Didaktika Edisi 41

Page 24

LAPORAN UTAMA WAWANCARA KHUSUS

M

ulai 2003, UNJ sudah ambil ancang-ancang menuju Entrepreneurial University. Banyak kebijakan yang dikira bakal mendukung terciptanya Entrepreneurial University digulirkan, otonomi penuh diberikan kepada jurusan hingga fakultas. Geliat usaha membludak. Salah satu yang patut dicatat adalah hadirnya Fakultas Ekonomi, sebagai dampak keleluasaan otonomi yang diberi universitas. Dan sejak berdiri, FE UNJ sudah mengawal dan mengusung jargonjargon entrepreneurship. Berikut adalah petikan wawancara reporter Didaktika, Jabbar Ramdhani dan Citra Nuraini dengan Pembantu Dekan Bidang Akademik FE UNJ. Bagaimana konsep entrepreneur yang dijalankan UNJ? Jiwa entrepreneur mahasiswa UNJ didasari ketika kita merenungi visi UNJ. Salah satu indikatornya menciptakan manusia berjiwa entrepreneur. Ini juga dituangkan ke dalam visi Fakultas Ekonomi. Dalam implementasi kebijakan kita ada tiga arah, yang pertama adalah akademik. Yaitu dengan mewajibkan mata kuliah kewirausahaan. Di mana entrepreneur dimasukkan ke setiap mata kuliah. Jadi secara de jure itu menjadi suatu mata kuliah yang wajib tetapi de facto kewirausahaan ada di tiap mata kuliah (integrated curriculum). Kemudian di bidang manajemen kelembagaan. Good government mulai dari prodi, jurusan maupun dekanat. Semua kita arahkan dengan pendekatan praktik kewirausahaan. Pengertiannya, entrepreneur bukan sekadar dagang tetapi lebih pada prinsip entrepreneur lain seperti kerja keras. 24 Edisi 41 - 2011 - DIDAKTIKA

FE berdiri sendiri. Istilahnya fakultas swadana. Satu rupiah pun uang keluar harus imbang dengan hasil. Itu orang ekonomi. Bukan pelit. Efisiensi anggaran harus diterapkan. Prinsip atau filosofi entrepreneur diterapkan dalam manajemennya. Memaksa budaya entrepreneur hanya dari atas ke bawah tidak bagus, tidak bisa satu arah. Kalau mau menimbulkan budaya entrepreneur semua komponen harus terlibat. Tidak hanya dari pemimpin. Harus juga ada pola bottom-up. Ketiga dari kemahasiswaan, saya terus memberikan masukan pada PD III, mahasiswa harus ditimbulkan daya juangnya. Saya tidak menyangka anak FE bisa menang dalam lomba akuntansi, saya melihat kepercayadirian mereka. Itu salah satu implementasi tentang bagaimana menumbuhkan semangat kewirausahaan. Keberhasilan entrepreneur bukan dilihat dari banyaknya proposal kewirausahaan yang dibuat. Tetapi merubah paradigma untuk menjadi lulusan yang tidak hanya mencari pekerjaan tetapi menciptakan lapangan pekerjaan. Kenapa entrepreneur menjadi hal penting? Jangan mengaku orang ekonomi kalau tidak mengedepankan entrepreneur. Prinsip entrepreneur bagaimanapun dasarnya ilmu ekonomi. Tapi kita tidak mau menerjemahkan entrepreneur jadi orang yang buka usaha. Kalaupun ia sebagai pekerja jadilah pekerja yang punya semangat entrepreneur. Misal kalau employ, be star employ! Kapan mulai diterapkan? Sejak berdiri tahun 2005, Fakultas Ekonomi sudah menerapkan entrepreneur .

REPRO/ISTIMEWA

Dedi Purwana: Kulturnya Belum Terbangun

Dan fakultas lain sudah mengikuti. Terutama dari segi manajemen kelembagaannya. Di mana titik singgung antara LPTK dengan entrepreneur? Justru entrepreneur yang jadi titik singgungnya. FE tidak membedakan antara prodi pendidikan dengan non pendidikan dalam kemasan dan operasionalnya. Keberadaan non dik harus menganut semangat fertilisasi. Salah satu semangat IKIP berubah menjadi UNJ karena lulusan IKIP ditengarai tidak menguasai konten keilmuan. Keberadaan non dik ini sebagai fertilisasi atau penyuburan. Artinya dosen prodi pendidikan itu kan kuat di pedagogi. Sedang di nondik kurang, jadi sharing keilmuan di sini. Jika output-nya guru, bagaimana entrepreneur? Bagaimana guru yang ber-entrepreneur ? Ya, guru yang punya karakter atau semangat kewirausahaan. Guru yang punya disiplin tinggi, suara hati nurani. Untuk menghasilkan sosok guru yang demikian maka kurikulum menerapkan kewirausahaan. Kita tidak mau menciptaan guru yang berjualan buku pada muridnya. Itu kan kelas penjual. Sedang kelas pengusaha bisa menciptakan lembaga pendidikan sendiri. Jualan itu hanya untung sendiri. Tapi beda dengan buka sekolah, bimbel, atau konsultan pendidikan. Itu idealnya. Efektifitas dari progam integrated curriculum, sudahkan diukur? Belum, harus semua prodi yang diukur efektifitasnya. Mudahnya begini,


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.