Waspada, Senin 1 April 2013

Page 18

Laporan Khusus

B8

WASPADA Senin 1 April 2013

RERUMPUTAN yang menghampar bak permadani di Bukit Kubu, Berastagi selalu dipenuhi orang-orang yang bersantai sambil bercengkrama dengan keluarga.

Waspada/Hendrik Prayetno

Penginapan...

Hotel Bukit Kubu Berastagi

Wisata Asri Yang Bersejarah MEMASUKI kota turis Berastagi, setiap mata akan menangkap pemandangan menarik di sisi kanan jalan. Hamparan rumput menghijau, seolah selimut yang menaburi bebukitan yang bergelombang itu. Dari kejauhan, di ujung sana terlihat menyembul atap sebuah bangunan bergaya oldish. Rerumputan yang menghampar bak permadani itu sering terlihat dipenuhi orangorang yang bersantai sambil bercengkrama dengan keluarga. Di sebelah sana anakanak berlarian sambil memainkan layang-layang di antara pepohonan dengan pucuk-pucuk bergoyang ditiup angin. Udara yang sejuk membuat suasana di tempat itu semakin memikat. Tempat ini tidak saja pemandangan yang eyes catching tapi juga menawarkan eksotisme yang bernilai sejarah. Tempat ini adalah Hotel Bukit Kubu, salah satu lokasi favorit bagi para wisatawan yang datang ke kota Berastagi. Hotel ini sudah mulai beroperasi sejak

tahun 1975, memiliki 30 kamar untuk para tetamu. Uniknya, selain menyediakan tempat untuk bermalam, hotel ini juga menyediakan tempat untuk tamu yang tak bermalam. Cukup membayar Rp50 100 ribu per mobil, Anda bersama keluarga sudah bisa menghabiskan waktu seharian di tempat yang indah ini. Tidak itu saja, para pengunjung juga akan mendapatkan tikar untuk lesehan dan layang-layang bagi anak-anak bermain. Di sini juga menyewakan kuda tunggangan dan sado, juga fasilitas keyboard sewaan untuk rombongan yang menggelar acara di sana. Tidak heran, setiap hari libur, ratarata sekitar 1.500 orang sengaja datang ke tempat ini. Peninggalan Belanda Wisata sejarah, kiranya tepat disematkan bagi tempat ini. Karena gedung bergaya oldish tadi memang memiliki nilai sejarah, karena sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Tapi bangunan tua itu kini merupakan hotel yang berstatus

bintang dua. Hotel ini dirancang dengan fasilitas restoran, kamar deluxe, standard, kamar B1B2, bungalow FIV serta kelas ekonomi, dengan harga terjangkau kantong masyarakat umum. Gedung tua itu berdiri sejak tahun 1939, yang kini ia menjadi bangunan induk hotel. Ciri khas kesejarahan masih terus dipertahankan keasriannya oleh pengusaha hotel yang merupakan ahli waris dari Kolonel Inf. Nelang Sembiring Colia— dikenal sebagai Pelaksana Penguasa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia di Sumatera Utara tahun 1958 – 1963. Adalah Indra Sembiring Colia yang tak lain anak Nelang Sembiring Colia yang kini meneruskan pengelolaan hotel tersebut. “Kami memang sengaja menjaga keasrian dan nilai sejarah hotel ini,” kata Indra. Lantas, mengapa namanya Bukit Kubu? “Nama “Kubu” diambil dari keturunan marga ibu saya yaitu Beru Bukit dari Desa Bukit. Sedangkan kata “Kubu” berasal dari kampung

halaman ayah saya yakni dari Desa Kubu Colia,” terang Indra. Selain bangunan induk itu, masih ada dua lagi gedung peninggalan kolonial Belanda. Keduanya juga menawarkan nilai sejarah dan keasriannya. Sederet nama orang-orang besar dalam sejarah—di sini dulu—pernah menjejakkan kaki dan merehatkan tubuh. Di tempat ini, Bung Hatta pernah menginap dua malam, seperti halnya Sultan Hamengkubuwono IX pernah menginap di kamar 5 gedung utama selama tiga malam. Di bangunan tua ini juga pernah menjadi cuplikan serial film Amerika dengan judul Dinasty. Tidak itu saja, Ratu Juliana pernah singgah untuk makan siang. Sang ratu bersama suaminya Pangeran Prince Belanda Bernarth juga menginap di kamar 5 selama satu malam pada tahun 80-an. Begitu juga Jenderal TNI (Purn) Ahmad Yani juga menginap di kamar 5 gedung tersebut dalam tahun 1965 atau sebelum meletusnya G 30 S PKI.

Tidak itu saja, tempat ini dulu juga dikelola orang yang menjadi tokoh sejarah, yakni Kolonel Inf (Purn) Nelang Sembiring Colia (Alm). Ia pernah menjabat sebagai Pelaksana Harian Penguasa Perang Nasionalisasi Sumatera Utara 1958 – 1963, juga pernah menjabat sebagai ketua angkatan 45 Sumatera Utara pada tahun 1968 – 1976. Maka keberadaan Hotel Bukit Kubu ini merupakan aset yang sangat berharga di daerah ini. Pemerintah daerah diuntungkan dengan pengelolaan hotel asri yang bernilai sejarah ini. Maka sudah sepantasnya pemerintah daerah mendukung keberlanjutan pengelolaannya oleh para ahli waris yang sah. Ini perlu menjadi perhatian karena belum lama berselang, ada pihak-pihak yang berupaya merongrong kepemilikan dan pengelolaan Hotel Bukit Kubu ini. Meski fakta hukum kemudian menyatakan dengan tegas bahwa ahli waris Nelang Sembiring Colia adalah pemilik yang sah.(m07)

Waspada/Hendrik Prayetno

Waspada/Hendrik Prayetno

Waspada/Hendrik Prayetno

BERTAMASYA keliling Bukit Kubu dengan sado.

Waspada/Hendrik Prayetno

Alas Hak Kepemilikan Sudah Inkracht HOTEL Bukit Kubu ini berdiri dengan alas hak kepemilikan yang kuat secara hukum. Areal ini dibeli Nelang Sembiring Colia dari PT.Shell Indonesia pada 23 Desember 1961. Akte penjualan dan pembelian serta pemindahan dan penyerahan Hak Nomor : 101 itu dikeluarkan Notaris Ong Kiem Lian di Medan. Meski begitu, ada saja pihak-pihak yang mencoba untuk menggugat perihal kepemilikan tersebut. Namun tentu saja pihak tersebut menemukan jalan buntu karena Mahkamah Agung dalam putusan kasasi tanggal 8 Desember 1983 telah menetapkan dengan tegas bahwa dalam keputusan Hotel Bukit Kubu, termasuk pekarangan berikut segala yang dibangun di atas ranah tersebut adalah milik Nelang Sembiring. Keputusan kasasi Mahkamah Agung ini sudah Inkracht atau telah memiliki kekuatan hukum tetap. “Kami memiliki dasar kepemilikan yang sah dari orang tua kami. Oleh karena itu, kami tak akan bergeming dari pihakpihak yang mencoba mengambilalih peninggalan orang tua kami,” ujar Indra Sembiring Colia (foto).

Salah satu pertimbangan putusan Mahkamah Agung Nomor Putusan Reg. No. 2101 K/Sip/1980 tersebut adalah jual beli lahan dan bangunan tersebut oleh Nelang Sembiring dari PT.Shell Indonesia. Putusan Mahkamah Agung menguatkan kepemilikan Nelang Sembiring atas Hotel Bukit Kubu tersebut. Indra Sembiring Colia juga menjelaskan bahwa atas aset tersebut, pihaknya telah pula mendapatkan surat menyurat resmi dari pihak berwenang. Bahwa dalam hal Hak Guna Bangunan (HGB) pihaknya memiliki salinan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. SK 797/HGB/DA/85. Berdasarkan surat itu selanjutnya lahirlah Surat Ijin Bangunan SK Bupati Karo Nomor : 503.648.1/ 1090 Tahun 1985 tentang Ijin Bangunan Rumah dalam Rangka Pemutihan, Ijin Bangunan AN. Nelang Sembiring Direksi P.T Bukit Kubu serta Nomor 503.648.1/319/31/1986 tentang Surat Ijin Mendirikan Bangunan atas nama Nelang Sembiring. Surat-surat tersebut merupakan bukti yang sah menurut hukum maupun perundang-undangan. Bahkan Indra Sembiring sebagai putra kedua Nelang Sembiring ini menegaskan bahwa pihaknya memiliki Sertifikat Agraria yang dikenal sebagai Tanda

Bukti Hak dengan pemegang hak P.T. Bukit Kubu Hotel berkedudukan di Medan. “Apa yang kami lakukan sekarang adalah meneruskan sesuatu yang telah dirintis orang tua kami untuk sesuatu yang bermanfaat, dengan melestarikan peninggalan yang memiliki nilai sejarah,” ujar Indra. Indra sendiri adalah anak kedua dari Nelang Sembiring dan Lettu Srikandi Pilem Br Bukit. Pasangan ini melahirkan lima orang anak, yakni Nelson Sembiring Colia (Alm), Indra Sembiring Colia, Dermawan Sembiring Colia, Ida Berita Br Sembiring Colia (Almh), dan si bungsu Irwan Sembiring Colia. Sang ayah, Kolonel Inf. (Purn) Nelang Sembiring Colia diperintahkan KSAD Jenderal Inf. (Purn) Abdul Haris Nasution (Alm) sebagai Pelaksana Penguasa Perang di Sumatera Utara tahun 1958 hingga 1963. Pada masa itulah (tahun 1961) Nelang Sembiring mulai mengelola Hotel Bukit Kubu untuk para tetamu penting yang datang ke Berastagi. “Ada persoalan tanggung jawab warisan dari orang tua untuk melestarikan nilai-nilai sejarah dari tempat ini (Hotel Bukit Kubu). Oleh karenanya sebenarnya kita berjuang untuk kepentingan yang lebih besar, yakni kepentingan pelestarian aset bersejarah di Sumatera Utara dalam bentuk wisata,” katanya.(m07)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.