Waspada, Rabu 8 Juni 2011

Page 7

Medan Metropolitan

WASPADA Rabu 8 Juni 2011

A5

Ibu Dan Anak Curi Sepedamotor MEDAN (Waspada): Seorang ibu rumahtangga bersama anaknya nekat mencuri sepedamotor di rumah majikannya di komplek Perumahan Cemara Asri, Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan. Alasannya, ibu dan anak tersebut ingin memiliki sepedamotor.

Waspada/Andi Aria Tirtayasa

KAPOLSEKTA Percut Seituan Kompol Maringan Simanjuntak menginterogasi tersangka Mar yang mengajak anak kandungnya R untuk mencuri sepedamotor di rumah majikannya, Selasa (7/6) sore.

Akibat perbuatannya, kedua tersangka yakni Mar, 41, dan R, 18, warga Lorong Semar, Desa Saentis, Kecamatan Percut Seituan, dijebloskan ke dalam tahanan Polsekta Percut Seituan, Selasa (7/6) sore. Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita sepedamotor Supra Fit BA 5613 SO sebagai barang bukti. Informasi yang diperoleh Waspada di kepolisian, aksi

pencurian sepedamotor itu sudah direncanakan sejak sebulan lalu. Awalnya, Mar yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah Nining, sering melihat sepedamotor Supra Fit milik Raja Salomo Lubis, 34, yang juga bekerja sebagai sopir pribadi. Kemudian, Mar meminjam sepedamotor milik Raja Salomo untuk suatu keperluan. Setelah

berada di luar Komplek Perumahan Cemara Asri, tersangka Mar pergi ke tempat tukang kunci di kawasan Desa Percut dan menggandakan kunci sepedamotor tersebut. Saat Raja Salomo mengantar majikannya ke luar kota, tersangka Mar mengambil sepedamotor tersebut. Selanjutnya, Mar menghubungi anaknya berinisial R agar segera datang dan mengambil sepedamotor milik korban. Lalu, tersangka R mengajak temannya Joko Pramana mendatangi rumah majikan ibunya tersebut. Tanpa kesulitan, R membawa sepedamotor tersebut dan disimpan di rumah

temannya. Namun, aksi pencurian tersebut diketahui seorang buruh bangunan yang bekerja di depan rumah majikan Mar. Ketika kembali dari luar kota bersama majikannya, Raja Salomo tidak menemukan sepedamotornya. Saat ditanya, tersangka Mar mengatakan tidak mengetahui keberadaan sepedamotor tersebut. Kemudian, korban melaporkan kasus kehilangan itu kepada petugas sekuriti Perumahan Cemara Asri. Setelah dilakukan interogasi, akhirnya tersangka Mar mengaku telah mencuri sepedamotor miliki Raja Salomo. Hal ini diperkuat pengakuan se-

orang buruh bangunan yang melihat tersangka Mar memberi aba-aba kepada seorang lakilaki untuk mengambil sepedamotor tersebut. Untuk pengusutan lebih lanjut, petugas sekuriti melaporkan peristiwa itu ke Polsekta Percut Seituan. Akhirnya polisi mengamankan tersangka Mar. Setelah itu, polisi meringkus tersangka R sekaligus mengamankan barang bukti sepedamotor Supra Fit BA 5613 SO. Kapolsekta Percut Seituan Kompol Maringan Simanjuntak menjelaskan, ibu dan anak tersebut akan dijerat pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. (h04)

Konflik Yayasan UISU Masih Penumpang Mobil Feroza Proses Hukum Di Pengadilan Tertembak Di Pintu Tol Zulkarnain, Helmi Diadukan Ke Poldasu MEDAN (Waspada): Ketua Umum Yayasan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Ir Helmi Nasution, MHum menyatakan, sejak berdiri pada 1952 hingga saat ini, pihaknya tidak mengenal dan tidak pernah mendirikan kampus UISU baik di Jl. Puri maupun di Jl. Karya Bakti, Medan. “Karena kampus UISU sejak 1952 berada di Jl. Sisingamangaraja,Teladan-Medan. Maka, kami harapkan kepada masyarakat tidak usah khawatir dan terprovokasi dengan pemberitaan yang sepihak. Kampus UISU Jl. SM. Raja, Teladan-Medan, adalah kampus UISU berkualitas, kondusif dan telah menghasilkan mahasiswa-mahasiswa berprestasi,” ungkap Helmi di Medan, Senin (6/6), Sebagai contoh, lanjutnya, mahasiswa UISU Fakultas Sastra telah berangkat ke AS mewakili perwakilan Indonesia dalam menempuh pendidikan beberapa waktu di sana dan merupakan satu-satunya wakil dari Sumut, serta telah melahirkan alumni-alumni yang berpretasi. Penjelasan ini diberikan Helmi sehubungan adanya pemberitaan di media massa yang menyatakan Yayasan UISU yang diakui adalah Yayasan UISU yang dipimpin Usman Pelly. “Itu tidak benar. Karena, sampai saat ini UISU yang sah adalah UISU yang berdiri sejak 1952 di kampus UISU Almunawwarah Jl. SM. Raja Teladan-Medan. Dirjen AHU sejak 2007 hingga saat ini juga tidak pernah menerbitkan surat keputusan pengesahan Yayasan UISU pimpinan Usman Pelly, karena sampai saat ini Yayasan UISU masih dalam konflik dan proses hukum di pengadilan,” ucapnya Helmi menilai ada pemutarbalikan fakta pemberitaan, maka hal ini perlu diklarifikasi. Bukan berarti apabila telah jumpa Menteri Kemenkumham, maka itu merupakan bentuk

dari pengesahan. “Saya sendiri pun sering berjumpa dengan beberapa menteri dan pejabat tinggi. Maka masyarakat jangan sampai terkelirukan dengan adanya pemberitaan yang tidak seimbang tersebut,” tambahnya. Dilaporkan Sementara itu, pendiri dan anak pendiri Yayasan UISU mengadukan Prof. Zulkarnain Lubis dan Ir Helmi Nasution ke Polda Sumut, karena mengelola UISU Al Munawwarah Jln. Sisingamangaraja, Medan, tanpa izin pemerintah. “Zulkarnain Lubis dilaporkan karena mengelola UISU tanpa ada izin pemerintah. Pelapor sudah diperiksa dan di BAP, selanjutnya penyidik akan memeriksa saksi-saksi,” terang Kabid Humas Poldasu AKBP Heru Prakoso melalui Kasubbid Dokliput AKBP MP Nainggolan kepada wartawan di Mapoldasu, Selasa (7/6). Dikatakan Nainggolan, Zulkarnain Lubis dan Helmi Nasution dilaporkan karena mengikuti dan mengulangi perbuatan yang sama dilakukan terdakwa dr Chairul Mursin yang saat ini tengah menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Medan.“Pelapor Haris Bahrum Jamil melaporkan Zulkarnaen dan Helmi dengan nomor LP/166/lV/2011/SPKT lll tanggal 2 April 2011. Sebelum memeriksa terlapor, penyidik terlebih dahulu memeriksa saksi-saksi,” sebut Nainggolan. Menurutnya, pendiri dan anak pendiri Yayasan UISU melaporkan Zulkarnain Lubis karena hingga saat ini masih menjalankan akademik tanpa izin pemerintah dan memberikan izin operasional kepada fakultas. Selain itu memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik tanpa hak sebagaimana dimaksud dalam pasal 67 Yo, pasal 71 UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. (cwan/m27)

Tahanan Polsek Sunggal Ditangkap Di Banten MEDAN (Waspada): Tahanan Polsek Sunggal yang melarikan diri sejak Rabu (19/5), akhirnya berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya di Serang, Banten, Senin (6/6) sore. Penangkapan tersangka FA alias Feri, 28, dipimpin langsung Kapolsek Sunggal Kompol Sonny Marisi Nugroho Tampubolon, SH, SIK. “Tersangka Feri ditangkap di Serang, Banten. Ketika hendak ditangkap, tersangka Feri mencoba melarikan diri, namun berhasil digagalkan Kapolsek Sunggal bersama dua anggotanya,” ujar sumber Waspada di kepolisian, Selasa (7/6) sore. Menurut sumber, tersangka Feri akan tiba di Mapolsek Sunggal dalam waktu dua atau tiga hari mendatang guna menjalani proses lebih lanjut. Tersangka Feri merupakan tahanan yang terlibat kasus peredaran uang palsu. Tersangka Feri melarikan diri bersama empat tahanan lain. “Dua tahanan sudah ditangkap terlebih dulu yakni satu di kawasan Bukit Lawang, Kabupaten Langkat dan satu lagi di Jln. Medan-Binjai, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang,” ungkapnya. Kelima tahanan tersebut melarikan diri setelah merusak jerejak besi, asbes dan atap ruang tahanan Polsek Sunggal. Mereka adalah FA alias

Feri, 28, sebagai otak pelakunya penduduk Jln Pungguk, Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal; Is alias Mail, 38, penduduk Jln. PDAM Tirtanadi, Gg. Lembah Berkah, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal dan AM alias Anggi, 38, penduduk Jln. Pukesmas, Medan Sunggal. Sebelumnya, petugas menangkap dua tahanan MAP alias Arifin, 35, penduduk Jln. Binjai Km 13,5 Pasar Kecil, Lorong Serasi, Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Arifin ditangkap di rumah kakaknya Jln. Sei Mencirim, Pasar IV, Sunggal, Deliserdang. JS alias Andra, 34, penduduk Jln. Sei Mencirim, Gg. Gelap, Desa Payageli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang ditangkap di salah satu penginapan Bukit Lawang, Kabupaten Langkat. Dalam kasus itu, timsus masih mengejar dua tahanan lagi hingga ke luar daerah. Sedangkan, foto kedua tersangka sudah disebar ke seluruh jajaran kepolisian. Kapolsek Sunggal Kompol Sonny Marisi Nugroho Tampubolon, SH,SIK yang dikonfirmasi Waspada melalui telefon selular membenarkan adanya penangkapan terhadap tahanan yang kabur tersebut. (m36)

BELAWAN ( Waspada): Tengku Fahri, 27, warga Jalan Bundar Pulo Brayan Bengkel Baru, terpaksa dirawat intensif di RSU Martha Friska akibat tertembak petugas di pintu tol Tanjung Mulai. Saat mendampingi anak keduanya di rumah sakit, Nining, 49, ibu korban, mengatakan, peristiwa menimpa anaknya diketahui, Minggu (5/6) pagi sekitar pukul 06.00. “Pagi itu suami saya ditelepon Bahri kalau dia berada di bawah pohon sawit dalam keadaan tertembak. Namun aku belum tahu penyebabnya,” kata Nining, Selasa (7/6). Mendapat kabar itu, suami Nining, T Abzal Azat bersama adik korban berangkat dan menemukan korban dalam keadaan duduk sambil bersandar di bawah pohon sawit kawasan pintu tol Mabar atau KIM. “Setelah itu dia kami bawa kemarin dan Minggu pagi dioperasi hingga sekarang belum siuman,” kata Nining menangis. Ditanya tentang laporan polisi, Nining mengaku setelah kejadian itu dia bersama keluarganya tidak melapor kerena disibukkan mencari dana untuk biaya operasi korban. “Awalnya

Dira harus mengembalikan sisa kembaliannya Rp 4000. Namun usai jajan, Dira tak bisa mengembalikan sisa uang kembaliannya karena hilang. Begitu mendengar pengakuan

Dira, Khodijah emosi, apalagi uangnya saat itu cuma Rp5000 saja. Dira pun dipukuli. Selain dicubiti, kepalanya juga dihantamkan ke dinding hingga benjol dan berdarah. “Saat itu

Waspada/Andi Aria Tirtayasa

SITI Khodijah bersama dua putrinya saat masih berada di markas Polsekta Percut Seituan, sebelum dikembalikan ke rumahnya di PasarVII, Desa Tembung, Kecamatan Percut Seituan.

tetap diikuti keempat orang tak dikenal tersebut dan saat mereka akan mengambil tiket masuk, Fadli dan korban diteriaki maling oleh keempat orang tersebut. Mendengar terikan itu, aparat berbaju biri- biru yang diduga petugas keamanan PT Jasa Marga menembak senjata api kearah mobil yang ditumpangi korban. Tembakan itu mengenai pintu mobil dan menembus perut sebelah kiri korban yang saat itu berada di posisi belakang pengemudi. “Kulihat tembakan itu dari pos masuk jalan tol dilakukan aparat mengenakan pakaian birubiru,” kata Zulisman, teman korban. Akibat tembakan itu, mobil yang ditumpangi korban oleng dan berhenti setelah masuk ke rawa-rawa di sisi jalan tol. Selanjutnya, korban dan temanya keluar dari dalam mobil menyelamatkan diri. “Setelah kami kabur keempat pria tadi pergi entah kemana,” tambah Fadli. Ketika masalah ini dikonfirmasikan melalui telepon seluler kepada Kanit Reskrim Polsekta Medan Labuhan AKP Oktavianus, tidak bersedia mengangkat HPnya walau telah dihubungi berulang kali. (h03)

Kapoldasu Diminta Berantas Mafia Tanah Dan Hukum MEDAN (Waspada): Kapoldasu Irjen Wisjnu Amat Sastro diminta memberantas mafia tanah yang diduga melibatkan oknum PNS di BPN Medan maupun Sumut yang dibacking oknum Polresta Medan. “Saya sudah membuat pengaduan tertulis ke Kapolda dan Kabid Propam Poldasu dan tembusannya ke Mabes Polri tentang adanya praktek mafia tanahdanmafiahukumyangdilakukan oknum BPN dan oknum Polresta Medan terhadap proses pemeriksaan perkara LP/1460/ IV/Tabes, 21 April 2007,” jelas Henry Kosasih alias Akeng, 52, warga Jalan Badur, Medan Maimun, kepada wartawan di Polresta Medan, Selasa (7/6). Henry yang menjadi korban dalam kasus tindak pidana membuat dan mempergunakan surat palsu menyatakan keberatan adanya praktek mafia hukum yang dilakukan oknum penyidik Aipda LJS, sehingga terdapat kejanggalan dan penyimpangan yang dilakukan penyidik dan sengaja menghambat proses penyidikan. Menurut Henry, terungkap-

Ibu Aniaya Putrinya Gara-gara Rp4.000 SITI Khodijah boleh-boleh saja bersenang hati setelah petugas Polsekta Percut Seituan melepasnya kembali ke rumahnya di Jalan PasarVII, Desa Tembung, Kecamatan Percut Seituan. Bebasnya ibu rumahtangga ini disaksikan oleh suaminya dan perangkat desa setempat. Ibu dua putri ini, terpaksa diamankan petugas Polsekta Percut Seituan, Sabtu (4/6) sekira pukul 15:00 dari amuk warga. Pasalnya, Siti Khodijah dilihat warga memukuli putri kandungnya Dira Fajira yang masih berusia 8 tahun. Tak hanya dipukuli, kepala Dira juga dihantamkan ke dinding rumahnya hingga benjol dan berdarah. Sejumlah warga yang melihat aksi kasar yang dilakukan Khodijah spontan melaporkannya ke Polsekta Percut Seituan. Berdasarkan laporan dari para tetangganya itu, Khodijah pun diamankan ke markas Polsekta Percut Seituan. Aksi kejam Khodijah dipicu dari tingkah anak sulungnya itu yang tak mengembalikan uang Rp4000 kepadanya. Sebelumnya, Dira merengek-rengek minta uang jajan. Karena sang ibu tak memiliki uang pecahan Rp1000, maka dia memberikan uang Rp5000 dengan catatan

kami berpikir keselamatan anakku dan baru hari ini suami saya melapor ke Polsekta Medan Labuhan,” ucapnya. Nining berharap, polisi dapat mengungkap pelaku penembakan itu dan pihak PT Jasa Marga memberikan bantuan untuk pengobatan anaknya. “Kami minta polisi mengusut kasus ini hingga tuntas,” pungkasnya. Sementara itu, seorang teman korban Fadli, 25, menjelaskan petaka yang menimpa temannya. Awalnya saat dia bersama korban dan dua temannya yakni Zulisman, 23, dan Erwin, 30, pulang makan dari Foodcourt Merdeka Walk Jalan Balai Kota. Dengan mengendarai mobil Feroza BK 1060 LO, mereka melintas di Jalan Putri Hijau atau di depan Capital Building, Sabtu (4/6) sekira pukul 05:00. “Ketika itu mobil saya nyenggol sepedamotor. Namun saat kami turun dari mobil untuk membantu, empat pria yang tak kukenal mukuli aku dan memecahkan kaca belakang mobilku pakai helm,” katanya. Panik akan hal itu, Fadli berusaha menyelamatkan diri lalu tancap gas. Ternyata hingga tiba di pintu Tol Tanjung Mulia, Fadli

aku emosi. Uang kembalian beli jajanan hilang. Uangku cuma Rp5000 saja yang ada,” ujar Khodijah kepada Waspada. Khodijah mengakui, dirinya saat itu sedang emosi karena uangnya cuma Rp5000. “Suamiku belum pulang dari jualan, jadi uangku cuma Rp5000 yang ada saat itu,” tuturnya lagi. Menurutnya, saat itu suaminya memang tidak berada di rumah karena sedang berjualan tahu goreng keliling. Sementara itu, Kapolsekta Percut Seituan Kompol Maringan Simanjuntak menyebutkan, Siti Khodijah sudah dikembalikan ke rumahnya setelah suaminya datang menjeput bersama perangkat desa. “Polisi tidak menahan Siti Khodijah karena dengan pertimbangan kemanusiaan, kedua putrinya masih kecil-kecil dan membutuhkan kasih sayang kedua orangtuanya,” ujar Maringan, Senin (6/6) siang. Menurut Maringan, pasangan suami istri tersebut sudah diberi pembinaan agar tidak mengulangi perbuatan kasarnya kepada kedua putrinya. “Mudah-mudahan mereka itu bisa mendidik dan mengasuh kedua putrinya dengan baik,” harapnya. (h04)

nya sindikat mafia tanah dan hukum ini, setelah mengikuti perkembangan kasus yang dilaporkan sejak 2007 di Polresta Medan dan sampai sekarang pihak terlapor yakni Dial Iskandar, warga Karya Jasa, yang mengklaim tanah seluas 1.750 m2 di Jalan AH Nasution, tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikan hak tanah tersebut yang dijualnya kepada Sarikat Ginting, Janson Purba dan Manginduk Manik. Mengenai keterlibatan oknum PNS di BPN Medan, mengetahui sudah ada laporan polisi tentang tanah tersebut tapi tetap memproses permohonan hak sertifikat atas nama Amerika Ginting anak dari Sarikat Ginting dan kemudian melalui atas nama Sepeken br Tarigan mengajukan permohonan pembataran sertifikat hak milik (SHM) no 13/ Pangkalan Mansyur atas nama Henry Kosasih dengan cara praktek mafia pertanahan dan

diproses oknum PNS BPN Medan dan Sumut dengan sengaja melawan hukum. Henry menyebutkan, adanya pemalsuan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang diduga dilakukan oknum penyidik Aipda LJS. Sebagai buktinya, sebelum adanya LP dari korban 21 April 2007 dan saksi korban diperiksa 26 April 2007, penyidik telah melakukan BAP terhadap Dial Iskandar diperiksa 24 April 2007, Amar Kaur (istri Dial Iskandar) diperiksa 7 April 2007, SuciptoLingga,sekretarislurahPangkalan Mansyur, diperiksa 21 April 2007 dan Amat Bestari sebagai Kepling diperiksa 7 April 2007. “BAP Amar Kaur sudah dihilangkan,” jelasnya sambil menunjukkan bukti pemeriksaan. Korban berharap Kapoldasu menindak lanjuti pengaduan secara tertulis yang sudah dilayangkan 23 Mei 2011 yang tembusannya ke Satgas Mafia Hukum, Kapolri. (m39)

Waspada/Andi Aria Tirtayasa

AP yang mengancam akan membunuh ayah kandungnya saat diamankan di Mapolsekta Percut Seituan.

Anak Ancam Bunuh Ayah Kandung MEDAN (Waspada): Seorang pria berinisial Ap, 34, warga Jalan Pukat II, Kecamatan Medan Tembung, diamankan petugas Polsekta Percut Seituan karena mengancam akan membunuh ayah kandungnya bernama Usman ,65. Peristiwa pengancaman tersebut berawal saat Ap tiba-tiba mengamuk tanpa sebab di rumahnya. Melihat anak kandungnya marah, Usman emosi sekaligus mengusir anaknya. Namun, Ap tak terima dengan pengusiran dirinya, bahkan mengambil parang mengacungkannya kepada Usman seraya menyebut akan akan membunuh ayahnya. Merasa terancam akan dibunuh, Usman melaporkan anaknya itu ke Polsekta Percut Seituan. Polisi yang mendapat laporan langsung mengamankan Ap. Namun, hasil pemeriksaan polisi, Ap memiliki gangguan jiwa. Pihak keluarga Ap juga mengakui kalau Ap sudah empat kali masuk rumah sakit jiwa. Kepada petugas, Usman mengaku anak kandungnya itu memang memiliki kelainan jiwa dan sudah empat kali masuk RSJ. “Dia sudah empat kali masuk RSJ,” tutur Usman. Kapolsekta Percut Seituan Kompol Maringan Simanjuntak, Senin (6/6) menyebutkan, setelah diperiksa, Ap memiliki gangguan kejiwaan, apalagi pihak keluarga sudah memperlihatkan kartu berobat dari RSJ. “Setelah mendapat penjelasan dari pihak keluarga ternyata sang anak sudah empat kali menjalani perawatan di RS Jiwa. Jadi, ini yang kelima kalinya anak tersebut harus mendapat perawatan di RSJ,” jelas Maringan. (h04)

Cabuli Siswi SMP Ditangkap MEDAN (Waspada): Seorang montir yang mencabuli siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditangkap petugas Polsekta Pancurbatu dari bengkel tempatnya bekerja, Sabtu (4/6). Menurut orangtua korban Afdif Adil Gulo, 46, kepada petugas, Minggu (5/6), tersangka J alias Joni, 22, warga Jalan Jamin Ginting, Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, diduga telah merengut kesucian putrinya S br Gulo, 14, warga Dusun I Lau Juhar, Kecamatan Tanah Pinem, Dairi. Tersangka Joni dan korban sebelumnya mempunyai hubungan asmara yang dimulai awal Januari lalu. Dia mencabuli korban melalui bujuk rayu dan perbuatan itu berulang kali dilakukannya diperkirakan sebanyak 10 kali di berbagai tempat. Orang tua korban yang mengetahui putrinya telah dicabuli tersangka lalu membuat pengaduan ke Polsek Pancur Batu, Sabtu (4/6) sekira pukul 19:00. Polisi kemudian menangkap tersangka di bengkel milik Herman Simpang Tuntungan, Kecamatan Pancurbatu, tempat Joni tinggal dan bekerja. Ketika polisi, tersangka mengakui perbutannya telah mencabuli korban sebanyak 10 kali di berbagai tempat. Kapolsek Pancur Batu AKP M Budi Hendrawan, Sik melalui Kanit Reskrim AKP Faidir Chan, SH ketika dikonfirmasi membenarkan pihaknya menangkap tersangka Joni yang telah mencabuli wanita masih dibawah umur. (m40)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.