waspada senin 7 desember 2009

Page 29

Aceh

27 Gajah Mengamuk, Puluhan Hektar Pohon Kelapa Sawit Musnah

WASPADA Senin 7 Desember 2009

Waspada/Zainal Abidin

DIPERBAIKI: Pekerja memperbaiki kembali oprit jembatan di Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara yang hancur akibat hantaman air dari Krueng Pase, Minggu (6/12).

Abrasi Krueng Pase Mengancam Pemukiman LHOKSEUMAWE (Waspada): Sungai Krueng Pase di kawasan Mbang Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara mengalami abrasi beberapa bulan terakhir. Akibatnya puluhan hektar kebun warga dan pemukiman penduduk terancam banjir. Empat gampong yang terancam banjir, masingmasing Gampong Krueng Mbang, Pulo Meuria, Dayah Supeng dan Gampong Pedari. Bencana abrasi yang terakhir terjadi pertengahan November 2009 menyebabkan air meluap ke kebun kelapa sawit warga melalui alur sungai mati di sekitar Krueng Pase. Selain itu menurut Kepala Desa Krueng Mbang, Asnawi Zakaria kepada Waspada, Minggu (6/12), air juga menghancurkan jembatan di atas sungai mati yang baru dibangun. “Rumah warga sekitar ibu kota kecamatan yang dilintasi sungai juga bisa hanyut,” jelas Asnawi. Dia menceritakan, sungai mati yang melintasi kebun dan rumah warga ujungnya hanya beberapa meter dari Sungai Krueng Pase. Akibat abrasi, air sungai yang berhubungan langsung dengan Laut Tawar di Takengon masuk ke sungai mati di Kecamatan Geureudong Pase, sehingga kebun warga tergenang. Sementara tokoh warga, Zulkifli Rasyid, 43, menjelaskan, satu-satunya cara untuk melindungi kebun dan pemukiman warga dengan membangun tanggul di sekitar pinggiran sungai yang abrasi. “Sehingga ketika banjir, air tidak masuk ke sungai mati,” jelasnya. Dengan cara tersebut, rumah-rumah dan kebun sawit masyarakat empat desa dapat diselamatkan. Di antara infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat banjir pertengahan bulan lalu, adalah jembatan plat beton tidak jauh dari pasar ibu kota Kecamatan Geureudong Pase. Jembatan yang panjangnya sekitar 10 meter di atas sungai mati, terpaksa diperbaiki kebali meski baru selesai dibangun. Oprit jembatan yang dibangun dengan APBK Aceh Utara TA-2008 tersebut hancur dihantam banjir. Begitu juga dengan sejumlah batang sawit yang baru berusia dua bulan, mati tergenang. Warga sangat mengharapkan dibangun tanggul di pinggir Sungai Pase sehingga tidak lagi terjadi abrasi.(b17)

LHOKSEUMAWE (Waspada): Sekitar 70 hektar lahan perkebunan warga Geuredong Pase, Aceh Utara diamuk gajah. Dua ekor gajah liar yang diduga terpisah dari kawanannya mengobrak-abrik tanaman sawit dan coklat sejak dua hari lalu. Zulfikar Rasyid kepada Waspada, Sabtu (5/12) mengatakan, gajah memasuki kebun sekitar pukul 22.00. Binatang berbelalai ini menghancurkan batang kelapa sawit dan mengambil pucuk muda untuk dimakan. Sekitar pukul 04.00

binatang ini kembali meninggalkan lahan. Lahan yang rusak meliputi Desa Dayah Seupen, Krung Mban, Pulo Meuria dan Alue Geureudong. Kepala Desa Krueng Mbang, Asnawi Zakaria menjelaskan, kelapa sawit yang dirusak berusia antara satu bulan sampai tiga tahun. Tanaman yang usianya satu bulan baru dipindah dari persemaian. Sedangkan yang tiga tahun merupakan sawit siap panen. Dia mengharapkan pemerintah daerah membantu masalah yang sedang dìhadapi warga. Warga selain kesulitan mengusir gajah yang datang malam hari, juga tidak lagi memiliki bibit tanaman pengganti.(b17)

Ribuan Pencari Kerja Aceh Ikut Test CPNSD Di Sabang SABANG (Waspada): Ribuan pencari kerja asal daratan Aceh mengikui test CPNSD di Kota Sabang untuk bergabung bersama putra daerah merebut formasi 186 orang. Pelaksanaan ujian Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Sabang Minggu (6/12) berjalan tertib dan lancar. Kepala BKPP Sabang Irfani, S.Sos mengatakan kepada wrtawan, pihaknya sudah menyiapkan segala sarana dan fasilitas gedung untuk pelaksanaan ujian. Jumlah peserta testing seluruhnya 1841 orang sedangkan lowongan yang tersedia hanya 186 formasi. “Tepat pukul 08.00 besok ujian langsung dimulai. Kita sudah instruksikan pada pengawas ujian untuk konsisten dengan jadwal yang ditetapkan,”

pungkasnya. Pelaksanaan test CPNS di Sabang digelar di delapan SD, SMPN 1, SMPN 2 dan SMAN 1. Ribuan peserta testing dari daratan Aceh sejak Sabtu pagi secara serentak menuju kota Sabang dengan kapal fery KMP Simeulu dan KMP BRR, sebagain menggunakan kapal cepat Rondo. Hingga trip terakhir, Sabtu (5/12) sore, kapal fery KMP BRR masih dipadati pencari kerja dari berbgai daerah di Aceh. Pada kesempatan terpisahWalikota Sabang Munawar Liza Zainal menyatakan peran Pemko Sabang hanya sebatas memfasilitasi pendaftaran dan pelaksanaan CPNS. Sedangkan penentuan kelulusun dilakukan Pemerintah Aceh dan Unsyiah.(b29)

Kasus Cabul Di Bireuen BIREUEN (Waspada): Tak tahan menahan libido usai menonton film porno melalui handphone (HP) tersangka Z Bin I, 16, warga Bireuen menggasak bocah berumur 7 tahun, sebut saja namanya Citra. Kapolres Bireuen, AKBP T. Saladin, SH melalui Kasat Reskrim AKP Trisna Safari Y, SH, Minggu (6/11) di aula Mapolres menyebutkan, tersangka melampiaskan nafsu bejatnya kepada Citra usai di Jalan Lintas Takengon-Bireuen kilometer 18 pada Rabu (15/11). Saat itu, korban yang masih murid SD itu sedang bermain dengan temannya. “Kemudian tersangka mengajak korban bermain ke dalam gubuk yang tidak jauh dari tempat korban dan temannya bermain sebelumnya,” katanya.

“Jadi tersangka berusaha menjauhkan korban dari temannya, karena sasaran tersangka adalah Citra,” terang Trisna Safari seraya menyebutkan, kejadian tersebut diulang kembali oleh tersangka pada Minggu (15/11). Menurut Trisna, terungkapanya kasus pencabulan ini menyusul pengaduan Citra kepada ibunya dan kemudian diteruskan ke polisi. Menindak lanjut pengaduan itu, polisi dengan bantuan ahli medis melakukan visum terhadap citra. Hasil pemeriksaan visum itu, Citra mengalami luka lecet di bagian kemaluannya akibat benda tumpul, kendati demikian, selaput daranya masih utuh, demikian AKP Trisna Safari Y, SH.(cb03)

Waspada/Zainal Abidin

DIHANCURKAN GAJAH: Warga Geureudong Pase memperlihatkan batang kelapa sawit yang dihancurkan gajah, Sabtu (5/12).

198 Personil Dikerahkan Tagih Tunggakan Listrik Rp63 M BANDA ACEH (Waspada): 198 Para Manajer Ranting PLN seluruh Aceh ditambah sejumlah personil dari Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Daerah Aceh, turun bersamaan melakukan penagihan rekening listrik kepada pelanggan yang metunggak di wilayah Kota Banda Aceh dan Aceh Besar selama dua hari. Tim yang dibagi 33 regu bersama sejumlah tim pendukung, akan melakukan sosialisasi serta penagihan rekening langsung kepada sekitar 60.000 pelanggan. “Bagi pelanggan yang menunggak sampai tiga bulan dan tidak membayar saat tim turun, arus listriknya langsung diputus,” tegas Aris Sumartono kepada wartawan, Sabtu (5/12) di Banda Aceh. Di sela-sela melepas keberangkatan tim di kantor PLN Cabang Banda Aceh, Manager Bidang Niaga

dan Pelayanan Pelanggan PT. PLN (Persero) ini mengatakan tunggakan rekening listrik di Banda Aceh tertinggi di Aceh mencapai Rp63 miliar. “Atau 45 persen dari total tunggakan seluruh Aceh,” ujarnya. Karena itu penagihan gencar dilakukan seperti dilakukan di Bireuen, Lhokseumawe dan Langsa serta di seluruh cabang PLN lainnya. “Semua cabang melaksanakan, Alhamdulillah tunggakan menurun meski belum memenuhi target. Kalau tidak memenuhi target paling tidak mendekatilah,” sebut Aris lagi. Dikatakan, upaya menekan angka tunggakan terus dilakukan melalui program Gleh Gampong yang dicanangkan di Lampulo, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh sejak awal 2009. Dalam program itu selain penagihan rekening juga dilakukan penertiban penyambungan arus listrik illegal se-

kaligus sosialisasi penggunaan hemat listrik kepada pelanggan. Terkait pelanggan dari pemerintah daerah dan instansi lainnya, katanya, PLN melayangkan surat serta datang melakukan pertemuan di cabang dan ranting PLN seluruh Aceh. “Alhamdulillah beberapa Pemda bisa memenuhi permintaan kita, meski ada sedikit kendala karena diakhir tahun anggaran,” ungkap Aris. Upaya penagihan tunggakan tersebut, tambahnya, juga akan diprioritaskan di daerah-daerah yang banyak tunggakan. Untuk pantai barat-selatan akan dilakukan hal sama tapi akan dievaluasi terlebih dahulu, daerah yang paling tinggi tunggakannya akan diprioritaskan,” kata Aris yang menyebut, semua upaya itu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.(b04)

MPU Bukan Lembaga Politik

Waspada/Abdul Mukthi Hasan

Dua anak warga Desa Juli Buyeut, Kecamatan Juli, Bireuen, Jumat (4/12), melintas di depan pabrik PKS yang terancam jadi besi tua.

Pabrik PKS Terancam Jadi Besi Tua BIREUEN (Waspada): Pabrik Pengolah Kepala Sawit (PKS) milik pemerintah daerah di Desa Bunyet Kecamatan Juli, Bireuen terancam jadi besi tua. Pasalnya, pabrik yang dibangun dengan dana miliaran rupiah itu tak juga difungsikan sejak dibangun beberapa tahun lalu. Informasi yang diperoleh, kemarin, pabrik pengolah sawit itu sudah lama terbengkalai, bahkan sebagian lokasi ditumbuhi belukar. “Pabrik sawit ini sudah lama seperti itu, bahkan sebagian besar peralatan pabriknya berkarat dan di samping bangunan ditutupi belakar,” kata Ahmad, 51, warga setempat. Sementara Direktur Perusahaan Daerah Pembangunan (PDP) Bireuen, Kesuma Fachrida, ST yang dihubungi terpisah mengatakan, pabrik tersebut sudah diambil-alih dan sedang dilelang dengan pihak lain oleh Dieperindagkop Bireuen. “Menurut informasi sementara, pabrik akan disatukan dengan pabrik bio-disel dan rencananya dijadikan satu peket yakni pabrik bioindustri,” katanya. Begitu pun pabrik bio-disel itu, lanjut Fachrida, akan digabung, sebelumnya tidak difungsikannya pabrik bio-disel akibat langkanya bahan baku bio-diesel yaitu biji jarak, sehingga pabrik diambil-alih Disperindagkop termasuk pabrik pengolah kepala sawit mini itu. “Saat ini kedua pabrik dalam proses lelang dengan kontraktor dari Banda Aceh, dan PDP menunggu pengelolaan hasil yang dilakukan pelaksana pabrik.(b03)

Tugas Humas Corong Pemerintah BANDA ACEH (Waspada): Salah satu dari sekian banyak tugas Hubungan Masyarakat (Humas) adalah bertindak sebagai corong pemerintah dalam menyampaikan berbagai kebijakan. Pidato kepala daerah yang disiapkan Humas merupakan bentuk nyata kecakapan Humas mengkomunikasi berbagai kebijakan pemerintah kepada publik. Demikian Kabag Humas Pemerintah Aceh, Nurdin F. Joes kepada pers disela-sela bimbingan teknis (Bimtek) penulisan naskah pidato diikuti 50 peserta dari Kabag dan Kasubbag Humas Pemkab/Kota se Aceh, serta pejabat yang menangani tugas-tugas kehumasan instansi Pemerintah Aceh, Kamis (3/12) di Hermes Hotel, Banda Aceh. Menurut Nurdin, Humas harus dapat menjadi ujung tombak dan jembatan antara organisasi pemerintah dan publik untuk menciptakan image positif. “Di sinilah peran Humas diperlukan untuk mengkomunikasikan berbagai kebijakan yang ada melalui tugas pokok dan fungsinya,” kata Nurdin yang juga ketua panitia pelaksana Bimtek. (b04)

BIREUEN (Waspada): Majlis Permusyawaratan Ulama (MPU), merupakan satu lembaga independen para ulama yang dibentuk dan diakui pemerintah untuk keperluan dan kepentingan ummat. Makanya, MPU itu bebas dari politik dan kepentingan siapapun dan apapun. Sangat keliru kalau ada pihak yang hendak memanfaatkan lembaga ini untuk itu (politik-red), karena MPU bukanlah lembaga politik. Demikian Ketua MPU Bireuen, Drs Tgk H Jamaluddin MBA, menjawab Waspada Rabu (2/12), terkait persoalan dan pekembangan saat ini yang kesannya ada pihak-pihak yang mencoba mengadu domba, mendiskreditkan termasuk ada isu yang berkembang selama ini ada pihak-pihak yang mencoba menjauhkan ulama dengan ummat untuk tujuan tertentu. Menurut Tgk Jamaluddin, MPU khusunya di Bireuen tetap menjaga khittahnya sebagai lembaga independen untuk menampung, membahas pelbagai persoalan yang yang timbul dan yang diadu umat atau persoalan

yang timbul ditengah ummat yang ada kaitannya dengan Islam. “Ulama berperan sebagai penengah dan yang mengambil jalan tengah atau solusinya, makanya jangan seret ulama ke dunia politik dan jangan jual MPU untuk kepentingan politik,” ujarnya. Akan tetapi, kata Tgk Jamal, MPU tidak akan mencampuri atau halhal yang ada korelasinya dengan yang namanya politik atau kepentingan apapun dan siapapun. Pasalnya, itu bukan hak ulama, walaupun hal itu tetap harus diketahui sebagai suatu hal dalam rangka mencegah supaya tidak ada pihak yang menjual agama untuk kepentingan politiknya. “Ulama tetap berada ditengahtengah dan ulama juga tetap menjadi juri atau wasit bila suatu perkara terjadi ditengah ummat yang harus diselesaikan, makanya dalam tiori umum saja kalau wasit sudah menyeblah dipastikan tidak lagi berlaku adil, inilah yang sangat kita hindari,” katanya.(b03)

Waspada/Muhammad Zairin

TAGIH REKENING: Manajer Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN (Persero) Aceh, Aris Sumartono melepas tim penagih rekening, Sabtu (5/12) di Banda Aceh. 198 Personil dengan 33 regu melakukan tagihan rekening listrik kepada 60.000 pelanggan di Banda Aceh dan Aceh Besar yang menunggak Rp63 miliar.

Kek Alamsyah Merindukan Hadirnya Kereta Api North Aceh Expo Angkat KEK Alamsyah, 65, di gerbang masuk arena pameran terapung di Gampong (Desa) Blang Naleung Mameh, Kec. Muara Satu, Pemko Lhokseumawe, minta Wakil Bupati Aceh Utara, Syarifuddin, SE menginformasikan ke pusat masalah Kereta Api Aceh (KAA). “Sudah enam bulan lebih pembangunan rel kereta api di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe terbengkalai.

Kalau begini lambannnya proyek terse-but, mungkin orang seusia saya ini tak sempat mendengar derunya kere-ta api Aceh,” kata Kek Alamsyah yang ikut hadir ketika Syarifuddin melihat pemasangan baleho NAE/ 2009, Jumat (4/12). Ia (Kek Alamsyah) tidak mendekati Syarifuddin dan rombongan, tapi duduk termangu di atas rel yang

Waspada/M Jakfar Achmad

TERMANGU: Kek Alamsyah duduk termangu di bangunan rel kereta api Aceh, kawasan Pemko Lhokseumawe yang pekerjaannya terhenti. Foto diabadikan ketika Wakil Bupati Aceh Utara, Syarifuddin, SE meninjau pemasangan baleho NAE, di gerbang masuk arena pameran terapung di Desa Blang Naleung Mameh, Kec. Muara Satu, Pemko Lhokseumawe, Jumat (4/12

sudah dibangun enam bulan lalu. Ruas rel terputus di jalan masuk pelabuhan umum Krueg Geukueh (Lhokseumawe). Poros jalan masuk arena pameran terapung yang digagas Wakil Bupati Aceh Utara, harus melalui Desa Blang Naleung Mameh, Pemko Lhokseumawe. Area pelabuhan, terpaut 0,5 kilometer dengan jalan negara Banda Aceh – Medan, letak geografisnya di bibir pantai laut Selat Malaka, perbatasan Pemko Lhokseumawe-Kabupaten Aceh Utara. Kek Alamsyah mengaku sangat rindu melihat kembali kereta api merangkak menelusuri daerahnya.“Dulu, saya pedagang ikan Krueng Geukueh – Bireuen, ketika kereta api di Aceh masih aktif. Tidak kepalang tanggung nikmatnya menumpang kereta api, santai dan tenang pulang pergi Krueng Geukueh ke Bireuen,” kenangnya. “Sekarang itu merupakan penggalan-penggalan kenangan dalam imajinasi saya. Di usia renta saat ini saya rasanya ingin melihat kembali, atau memperlihatkan kepada cucu saya yang belum kenal kereta api. Sehubungan berlangsungnya pameran terapung yang digagas Syarifuddin, pasti pembesar-pembesar Jakarta datang, saya harapkan Wakil Bupati Aceh Utara, menyampaikan uneg-eneg saya ini,” harapnya. M. Jakfar Achmad

Kembali Tradisi Gotroy

ACEH UTARA (Waspada): North Aceh Expo (NAE) 2009, mengangkat kembali tradisi gotong-royong (Gotroy) massal Di Aceh, kata Wakil Bupati Aceh Utara, Syarifuddin, SE. “Sudah sekian lama tradisi gotroy terkubur dalam degradasi budaya yang dipicu bantuan pemerintah, berikut pengelolaan bantuan yang kurang transparan. Masyarakat pun jenuh untuk memberi partisipasi dalam pembangunan, sehingga gaung gotroy sayup-sayup hilang,” kata Syarifuddin kepada Waspada, Minggu (6/12). Lewat pagelaran pameran terapung NAE/2009, kita coba mengaktualisasikan kembali khasanah budaya Aceh yang hilang itu. “400 Personil panitia yang terlibat perhelatan akbar ini, tanpa diberi honor. Mereka bekerja sukarela, tanpa menuntut jerih payah. Kecuali kalau ada belanja lebih pasca pelaksanaan NAE,” ujar Wabup, penggagas North Aceh Expo. Selama 21 hari pelaksanaan NAE (10-31 Desember 2009), plus sepekan pra penyelenggaraan dan sepekan pasca NAE pada 2010, seluruh panitia hanya disuguhkan nasi bungkus dan konsumsi pendamping. “Saya dan staf-staf juga makan nasi bungkus bersama di area pelabuhan umum Krueng Geukueh, tempat penyelenggaraan NAE/2009,” tandasnya. Pokoknya, North Aceh Expo (pameran terapung/di atas kapal mau pun di daratan area pelabuhan umum Krueng Geukueh LhokseumaweAceh Utara), harus sukses dan tidak mengecewakan pengunjung. Volume agenda sangat besar, demikian pula muatan yang terkemas di dalamnya. “Semua pemasukan akan saya support untuk North Aceh Expo, sepanjang perjalanan acara. Kami di kepanitiaan rela, sebab kalau even ini sukses, pada tahun-tahun berikutnya anggaran biaya sudah dapat kita bebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK), untuk menggemukkan kocek daerah dari pemasukan berbagai kegiatan multiplayer efek dari North Aceh Expo,” sebut Syarifuddin. Sampai Minggu (6/12) persiapan arena sudah rampung, yaitu beberapa unit Kapal Motor (KM) yang ikut serta, untuk melayani pameran terapung (siang/malam) di laut lepas pantai Selat Malaka. Demikian pula persiapan tempat pameran di darat, dengan memanfaatkan gudang milik PT Kertas Kraft Aceh (KKA) yang berlokasi di area pelabuhan umum Krueng Geukueh. (b10)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.