Waspada, Rabu 4 Agustus 2010

Page 21

Aceh

WASPADA Rabu 4 Agustus 2010

B7 Jembatan Pata Makam Ambruk

Kabag Humas Kembali Lowong

MADAT, Aceh Timur (Waspada): Jembatan besi di lintasan Jalan Desa Madat- Paya Naden, Kec Madat Aceh Timur, yang disebut masyarakat setempat sebagai Jembatan Pata Makam, ambruk akibat dilindas truk tronton bermuatan 22 ton gabah kering. Insiden ini membuat sebagian badan truk terjerembab ke rawa-rawa, sementara kondisi jembatan hancur total. “Peristiwa itu terjadi Minggu (1/8) sekira pukul 22.00 Wib. Truk beserta muatan gabah didalamnya baru berhasil ditarik dengan menggunakan truk lainnya, Senin (2/8)pukul 17.30. Saat ini jembatan rusak berat, jangankan mobil, roda dua saja sulit melintas,” kata Keuchiek Desa Madat, Husein, kepada Waspada, Selasa (3/8). Menurut Husein, selama ini jembatan tersebut memang sudah kropos. Pihaknya sudah berulang kali melaporkan kondisi itu kepada dinas terkait supaya segera diperbaiki. Sayangnya, laporan itu tidak mendapat respondari pemerintah, hingga akhirnya ambruk total. “Seingat saya, jembatan ini sudah berusia puluhan tahun. Kerusakannya mulai parah dalam lima tahun terakhir. Sejak saat itu kami sudah tiga kali memohon kepada pemerintah supaya segera memperbaiki jembatan tersebut, tapi tidak direspon,” ucapnya. “Padahal lintasan ini termasuk jalur strategis yang tidak saja bermanfaat bagi masyarakat Desa Madat. Warga desa lainnya juga menggunakan jalur ini untuk berbagai keperluan, termasuk mengangkut hasil pertanian,” tandas Keuchiek Husein. (cmus/ cmad)

SUBULUSSALAM (Waspada): Lima bulan jabatan Kabag Humas dan Protokol dikendalikan Anharuddin, SH sejak pelantikannya, 31 Desember 2009 silam, kini jabatan itu kembali kosong. Kendati tidak terkuak informasi pasti dasar pemberhentian itu dan tidak jelas penggantinya, Anharuddin memastikan kalau dirinya sudah non aktif sejak Mei 2010. Padahal pengangkatan dirinya berdasarkan SK Walikota Subulussalam No. Peg.821.2/77/2009 tentang pengangkatan PNS dalam jabatan struktural eselon IIIa dan IVb. Informasi penon-aktifan dirinya itu disampaikan Anharuddin menjawab wartawan saat mendampingi Sekdako Subulussalam Drs. H. Anharuddin, SE, MM memberikan keterangan pers, Rabu (28/7) terkait demo mahasiswa sepekan sebelumnya. Sejumlah wartawan menilai kalau kekosongan Kabag Humas dan Protokol sangat berpengaruh bagi kinerja mereka. Yang lebih ironis lagi, tidak kurang dari dua bulan kekosongan itu, kepastian informasinya baru diketahui wartawan saat agenda temu pers digelar Sekdako. “Kalau tak ada temu pers ini kita tidak tahu kepastian kekosongan jabatan Kabag Humas dan Protokol Setdako Subulussalam,” kritik seorang wartawan setempat. Wakil Walikota Subulussalam H. Affan Alfian Bintang yang dikonfirmasi usai membuka seminar “Subulussalam Menuju Kota Pendidikan”, Kamis (29/7) di Grand Mitra Subulussalam Hotel membenarkan. Namun Affan memastikan kalau peran Anharuddin di bagian Humas dan Protokol dua bulan terakhir hanya bersifat diperbantukan sambil menunggu pejabat pengganti dilantik. (b33)

Polisi Jaring Geng Motor Pelajar

Longkib Jadi Kawasan Sapi SUBULUSSALAM (Waspada): Menyusul penyaluran 62 ekor sapi, 31 ekor diantaranya bagi peternak di Kecamatan Longkib, Subulussalam, daerah ini diprogramkan menjadi daerah kawasan sapi. Prospek pengembangbiakan sapi di kecamatan ini dinilai sangat positif, meskipun di kecamatan lain tidak tertutup peluang untuk itu. Demikian Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Kadisnakkan) Subulussalam Drh. Jalaluddin didampingi Kabid, Syamsuar, Senin (2/8) di ruang kerjanya. Dikatakan, 63 ekor sapi yang diserahkan secara simbolis oleh Walikota Subulussalam Merah Sakti, Senin pekan silam di Desa Sikerabang Kec. Longkib, 10 ekor diantaranya untuk Kec. Simpang Kiri, lima ekor untuk Kec. Penanggalan, 12 ekor untuk Kec. Sultan Daulat, empat ekor untuk Kec. Rundeng dan 31 ekor untuk Kec. Longkib. Menyoal sistem penyaluran, Jalaluddin dibenarkan Syamsur, dilakukan melalui para camat. “Kita percayakan kepada para camat untuk menentukan warga penerima, sehingga diharapkan lebih tepat sasaran,” pungkas Jalaluddin. Menyebutkan realisasi bantuan sapi di daerah ini, Jalaluddin menyebutkan kalau Agustus 2009, 23 dari 24 ekor sapi diserahkan kepada sejumlah masyarakat di Desa Subulussalam dan Mukti Makmur Kec. Simpang, Subulussalam. Lalu gelombang kedua, November 2009, 269 ekor untuk peternak di lima kecamatan se-Kota Subulussalam. “Perkembangannya cukup positif dan sekira 80 persen berhasil,” tegas Jalal. Memastikan upaya keberhasilan pengembangan ternak sapi di daerah ini, Jalaluddin menyebutkan kalau sistem kawin suntik menjadi salah satu alternatif. Pasalnya, keberhasilan sistem ini dinilai lebih memungkinkan karena di samping kesehatan hewan terawat, anak sapi yang dilahirkan pun diyakini lebih sehat. “Sejak Maret lalu kita sudah lakukan sistem suntik terhadap 80 ekor sapi, dengan angka kebuntingan mencapai sekira 30 persen,” terang Syamsuar seraya menambahkan, September depan sapi-sapi ini diyakini sudah punya anak. (b33)

Juli 2010 Banda Aceh Inflasi 1,13 Persen, Lhokseumawe 0,92 BANDA ACEH (Waspada): Berdasarkan pantauan Badan Pusat Statistik terhadap harga barang dan jasa pada bulan Juli 2010, Kota Banda Aceh mengalami inflasi 1,13 persen dan Kota Lhokseumawe 0,92 persen. Secara umum (agregat) maka untuk Provinsi Aceh terjadi inflasi 1,03 persen dan nasional 1,57 persen pada bulan yang sama. Secara umum inflasi di Kota Banda Aceh disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan dengan inflasi sebesar 3,79 persen, pendidikan, rekreasi dan olah raga 1,60 persen, makan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,42 persen, serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,20 persen. Selanjutnya, pada kelompok kesehatan inflasi 0,09 persen, transpor, komunikasi dan jasa keuangan inflasi 0,02 persen. “Sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,72 persen,” ungkap Syech Suhaimi, Kepala BPS Aceh, kepada pers, Senin (2/8) di aula BPS, Banda Aceh. Menurut Syech Suhaimi, beberapa komoditas yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi bulan Juli 2010, antara lain cabe merah, daging ayam ras, tongkol, kembung, udang basah, telur ayam ras, beras, sewa rumah. daging ayam kampung, cabe hijau, tarif sekolah dasar, bawang merah, gula pasir, tarif SLTA dan tarif SLTP. Sementara beberapa komoditas yang terjadi yang mengalami penurunan harga antara lain emas perhiasan, semangka, bayam, melinjo mentah, sabun detergen bubuk, tarif air minum pikulan dan ketimun. Dengan kondisi itu, maka laju inflasi tahun kelender 2010 (Januari-Juli 2010) untuk Kota Banda Aceh adalah sebesar 1,24 persen, Kota Lhokseumawe 2,01 persen dan Aceh 1,61 persen. Sedangkan inflasi year on year (Juli 2010 terhadap Juli 2009) untuk Banda Aceh 3,45 persen, Lhokseuawe 6,00 serta Aceh 4,66 persen. Dari 16 kota di Sumatera yang dihitung Indek Harga Konsumen (IHK)nya memperlihatkan semua kota tersebut mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bengkulu sebesar 3,03 persen dan terendah di Tanjung Pinang sebesar 0,12 persen. Secara nasional dari 66 kota yang dihitung IHK-nya juga seluruhnya mengalami deflasi pada bulan Juli 2010 ini. (b04)

50 Guru Nagan Raya Ikut Sosialisasi NAGAN RAYA (Waspada): Sebanyak 50 guru asal Kabupten Nagan Raya, Minggu (01/8) mengikuti sosialisasi di tingkat daerah, yang mengundang tiga dosen Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) masing-masing Keysa Panjaitan,M.Pd, Prof. Dr.Syaifuddin,M.A,Ph.D dan Dr. Zubirsyah sebagai pembicara. Acara ini berlangsung satu hari di SMP 3 Seunagan, Kabupaten Nagan Raya. Eka Sugianti Spd, Koordinator kegiatan mengatakan kepada Waspada, sosialisi dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan daerah, khususnya di Nagan Raya. Masih banyak guru yang kurang pengalaman dalam hal belajar mengajar, bahkan kebanyakan tamatan D2 dan D3. Hal ini, supaya nantinya guru-guru ini mendapat pengalaman lebih, dengan adanya sosialiasi ini. Selainitu, sebut Eka, juga untuk bisa merealisasikan pembangunan cabang Universitas Setia Budi Mandiri di Nagan Raya agar nantinya guru-guru yang sudah selesai D2 dan D3 bisa melanjutkan pendidikan di Setia Budi Mandiri tersebut. Insya Allah, tambah Eka, dengan adanya sosialisasi ini maka para guru di Nagan Raya mendapat suatu tambahan pelajaran dari dosen-dosen luar Kabupaten Nagan Raya tersebut. Sosialisasi juga di hadiri pendiri Kampus STIMI Abdul Latif Spd, M.Si Cabang Nagan Raya dan seorang dosen Ma’Isa. Jalil Spd.(mji)

Waspada/Muhammad H. Ishak

JALAN HANCUR: Lintasan Keude Geurobak – Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, tampak hancur dan berkubang serta digenangi air. Foto diambil Selasa (3/8).

25 Tahun, 9 Km Jalan Keude Geurobak Hancur BANDA ALAM, Aceh Timur (Waspada): Sepanjang 9 Kilometer jalan utama Keude Geurobak, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur hancur yang mengakibatkan arus transportasi terganggu. Ironisnya, kondisi tersebut telah berlangsung sejak 25 tahun lalu. Meski pihak kecamatan dan Pemkab setempat telah berulangkali mengusulkannya ke tingkat Provinsi agar dilakukan perbaikan guna menghindari jatuhnya korban, tetapi hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan. Sarana transportasi

antar kecamatan itu, kini bagaikan kubangan kerbau. Selain berlumpur dan digenangi air, kerikil tajam ikut mewarnai jalan yang mayoritas dilalui petani dan pelajar itu. Menurut pengakuan warga setempat, jalan yang menjadi penghubung pusat Kecamatan Banda Alam dengan PT Bumi Flora tersebut, semakin hancur akibat dilintasi truk pengangkut hasil alam. TM Abdullah, tokoh masyarakat Banda Alam, kepada Waspada, Selasa (3/8) mengatakan, sarana transportasi itu telah

hancur sejak puluhan tahun yang silam. Meski akibat ketiadaan jalan lain untuk dilewati, warga terpaksa melaluinya. Dia mengaku, ketika musim hujan tiba, jalan tersebut digenangi banjir hingga 1 meter. Akibatnya, jalan yang telah hancur semakin bertambah parah. “Tiap tahun banjir melanda wilayah ini, akibatnya jalan bertambah rusak. Bahkan, kini sudah tidak layak lagi dimanfaatkan,” ujarnya. Camat Banda Alam, Abdul Aziz, SE, membenarkan, lintasan utama Keude Geurobak –

Jambo Reuhat, sudah sangat parah tingkat kerusakannya. “Kita sayangkan tidak ada perbaikan, karena masyarakat sangat susah melintasinya,” ujarnya. Aziz mengatakan, dalam wilayah kerjanya, lintasan utama yang hancur, selama ini sama sekali belum dilakukan pengerasan dan perbaikan secara menyeluruh. “Kendati demikian, kita akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat itu hingga ke Provinsi, agar segera dilakukan perbaikan,” ujar Camat Aziz. (cmad)

Dialog Interaktif Warnai Peresmian RRI Takengon TAKENGON Waspada): “Konflik berkepanjangan antara RI dan GAM telah berakhir di Bumi Serambi Mekkah, paska penandatangan MoU perdamain di Helsenki tahun 2004. Dari itu saat ini situasi Aceh yang aman dan damai hendaknya dibarengi dengan kemajuan di segala bidang, khususnya memajukan perekonomian rakyat.” Demikian, kata Danrem 011 Lilawangsa, Kolonel, Deni K. Irawan, ketika mendapat kesempatan berbicara dalam dialog interaktif di acara peresmian Kantor RRI Takengon. Senin (2/ 8)pagidiJalanLembaga,Bebesen. “Sesuai UU no.34 tahun 2004, TNI merupakan alat negara, salah satu tugas pokoknya

menjaga keutuhan RI. Namun untuk menciptakan situasi kondusif tentunya sengenap elemen masyarakat diharapkan juga bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian,” sebut Danrem. Kendati situasi saat ini telah kondusif, kata Danrem, tentu berkemungkinan, ada sebagian kecil pihak-pihak tertentu yang tidak ingin perdamaian ini terus berlangsung. Dari itu kita harus menjadikan setiap bentuk pengganggu dan perusak perdamaian sebagai musuh bersama dan juga musuh negara,” katanya lagi. Sebelumnya Bupati Aceh Tengah, Ir. Nasaruddin,MM, yang mendapat kesempatan

dalam dialog interaktif RRI itu, selain mengangkat tentang tingginya potensi daerah Aceh Tengah dalam pertanian khususnya komoditi tanaman kopi. Dia juga juga menyinggung masih adanya jalan negara yang butuh perhatian di Bumi Gayo ini. “Aceh Tengah merupakan daerah memiliki komoditi pertanian yang telah mendunia ketenarannya, salah satunya kopi. Untuk tanaman kafein ini, saya kira dataran tinggi Gayo masih salah satu penghasil dengan kualitasterbaik,”kataNasaruddin. Namun dibalik hasil alam yang melimbah, sebutnya, sarana di Aceh Tengah masih dalam tahap yang mengkwatirkan saat ini. Karena diperkirakan sepan-

jang 130 KM ruas jalan negara yang menghubungkan antar kabupaten dalam kondisi yang butuh perhatian. Sementara Kapolres Aceh Tengah, Edwin Rachmat Adikusomo yang juga menghadiri acara itu dalam dialognya menyinggung, saat ini kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), meningkat di Aceh Tengah dari tahun-tahun sebelumnya. “Kasus pengaduan KDRT merupakan terbanyak yang kami proses saat ini. Ratarata motif kasus itu karena tidak adanya izin berpoligami dari istri, sehinggapercekcokankerapterjadi dalam rumah tangga, hal itu berbuntut pengaduan ke pihak kepolisian,”kataKapolres.(cir/b18)

IDI, Aceh Timur (Waspada): Satu kelompok balap liar yang diduga geng motor pelajar, terjaring razia Operasi Bersih Rencong 2010 yang digelar jajaran Polres Aceh Timur, di jalan nasional depan Mapolres setempat, Senin (2/8) malam. Remaja tanggung yang rata-rata masih duduk di bangku kelas dua SMA itu sempat diamankan dan diberi pengarahan oleh polisi, sebelum akhirnya diserahkan kepada orang tua masing-masing. Sementara enam sepeda motor yang mereka kenderai, masih diamankan di Mapolres Aceh Timur, di Peudawa. “Sepeda motor kita amankan karena tidak lengkap dokumen. Meski demikian, sejauh ini kita belum menemukan indikasi keenam sepeda motor itu bodong. Ini hanya bersifat pelanggaran dan kasusnya sudah diarahkan ke Satlantas,” kata Kapolres Aceh Timur AKBP Drs Ridwan Usman melalui Kasat Intel Iptu Ananda Fauzi Harahap saat ditemui Waspada, Selasa (3/8). Kasat Intel menjelaskan, kelompok pembalap liar itu terjaring razia sekira pukul 23:00 Wib. Malam itu mereka melaju dalam kecepatan tinggi dari arah Langsa menuju Idi, tanpa menggunakan helm. Begitu melihat razia di depan Mapolres, kelompok pemuda belia itu langsung balik arah sambil mengeber-ngeber gas sepeda motor mareka. Bahkan beberapa diantaranya sempat jumping dan standing sembari tancap gas kembali ke arah Langsa. “Melihat situasi demikian, petugas segera melakukan pengejaran hingga akhirnya berhasil ditangkap dan diamankan ke Mapolres,”urai Kasat Intel, seraya menghimbau seluruh lapisan masyarakat, terutama para remaja agar tidak ikut-ikutan dalam aksi balap liar, karena juga mengancam keselamatan jiwa si pelaku itu sendiri. (cmus)

Aceh Timur Butuh Aparatur Handal LANGSA (Waspada): Pemerintah Kabupaten Aceh Timur membutuhkan aparatur pemerintahan yang handal dan berilmu pengetahuan serta punya kepribadian luhur. Sehingga tugas untuk memberi pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan baik dan optimal. Hal itu dikatakan Bupati Aceh Timur Muslim Hasballah, dalam amanat tertulis dibacakan Sekda Syaifannur, SH, MM, Senin (2/ 8), saat membuka Diklat Peningkatan Kompetensi Sekretaris Desa tahap II di aula SKB Aceh Timur. Dikatakan Bupati, sebagai aparatur pemerintah memiliki tugas melayani segenap masyarakat dalam berbagai situasi. Melalui diklat diharapkan para aparatur bertambah arif dan kian mantap dalam setiap langkah serta selalu mawas diri dalam mengambil keputusan. Juga mampu memadukan antara kebenaran teori dengan kondisi empirik di lapangan. Kepada aparatur pemerintah khususnya Sekdes, Bupati meminta tetap memelihara kelangsungan unsur etika dalam penyelenggaraan pemerintahan. “Baik buruknya pelayanan yang diberikan aparatur pemerintah kepada masyarakat akan dilihat dan dinilai berdasarkan kepuasan yang diterima masyarakat,” kata Bupati Muslim Hasballah. Sebelumnya Kepala Badan Kepegawaian,Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Timur Bustami, SH mengatakan kegiatan ini berlangsung enam hari, 2 - 7 Agustus 2010. Peserta dari Kec. Banda Alam, Darul Ihsan, Idi Rayeuk, Madat, Nurussalam,Pante Bidari, Peudawa, Peureulak, Peureulak Barat,Peureulak Timur, Rantau Peureulak, Rantau Selamat, Serbajadi, Simpang Jernih, Simpang Ulim dan Sungai Raya.(ts)

“Beri Saja Kami Minyak Tanah” AZAN Dhuhur baru saja usai berkumandang, matahari tepat berada di atas ubun-ubun kepala, cahayanya berpendar menyebarkan hawa panas yang menyengat. Gerah dan cucuran keringat membahasi baju, namun barisan panjang itu tidak juga bubar bahkan semakin mengular menyebabkan arus lalulintas di sekitar lokasi tersebut terganggu. Hampir satu jam, Meni, 38, berada dalam antrian panjang tersebut, menjinjing sebuah jerigen dia bersabar menunggu gilirannya mendapatkan jatah minyak tanah yang hanya tiga liter per orang di sebuah pangkalan bilangan Gampong Jawa, Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa, Aceh, Senin (2/8). Ritual antri minyak tanah seminggu dua kali ini telah dijalaninya sejak tiga tahun lalu. Saat awal pemberlakukan antrian, jatah minyak yang didapat masih dalam tahap wajar, berapapun permintaan tetap dilayani, namun seiring perjalanan waktu jatah minyak yang didapat terus berkurang. “Sejak setahun terakhir jatah minyak yang diberikan semakin berkurang. Bahkan, takarannya kadang tidak sesuai, karena terburu-buru waktu di isi ke jerigen barangkali,” katanya. Semakin siang antrian terus mengular, bahkan beberapa anak-anak juga terlihat ikut mengantri. Dan ini, merupakan trik yang dilakukan para ibuibu untuk mensiasati pembatasan jatah minyak tanah yang diberlakukan pangkalan. Dengan mengikutsertakan anak dalam antrian, mereka berharap akan mendapatkan jatah lebih banyak.“Dengan jatah ha-

nya tiga liter mana cukup untuk masak selama tiga hari,” papar Rusma, 40, ibu rumah tangga yang ikut mengantri bersama anak dan suaminya beralasan. Lain lagi yang dilakukan Sufi, 45. Dia ikut antri bersama seluruh anggota keluarganya untuk mendapat jatah minyak lebih banyak yang kemudian dijual lagi kepada masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya dengan harga lebih mahal. Sufi bahkan mengatur seluruh anggota keluarganya untuk antri di beberapa pangkalan. Dengan antri di berbagai pangkalan, selain menghindari kecurigaan pemilik pangkalan, juga untuk mengakali penjatahan minyak karena kebijakan penjatahan Jatah yang diberlakukan pangkalan bervariasi, ada yang hanya membolehkan pembelian dua liter perorang, ada yang lima dan tiga liter. Kendati sejak pertengahan Juli 2010 sebanyak 28,787 KK (kepala keluarga) di Langsa telah mengikuti program konversi minyak tanah ke gas elpiji , namun kebutuhan minyak tanah terus saja meningkat. Jatah 20 ribu ton minyak tanah yang dialokasikan untuk Langsa seperti hilang tertelan bumi, antrian minyak tanah terlihat di setiap pangkalan dan pengecer. Konversi dan Sosialisasi Beberapa alasan masyarakat masih membutuhkan minyak tanah, salah satunya kebiasaan yang telah turun temurun, sehingga sangat sulit dihilangkan warga. Mereka merasa lebih nyaman masak mengunakan minyak tanah yang dianggap lebih aman, ketimbang harus mengunakan gas yang repot dengan urusan selang dan tabung.

Alasan yang paling gres lebih memilih memasak mengunakan minyak,karena takut terjadi ledakan ketika mengunakan tabung gas elpiji 3 Kg yang dibagikan pemerintah. Pemberitaan yang masif tentang ledakan tabung gas di berbagai tempat di Indonesia serta isu-isu miring tentang kualitas tabung, kompor dan asesorisnya yang hampir setiap hari menghiasi halaman media cetak dan elektronik, menambah beban psikologi ketakutan di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat yang takut tabung yang mereka terima akan meledak, menyimpannya jauh dari rumah, bahkan ada yang menyimpannya di dalam kandang ayam.”Biar kalau meledak tidak kena rumah,” kata Mai, 31, salah seorang penerima paket. Aksi jual tabung juga terjadi. Diperkirakan hampir tiga puluh persen penerima paket konversi menjual kepada penadah tabung yang mereka terima. Keterbatasan mengetahuan masyarakat tentang tatacara pengunaan kompor dan tabung gas merupakan alasan utama penolakan, kondisi ini semakin diperparah dengan kurangnya sosialisasi. Upaya sosialisasi langsung kepada masyarakat penerima paket hanya dilakukan oleh pihak ketiga, rekanan PT Pertamina yang langsung mendistribusi paket konversi kepada masyarakat. Namun, sayangnya sosialisasi yang dilakukan juga sangat terbatas serta minim informasi yang bermutu. Sosialisasi dilakukan saat pendistribusian tabung di setiap gampong. Sayangnya tidak semua penerima hadir saat sosia-

lisasi, alhasil penerima hanya dibekali sebuah karton yang berisikan tatacara pengunaan kompor dan tabung saat mengambil paket di rumah atau kantor geucik. Melihat fenomena penolakan dari masyarakat tersebu, Pemkot Langsa seperti yang ditegaskanWalikotanya Zulkifli Zainon beberapa waktu lalu, akan melakukan sosialisasi dari pintu kepintu setiap penerima. Ketergantungan terhadap

minyak tanah perlu segera dihilangkan, karena setelah program konversiselesai dilaksanakan, pemerintah akan segera melaksanakan tahap pencabutan subsidi terhadap minyak tanah di Aceh. Bila subsidi telah dicabut harga minyak tanah akan mengikuti harga pasar yang bisa mencapai Rp 7.000 perliter, kondisi ini akan sangat menyulitkan masyarakat nantinya. Perlu kerja keras setiap

pengambil kebijakan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya penerima paket tentang pentingnya konversi serta tatacara pengunaan tabung yang baik dan aman. Sehingga, mereka berani mengunakan tabung dan beralih memasak mengunakan gas elpiji.Yang terpenting lagi, mereka yakin yang mereka terima adalah tabung gas, bukan bom. Semoga Samsuar

Waspada/Samsuar

ANTRI MINYAK: Puluhan ibu-ibu mengantri minyak tanah di bilangan Gampong Jawa, Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa, Aceh, kendati pemerintah telah menggulirkan program konversi minyak tanah ke gas elpiji, namun permintaan minyak tanah terus meningkat di Kota Langsa. Foto direkam beberapa waktu lalu.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.