Waspada,jumat 12 juli 2013

Page 30

Mimbar Jumat

C8

WASPADA Jumat 12 Juli 2013

Nuansa Ramadhan Di Berbagai Belahan Dunia Umat Islam di seluruh dunia memiliki tradisi dan budaya berbeda dalam menyambut dan menjalani bulan Ramadhan. Tradisi dan budaya yang tidak bertentangan dengan ajaran dan hukum Islam boleh diteruskan, namun tradisi dan kebudyaan yang bertentangan sebaiknya diubah. Mesir Memasuki bulan Ramadhan, nuansa kehidupan relijius di Mesir sangat terasa. Salah satu ciri khas menyambut bulan Ramadhan di Mesir adalah dipasangnya lampu Fanous yang berwarna-warni indah di sepanjang jalan, toko-toko dan tempat stra-tegis lainnya. Menurut catatan sejarah, tradisi pemasangan lampu Fanous pada saat bulan Ramadan dimulai saat Dinasti Fatimiyah berkuasa. Tradisi lain yang cukup menarik, adalah tradisi Mawaed Ar Rahman yaitu sebuah jamuan makan gratis yang diadakan di masjid dan tempat-tempat terbuka lainnya. Adapun menunya bervariasi tergantung kepada kemampuan para dermawan, namun bisa dipastikan selalu ada daging dengan nasi atau mak-runah. Menurut penelitian terbaru, tidak kurang dari 3 juta rakyat Mesir setiap harinya buka puasa di Mawaed Ar Rahman. Tradisi Mawaed Ar Rahman dalam sejarahnya mengalami pasang surut. Konon yang pertama kali mengadakan tradisi ini adalah Raja Ahmad Bin Thulun, pendiri Dinasti At Thu-luniyah di Mesir. Tradisi ini mencapai puncaknya pada masa Dinasti Fatimiyah. Di Mesir juga ada tradisi membangunkan orang-orang untuk sahur, yaitu dengan memukul sebuah genderang (thublah). Tradisi ini konon sudah ada sejak zaman Marwan bin Hakim. Bahkan, sejarah mencatat nama musahhiraty pertama di Mesir yaitu ‘Atabah bin Ishaq” (832 H). Mungkin karena pergeseran zaman dan lebih banyak diganti dengan speaker mesjid, pembangun sahur (al-musahhiraty) di Mesir sekarang hanya bisa didapati pada hari pertama sahur Rama-dhan sambil menyanyi lagu khas rakyat Mesir. Di Mesir, waktu berbuka biasanya ditandai dengan bunyi dentuman meriam. Biasanya, ada tempat khusus yang ditentukan di setiap dsitrik. Tradisi ini se-benarnya merupakan warisan dari masa Bani Ikhsyidiyyah dari tahun 859 hijriah.

Turki Turki sering disebut sebagai negara Eurasia yaitu negara yang terletak di dua benua (benua Eropa dan Asia). Negara berpen-duduk mayoritas muslim (98 persen dari 70 juta jiwa), negara Islam sekuler dan juga Turki sering disebut sebagai bangsa bekas kekhalifahan terakhir yaitu Kekhalifahan Usmani. Suhu di setiap kota di Turki berbeda-beda, ada kota yang suhunya 28-35 derjat celcius dan kota terpanas di Turki yaitu kota Antalya, terletak di sebelah selatan Ankara. Suhunya bisa mencapai 45 derajat celcius. Di musim ini waktu terbit dan terbenamnya matahari rata-rata mencapai 17 sampai 18 jam. Adzan merupakan hal yang paling dinanti saat puasa. Berbicara mengenai adzan, di Turki termasuk khas karena memiliki sejarah panjang yaitu mulai dari adzan langsung dikumandangkan dari masjid-masjid dengan menggunakan bahasa Arab, kemudian bahasa Turki, kembali menggunakan bahasa Arab namun de-ngan bantuan tape recorder. Saat ini Turki kembali menerapkan aturan lama yaitu adzan langsung dikumandangkan dengan bahasa Arab dari masjid. Di negeri bermazhab Hanafi ini adzan Shubuh di luar bulan Ramadhan sengaja dikumandangkan terlambat sekitar 40 menit, namun bulan Ramadhan adzan tepat sesuai jadwal. Suasana sosial di Turki saat Ramadhan tidak terlalu berbeda dengan di luar bulan Ramadhan. Tokopakaian, warung makan tetap buka serta aktivitas sosial berjalan seperti biasa. Hanya saja toko-to-ko pakaian lebih banyak membe-rikan diskon karena menjelang lebaran. Di malam hari masjid-masjid ramai oleh jamaah untuk melaksanakan sholat tarawih. Jumlah rakaat sholat tarawih di Turki 20 dan ditambah witir 3 rakaat. Pagi sekitar jam 9 sampai 12 masjid diramaikan anakanak belajar Alquran. Mereka belajar membaca Alquran bukan karena masuk bulan Ramadhan, namun budaya di negara ini berbeda yaitu kursus membaca Alquran di masjid diadakan intensif pada musim panas sekitar tiga bulan. Ini dilakukan karena sekolahlibur penuh saat musim panas. Amerika Serikat Ramadhan penuh berkah, tak hanya bagi muslim pada khususnya tetapi bagi warga miskin di Ohio

Di Roma, Italia, walaupun mayoritas warga kota ini bukanlah umat muslim, kota ini juga mempunyai tradisi unik menyambut bulan suci Ramadhan.

umumnya. Di bulan Ramadhan yang hari-harinya penuh keistimewaan, muslim Ohio memanfaatkan momen Ramadhan untuk lebih banyak membantu orang-orang fakir miskin di sekitar mereka. Pekan ini, sekelompok muslim Ohio berkumpul untuk membagi-bagi-kan makanan, pemeriksaan medis dan pakaian kepada orang-orang fakir miskin secara gratis selama Ramadhan di lingkungan Over-theRhine (OTR) di Cincinnati, Ohio. Kaum muslimin Ohio bersa-masama telah memulai kegiatan sosial pada pekan pertama Ra-madhan di seluruh OTR untuk mem-berikan bantuan kepada orang-orang yang kekurangan di kota itu. Komunitas muslim di Ohio sepanjang tahun melakukan ke-giatan sosial setiap pekan, namun pada bulan Ramadhan kegiatan seperti ini lebih rutin dilakukan untuk mengharap pahala

Suasana buka puasa bersama di berbagai masjid. berlipat ganda dari Allah SWT. maan, majelis taklim, shalat tara-wih “Komunitas muslim Cincinnati se- berjama’ah, penerbitan buku-buku cara rutin memberi bantuan kepada keislaman dan segala hal yang terkait orang di lingkungan ini selama dengan pelaksanaan ibadah puasa. Ramadhan, setiap Jumat dan Ahad Panitia juga menerbitkan jadwal sepanjang tahun,” kata Dabdoub. puasa dan mendistribusikannya ke Meskipun minoritas Muslim sering rumah-rumah keluarga muslim mendapatkan diskriminasi dan maupun ke masjid-masjid. Jadwal serangan Islamofobia dari orang puasa ini juga dibagikan ke restorananti-Islam, komunitas Muslim terus restoran halal di seantero Jepang. berupaya untuk melakukan amal Panitia ini mulai bekerja ketika telah kebaikan bagi lingkungan mereka, muncul hilal dan berakhir pada saat salah satu upaya untuk memperke- Idul Fitri. Jika tidak nampak hilal nalkan Islam dan muslim. tanda awal puasa dimulai, maka Jepang panitia mengikuti ketetapan hilal Dalam menyambut datangnya Malaysia, negara muslim terdekat. bulan puasa, umat muslim Jepang Palestina akan saling berbagi kebahagiaan Selain di Mesir, tradisi menyadengan saudaranya sesama mus- lakan lampu ketika datang bulan lim. Islamic Centre Jepang misal- Ramadhan juga dimiliki oleh warga nya, telah membentuk semacam Palestina. Setap bulan Ramadhan panitia Ramadhan yang bertugas tiba, mereka akan memasang lampu menyusun kegiatan selama bulan Ramadhan ini di masing-masing puasa, mulai dari dialog keaga- rumah dan di sepanjang kota.

Irak Lain halnya di Baghdad, Irak. Meskipun masih perang umat muslim di sana menyambut bulan Ramadhan dengan berbelanja di pasar Shorja (pasar tertua di Irak). Pasar ini hanya ramai ketika Ramadhan dan waktu buka pasar hanya dari sore hari sampai menjelang malam. Banyak dagangan unik dapat dijumpai di pasar ini, diantaranya jajanan untuk menu buka puasa sampai perlengkapan pendukung ibadah lainnya. Prancis Di Prancis tepatnya di Couronne, dimana daerah ini banyak didiami oleh imigran asal Arab, juga ada tradisi berbelanja berbagai macam pernak pernik untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dan jalan Pierre Tumbot paling terkenal ramai menjual berbagai macam pernak pernik tersebut.

Italia Di Roma, Italia, walaupun mayoritas warga kota ini bukanlah umat muslim, kota ini juga mempunyai tradisi unik. Ketika Ramadhan tiba, banyak makanan khas memiliki cita rasa manis serta kurma juga dapat ditemukan dengan mudah. Selain itu di La Grande Mosche (Masjid Agung di Roma) aktifitas menyambut datangnya bulan puasa akan nampak sekali. Austria Menjelang bulan suci Ramadhan, umat Muslim di negara kelahiran Alfred Riedl ini biasanya menggelar kampanye pengumpulan paket lebaran untuk keluarga miskin dan hadiah lebaran untuk anak-anak yatim piatu di Palestina. Kampanye ini dikoordinir oleh organisasi kemanusiaan Palestina yang ada di Austria. Kampanye yang diberi nama Feeding Fasting Palestinians ini mendapat sambutan positif dari umat muslim Austria. Mereka berlomba mengeluarkan sebagian hartanya un-tuk saudara mereka di Palestina. Untuk menyebarluaskan kampanye bantuan bagi warga Palestina ini, warga Austria menggunakan berbagai cara, seperti penyebaran poster, pemasangan iklan dan jasa pos. Semua bantuan nantinya dikirimkan melalui lembaga sosial yang beroperasi di wilayah Palestina. Albania Negara lainnya di Eropa yakni Albania juga memiliki tradisi menyambut Ramadhan. Setiap datang Ramadhan mereka menggelar kesenian yang dinamakan Lodra. Kesenian ini mirip tradisi memukul bedug di Indonesia. Yang membedakan, beduk Lodra ini menggunakan dua buah tabung dimana masing-masing menggunakan kulit kambing dan domba. Pemukulnya menggunakan dua buah stik berbeda sehingga menghasilkan dua jenis suara berbeda pula. Lodra dikombinasikan dengan perkusi serta alat tiup lainnya, sehingga nampak mirip marching band. Seniman Lodra kadang diundang mengiring sahur atau biasa disebut Syfyr dan buka puasa atau Iftar. Nurhayati Baheramsyah/berbagai sumber

Menyucikan Bulan Ramadhan Awal Ramadhan 1434 H Oleh Agusman Damanik, MA

Oleh Muhammad Arif Fadhillah Lubis, SHI, MSI

Dosen Fak. Agama Islam Universitas Al Washliyah Medan

Dosen Agama Islam di Politeknik Negeri Medan, Pemerhati Ilmu Falak Dan Peneliti Keislaman, Alumnus Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Dan UIN Yogyakarta.

B

ulan Ramadhan merupakan bulan suci, suci dari berbagai hal yang mengitarinya. Lalu mengapa kita diharuskan untuk mensucikan Ramadhan ? bukankah setiap kita sudah selalu mensucikan diri setiap memasuki bulan Ramadhan ? 1.Membersihkan ‘najis’ kemunkaran. Ungkapan najis kemunkaran pada bulan Ramadhan identik dengan pencampuradukan antara kebaikan dengan keburukan. Bukankah Allah Swt telah mengingatkan kita melalui firmannya surat al Baqarah ayat 42". dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.” Bahkan ayat sebelumnya Allah lebih mengingatkan“ dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. Peringatan Allah ini ditujukan kepada sebagian kita yang mengotori kesucian bulan Ramadhan dengan ‘warna-warni’ politik. Dengan kata lain, berbagai kegiatan dan ibadah di Bulan Ramadhan selalu dipolitisir. Tanpa kita sadari bahwa Maradona Sang Legenda Hidup sepak bola dari Argentina ‘menampar’ diri kita dengan ucapan beliau’’saya tidak mau kalau kunjungan saya ke Indonesia dipolitisir orang yang tak bertanggung jawab”. Hal itu beliau katakan ketika berkunjung ke Indonesia atas prakarsa salah seorang Pengusaha Indonesia, dan dari jadwal yang disepakati , namun ketika kedatangan beliau disusupi dengan kepentingan politik, beliau langsung membatalkan kunjungannya. Alangkah ruginya kalau ada dari kita pada bulan suci Ramadhan yang suci ini, masih melakukan kemungkaran, kemunafikan dan kezaliman dengan beragam bentuknya. Prilaku seperti ini ibarat “mencuci pakaian dengan air comberan” sudah dicuci kotor kembali bahkan baunya menyengat membuat orang menghindar mendekatinya. Oleh karenanya agar benar-benar suci, maka hal yang pertama kali dibersihkan ketika memasuki bulan Ramadhan adalah Hati. Karena hati merupakan tempat kualitas terbaik dari Tuhan (meminjam istilah Mario Teguh), bila hati sudah bersih, maka berbagai prilaku kitapun akan diwarnai dengan kebaikan. Dalam kaitannya dengan kesucin hati ini Rasulullah Saw dalam hadis yang diriwayatkan ImamBukhari bersabda “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”. Tentu menjadi pertanyaan sebagian kita, kapan sebenarnya “membersihkan” hati ? idealnya tidak ada pertanyaan tentang hal tersebut, sebab setiap saat hati ini harus dibersihkan. Namun dalam kaitannya dengan bulan Ramadhan, bagi kita yang belum bisa setiap saat membersihkan hati, ketika bulan Sya’ban moment yang tepat untuk membersihkannya dengan berpuasa, memperbanyak sedekah dan memperbanyak istighfar. Upaya memaksimalkan pensucian bulan Ramadhan harus dimulai dari penjernihan niat, sebab niat merupakan hal yang menentukan dalam setiap

perbuatan. Sebagaimana hadis nabi yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari amirul Mukminin (Abu Hafsh atau Umar bin Khattab rodiyallahu’anhu Rasulullah Saw bersabda”Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barang siapa yang behijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niat). Kalau niat sudah jernih, maka berbagai hal dalam kehidupan kita akan terasa damai, bahagia dan sejahtera, tidak hanya untuk diri kita bahkan bermanfaat bagi orang lain. 2.Menjaga Kualitas Kesucian. Dalam kaitannya dengan kualitas bulan ramadhan, bulan ini berkualitas baik dalam pandangan Allah SWT maupun dalam pandangan Rasulullah Saw. Manifestasi dari kualitas bulan Ramadhan, Allah SWT mewajibkan bagi orang-orang yang beriman berpuasa didalammnya sebagaimana firman Allah dalam alqur’an surat al Baqarah ayat 183 “. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”. Adapun dalam pandangan Rasulullah Muhammad SAW bulan Ramadhan memiliki kualitas yang luar biasa dahsyatnya, hal ini terlihat dalam hadis beliau yang diriwayatkan Imam Baihaqi dari Salman al Farisi “Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunat (tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezeki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikit pun.” Kemudian para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami memiliki makanan untuk diberikan sebagai berbuka orang yang berpuasa.” Rasulullah SAW berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan berbuka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan), dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Bila hati sudah bersih, maka berbagai prilaku kitapun akan diwarnai dengan kebaikan.

P

erbedaan pada penetapan awal Ramadhan sepertinya merupakan suatu yang tak terelakkan pasca kepemimpinan Rasulullah SAW dan 4 Khalifah Utama. Perbedaan awal Ramadhan tersebut pernah terjadi di masa kepemimpinan Mu’awiyah bin Abu Sufyan di Damaskus (Suriah) yang berbeda memulai Ramadhan dengan Abdullah bin Al-‘Abbas di Madinah. Ketika itu antara kedua sahabat Rasulullah SAW berbeda dikarenakan perbedaan hari ketika melihat hilal di daerah masing-masing antara Damaskus dengan Madinah. Jika dikaitkan dengan Ramadhan 1434 H, menetapkan 1 Ramadhan 1434 H pada 9 Juli 2013, sedangkan organisasi-organisasi Islam lainnya dan juga pemerintah akan memulai Ramadhan 1434 H setelah menunggu hasil sidang itsbat Kementerian Agama RI pada 8 Juli 2013. Walaupun jika ditinjau almanak NU dan Persatuan Islam (Persis) sebenarnya juga telah menentukan bahwa 1 Ramadhan 1434 H jatuh pada 10 Juli 2013. Bahkan Persis sendiri sudah mengeluarkan Surat Edaran No.1190/JJ-C.3/PP/2013 tgl 15 Sya’ban 1434 H/ 24 Juni 2013 M tentang awal Ramadhan & ‘Idul Fithri 1434 H yang menetapkan 1 Ramadan 1434 jatuh pada 10 Juli 2013. Hanya saja NU dan Persis juga Al-Washliyah biasanya dalam menentukan penetapan 1 Ramadhan mengikuti ketetapan pemerintah sebagai Ulil Amri. Terlepas dari itu, jika dikaji lebih dalam sebenarnya semuanya telah sepakat bahwa untuk penetapan awal bulan Hijriah, hilal-lah yang dijadikan acuan. Tetapi di balik kesepakatan tersebut kerap kali muncul ketidaksepakatan dalam penetapan awal bulan itu sendiri. Khusus di Indonesia setidaknya terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab perbedaan tersebut. Pertama, di Indonesia masih sangat banyak metode atau sistem hisab yang berkembang, yaitu adanya hisab urfi, taqribi, tahkiki dan tadqiqi (kontemporer) yang oleh komunitas penggunanya masing-masing diakui bahwa hasil hisabnya akurat. Kedua, kriteria pergantian bulan tidak sama, yaitu ada yang menggunakan kriteria wujudul hilal (Matahari terbenam lebih

dahulu daripada terbenamnya bulan) dan kriteria imkan Rukyah 2 derajat. Ketiga, adanya bias kriteria, yaitu hisabnya menggunakan sistem taqribi tetapi menggunakan kriteria 2 derajat. Padahal imkan 2 derajat itu hanya apabila menggunakan hisab tahkiki maupun kontemporer saja. Keempat, berbeda dalam menyikapi laporan hasil rukyah. Ada sebagian masyarakat yang meneri-ma laporan rukyah asal dibenarkan oleh hisab, tetapi ada pula masyarakat yang menerima rukyah begitu saja. Kelima, adanya paham rukyah global (hasil rukyah berlaku untuk seluruh dunia) yang aplikasinya tanpa memperhatikan sisi geografis, apakah suatu daerah atau negara itu sudah masuk pada wilayah yang memang mungkin hilal dapat dirukyah ataukah belum. Keenam, masyarakat mempunyai paham bahwa dirinya atau kelompoknya mempunyai hak penetapan awal bulan hijriyah. Ketujuh, kebersamaan dan persatuan untuk membangun sebuah kekuatan kurang diperhatikan oleh kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Sehingga walaupun pemerintah (ulil amri) sudah mengambil keputusan dan ketetapan maka mereka tidak peduli terhadap ketetapan pemerintah itu. Lebih jauh, jika dikerucutkan munculnya ketidak sepakatan (perbedaan) dalam penetapan awal bulan itu dikarenakan ketidaksepakatan mengenai kriteria awal bulan hijriah menurut masing-masing pihak, di balik kesepakatan mereka bahwa hilal adalah acuan masuknya awal bulan baru. Spesifik di Indonesia, ada beberapa kriteria awal bulan yang digunakan, yaitu setidaknya ada 2 kriteria awal bulan yang digunakan yakni wujudul hilal, dan imkan rukyah. Terkait wujudul hilal, dinyatakan bahwa awal bulan terjadi jika ijtimak sebelum matahari terbenam, dan matahari terbenam terlebih dahulu daripada bulan. Serta bulan memiliki ketinggian positif. Pada aliran ini, hilal merupakan bulan pasca ijtimak/konjungsi yang terbenam lebih lambat dibanding Matahari, atau memiliki Lag > 0 menit (Lag = waktu terbenamnya Bulan dikurangi waktu terbe-

PP Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 9 Juli 2013. Hanya saja, jika konsisten dengan kriteria wujudul hilal seyogyanya, Indonesia bagian Timur memulai puasa 10 Juli karena hilal belum wujud. namnya Matahari). Untuk Ramadhan tahun ini, dengan bantuan sofware Ilmu Falak, Accurate Times, bisa diketahui bahwa pada saat Matahari terbenam tanggal 8 Juli 2013 M (hari Senin), di sebagian wilayah Barat Indonesia hilal sudah wujud dan di sebagian wilayah Timur Indonesia belum wujud (negatif ). Dengan demikian, garis batas wujudul hilal melewati wilayah Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian. Terkait ini, maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 04/ MLM/r .0 tE I20t3 telah menetapkan 1 Ramadhan adalah 9 Juli 2013. Hanya saja, jika konsisten dengan kriteria wujudul hilal maka seyogyanya, untuk Indonesia bagian Timur memulai puasa pada tanggal 10 Juli karena hilal belum wujud. Tentu tidak bisa dipaksakan mengatakan hilal sudah wujud padahal secara astronomis hilal (newmoon) belum wujud di Indonesia Timur. Adapun imkan rukyah yang juga dikenal dengan istilah visibilitas rukyah. Aliran ini selain memperhitungkan wujudnya hilal di atas ufuk, juga memperhitungkan faktor-faktor lain yang memungkinkan terlihatnya hilal seperti ketinggian hilal di atas ufuk dan posisi hilal yang cukup jauh dari arah Matahari. Selain itu diperhitungkan juga kuat cahaya hilal dan batas kemampuan mata manusia. Lebih jauh, menurut penelitian Danjon bahwa hilal berhasil dapat dilihat apabila memunyai ketinggian 8 derajat di atas ufuk. Sedangkan menurut Muammer Dizer hilal dapat dirukyah apabila memunyai ketinggian 5 derajat dan jarak sudut dengan matahari saat terbenam adalah 7 derajat. Adapun di Indonesia pernah dilaporan hilal dapat dilihat dengan ketinggian 2 derajat dan 15 menit. Perlu disadari dan kebanyakan masyarakat tidak mengetahui bahwa imkan rukyah dalam kajian ilmu falak termasuk

bagian dari hisab. Masih banyak yang mengira kriteria imkan rukyah (IR) adalah rukyah. Padahal adalah kriteria hisab. Lebih dari itu berdasarkan hisab maka ijtimak terjadi pada hari Senin tanggal 8 Juli 2013 (29 Sya’ban 1434 H) jam 14:14:32,32WIB. Di Pusat Observasi Bulan Pelabuhan Ratu Jawa Barat, Saat Maghrib hari tinggi hilal mar’i hanya 00° 45’ 23,51". Relatif Altitude (Beda Tinggi Bulan-Matahari): 00° 45' 48,93'’ dan Elo-ngasi (sudut pisah bulan-Matahari): 04° 34' 20,21". Dengan data sepeti ini berdasarkan kriteria imkan rukyah maka qamar (bulan) yang berada di atas ufuk mar’i pada saat Maghrib 8 Juli 2013 bukanlah Hilal. Sehingga bulan Sya’ban di Istikmalkan (digenapkan) 30 hari. Jadi dengan kriteria imkan rukyah awal Ramadhan ditetapkan pada 10 Juli 2013 M. Berdasarkan hasil hisab kedua kriteria di atas, maka jelas potensi beda awal Ramadhan 1434 H sangatlah besar. Hanya saja, hendaknya kita saling bertoleransi. Karena Islam sangat menghargai perbedaan. Namun kita tidak serta merta memberikan keluasan untuk berbeda pendapat. Jika kita semua berbesar hati dan mau mengikuti Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004, maka dalam menentukan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah seluruh umat Islam di Indonesia wajib mentaati ketetapan pemerintah RI yang dilakukan berdasarkan metode rukyah dan hisab dan berlaku secara nasional. Untuk itu ada baiknya umat Islam mengikuti hasil sidang itsbat Kemenag RI tanggal 8 Juli. Akhirnya, harus ada upaya penyatuan dan sepertinya sudah disadari antara pihak-pihak yang berbeda. Semoga penyatuan penetapan awal bulan hijriah dan kalender Islam terintegrasi di negeri ini mampu tercapai. Dengan mengedepankan ilmu pengetahuan dan akhlak Islami semoga hal tersebut bisa segera terealisasi. Selamat berpuasa dan semoga bermanfaat! Wa Allahu a’lam bi as-Shawab.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.