RADAR LAMPUNG | Sabtu, 6 Agustus 2011

Page 12

12

SABTU, 6 AGUSTUS 2011

6 Agustus 04.40 WIB 04.50 WIB

Sulaiman Bardan

JELANG dan selama Ramadan 1432 Hijriah, Radar Lampung bekerja sama dengan para ulama serta dai di Lampung membuka dialog seputar pelaksanaan ibadah Ramadan. Kali ini, pertanyaan dijawab oleh Ustad Sulaiman Bardan. Kirimkan pertanyaan Anda ke 085279977848.

Pertanyaan ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb. Pak Ustad, mau tanya. Bagaimana jika ibu menyusui berpuasa? Sah atau tidak puasanya? Mohon penjelasannya. Terima kasih banyak. (085381033***) Jawaban Waalaikumsalam Wr. Wb. Jika yang bersangkutan baru saja melahirkan, artinya perempuan itu masih dalam posisi nifas. Maka tidak diperbolehkan untuk berpuasa dan wajib nantinya mengganti (membayar) puasa itu. Namun, jika perempuan itu menyusui dan tidak dalam posisi nifas, boleh-boleh saja berpuasa. Puasanya itu sah. Namun, yang patut diketahui, Allah memberikan keringanan kepada orang yang sedang menyusui untuk tidak berpuasa. Sebagaimana di dalam hadis Rasulullah SAW mengatakan: ’’Sesungguhnya Allah telah membolehkan bagi musafir meninggalkan puasa dan mengurangi salatnya, sebagaimana Allah telah memperbolehkan wanita hamil dan menyusui anaknya untuk meninggalkan puasanya.’’ (HR. Ahmad). (*)

’’SUNGGUH telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kalian shaum di dalamnya. Pada bulan itu, pintu-pintu surga dibuka, sedang pintu neraka di tutup, dan setan-setan dibelenggu. Dalam bulan itu terdapat malam yang lebih baik dari malam seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikan pada malam itu, maka sungguh ia telah merugi.” (HR Ahmad dan An-Nasa’i)

FOTO EKA YULIANA

FESTIVAL RAMADAN: Aneka makanan, mulai dari makanan pembuka hingga menu makan malam, disajikan dalam Festival Ramadan yang digelar Hotel Novotel Lampung.

Festival Ramadan di Novotel BANDARLAMPUNG – Berbagai cara dilakukan pusat perbelanjaan, hotel, dan restoran menyambut Ramadan. Seperti Hotel Novotel Lampung yang menggelar program Festival Ramadan. Executive Assistant Manager Novotel Lampung Rulvastina Randy mengatakan, konsep yang disajikan pada festival Ramadan tahun ini berbeda dengan tahun lalu. ’’Tahun ini menyajikan aneka makanan. Mulai dari makanan pembuka hingga menu makan malam,” kata dia. ’’Anda dapat mengajak keluarga, kerabat, serta rekan kerja untuk berbuka sepuasnya di restoran The Square dan menikmati berbagai hidangan yang ada,” urainya. Menu yang disiapkan seperti aneka takjil, belasan jenis es, masakan tradisional dan internasional, pondokan, dan live

cooking oleh chef berpengalaman. ’’Mulai gorengan, jajanan pasar, bubur, kolak, hingga puding kami sediakan,” katanya. Untuk menikmati berbagai makanan itu, pengunjung dikenai biaya Rp139 ribu bagi perorangan. Namun, untuk grup hanya Rp119 ribu per orang. Kemudian ditawarkan paket CSR. Yakni jika ada perusahaan atau instansi yang ingin berbuka puasa dengan anak yatim, maka harga yang ditawarkan hanya Rp89 ribu per orang. ’’Itu bentuk kepedulian kami pada bulan yang mulia ini,” kata Tina. Bagi yang tertarik dengan paket ini, Tina menyarankan untuk reservasi terlebih dahulu. Festival Ramadan akan digelar sebulan penuh. Sementara pada hari raya Idul Fitri, Novotel menawarkan sajian

menu Lebaran kepada tamu yang datang. Lebih jauh Rulvastina menjelaskan, selama Ramadan, paket kamar yang ditawarkan juga lebih hemat. Normalnya harga kamar di Novotel Rp723 ribu per malam. Namun, selama Ramadan hanya Rp574.750. ’’Anda hanya menambahkan Rp500 saja untuk dapat menikmati makan sahur di hotel kami. Sajian menu yang disajikan pun tak kalah lengkap dengan menu berbuka puasa,” terangnya. Diketahui, Novotel merupakan hotel di Lampung yang memiliki view paling indah. Hotel ini memiliki executive floor yang menyajikan banyak fasilitas. Mulai dari executive lounge, yakni lounge yang dikhususkan untuk penghuni dua lantai itu. Selain itu, di dua lantai eksklusif ini disediakan pen house dan suite room.

Hotel di Jl. Gatot Subroto ini juga memiliki kamar tipe superior dengan tiga kategori yang berjumlah 198 kamar. Yakni mountain view, ocean view, dan superior. Ditambah 25 kamar di exclusive floor, maka total terdapat 223 kamar yang disediakan Novotel. Untuk kamar tidur, tersedia di lantai tiga hingga enam belas. Sedangkan lantai dua khusus meeting room. Di lantai ini terdapat lima meeting room yang mampu menampung 80–100 orang. Yakni ambassador, parlemen, councelor, governor, dan regent. Kemudian untuk lantai satu diperuntukkan lobi, restoran, dan bar. Lalu, di lantai B1, Novotel menyediakan kolam renang, fitness center, karaoke, dan spa. Sementara untuk lantai B2 untuk diskotek. (eka/c2/ais)

Jaga Tiga Hal Selama Puasa ADA dua syarat agar ibadah kita diterima Allah SWT. Ini terangkum dalam kalimat syahadat. Pertama, asyhadu alla ilaaha illallah, yang artinya tidak ada Tuhan selain Allah. Hal ini berarti ibadah kita ditujukan hanya karena Allah. Puasa yang kita lakukan ikhlas karena Allah. ’’Kunci pertama ini adalah ikhlas,” kata K.H. Bukhari Muslim saat memberikan siraman rohani di Balai Keratun Pemprov Lampung kemarin (5/8). Kegiatan ini dilakukan Pemprov Lampung selama bulan Ramadan. Hal kedua ada pada asyhadu anna muhammadar Rasulullah yang memiliki makna seluruh ibadah kita sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Menurut Bukhari, ada tiga hal yang perlu dijaga saat berpuasa. Pertama, menjaga kewajiban-kewajiban kita terhadap Allah, seperti salat, zakat, dan lainnya. ’’Tidak ada celah untuk meninggalkan salat, kecuali anak kecil hingga ia balig, orang tidur sampai ia bangun, orang gila sampai ia sembuh, dan wanita yang haid sampai selesai,” urainya. Dilanjutkan, selain dari hal-hal itu, dalam keadaan apa pun salat tidak bisa

ditinggalkan. ’’Untuk zakat, seseorang yang masih kekurangan hingga ia meninggal, maka gugurlah kewajiban membayar zakatnya,” sebutnya. Selain kewajiban puasa, mencari nafkah juga jangan ditinggalkan. ’’Jangan karena berpuasa, tanggung jawab terhadap yang wajib kita tanggung tidak dijalankan. Jangan sampai kita mempersulit. Allah menginginkan kemudahan dan Allah tidak menginginkan kesulitan,” papar Bukhari. Demikian pula ibadah puasa yang disyariatkan kepada kita. Apabila seseorang justru dikhawatirkan tertimpa bahaya dengan melakukan puasa, maka dia diperbolehkan, bahkan lebih utama untuk tidak berpuasa ketika itu. Seperti orang yang sedang sakit dan bepergian jauh. Allah berfirman: ’’Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada harihari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al Baqarah: 185). Kita juga wajib menjaga puasa. Seperti hadis yang diriwayatkan bahwa Nabi SAW

FOTO HAIRUL

SIRAMAN ROHANI: K.H. Bukhari Muslim saat memberikan siraman rohani di Balai Keratun Pemprov Lampung kemarin (5/8).

bersabda: ’’Barangsiapa berbuka pada siang hari bulan Ramadan tanpa ada uzur (alasan) dan bukan pula karena sakit, maka perbuatan semacam ini tidak bisa digantikan dengan puasa setahun penuh jika dia memang mampu melakukannya.” ’’Janganlah tinggalkan ibadah puasa kita, kecuali ada uzur-uzur tertentu yang membolehkan untuk tidak berpuasa,”

Kaki Langit

tegas Bukhari. Hal kedua yang harus dijaga ketika puasa adalah menghindari perbuatan dosa dan maksiat. ’’Jadi yang puasa bukan hanya perut. Melainkan seluruh anggota tubuh kita, termasuk hati juga berpuasa,” urainya. Bukhari meneruskan, hal ketiga yang harus dijaga adalah memelihara ibadah-ibadah sunah yang ada pada bulan puasa. Misalnya salat tarawih. (shn/c2/ais)

Terima Kasih kepada Pemberi Rezeki Pekerjaan berat dijalani Husin tanpa kenal lelah. Demi memenuhi kebutuhan keluarganya, ia rela jalan kaki berkilo-kilo meter menjajakan bambu.

Laporan Hairul, BANDARLAMPUNG USIANYA sudah 70 tahun. Namun, Husin tidak mengenal kata lelah. Ia menyusuri jalan Kota Bandarlampung sambil memanggul bambu. Tidak kurang dari 30 batang bambu dibawanya setiap hari. Husin mengaku sudah 30 tahun menjual bambu. ’’Saya berangkat dari rumah sehabis salat zuhur,” kata warga Batuputu, Telukbetung Utara, Bandarlampung, ini. Ia mengungkapkan, dirinya hanya tinggal berdua dengan istri. ’’Kalau anak, saya tidak punya. Jadi sehari-hari saya tinggal bersama istri,” kata dia. Diakui Husin, penghasilannya dari menjual bambu sangat minim. Bahkan saat ditemui sore kemarin, Husin mengaku belum satu pun bambu yang dibawanya terjual. Sementara terlihat dirinya sudah berjalan cukup jauh. Bahkan kemeja lengan panjang dan celana yang dikenakannya tampak lebih lusuh karena terkena debu jalanan. Meski begitu, Husin mengaku tetap ikhlas menjalani pekerjaannya. ’’Kalau

FOTO HAIRUL

TAK KENAL LELAH: Usianya yang lanjut tidak menyurutkan langkah Husin untuk tetap berusaha. Setiap hari, ia berkeliling kota menjual bambu.

rezeki mah tidak ke mana,” kata lelaki yang mengenakan topi hijau itu yakin. Secara kebetulan, ketika sedang berbincang dengan Radar Lampung, dua pria mendatangi Husin. Ternyata, mereka berniat membeli bambu. ’’Tuh lihat saja. Kalau memang sudah rezekinya, jelas sekali tidak akan ke mana,” sebutnya. Husin pun beberapa kali mengucapkan syukur. Radar Lampung sempat memerhatikan proses tawar-menawar harga yang terjadi

antara Husin dan kedua pria itu. Akhirnya disepakati dua batang bambu dibeli dengan harga Rp10 ribu. ’’Satu batang memang saya jual Rp5 ribu. Harga itu tergolong murah bila dibandingkan jerih payah saya menjual bambu tersebut,” ujarnya pelan. Husin pun mengaku banyak cerita yang didapat dari menjual bambu. Mulai dari rasa lelah hingga pulang tanpa membawa hasil apa-apa. ’’Pernah dalam sehari tidak ada sama

sekali bambu yang terjual. Kalau sudah begitu, saya tidak bisa berbuat banyak. Apa yang ada di rumah dimakan, pokoknya tidak pernah makan enak,” katanya. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Husin mengatakan, istrinya menjadi pengajar ngaji. Biasanya yang datang adalah anak-anak dekat rumah. Namun, Husin mengaku istrinya sendiri tidak pernah mematok pembayaran dari mengajarkan ngaji. ’’Seikhlasnya saja. Kadang juga tidak sedikit orang tua yang anaknya diajarkan istri saya membayar dengan sayuran atau buah-buahan. Kami menerima saja, rezeki itu tidak hanya dalam bentuk uang,” jelasnya. Di sisi lain, Husin mengatakan, sulitnya hidup tidak membuat ia melalaikan ibadah. Walaupun harus memikul bambu dan membawanya berjalan mencari pembeli, dirinya tetap melakukan ibadah puasa. ’’Setahu saya, yang hanya diberikan keringanan untuk tidak berpuasa itu adalah seorang musafir. Nah, kalau saya ini kan bukan musafir. Lantas, tidak ada alasan dong saya untuk tidak berpuasa,” kata Husin tegas. Karena itu, ia tidak pernah ketinggalan untuk menjalan ibadah puasa. Begitu juga salat. Jika sedang berjualan, Husin selalu menyempatkan diri untuk salat di masjid terdekat. ’’Saya harus berterima kasih kepada yang telah memberi saya rezeki,” tutupnya. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.