waspada jumat 31 juli 2009

Page 22

Aceh 22

B. Aceh, Sigli, Bireuen, Lhokseumawe

ACEH UTARA (Waspada): Peserta Syahril Qur’an dari Universitas Malikussaleh (Unimal), lolos ke babak final. Hal itu juga dialami peserta dari IAIN Sumatera Utara dan Universitas Islam Negeri Hidayatullah Jakarta. Ketiga regu tersebut berhasil menyisihkan 42 regu lainnya. Sementara IAIN Sumatera Utara menduduki peringkat pertama. Menyusul kemudian UIN Syarif Hidayatullah, dan di posisi ketiga ditempati Unimal. Babak final untuk cabang ini rencananya baru akan digelar jum’at (31/7) hari ini, di gedung FISIP lantai 3. Kendati sempat mengalami pemunduran jadwal, regu yang lolos final akhirnya diumumkan pada pukul 11:00. Sebelumnya, panitia mengatakan pengumuman akan dilakukan hari ini sekitar pukul 09:30, sesuai keputusan dewan hakim. Namun, panitia tidak menjelaskan kembali mengapa terjadi keterlambatan karena menurut mereka semua tergantung keputusan hakim. (cmun)

Qari Internasional Ramaikan MTQ

Khatil Qur’an Masuki Babak Final ACEH UTARA (Waspada): Sembilan unversitas masuki babak final untuk cabang perlombaan Khatil Qur’an. Yang masuk final untuk cabang Khatil Qur’an ebanyak 12 peserta. Rincinya enam putra dan enam putri. Ke-12 peserta tersebut sangat serius dalam berkompetisi, guna memperoleh gelar juara pada cabang perlombaan itu. Masing-masing peserta yang bersaing pada final cabang Musabaqah Khatil Qur;an merupakan wakil dari sembilan Universitas yang telah disaring oleh para dewan hakim dari 77 peserta lomba yang telah meng-ikuti babak penyisihan dua hari yang lalu. Kesembilan universitas itu yakni, Universitas Islam Negeri Jakarta, Universitas Malikussaleh, Universitas Syiahkuala Aceh, STAIN batu Sangkar, Institute Teknik Bandung, IAIN Sumatera Utara, STAIN Malikussaleh, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjdjaran Bandung. Besamaan dengan berlangsungnya babak final, panitia cabang Khatil Quran juga memamerkan tulisan kaligrafi yang merupakan hasil karya peserta pada babak penyisihan. Informasi terbaru yang berhasil dihimpun di lapangan, cabang Khatil Qur’an, sejauh ini belum ada kepastian kapan hasil akhir babak final dapat d-iumumkan. “Kita belum bisa pastikan kapan peme-nangnya dapat diumumkan. Mungkin sore ini tapi tidak menutup kemungkinan besok baru bisa diumumkan”, kata Novi Zalia, panitia Khatil Qur’an.(cmun)

Jika Hutan Terus Ditebang Pidie Bisa Tenggelam SIGLI (Waspada) : Bupati Pidie, Mirza Ismail, S. Sos menyatakan prihatin melihat perambahan hutan yang terus merajalela di kawasan pegunungan Pidie. Karena akibat penebangan itu dapat menyebabkan Pidie tenggelam. “Demikian disampaikan Mirza Ismail dalam berbagai kesempatan kunjungan kerja ke daerah pegunungan Kecamatan Tangse, Mane dan Geumpang, yang selalu menghimbau warga serta pengusaha agar tidak terus melakukan penebangan kayu (hutan),” ungkap Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Pidie, Ir. H. M. Amin Affan (foto) mengutip kembali ucapan Bupati Pidie kepada Waspada, Kamis (30/7). Bupati Mirza menegaskan perlunya menghentikan kegiatan pembalakan hutan secara liar yang selama ini masih dilakukan oknum tertentu. “Pemerintah telah mengeluarkan suatu aturan dengan ancaman hukuman sangat berat bagi setiap pelaku penebangan hutan,” ujar M. Amin Affan. Disebutkannya, ancaman hukuman itu berupa hukuman kurungan selama 15 tahun dan denda Rp15 miliar.(b21)

Walikota: Jangan Ada Terminal Bayangan Di Lhokseumawe KOTA LHOKSEUMAWE (Waspada): Munir Usman , Wa likota Lhokseumawe, Kamis (30/7) melalui siaran persnya yang dikirimkan ke Waspada mengatakan, jangan ada terminal bayangan di kota nya. Seruan itu khusus disampaikan kepada seluruh pengusaha Organda dan pengusaha angkutan barang jenis truk. “Seruan ini berlaku untuk jenis angkutan umum maupun untuk angkutan barang. Khsus untuk angkutan umum, baik dalam Kota Lhokseumawe maupun angkutan umum antar kota /provinsi untuk lebih tertib dalam menaikkan atau menurunkan penumpang. Hal itu juga harus dilakukan pihak angkutan barang,” minta Munir Usman, Walikota Lhokseumawe. Khusus untuk mobil angkutan barang, diminta kegiatan bongkar muat barang dilakukan di tempat khusus yang telah disepakati yakni di terminal pool Cunda, pada waktu yang telah ditetapkan yaitu pada pukul 06.00 dan pukul 18.00. Permintaan ini langsung disampaikan walikota di hadapan para pengusaha, pengurus Organda dan truk se-Kota Lhokseumawe, Rabu (29/7) di rumahnya.(cmun)

Sejumlah HP Siswa SMAN 1 Peusangan Dirazia BIREUEN (waspada) : Menyimpan film dan gambar porno 35 unti handphone (HP) milik para siswa dan siswi Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1 Peusangan dirazia aparat gabungan Polsek dan Koramil Peusangan, Selasa (28/7). Kapolres Bireuen AKBP. T. Saladin, SH melalui Kapolsek Peusangan Ipda. Benny Cahyadi membenarkan pihaknya dan Koramil Peusangan telah melakukan razia di SMAN 1 Peusangan dengan sasaran HP yang menyimpan film dan gambar porno.(cih)

Jumat 31 Juli 2009

Rekanan Terlantarkan Proyek Jalan, Warga Jadi Korban

Universitas Malikussaleh Lolos Final Syahril Qur’an

ACEH UTARA (Waspada): Qari jemputan internasional asal Mesir, Syeikh Mahmoud Al Sahat Anwar ikut memeriahkan panggung utama MTQ Nasional Mahasiswa ke XI di Universitas Malikusslaeh, Kamis (30/7) malam. Syeikh Mahmoud akan membacakan beberapa ayat Al Quran. Selain itu, qari nasional juga akan memeriahkan panggung utama, yaitu Hj Maria Ulfah, mantan Menteri Agama RI, Said Agil Husin Almunawar, Fadlan Zainuddin, Hamli Yunus, Hj Iis Sholihat dan Hj Nadzirah Hasan. Kepala Bagian Humas, Unimal, M Husen MR menyebutkan penampilan qari dan qariah nasional itu untuk memberikan motivasi pada peserta MTQ yang sedang bertanding. Dipastikan, penampilan qari dan qariah itu mendapat sambutan hangat dari pengunjung.(cmun)

WASPADA

Waspada/Muhammad Riza

JALAN RUSAK: Warga Desa Lueng Sagoe, Beureeh, Kec. Mutiara, Kab. Pidie menutup jalan yang telah diterlantarkan rekanan, karena berdebu dan mengancam warga setempat terjangkit penyakit Ispa (saluran pernapasan-red), Kamis (29/7).

Sertifikat Tanah Korban Tsunami Mengambang BANDA ACEH (Waspada): Hasil kerja program Recostruction of the Aceh Land Administration System (RALAS) yang tidak tuntas dilaksanakan oleh tim Ajutifikasi yang dibentuk BPN pusat, dengan dukungan dana World Bank untuk sertifikasi tanah korban tsunami di Aceh, dikembalikan kepada kantorkantor BPN di wilayah bencana tsunami. “Sekarang hasil kerja yang tidak tuntas itu semua diserahkan kepada masing-masing kantor. Ini timbul masalah karena kita tidak ikut secara total dari awal pelaksanaan program tersebut,” ujar M. Taufik dari kantor BPN Kota Banda Aceh pada pertemuan dengan masyarakat korban tsunami, Rabu (29/7) di gedung ACC Sultan Selim II, Banda Aceh. Pertemuan yang digelar Palang Merah Irlandia dalam program penjangkauan masyarakat itu, terkait dengan masih adanya keluhan masyarakat korban gempa-tsunami yang sudah mendapat bantuan rumah, tapi mereka masih khawatir karena belum adanya sertifikat tanah termasuk mereka yang tinggal dilahan relokasi. Untuk menyelesaikan masalah itu Palang Merah Irlandia menghadirkan pihak BPN, baik provinsi maupun Kota

Banda Aceh dan Aceh Besar. Usai presentasi warga korban tsunami termasuk didalamnya hadir para kepala desa untuk bertanya, bahkan pada akhir acara mereka berkesempatan konsultasi dengan pihak BPN daerahnya. Karena itu, tambah Taufik, persoalan sertifikat tanah korban bencana gempa-tsunami sampai sekarang tidak tuntas. Padahal rencana awalnya dengan payung hukum Perpu, yang diharapkan tahun 2005 dikeluarkan, semua sertifikat tanah tersebut dikeluarkan yang baru. “Namun yang terjadi sampai tim tiba di Banda Aceh Perpu itu sendiri malah belum keluar,” ulasnya. Dikatakannya, Perpu tersebut malah lahir dua tahun kemudian yakni pada tahun 2007 yang kemudian menegaskan tidak seluruh sertifikat korban bencana gempa-tsunami diganti. Kini kegiatan RALAS sendiri sudah bubar dengan bubarnya BRR Aceh-Nias. “Hasil-hasil yang kita peroleh dari kegiatan Tim Ajutifikasi untuk Aceh Besar sudah maksimal,” cetus Akhyar. Akhyar dari BPN Aceh Besar yang juga diundang pada kesempatan itu, mengakui di Aceh Besar dari luas 268.612 hektar itu sekitar 8.000 hektar terkena bencana tsunami, yang merupakan pusat-pusat pemukiman masyarakat. “Berdasarkan data sembilan kecamatan yang telah dilakukan persertifikatan itu, seba-

nyak 26.146 bidang yang telah dikeluarkan sertifikat kembali,” ujarnya. Sedangkan target awal yang akan dilakukan sertifikasi diwilayah Aceh Besar itu sebanyak 50 ribu bidang. “Tapi berdasarkan inventarisasi kita bahwa dari 50 ribu bidang itu sudah ada sebanyak 21.146 bidang yang diterbitkan sebelum bencana tsunami. Sedangkan sisanya mungkin banyak permasalahan, seperti sertifikat diatas tanah itu sudah ada dan kita tidak dibolehkan mengeluarkan sertifikat baru,” tandasnya. Pihaknya mengakui kalau tanahtanah yang pernah dikeluarkan sertifikatnya tapi sudah tidak ada lagi, perlu dikeluarkan sertifikat pengganti. “Untuk wilayah Aceh Besar sertifikat pengganti ini belum dilaksanakan karena ini menyangkut dana. Karena untuk kegiatan penggantian sertifikat i ini membutuhkan biaya besar apalagi bidang jumlah bidang yang harus ditangani hampir 24 ribu bidang,” sebut Akhyar. Persoalan lain yang dikemukan Akhyar adalah nama pemilik tanah tidak sesuai dengan nama-nama dalam surat keputusan yang dikeluarkan BRR Aceh-Nias. “Ada namanama yang tidak sama dengan pemilik rumah, ini yang kita dapat dilapangan sehingga sertifikatnya belum bisa kita selesaikan,” kata Akhyar yang menyebutkan BPN Aceh Besar akan melaksanakan kegiatan Prona tahun 2010 diwilayah bencana tsunami. (b04)

Dua Boat Pancing Tuna Bertabrakan BIREUEN ( Waspada): Dua unit kapal boat milik nelayan pemancing ikan tuna asal Desa Ujong Blang, Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen bertabrakan, dilepas pantai desa setempat, Kamis (30/7) sekira pukul 05:00. Sejumlah keterangan para nelayan setempat yang diperoleh menyebutkan, kecelakanan terjadi akibat mata para nelayan silau lantaran tersorot lampu milik tiga unit kapal survei di leand tiga, sekitar 20 mil lepas pantai desa setempat. Selain itu tabrakan kapal itu juga mengakibatkan dinding lambung kapal patah, serta nyaris menewaskan empat awak boat pemancing ikan tuna tersebut. Para nelayan menambahkan, sebelum tabrakan terjadi, empat nelayan dengan menggunakan dua unit boat pancing tuna sedang dalam perjalanan menuju ke laut lepas mencari ikan. Entah bagaimana awalnya, dalam perjalanan para nelayan itu bertemu dengan kapal survei Geowave Champion dalam jarak yang masih jauh. Menurut para nelayan itu lagi, tanpa memberikan aba-aba peringatan, kedua boat yang ditumpangi nelayan itu langsung terkena sorotan lampu yang diduga berasal dari arah kapal survei tersebut, sehingga mata nelayan saat itu silau. Jadi saat berputar haluan kapal nelayan saling bertabrakan. Terkait ada tidaknya himbauan berupa pelarangan dari pihak kapal survei, para nelayan setempat menjelaskan, keberadaan kapal itu sudah mereka ketahui sebelumnya, sedang me-

lakukan survei dilepas pantai setempat. Malah nelayan juga sudah diberikan kertas berisi himbauan agar menjaga jarak sejauh empat kilometer dari kawasan kapal Geowave Champion, lantaran kapal tidak bisa berhenti atau berputar haluan. “Herannya kami (nelayan-red) dalam himbauan yang diberikan ke kami, harus menjaga jarak sejauh empat kilometer dari lokasi kapal Geowave Champion itu, tetapi, meski kami berada di jarak enam kilometer dari boat tersebut, kami tetap dikejar kapal pendamping milik kapal Geowave Champion tersebut, dengan kejadian seperti itu kami para nelayan sangat diresah dengan kehadiran kapal tersebut,” kata Dahri dan Nasruddin nelayan setempat. Sejak kapal Geowave Champion yang dikawal dua unit kapal pendamping lainnya yang disinyalir sedang melakukan survei seismic mulai dari kawasan perairan Jambo Aye hingga Ujong Tambue, Kecamatan Samalanga, Bireuen, mengakibatkan kondisi perekonomian nelayan kecil di sepanjang kawasan itu terpuruk akibat hasil tangkapan berkurang. “Kini kondisi ke-empat nelayan itu selamat dan tidak mengalami luka-luka, hanya pemilik boat tuna rusak mengalami kerugian senilai Rp3 juta untuk biaya memperbaiki kembali kerusakan kapalnya,” kata Dahri nelayan setempat.

Lomba Tajhiz Mayat Tingkat SLTA SABANG (Waspada): Untuk mencetak kader-kader di bidang Tajhiz Mayat, Dinas Syariat Islam Kota Sabang menggelar lomba tingkat SLTA dan SLTP, guna memeriahkan peringatan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad Saw selama 3 hari dimulai Selasa (28/7) siang. Acara yang berlangsung di komplek Masjid Babussalam Sabang diikuti 28 kelompok dari masing-masing sekolah umum dan sekolah agama untuk katagori kelompok putra dan putri. Sekretaris Dinas Syariat Islam Kota

Sabang, M. Yakob Saleh, SH mengatakan, tujuan kegiatan untuk mencetak kader umat di bidang kemampuan sebagai Tajhiz Mayat, karena saat ini dirasakan sudah semakin langka orang yang mampu melakukan kegiatan fardhu kifayah ini. Lomba tersebut sekaligus sebagai pembelajaran bagi siswa/ I di semua tingkat pendidikan melakukan praktek dan belajar menangani urusan fardhu kifayah.(b29

Pasca kejadian itu, kini para nelayan mengharapkan agar kasus tersebut tidak terulang lagi dan nelayan meminta petugas kapal survei dapat memberikan tanda peringatan jika melihat boat nelayan dalam jarak ditentukan. Keterangan lain menyebutkan, kedua boat yang mengalami kecelakan tersebut ditumpangi, Iskandar, 30, Ismuha, 30, Marsidi, 36, serta A. Bakar, 40, warga Desa Ujong Blang, Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen.(cih)

Tewas Kecelakaan Lalulintas LANGKAHAN, Aceh Utara (Waspada): Saniah, 30, ibu tiga anak warga Desa Langkahan Kecamatan Langkahan Aceh Utara, Rabu (29/ 7) sekira pukul 10:30 tewas ditabrak sepedamotor dikendarai Edi, 16, pelajar kelas satu SMAN-1 Baktiya, Aceh Utara. Keterangan dihimpun Waspada, peristiwa ini terjadi ketika korban berjalan kaki di pinggiran tikungan jalan kecamatan, menuju kebun. Tiba-tiba Supra X 125 BL 5822 AU dikendarai Edi bersama teman sekolahnya, Wahyudi, 16, menyeruduk korban dari arah belakang. “Korban sempat terseret beberapa meter, hingga akhirnya terpelanting ke aspal. Korban langsung dibawa ke Puskesmas Langkahan. Tapi dalam perjalanan, korban menghebuskan nafas terakhir,” kata saksi mata Zulkarnain, 38, warga Kecamatan Langkahan. Kecelakan ini juga menyebabkan Edi menderita luka lecet. Sedangkan temannya Wahyudi luka robek di kepala. Sampai kemarin sore, keduanya masih dirawat di Puskesmas Langkahan. Kasusnya sudah ditangani polisi. Kapolres Aceh Utara Ajun Komisaris Besar Yosi Muhammartha melalui Kapolsek Langkahan Iptu M. Nasir yang dikonfirmasi di lokasi kejadian, membenarkan lakalantas tersebut.(cmus)

SIGLI (Waspada): Ribuan masyarakat kemungkiman Beureueh, Kec. Mutiara, Kab. Pidie lebih satu tahun menghirup debu, akibat sepanjang empat kilometer badan jalan yang telah dilakukan pengerasan diterlantarkan rekanan. “Kami sudah setahun lebih menghirup debu, setelah jalan kami ini dilakukan pengerasan tahun lalu. Sampai sekarang jalan ini tidak diaspal dan ditinggalkan rekanan,” kata Muhammad Usman, Geuchik, Desa Lueng Sagoe, Beureueh, kepada Waspada, Kamis (29/7). Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan warga setempat, untuk mendesak pihak rekanan segera melanjutkan proyek pengaspalan jalan itu. Misalnya, dengan mengadu ke camat, dan menjumpai langsung rekanan yang mengerjakan proyek pengaspalan jalan Beureueh, Mutiara sampai ke Kembang Tanjong tersebut. Bahkan keluhan itu sudah juga diadukan kepada Bupati Pidie dan Gubernur Aceh, de-

ngan harapan dapat segera dilanjutkan pembangunan jalan tersebut. “Tapi tidak ditanggapi juga, ini sangat ironis kami sepertinya tidak punya pemimpin. Keluhan kami tidak ditanggapi, sekarang dengan kondisi jalan berdebu kami sebenarnya sudah sangat meradang,” kata Geuchik Muhammad. Warga Desa Lueng Sagoe, Nazir, 37 mengaku rumah dan kedai tempat usahanya sudah penuh dengan debu. Kini warung kopi tempat usahanya itu telah ditinggalkan warga. Kepala Imum Mukim, Beureueh, Mutiara Tgk. Zulkifli Ahmad dijumpai, kemarin menerangkan, sikap buruk dan tidak profesionalnya rekanan sudah terlihat dari awal proyek itu dikerjakan. Pada saat itu rekanan tidak pernah melaporkan pekerjaannya pada aparat kemukiman, lebih lagi pada sejumlah kepala desa di dalam kawasan kemukiman Beureueh. Selain itu, tanpa plank. (b20)

Masyarakat Protes Proyek Irigasi Asal-asalan LHOKSEUMAWE (Waspada): Puluhan warga Tanah Jambo Aye, Aceh Utara mendatangi Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk mempertanyakan pembangunan saluran irigasi di Desa Matang Seureudang yang dinilai dibangun asalasalan. Menurut Abdurrahman, 42, yang didampingi sejumlah warga lainnya saluran dibangun oleh kontraktor terkesan asal jadi. Selain sempit, saluran di atas lahan gambut juga sangat dangkal. “Sehingga benar-benar tidak bisa dimanfaatkan untuk mengatur air sawah,” jelas Abdurrahman yang ikut diamini Jalaluddin, 40. Sekitar 200 hektar lahan tidur dalam tiga desa di kawasan itu mengharapkan sarana pengairan berfungsi, agar lahan bisa produktif. Yaitu Desa Matang Seureudang, Tanjong Dalam dan Geudeumbak. Namun akibat saluran tidak bisa dimanfaatkan, lahan sawah tidak bisa ditanami padi. Biasanya mereka hanya memanfaatkan lahan untuk menanami jenis palawija yang hidup di lahan kering, ketika sedang musim kemarau. Menurut warga, lebar saluran sekitar tiga meter dan kedalaman

hanya 1,5 meter, sehingga saluran tidak bisa mensuplai air secara maksimal untuk mengairi sawah. “Kontraktor membangun asal-asalan,” tegas Jalaluddin. Karena proyek yang dibangun sejak Februari 2009 ini tidak dilengkapi dengan papan keterangan, sehingga warga terpaksa mendatangi Kantor Dinas SDA untuk mendapatkan informasi tentang pembangunan irigasi di desanya. Sementara Kasi Rawa pada Bidang Irigasi, Rawa dan Pantai di Dinas SDA Aceh Utara, Baktiar, ST menjelaska, sesuai Rencana Anggaran Pembangunan (RAP), saluran irigasi Matang Seureudang lebarnya mencapai 10 meter. Sementara kedalaman 1,4 meter dan lebar bagian bawah tujuh meter. “Proyek ini sudah selesai sekitar 60 persen dan masih punya waktu penyelesaian sampai 31 Desember 2009,” jelasnya. Dia berjanji akan terus mengawasi pembangunan tersebut sehingga bisa dimanfaatman masyarakat. Selain itu, sebelum masyarakat setempat menerima pembangunan irigasi yang jaraknya mencapai 4,2 meter, Dinas SDA juga tidak akan menerimanya.(b17/b10)

LHOKSEUMAWE (Waspada): DPRK Aceh Utara mempertanyakan pembangunan proyek jalan SMA Negeri-1 Sawang yang belum dikerjakan pihak kontraktor. Proyek yang dikelola oleh Dinas Cipta Karya Aceh Utara yang belum direalisasikan juga terdapat di sejumlah kecamatan lain. Pansus I DPRK beberapa waktu lalu menjelaskan, proyek Jalan SMA Negeri-1 Sawang sepanjang 300 meter sampai sekarang belum direalisasikan. Pansus yang diketuai Tgk. H. Syamsul Bahri, SH pada Sidang Paripurna, Selasa (28/7) menjelaskan, sepengetahuan pihaknya proyek yang dibiayai dari APBK Acah Utara TA-2008 tersebut sudah ditender, namun sampai sekarang belum dikerjakan. Di kecamatan yang sama Pansus juga mendapatkan proyek peningkatan Jalan Babah Krueng Alue Mudek yang dikerjakan dengan mutu rendah. Jalan yang menghubungkan pusat transmigrasi lokal PMU Sawang dengan Jalan KKA mencapai jarak 35.756. Menurut Pansus, jalan Proyek Multiyears baru direalisasikan 20 persen. Pembangunan jalan dengan mutu memperihatinkan juga ditemukan pada proyek Multiyears lainnya. Dintaranya, Jalan Sawang – Alue Meh, Jalan Sawang – Cot Pase dan Jalan Teungoh – Ulee Nyeu.

Jalan sepanjang 29.046 meter baru dikerjakan sekitar 200 persen dengan kwalitas rendah. Oleh sebab itu Pansus sangat mengharapkan Pemkab Aceh Utara dapat mengawasi untuk meningkatkan pembangunan proyek-proyek tersebut. Sementara Kadis Cipta Karya Ir.Arifin yang dikonfirmasi Waspada mengakui terhadap proyek yang dikelola pihaknya belum sempat dikerjakan. Namun proyek tersebut hanya terbatas pada sejumlah pembangunan dengan skala kecil. Sedangkan proyek besar yang dikerjakan secara Multiyears menurut dia dikelolal oleh Dinas Bina Marga. Belum terealisasi pembangunan Jalan SMA Negeri-1 Sawang menurut Arifin, akibat terjadi pemekaran pada Dinas Pekerjaan Umum. “Setelah pemekaran sebagian proyek dikelola Dinas Cipta Karya, sedangkan sebagian lainnya dikelola Dinas Bina Marga dan Dinas Pertambangan,” jelas Arifin. Seluruh proyek senilai Rp4,3 miliar tersebar hampir di seluruh kecamatan di Aceh Utara. Karena telah banyak menghabiskan waktu akibat pemekaran dinas, sehingga seluruh pembangunan perlu dilakukan tender ulang. Namun dia yakin proyek-proyek ini mampu direalisasikan mulai September sampai Desember 2009.(b17)

ACEH UTARA, (Waspada): Demi keharmonisan kerja dan lancarnya roda birokrasi di kantor camat Tanah Jambo Aye, Bupati Aceh Utara, Ilyas A Hamid akan menuntaskan kasus disharmoni antara camat – sekcam secara ‘win-win solution’. “Maksudnya, dalam penanganan kasus ini semua pihak harus puas atau tidak ada yang merasa menang dan merasa kalah,” kata Sekdakab Aceh Utara, Ir Syahbuddin Usman menjawab pertanyaan Waspada, usai sidang paripurna penyampaian laporan Pansus I – VI di gedung DPRK Aceh Utara, Jl T Nyak Adam Kamil Lhokseumawe, Selasa (28/7). Menurut Sekdakab Aceh Utara, dalam waktu dekat akan dimutasi beberapa personel PNS eselon III dan IV di beberapa kecamatan wilayah ujung timur Aceh Utara. “Penempatan tugas akan kita atur sebaik mungkin, sekarang Surat Keputusan (SK) Bupati Aceh Utara,

Ilyas A Hamid sedang kita proses, dengan target pelaksanaan mutasi sebelum Ramadhan 1430 H,” lanjut Syahbuddin Usman. Disharmoni antara camat Kec.Tanah Jambo Aye, H Murni, S.Sos dengan bawahannya sekretaris kecamatan (Sekcam), berawal dari surat usul mutasi No 873/905/ 2009, 25 Mei 2009 tertanda Sekcam Tanah Jambo Aye, H M Yusuf Amin. Dampak surat fitnah ini, empat orang masing-masing A Hamid, Amir, Muhammad Yusuf, SE dan Wardani, SE dimutasi oleh Bupati Aceh Utara, 16 Juni lalu ke berbagai kantor camat di Aceh Utara. Surat Sekcam itu dituding oleh camat setempat, secara sadar dan sengaja telah mencemarkan nama baik orang lain, dengan cara memfitnah bahwa empat staf dan Kasi itu tidak disiplin dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di kantor camat tersebut.(b10)

Pembangunan Sarana Didanai APBK Aceh Utara Dipertanyakan

Bupati Tangani Kasus Camat ‘Win-win Solution’


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.