RADAR LAMPUNG | Senin, 30 Desember 2013

Page 17

RAGAM

SENIN, 30 DESEMBER 2013

17

Kritisi Hasil Rekrutmen CPNSD

Alfian Husin BANDARLAMPUNG – Setelah beberapa kali ditunda, pengumuman hasil tes calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) Lampung akhirnya diumumkan pada Jumat (27/12). Meski pemerintah telah berjanji

rekrutmen CPNSD dilakukan secara jujur dan bersih, dengan adanya dua kali penundaan pengumuman, mungkinkah janji itu dapat dipercaya? Carut-marut perekrutan CPNSD di Lampung seolah menjadi masalah klasik yang tak ada solusi. Hal ini mengundang keprihatinan sejumlah elemen, termasuk Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Alfian Husin, Hi. Alfian Husain, S.H. Ia menilai sistem perekrutan CPNSD di Lampung yang belum mengedepankan transparansi dan profesionalisme ini sungguh sangat disayangkan. Selain akan melahirkan SDM yang tak berkualitas di jajaran institusi pemerintahan, perekrutan CPNSD yang tidak transparan juga dikhawatirkan semakin mengurangi kepercayaan publik terhadap pemerintah. ’’Sistem rekrutmen PNS,

khususnya di Lampung, masih belum mengedepankan transparansi. Mulai tes tertulis dan baru diumumkan beberapa bulan kemudian. Hal ini menumbuhkan pertanyaan siapa yang mengawal dan mengawasi lembar jawaban? Kejadian di OKU, Sumsel, di mana BKD menganulir 5 peserta menjadi bukti bahwa penerimaan CPNSD sarat persoalan,” katanya. Dikatakan calon anggota DPR RI dari PAN nomor urut 4 ini, rekrutmen CPNSD seharusnya menjadi awal dari pembentukan pemerintahan yang bersih. Jika pada proses awal rekrutmen sudah transaksional, maka saat telah menjadi PNS mereka akan melakukan praktik korupsi untuk mengembalikan biaya menjadi PNS. ’’Kalau dari awal telah terjadi proses rekrutmen yang transaksional, sudah barang tentu saat menjadi PNS akan berusaha

mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan. Sudah saatnya kita lahirkan tunas-tunas muda penerus birokrasi di Indonesia lewat penjaringan yang steril,” ungkapnya, Sabtu (28/12). Apalagi untuk daerah. Bukan rahasia lagi, ketika tes penerimaan pegawai negeri akan menjadi ladang korupsi para pejabat. Walaupun memang nyatanya masih ada pula orang-orang beruntung yang lolos menjadi PNS tanpa uang, Itu pun dapat terhitung jumlahnya dari sekian banyak formasi tiap tahun. Jika pemerintah benar-benar serius untuk murni dalam rekrutmen, harus ada regulasi yang baik dalam tata cara pelaksanaan tes. Mungkin Pemprov Lampung dapat mencontoh provinsi-provinsi lainnya dalam menerapkan sistem perekrutan CPNSD. Seperti Jakarta dan beberapa provinsi di Jawa yang

sudah menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Sistem CAT akan menjamin hasil seleksi yang objektif, transparan, dan akuntabel. Sebab setelah ujian, peserta dapat melihat skor masing-masing. Sistem CAT juga menggunakan passing grade yang di antaranya untuk menilai tes wawasan kebangsaan, tes wawasan umum, dan tes karakteristik. Mungkin dengan cara ini dapat meminimalisir kecurangan, walaupun mungkin masih tetap saja ada celah, tapi setidaknya kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin tinggi. Ia berharap masalah perekrutan ini bisa menjadi perhatian serius pemerintah, karena untuk menciptakan pemerintahan yang bersih semua dimulai dari proses input yang bersih, jujur dan adil. (rls/p7/c1/adi)

Terapkan Rekayasa Arus Lalu Lintas PRINGSEWU – Mengantisipasi kemacetan lalu lintas menjelang malam pergantian tahun , Satuan Lalu Lintas Polres Tanggamus melakukan pengalihan arus lalu lintas di sejumlah jalan protokol di Pringsewu. Menurut Kasatlantas Polres Tanggamus AKP Bestiana, S.I.K., rekayasa lalu lintas itu hasil koordinasi pihaknya dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Pringsewu. Bahkan pengemudi truk sejenis fuso dan tronton, khususnya yang akan melintasi jalan protokol di Pringsewu, diminta tidak mengoperasionalkan kendaraannya. Yakni

dari pukul 19.00–02.00 WIB. Untuk pengalihan arus lalu lintas menyusul peringatan tahun baru di Kabupaten Pringsewu di lokasi pendopo yakni bagi kendaraan dari arah Kotaagung menuju Bandarlampung dialihkan melalui Jalan Olahraga-Jalan Satria-Jalan K.H. Gholib. Selanjutnya menuju Jl. A. Yani. Sementara kendaraan dari arah Bandarlampung menuju Kotaagung dialihkan melalui Jalan K.H. Dewantara-Jalan Palapa dan keluar kembali ke Jalan Jenderal Sudirman. (sag/ p7/c1/adi)

FOTO AGUS SUWIGNYO

KOORDINASI: Kasatlantas Polres Tanggamus AKP Bestiana, S.I.K. melakukan koordinasi dengan Dishub Pringsewu tentang rencana pengalihan arus lalu lintas.

Pererat Silaturahmi dengan Outbound

FOTO YUYUN

SEMANGAT!: Gathering and outbound frontliner PT Samsung Electronic Indonesia (SEI) di Taman Wisata Lembah Hijau kemarin.

BANDARLAMPUNG - Guna meningkatkan semangat dan kebersamaan antar-frontliner, PT Samsung Electronic Indonesia (SEI) mengadakan gathering and outbound dengan mengundang band ternama asal Lampung, Hijau Daun. Kegiatan bertajuk Meraih Sukses Bersama Samsung ini bertempat di Taman Wisata Lembah Hijau kemarin. Regional Sales and Marketing

Officer Rusdiyanto mengatakan, kegiatan yang diikuti 125 frontliner dari seluruh cabang Samsung yang ada di Lampung ini bertujuan meng hilangkan kepenatan yang ada selama menjalani rutinitas sehari-hari. Sehingga saat kembali bekerja dapat memiliki semangat baru. Kegiatan seperti ini juga diharapkan mempererat tali silaturahmi dan menambah

keakraban antar-frontliner. Serta mampu meningkatkan kinerja yang berimbas pada peningkatan penjualan perusahaan. ’’Kami memilih Lembah Hijau karena lokasinya yang representatif berada di dalam kota, fasilitas yang ditawarkan sangat lengkap, sarana dan prasarana yang dimiliki memadai, serta harganya terjangkau untuk semua kalangan,” tutupnya. (yun/p7/c1/adi)

FOTO IST

UNJUK RASA: Sebanyak 1.200 warga dari Kampung Sungaisidang, Mesuji, dan Teladas, Kecamatan Denteteladas, Tulangbawang, saat unjuk rasa beberapa waktu lalu.

Warga Tuntut Hak Tanah Adat MENGGALA - Sebanyak 1.200 warga dari Kampung Sungaisidang, Mesuji, dan Teladas, Kecamatan Denteteladas, Tulangbawang, melakukan unjuk rasa terhadap Tomini Majid, ketua Marga Aji versi Megou Pak Tulangbawang. Perwakilan tokoh masyarakat, Topa, mengatakan bahwa protes itu lantaran adanya dugaan Tomini telah mengklaim tanah eks PT DCD sebagai miliknya. ’’Padahal, wilayah tersebut bukan hanya milik dia,” kata Topa. Dipaparkan, PT DCD telah mengembalikan tanah kepada kampung-kampung tersebut yang kemudian berbagi perbatasan. Sungaisidang dan Teladas berbatasan sampai Sungai Mesuji Kecil. Luas wilayah Teladas sampai ke Sungai Mesuji kecil ± 10.000 hektare (ha) di luar tanah (R), milik Sungaisidang seluas ± 6. 250 ha, yang letaknya di blok 7 dan blok 8. ’’Sejak dahulu tidak ada masalah. Nah, kenapa dia (Tomini Majid, Red) ingin mengacaukan?” tanya Topa. Karena itulah, Topa dan warga kampung lainnya berharap kepada Bupati Tuba Hanan A. Rozak untuk dapat meluruskan pemasalahan ini, serta memanggil Tomini Majid supaya masalah tersebut segera diselesaikan. Terpisah, Ketua Tim Penyelesaian Tanah Adat Komunitas Masyarakat Hukum Adat Kampung Teladas Akhmad Syukri Isa, S.E., Ak. mengatakan, aksi yang dilakukan masyarakat ini merupakan bentuk protes. ’’Surat bupati Tuba saat itu Abdurachman Sarbini dengan nomor 130/73./1.03./2012 tentang lahan hak Marga Aji Kecamatan Rawajitu Timur yang

mengklaim tanah eks PT DCD di wilayah Bumi Dipasena dan sekitarnya ditujukan kepada Tomini Majid. Padahal, tanah tersebut milik masyarakat hukum adat Kampung Teladas,” ungkapnya kemarin (29/12). Adapun surat tersebut di atas, imbuhnya, bertentangan dengan Surat Keputusan Residen (SKR) Lampung Nomor: 153/ D/1952 tanggal 3 September 1952 tentang Penghapusan Marga dalam Keresidenan Lampung dan Pembentukan Kesatuan Daerah dalam Keresidenan Lampung dengan nama ’’Negeri”. Hal ini disebabkan isi surat itu langsung menunjuk tanah ulayat tersebut di atas adalah milik masyarakat Marga Aji hanya dengan alasan historis atau sejarah. Padahal kenyataannya, kekuasaan marga telah dihapus sejak tahun 1952. Dia menambahkan, dengan dihapusnya marga, otomatis masing-masing kampung yang ada dalam Megou Pak Tulangbawang (Marga Tegamoan, Marga Buai Bulan, Marga Suway Umpu, dan Marga Aji) yang bermukim di kampung-kampung tua menentukan batas kampungnya di wilayah tanah ulayat masing-masing. Di antaranya Kampung Pagardewa berbatasan dengan Kampung Banjaragung, Kampung Menggala berbatasan dengan Kampung Bakung, Kampung Bakung berbatasan dengan Kampung Gunungtapa, dan Kampung Gedungaji, Penawar, serta kampung Gunungtapa berbatasan dengan Kampung Gedungmeneng. Sedangkan Kampung Gedungmeneng berbatasan dengan Kampung Teladas. (nur/p7/c1/adi)

Pentingnya Pendidikan Inklusif untuk ABK BANDARLAMPUNG - Bertempat di ruang pertemuan Hotel Emersia, Dinas Pendidikan Lampung bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan PK LK menyelenggarakan workshop bagi guru SD dan SMP. Kegiatan pada Jumat (27/12) itu bertajuk Peran Guru Pendamping Khusus (ABK) pada Pendidikan Inklusif dalam Rangka Meningkatkan Akses dan Mutu PK PLK SDLB/ SMPLB Provinsi Lampung 2013. Workshop ini bertujuan menyosialisasikan pendidikan inklusif pada guru mata pelajaran yang

memiliki anak berkebutuhan khusus serta mendorong kesadaran publik tentang pentingnya pendidikan inklusif bagi ABK. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi yang menyebutkan pemerintah kabupaten/kota wajib menunjuk minimal satu sekolah per level pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi di setiap kecamatan. Dengan demikian, jelas bahwa ABK juga berhak menempuh pendidikan layaknya anak

usia sekolah pada umumnya. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Lampung Meladi, S.E., M.Si. berkeyakinan, guru memiliki pengalaman empiris yang lebih luas sebagai modal memahami ABK. Sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada ABK untuk beradaptasi di masyarakat. Dengan adanya pendidikan inklusi, maka akan menumbuhkan empati antara ABK dan anak normal yang membuat ABK tidak dikucilkan dalam memperoleh pendidikan. Kemudian ditegaskan pula

oleh Drs. Ciptono, kepala SLB Negeri Semarang, pendidikan inklusif adalah cara mewujudkan education for all termasuk ABK. Di mana sekolah inklusi menyediakan kesempatan bagi ABK untuk menempuh pendidikan bersama anak usia sekolah pada umumnya di satu sekolah. Pada sesi penyampaian materi, ia memaparkan kepada para peserta terkait teknik penanganan ABK, di mana mengajar anak autis merupakan tugas yang menantang. Terutama bagi yang belum pernah memiliki pengalaman menangani

anak-anak dengan ketidakmampuan belajar. Perlu disadari, autisme memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif. Workshop selama empat hari (27-30/12) itu juga menghadirkan tiga narasumber lainnya yang konsen dalam bidang pendidikan inklusi. Yaitu dari Direktorat Pembinaan PK LK, dosen Uninus Bandung yang merupakan pakar inklusif dan ABK Joko Yuwono, M.Pd. serta dari Pengawas Kecamatan Boyolali Panti Hartani, S.Pd., M.Si. (ynk/p7/c1/adi)

FOTO YUNIKE PURNAMA PUTRI

SAMPAIKAN MATERI: Salah satu narasumber Drs. Ciptono, kepala SLB Negeri Semarang, menyampaikan materi tentang teknik penanganan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Hotel Emersia, Sabtu (28/12).


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.