terkait di Kabupaten Sidoarjo. “Kami berharap pada pemerintah Kabupaten Sidoarjo segera melakukan pengadaan pembangunan infrastruktur berupa plengsengan agar petani tidak terus bertengkar gara-gara air yang tidak normal. Seperti yang terjadi kemarin, petani sebelah timur membutuhkan air tetapi petani sebelah barat alirannya ditutup. Sebaliknya, jika aliran air mengarah ke timur di tutup, area sawah sebelah barat terendam air. Para petani tidak ada yang mengalah bahkan nyaris ado jotos sesama petani,”terangnya. Pihak desa, lanjut Abdul Haris, tidak pernah lelah melakukan sosialisasi dan mendamaikan para petani untuk tidak bertengkar soal air. Tetapi, penyebab utama karena saluran itu tidak ada pelengsengan. Imbasnya, petani terus mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. (gus/dar/sho)

Abdul Haris Kepala Desa Gempol Sari, Tanggulangin diarea saluran air yang menjadi rebutan para petani. foto:agus hp/HARIAN BANGSA

Sidoarjo–HARIAN BANGSA Forum Pemudi Nahdlatul Ulama (FPNU) Jawa Timur mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan JokowiJK di salah satu hotel di Sidoarjo, Selasa (10/6) kemarin. FPNU sendiri merupakan gabungan dari fatayat dan pemudi Nahdatul Ulama dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur. Mereka mendukung pasangan JokowiJK karena dinilai mampu membawa amanat warga NU. “Kita memilih pasangan nomer 2 karena berasal dari NU,” ujar Ketua FPNU Jatim, Faridatul Hanum. Mantan Ketua Fatayat NU Jatim tersebut menjelaskan, bahwa, pihaknya memilih Jokowi-JK karena pasangan capres dan cawapres tersebut pekerja keras. Selain itu, pasangan Jokowi-JK diharapkan bisa membawa amanat NU saat memimpin Indonesia. Alasan lain FPNU memilih Jokowi-JK karena keduanya santun dan bersih. “Jokowi-JK tidak pernah terlibat kasus korupsi,” tandas perempuan yang akrab disapa Nyai Faridah ini. Dalam deklarasi dukungan terhadap Jokowi-JK, hampir semua perwakilan Fatayat dari seluruh Jawa Timur hadir. Seperti dari Jember, Surabaya, Sidoarjo Forum Pemudi Nahdlatul Ulama (FPNU) Jawa Timur mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan Jokowidan daerah lainnya. (sta/sho) JK di salah satu hotel di Sidoarjo, Selasa (10/6) kemarin. Foto : Mustain/HARIAN BANGSA

Tersangka Pembunuhan di Masjid Diringkus

Formasi Tolak Peredaran Miras

Sidoarjo – HARIAN BANGSA Pol isi akhirnya berhasil membekuk tersangka Didik (35) warga Desa Kalijaten Kecamatan Taman yang sempat kabur setelah menusukkan pisau pada Muhammad Munib (42) warga desa yang sama hingga tewas ketika korban tengah mengikuti khataman Alquran di Masjid An Nur yang berada di desa setempat, Minggu (8/6) lalu.Dihadapan polisi, tersangka mengaku menikam korban yang berjualan nasi goreng (Nasgor) dengan pisau karena sakit hati.

Blitar-HARIAN BANGSA Aliansi masyarakat yang tergabung dalam Formasi (forum masyarakat Blitar tolak miras) menuntut Pemkab Bl itar tegas dalam melakukan pencegahan peredaran minuman keras (miras) melalui razia. Sebab, mereka jengah dengan maraknya peredaran miras illegal yang seolah dibiarkan saja tumbuh bersemi di Kabupaten Blitar. Koordinator Formasi, Aminudin Fahruda mengatakan, pihaknya meminta agar pemkab Blitar tegas melakukan aksi untuk menghentikan peredaran miras. Mereka mengecam Pemkab Blitar yang terkesan mlempem dalam melakukan pencegahan peredaran miras. “Kami meminta agar Pemkab Blitar serius dalam melakukan pencegahan peredaran miras,” ujar Aminudin dengan nada sengit, kemarin. Menurutnya, peredaran miras di Kabupaten Blitar sudah sangat marak. Dia mensinyalir aksi kejahatan yang berkembang di Blitar, karena maraknya peredaran miras illegal. Untuk itu, pihaknya mendesak Pemkab Blitar lebih proaktif dalam melakukan pemberantas miras tersebut. Termasuk mencabut Perbup No. 26 Tahun 2013 tentang pengendalian peredaran miras. Alasannya, Perbup tersebut menjadi peluang untuk melakukan penjualan miras. Akibatnya, miras telah masuk ke desa – desa dan menyebabkan banyak toko-toko kelontong mulai menjual miras. Imbas lain dari sikap Pemkab Blitar yang tidak tegas dalam memberantas peredaran miras ini, muncul miras-miras palsu yang menyebabkan banyak korban jiwa. (tri/sho)

"Tersangka mengakui semua perbuatannya. Tersangka merasa sakit hati akibat sering diejek oleh korban,” cetus Kapolsek Taman Kompol Edy Siswanto, d i Mapolsek Taman, Selasa (10/6) kemarin. Menurut Edy, pelaku diringkus saat berada di sekitar depan Rumah Sakit (RS) Surya, di kawasan Taman. Saat diringkus, tersangka masih mengenakan baju musl im. Diduga kuat, tersangka sempat bersembunyi di dalam masjid di kawasan tersebut. “Senin malam lalu, pelaku kami amankan di mapolsek,” beber mantan Kapolsek Porong ini. Dalam pemeriksaan polisi, tersangka juga mengaku masih menyimpan dendam, meski perselisihannya dengan korban sudah didamaikan oleh pihak keluarga. Karena itu, tersangka menusukkan sebuah pisau sepanjang 10 sentimeter ke

tubuh korban hingga tewas. Soal pisau, tersangka mengaku barang bukti (BB) pisau telah dibuang di kawasan Tawang Sari Taman. Disinggung soal kejiwaan tersangka, polisi masih belum bisa memastikan hal itu. Karena harus ada tim ahli dari psikiater. "Kami masih berkordinasi dengan tim kejiwaan Polda Jatim untuk memastikan kondisi kejiwaan pelaku," beber Kompol Edy Siswanto. Saat ini, pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Taman. Akibat ulahnya tersebut, penyidik kepol isian bakal menjerat tersangka dengan Pasal 338 atau Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun. "Tersangka akan dijerat dengan pasal 338 atau 340 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara,” beber Edy Siswanto. (sta/sho)

Tuding Ada Kolusi dalam Penempatan Pejabat Pasuruan-HARIAN BANGSA Kalangan LSM menyoal pejabat yang terlalu lama berdinas di salah satu satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Sehingga, muncul dugaan praktek KKN dalam penempatan

pejabat tersebut. Salah satu pejabat yang mendapat sorotan yakni Kabag Rapat dan Perundang-undangan Sekretariat DPRD (Sekwan) Kabupaten Pasuruan, M Nur Kasan. Sebab, sejak menjadi

pegawai negeri sipil (PNS) selama hampir 20 tahun, dia berdinas dilingkungan Sekwan DPRD Kabupaten Pasuruan. Mulai sebagai staf pendamping komisi, kasubag TU, kasubag bendahara gaji Kabag Rapat dan Perundang-undangan Sekretariat DPRD (Sekwan) Kabupaten Pasuruan. “Pak Nur Kasan sudah hampir 20 tahun lamanya menjadi PNS di l ingkungan Sekwan. jelas membuat tanda tanya besar, kenapa selama 20 tahun menjadi PNS dan memperoleh jabatan empuk, enak, dan strategis di Sekwan,"ujar Wakil Ketua LSM Gantung, Adi Prayitno dengan nada heran, kemarin. Dia juga mempertanyakan, apakah tidak ada lagi PNS di lingkungan Pemkab Pasuruan yang kepangkatannya, wawasan ataupun kriteria lainya bisa menjabat Kabag Rapat dan Perundang-undangan Sekretariat DPRD (Sekwan) Kabupaten Pasuruan. “Saya menduga ada praktek kolusi. Tidak hanya itu saja, saya juga menduga ada praktek nepotisme sehingga menutup kesempatan bagi orang lain,"ujarnya.

Sementara Sekwan DPRD Kabupaten Pasuruan DP Suwarno ketika dikonfirmasi mengaku tidak ada urgensi memindahtugaskan M Nur Kasan ke SKPD lainnya. “ Kalau di era Pak Daelami menjabat sebagai Sekwan, saya tidak tahu kalau telah terjadi yang dituduhkan LSM itu,"ungkapnya. Sedangkan M Nur Kasan ketika dikonfirmasi mengatakan sinyalemen LSM tersebut ngawur. "Ah, (tud ingan) itu hanya ungkapan ngawur saja dari LSM,"tukasnya. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Ir Sutar ketika ditemui mengatakan tidak ada kedekatan dengan M Nur Kasan. "Lha laopo aku kolusi, nepotisme karo M Nur Kasan iku (kenapa saya kolusi, nepotisme sama M Nur Kasan itu),"tegasnya. Sementara Kepala BKD Pemkab Pasuruan Henis mengatakan dasarnya selama tidak ada usulan dari pimpinannya dan penilaian BKD Pemkab Pasuruan terhadap pejabat yang bersangkutan baik, menguasai tupoksi, maka tidak ada pergeseran. (l is/ bmg/sho)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.