Permasalahan Sertifikasi Tanah

Page 14

kota Nanggroe Aceh Darussalam sebanyak 514,150 orang1 Akibat yang lain, surat-surat kepemilikan yang dimiliki oleh masyarakat juga turut hilang karena juga tersapu pada saat bencana itu terjadi. mereka yang selamat pun belum tentu mempunyai surat kepemilikan tanahnya. selain itu lembaga-lembaga terkait yang memiliki salinan dan arsip dokumendokumen hak kepemilikan tanah masyarakat juga ikut hancur dan hilang karena kantornya turut terkena bencana. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai kerusakan dan kerugian di kedua wilayah tersebut secara total diperkirakan mencapai Rp. 41,4 triliun, dimana sebagian besar (78%) merupakan aset hak milik masyarakat (nonpublik), sementara sisanya merupakan aset pemerintah. Bencana tsunami yang terjadi, menelan banyak korban, selain itu juga menghancurkan berbagai bangunan, termasuk perumahan. dan mengakibatkan sulitnya melacak batas-batas tanah yang ada. Batas-batas tanah menjadi semakin sulit terlacak terutama setelah dilakukannya pembersihan dan pembenahan dengan menggunakan alat-alat berat selama beberapa kali dilakukan. Paska bencana, pada masa darurat, masyarakat kembali ke tempat tinggal mereka semula, untuk dapat mengenali rumah atau tanah mereka atau apa saja yang tertinggal disana. Mereka kemudian mencoba mengidentifikasi kembali tanahnya, disinilah kesulitan itu mulai terjadi. Mereka yang selamat belum tentu dapat mengenali secara 1

Buku Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Aceh dan Nias, Sumatera Utara, Buku Utama.

2

laporan analisis

Dampak bencana bagi kondisi pertanahan di Aceh

detil

[Data UNDP]

80,000 hektar

Tanah yang terkena dampak tsunami

100,000 hektar

Bidang tanah yang musnah

10,000

Buku tanah yang hilang dan rusak Hilangnya kartu identitas diri penduduk* Rusaknya sejumlah kantor BPN dan berkurangnya sekitar 30% staf BPN [*] Diperkirakan hampir semua masyarakat Aceh yang masih hidup paska bencana kehilangan identias dirinya.

ukuran luas tanahnya. hal ini dikarenakan oleh beberapa sebab, yaitu: 1. Mereka yang selamat mungkin saja si ibu, atau si anak, atau si ayah, atau kakek, nenek dan lain sebagainya (mereka yang akhirnya disebut sebagai ahli waris) yang belum tentu memahami secara persis ukuran tanahnya, atau juga mereka susah untuk membuktikan bahwa tanah yang mereka kenali itu dapat mereka klaim sebagai tanah mereka, karena identitas mereka pun tidak ada. 2. Mereka yang selamat mungkin pindah ke daerah atau wilayah lain, bergabung dengan anggota keluarga/saudara yang lain. Kondisi seperti ini kemungkinan akan luput dari pendataan kembali, karena statusnyapun belum diketahui apakah selamat dari bencana atau tidak. 3. Pimpinan desa tidak selamat, dan digantikan dengan pimpinan baru, yang


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.