waspada, rabu 3 maret 2010

Page 28

Pentas Pilkada

C8

Tiga Level Kekuatan Calon Medan Ketokohan Hanya Bersifat Parsial

Waspada/Surya Efendi

BALON WALIKOTA DAN SAMPAH: Bakal Calon Walikota Medan dari PDIP, dr Sofyan Tan berdialog dengan gadis cilik pemulung sampah di Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) sampah di Kelurahan Terjun, Kec. Medan Marelan, Senin (1/3). Sofyan mengatakan masyarakat miskin seperti ini butuh perhatian serius dari pemerintah dengan meningkatkan ekonomi mereka.

Bahdin-Kasim Silaturahmi Ke MUI Medan MEDAN (Waspada): Calon walikota Medan H Bahdin Nur Tanjung (foto) dan calon wakil walikota H Kasim Siyo mengadakan kunjungan silaturrahim ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan di Jl. Amaliun/Jl Nusantara Medan. Kedatangan Bahdin-Kasim (BK) disambut Ketua MUI Medan, Prof Dr H Mhd Hatta, MA didampingi Sekretaris Hasan Maksum dan Zulfikar Hajar, Pagar Hasibuan, Abdul Rahim, Waspada/Dok. Hasyim Syahid, Zainul Fuad, Syafii Susanto, Mahyiddi Masyi dan ulama Medan lainnya. Prof Hatta, Selasa (2/3) mengharapkan agar pasangan BahdinKasim dapat memperjuangkan aspirasi para ulama dan dapat menyelamatkan moral masyarakat yang kondisinya sudah kritis, dimana kemaksiatan merajalela. Terkait Pilkada Medan, sekalipun MUI bersikap independen, namun berketetapan hati menentukan sikap yakni bertekad memenangkan pasangan seaqidah. Sementara Bahdin mengharapkan MUI dapat mengarahkan umat Islam agar tidak bingung dan mengambang menentukan sikap politiknya, karena banyak masyarakat masih alergi dengan politik, sehingga beranggapan siapapun nanti yang menjadi walikota sama saja.(m29)

20 DPC PPRN Tolak Keputusan DPD MEDAN (Waspada): 20 DPC PPRN se-kota Medan beserta pengurus DPD PPRN kota Medan menyatakan tidak mendukung bakal calon walikota Ajib Shah dan wakil walikota Binsar Situmorang, pada rapat Kamis (18/2) di Jl. Sendok, Ayahanda, Medan. DPC se- Medan itu juga menyatakan belum mempunyai calon walikota dan wakil walikota Medan 2010–2015. “Untuk menentukan pemilihan walikota dan wakil walikota, DPC mempunyai suara 50 persen atau setiap DPC satu suara. Seharusnya 20 DPC PPRN diikutkan sesuai dengan juklak No. 007B/A.1/DPP-PPRN/JUKLAK 10/2009 dan No. 007/A.1/DPPPPRN/KPTS/10/2009 tertanggal 5 Oktober 2009 tentang acara pemilihan walikota dan wakil walikota 2010–2015,” kata mereka. Namun, mereka tidak dilibatkan dalam hal itu. Berarti DPD PPRN Kota Medan telah melanggar AD/ART. Pernyataan itu disampaikan DPC PPRN se Kota Medan ke Redaksi Harian Waspada dalam bentuk tertulis ditandatangani Ketua Tim, Bas Gultom beserta sekretaris Jerus Sitorus, Senin (1/3). (rel/cmai)

Penduduk Taput Pindah Domisili Ke Humbahas DOLOKSANGGUL (Waspada): Menjelang pilkada Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), 6 Juni 2010, ternyata banyak penduduk Kab. Tapanuli Utara yang pindah domisili ke Humbahas. Khususnya warga Kec. Siborongborong Taput yang mempunyai hubungan historis dan marga dengan warga Kec. Lintong Nihuta, Humbahas. Banyak warga Siborongborong bertali saudara dan satu marga dengan salah satu kandidat yang akan bertarung pada pilkada Humbahas, sehingga secara tiba-tiba mereka mendapat kartu penduduk sebagai warga Humbahas. Berbagai keterangan diperoleh, banyak penduduk Siborongborong mempunyai KTP Humbahas, tanpa pernah mengajukan surat pindah. Sementara data kependudukan di Kec. Siborongborong, mereka masih tetap penduduk Siborongborong. Mantan ketua Panitia Pemilihan Kecamatan Siborongborong, H Hutasoit membenarkan kasus itu. “Mulai dari pilgupsu sampai pillpres, banyak warga Siborongborong terdaftar sebagai pemilih di Humbahas.” Bahkan di antara mereka ada yang menjadi pengurus partai serta tim sukses pada pilkada dan pileg. Terkait itu, Robinson M Siringoringo, pemerhati pembangunan kawasan Tapanuli berharap KPU segera menyikapi penduduk yang eksodus itu, karena bisa menjadi bumerang dan menciderai demokrasi.(a13/HS)

Pasangan Helman-Rasyid Siap Harumkan Binjai MEDAN (Waspada): Jika HARUM (Helman dan Ustadz Rasyid untuk Masyarakat) diberi amanah memimpin kota Binjai, maka yang pertama dilakukan memohon ampun kepada Allah SWT. Karena amanah itu merupakan tanggung jawab luar biasa kepada Allah SWT dan masyarakat. Helman Herdadi, didampingi Ustadz Rasyid menyatakan itu seusai pendaftaran calon walikota dan calon wakil walikota Binjai di KPUD Binjai, baru-baru ini. Pasangan dari jalur indepeden itu mendaftar penuh kesantunan, tidak membawa ribuan pendukung. “Kami tidak ingin membuat masyarakat susah dikarenakan pasangan HARUM. Maka kami tetap menjaga agar tidak terjadi kesenjangan terhadap masyarakat pendukung kami,” kata Helman dan Ustadz Rasyid. Helman menyebutkan, sudah mempersiapkan beberapa program unggulan, seperti memberikan bantuan permodalan untuk masyarakat menengah ke bawah sekira Rp100 juta per lingkungan. “Dengan begitu, dalam jangka 4 sampai 5 tahun, ekonomi masyarakat Binjai terus meningkat.” Pasangan ini juga tidak membebankan “bunga” di awal, tapi yang diinginkan kejujuran masyarakat. Program menitikberatkan kebersamaan kepada masyarakat agar perekonomian bagi pelaku Usaha Kecil Menengah di Binjai bisa lebih meningkat dan berkelanjutan.(m41)

MEDAN (Waspada): Pasca penetapan pasangan calon walikota oleh KPU Medan, terdapat tiga level kekuatan calon yang bertarung dalam pilkada Medan, Mei mendatang. “Tiga level kekuatan itu adalah, atas, tengah dan bawah,” kata pakar politik dari USU, Ridwan Rangkuti di Medan, Selasa (2/3). Menurut Ridwan, pasangan calon walikota yang berada di level atas Rudolf dan Rahudman. Sedangkan level tengah Sigit, Maulana, Sofyan Tan, Ajib Shah. Calon selebihnya berada di level bawah. Ridwan mengatakan, posisi Rudolf relatif tetap. Rahudman dan Sofyan berpotensi turun naik. Sigit dan Maulana yang didukung parpol Islam relatif tetap di tengah. Ridwan memperkirakan, pilkada berjalan dua putaran. “Rudolf, Rahudman, Sofyan berpeluang masuk putaran kedua.” Banyaknya calon perora-

ngan yang maju dalam pilkada umumnya dimotivasi oleh cerita sukses OK Arya menjadi bupati Batubara dari jalur perorangan dalam pilkada di daerah muda itu. Namun, katanya, banyak orang yang lupa bahwa keberhasilan OK Arya karena didukung Gemkara, sebuah organisasi sosial yang sudah berdiri sejak awal reformasi dan didukung dana kuat dan struktur orang yang solid. “Apakah ada di antara calon perorangan yang maju dalam pilkada Medan mempunyai organisasi sekuat Gemkara,” kata Ridwa menambahkan, kecuali Rudolf, itu pun belum bisa mengimbangi perjuangan ketokohan OK Arya dalam memperoleh dukungan rakyat seperti di Pilkada Batubara. Ridwan menegaskan, caloncalon perseorangan dalam pilkada Medan tidak mempunyai organisasi yang kuat. Bahkan ada calon yang tidak didukung orang kuat, sekalipun maju sebagai calon perorangan.

Sementara pakar Antropologi Sosial dari Unimed, Ichwan Azhari mengatakan, calon-calon yang maju tidak memiliki ketokohan yang dapat diterima semua kalangan. Selain tidak ada ketokohan, banyaknya calon yang maju semakin menyulitkan rakyat untuk memilih pemimpinnya. Ichwan mengatakan, jika ada pasangan calon dikatakan memiliki ketokohan di mata masyarakat tidak bersifat totalitas, melainkan hanya bersifat primordial atau parsial. Contohnya Rudolf-Afifuddin dari calon perseorangan, memiliki ketokohan tetapi hanya bersifat primodial atau hanya didukung secara parsial dari kalangan Batak Toba dan gereja. “Ketokohannya tidak diterima semua kalangan,” katanya. Sementara Afifuddin, sama sekali tidak meletakkan pondasi kinerja yang baik ketika menjabat sebagai Pj Walikota, apalagi dia berlatar belakang Mandailing juga harus mendapat dukungan

yang terpecah. Pasalnya, banyak calon lain yang maju juga berlatar belakang Mandailing. “Untuk itu, aura calon perseorangan belum mampu menarik dukungan dari masyarakat seperti kesuksesan calon perseorangan pada Pilkada Batubara,” ujarnya. Begitu juga dengan Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo dari calon perseorangan juga melekat ketokohan primordial dan parsial. Lebih kental orang mengenal Bahdin sebagai tokoh pendidik karena sebagai rektor UMSU, selebihnya dukungan dari kesukuan. Ichwan mengatakan, peran ketokohan yang non primordial dan non parsial sangat menentukan kemenangan dalam pilkada mendatang. Untuk itu, pilkada Mei mendatang masih akan dikuasai calon dari partai politik dengan mengedepankan instrumen partai untuk menutupi ketokohan yang primordial dan parsial. (m15)

Golkar Yakin Menangkan 60 Persen Pilkada MEDAN (Waspada): Partai Golkar Sumatera Utara yakin memenangkan 60 persen pemilihan kepala daerah (pilkada) pada putaran I Mei dan Juni 2010. Target itu lebih besar dari harapan DPP Partai Golkar terhadap Golkar Sumut, sebesar 50 persen. Pelaksana harian (Plh) Ketua DPD I Partai Golkar Sumut, Wagirin Arman, mengatakan itu di kantor DPD I Partai Golkar Sumut, Selasa (2/3). Hari itu dilakukan temu pers tentang persiapan Partai Golkar Sumut menghadai pilkada yang berlangsung Mei dan Juni 2010. Wagirin didamping pengurus lain, seperti Sekretaris Hardi Mulyono, Tajuddin Nur, Mahmudin Lubis, Sukron Tanjung, Amas Muda Siregar, Samsul Qomar dan lainnya. Disebutkan bawa untuk pilkada tahap I, Partai Golkar telah menetapkan pasangan calon kepala daerah yang akan berkompetisi di 19 daerah kabupaten dan kota. Penetapan dilakukan oleh DPP dengan berpedoman kepada hasil survei indepeden. Adapun ke 19 pasangan calon itu; Kota Medan pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin, Pematang Siantar M Hiriza Syahputra-Horas Silitonga, Simalungun Zulkarnain Damanik-Mariaman Saragih, Pakpak Bharat Remigo Yolanda Berutu-Maju Ilyas Padang, Humban Hasundutan Maddin Sihombing-Marganti Manulang, Samosir Ober Sagala-Rosinta Sitanggang. Untuk Kab. Toba Samosir, Partai Golkar mengusung Tonggo Napitupulu-Reinward Simanjuntak, Sibolga Afifi LubisHalomoan Parlindungan Hutagalung, Tapanuli Selatan Syahrul Pasaribu-Aldinz Rapolo Siregar,

Labura Daudyah-Edy Susanto Ritonga, Tanjungbalai Thamrin Munthe-Rolel Harahap, Karo Nabari Ginting-Paulus Sitepu, Asahan Taufan Gama Simatupang-Surya, T. Tinggi Safri Chap-Hafaz Fadillah, Binjai Dhani Setiawan Isma-Meutya Hafid, Labusel SudarwantoWeldy Ritonga, Labuhanbatu Adlina-Trisno, Madina Arsyad Lubis-Azwar Indra Nasution, dan Serdang Bedagai Erry Nuradi-Soekirman. Disebutkan Wagirin, terhadap calon yang telah ditetapkan ini, DPP Partai Golkar berharap setidaknya dapat dimenangkan 50%. Namun Ketua DPD I Partai Golkar Sumut Syamsul Arifin, menyatakan yakin paling tidak 60%. Alasannya, menurut

Wagirin, karena penetapan calon didasari hasil survei yang sangat independen. Kata Wagirin, sebagai partai terbuka, selalu berusaha merespon keinginan masyarakat. Karenanya, dalam menetapkan calon tidak didasari keinginan pimpinan partai, tapi keinginan masyarakat lewat pelaksanaan survei. ‘’Dan tidak ada intervensi partai sedikitpun,’’ kata dia. Pada pelaksanaan pilkada ini, kata Wagirin, peran Partai Golkar hanya sebatas melakukan penjaringan bakal calon dan membuat nominasi saja. Setelah itu diserahkan kepada lembaga independen untuk dilakukan survei. Disebutkannya, putusan Partai Golkar ini sangat mengi-

kat. Artinya, para kader wajib memenangkan pasangan calon di daerah masing-masing. Bagi kader yang tidak melaksanakan amanah partai akan dikenakan sanksi secara kasus per kasus. Mengenai kader yang maju, namun tidak menggunakan ‘kendaraan’ Partai Golkar, Wagirin menyebutkan, akan diteliti mengapa itu dilakukan. Partai Golkar tidak dengan serta merta menganggap kader tersebut mbalelo, emosional dan lain sebagainya. Sekretaris Golkar Sumut Hadri Mulyono menambahkan, untuk kasus seperti ini, DPP telah member instruksi, kader bersangkutan tidak boleh menggunakan atribut atau simbol-simbol Partai Golkar.(m17)

Rabu 3 Maret 2010

Suara Masyarakat.... Walikota Carikan Solusi Pengadaan Minah Hj. Meliati Nasution (foto) berharap walikota mendatang bisa mencarikan solusi pengadaan minyak tanah (minah). Hal itu perlu, karena sejak minyak tanah mahal, banyak sekali pedagang makanan mengeluh. Bukan saja kehabisan minah, tetapi minyak yang ada di pasaran saat ini sudah bercampur dengan solar. “Sebagai ibu rumah tangga dan selalu mendengar keluhan pedagang makanan sulitnya menyamWaspada/Anum Purba bung usaha karena minyak tanah mahal saya merasa iba. Pagi hari dekat kediaman saya biasanya ada pedagang lontong, namun sejak minyak tanah mahal, mereka tidak jualan lagi. Untuk menggunakan kompor gas mereka tidak berani,” kata warga Medan Denai itu. Kasihan juga. Jadi walikota mendatang perlu mencari solusi agar minyak tanah harganya bisa disubsidi khususnya di Medan. “Dengan begitu masyarakat akan jadi tenang,” kata Meliati. Hal lain yang dia harapkan, walikota terpilih yang arif dan bijaksana serta mampu menentramkan hati masyarakat dan mengambil langkah tepat dalam menangani berbagai persoalan umat. Di samping itu mau berkompromi dengan para ulama dan para ahli di berbagai aspek penataan dan pembangunan menuju Medan metropolitan yang madani dan relegi. (m36)

MPC PP Sergai Dukung Erry-Soekirman PERBAUNGAN (Waspada): Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Kab. Serdang Bedagai mendeklarasikan diri mendukung pasangan HT Erry Nuradi dan Soekirman untuk periode kedua. Deklarasi berlangsung di Sekretariat MPC PP Sergai, di Perbaungan, Kamis (25/2) Ikrar dukungan dibacakan Ketua MPC PP Sergai, Syaiful Azhar bersama 15 PAC se-Sergai, srikandi dan koti, disaksikan Ketua MPW PP Sumut, Anuar Shah dan seribuan kader PP. Erry Nuradi menyambut baik deklarasi dukungan MPC PP terhadap dirinya sebagai balon bupati 2010-2015. Dia berharap kader PP menyatukan persepsi dan pandangan demi kemajuan Sergai ke depan. Dia juga meminta kader PP berhati-hati terhadap oknumoknum penebar fitnah dengan tujuan membuat Sergai tidak kondusif. Erry mengakui, bersama Soekirman saat menjabat bupati dan wabup maupun menyongsong pemilukada Sergai, pernah mendapat ancaman melalui pesan singkat (SMS) bahwa dirinya akan dihabisi pada saat melintas di jembatan Sei Ular. Sementara, Ketua MPW PP Sumut, Anuar Shah mengatakan, PP jangan hanya memberikan dukungan, namun harus bekerja keras menggalang kekuatan memenangkan pasangan ini. Dia juga mengingatkan kader PP tidak melakukan tindakan melanggar hukum pada saat pelaksanaan pilkada, tetapi harus bisa menjadi pengawal menyukseskan pilkada Sergai.(a07)

Dijadikan Musuh Bersama, Rahudman Harus Tegar MEDAN (Waspada): Kondisi perpolitikan dalam Pilkada Medan 2010 mulai mengarah kepada kondisi kurang sehat. Beberapa pasangan bakal calon walikota dan tim suksesnya mulai saling serang. Bahkan tersiar kabar, dan sudah mulai tercium kalau calon walikota Medan Rahudman Harahap yang berpasangan dengan Dzulmi Eldin dijadikan musuh bersama. Ini tercium bukan hanya dari gerakan-gerakan yang dilakukan pasangan lainnya, tapi juga dari pernyataan yang muncul di koran-koran yang sering mendiskreditkan pasangan yang sebelumnya menjabat sebagai Pj Walikota Medan dan Sekda Kota Medan itu. “Hasil pantauan kami dan informasi dari lapangan, upaya

pendiskreditan berupa kampanye hitam terhadap Rahudman dan Eldin mulai terjadi. Ada kesan dan upaya penggiringan agar Rahudman dijadikan musuh bersama dalam pilkada Medan. Karena itu, kita meminta Rahudman dan timnya tetap tegar,” ujar Hisar Hasibuan, juru bicara Kelompok Masyarakat Pendukung Pilkada Damai (Pokmas Kupildam) kepada wartawan, Selasa (2/3) di Medan. Dia juga berharap Rahudman dan tim nya bisa menahan diri, dan tidak terpancing dengan kampanye negatif yang dilakukan lawan politiknya. Selaku pejabat yang pernah memimpin kota Medan serta sudah melakukan gebrakan yang mendapat dukungan masyarakat, Rahudman harus

tetap dalam sikap kedewasaannya dan tidak ikut-ikutan membalas. Hisar menyayangkan munculnya segala bentuk kampanye hitam dan hilangnya etika politik, sehingga hal-hal yang tak ada sangkut pautnya dengan Pilkada justru diekspose dan dijadikan sebagai senjata untuk membusukkan saingannya. ”Hal-hal seperti ini tidak sehat dan jadi penghambat dalam upaya mewujudkan pilkada yang damai dan berkualitas,” cetusnya. Karena itu, dia meminta semua pasangan calon walikota dan tim nya bertarung dengan elegan dan fair. ”Yang dijual itu seharusnya visi misi membangun kota Medan, bukan membusuki calon lainnya,” kata dia.(h10 )

Perempuan Jangan Dijadikan Komoditas Pilkada MEDAN (Waspada): Kaum perempuan di kota Medan jangan hanya menjadi komoditas politik dalam proses pemilihan kepala daerah (pilkada) kota Medan. “Perempuan harus mengambil peran yang signifikan, jangan mau lagi hanya dijadikan objek pilkada serta sasaran kampanye saja,” sebut Neila Susanti, dosen IAIN Sumatera Utara kepada wartawan, Senin (1/3) di Medan. Penegasan itu disampaikannya, karena posisi perempuan strategis dalam pilkada dan mengingat munculnya

WASPADA

perempuan sebagai calon wakil walikota Medan. “Suara perempuan jangan sampai sia-sia. Kita harus kuat agar semakin memiliki posisi tawar yang lebih kuat dan tidak selalu jadi subordinat,” lanjutnya. Dalam pilkada kali ini, kata Neila, sudah muncul calon pemimpin di Medan dari kalangan perempuan, meski masih sebatas calon wakil walikota. Jadi sekarang tergantung perempuan sendiri, apalagi menurut data yang ada jumlah pemilih perempuan lebih banyak. Hanya saja menurut Neila,

perempuan yang akan dipilih dan didukung jangan sampai perempuan yang banyak masalah, tapi harus perempuan yang berbobot dan layak jadi pemimpin. “Yang juga penting, lihat juga siapa pasangannya. Kalau bisa pasangannya atau calon walikotanya harus yang berpengalaman,” tegasnya. Di tempat terpisah, Dedi Amrizal, peneliti dari Lembaga Pengkajian & Penelitian Independen (LPPi) juga sepakat dengan kaum perempuan kota Medan harus berdaya dan

memiliki posisi tawar yang tinggi. Menurutnya, munculnya perempuan sebagai calon pemimpin hal baru dan merupakan kemajuan dalam perpolitikan lokal di kota Medan. “Ini harus diapresiasi dengan positif, kesempatan seperti ini agak langka. Perempuan jangan mau lagi menjadi komoditas pilkada saja. Perempuan harus bisa memanfaatkan momen ini, apalagi perempuan yang muncul itu ada yang bersih dan berpengalaman di dunia birokrat,” ujar Dedi, dosen salah satu PTS di Medan. (m11)

Warga Sipirok Di Antara Dua Pilihan PEMILIHAN kepala daerah Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi pembahasan hangat masyarakat, termasuk di Kec. Sipirok. Masyarakat membahas pilkada di pusat perbelanjaan, rumah makan, dan warung-warung kopi. Mereka tidak lagi fokus pada perkembangan harga karet dan gula, juga tidak begitu ambil pusing akan harga beras, juga wabah di sawah. Tetapi sibuk menilai figur pemimpin Tapsel ke depan. Dari sejumlah kandidat calon buati yang muncul, Ongku P Hasibuan (incumbent) berpasangan dengan Affan Siregar (Sekda Tapsel) dan Syahrul Pasaribu (anggota DPRDSU) berpasangan dengan Aldinz Rapolo (wakil bupati Tapsel), dinilai warga akan bersaing ketat. Plus-minus calon bupati itu mulai dinilai. Dialog bebas, sesumbar dan sindiran dijumpai di warung–warung kopi di desa Hutasuhut, desa Silangge, desa Aturmangan, dan warung Aek Milas Sosopan serta Padang Bujur dan desa lainnya. Bahkan, dialog bebas warga melahirkan dua kubu pro dan kontra. Satu kubu menilai kepemimpinan Ongku P Hasibuan “jalan di tempat” serta kurang peduli masyarakat miskin, dan dianggap bukan putra daerah. Namun kubu lain mengagumi Ongku, karena kinerjanya

sudah terbukti. Misalnya pengembangan kerajinan yang digeluti masyarakat. Khusus di Sipirok misalnya, dilakukan pengembangan tenunan dan sutra, serta akses jalan ke sentra produksi masyarakat. Namun menjadi sorotan tajam masyarakat terhadap Ongku, tentang penempatan ibukota Tapsel, yang menurut UU harusnya di Sipirok, sehingga melahirkan persepektif negatif terhadap Ongku yang tetap berkantor di Jl. Kenanga, Kota Padangsidimpuan. Kondisi itu dimanfaatkan wakilnya, Aldin Rapolo. Dia mengobati kekecewaan warga dengan berkantor di Sipirok, meski langkah itu dinilai sebagai pembangkangan dengan bupati. Sementara, Syahrul Pasaribu, selain putra asli Tapsel dinilai warga mampu membawa perubahan ke arah yang baik. Tapi disisi lain, pasangan Syahrul-Aldin dinilai akan lemah dalam pengembangan pembangunan Tapsel. Masyarakat khawatir arah kebijakan program pembangunan akan berganti. Dengan kata lain, masyarakat takut jika setiap pemimpin berganti, maka kebijakan pembangunan akan berubah dan akhirnya jalan di tempat. Sarmin Harahap

Waspada/Hasuna Damanik

DIIRINGI: Pasangan balon walikota/wakil walikota Mahrum Sipayung-Evra Sassky Damanik diiringi ratusan pendukungnya berjalan kaki menuju KPUD Pematangsiantar, Senin (1/3).

Ratusan Massa Arak Mahrum-Evra Ke KPUD P. Siantar

PEMATANGSIANTAR (Waspada): Pasangan balon walikota dan wakil walikota Pematangsiantar, Mahrum Sipayung- Evra Sassky Damanik resmi mendaftar ke KPU Pematangsiantar, Senin (1/3), diusung tiga partai politik antara lain PDIP, PPPI dan PPD. Diiringi ratusan pendukung, pasangan berlogo ‘Marsada’ itu berjalan kaki dari kediaman Mahrum Sipayung di Jl. Laguboti menuju KPUD berjarak sekira 700 meter. Turut mengiringi, ketua dan sekretaris DPC PDIP Pematangsiantar, Lingga Napitupulu dan Ronsen Purba, ketua dan sekretaris PPD Pematangsiantar dan pengurus PPPI Pematangsiantar. Mereka diterima Ketua KPU Pematangsiantar, Rajaingat Saragih dan anggota, Batara Manurung, Dilan Karno, Mangasi Tua Purba dan Amril Zein. Rajaingat Saragih, mengatakan menerima berkas pendaftaran Mahrum Sipayung dan Evra Sassky Damanik sebagai pasangan balon walikota periode 2010-2015. “Berkas pendaftaran masih akan diverifikasi sesuai perundang-undangan,” kata dia. (a15)

Masyarakat Pakpak Bharat Diminta Realistis

SALAK, Pakpak Bharat (Waspada): Sejumlah tokoh masyarakat Pakpak Bharat yang kini berdomisili di Jakarta dan telah berhasil, baik di birokrasi pemerintahan maupun pengusaha mengimbau masyarakat Pakpak Bharat bepikir realistis memilih calon pemimpin untuk lima tahun mendatang. Imbauan disampaikan Dr Rony Bako, Drs Jansen Banurea dan Drs Oloan Padang. Diingatkan, demi kesinambungan Pakpak Bharat, warga yang memiliki hak suara agar jeli. “Jika tidak, daerah ini akan kembali ke kabupaten induk dan Pakpak Bharat hanya tinggal sejarah,” ujar para tokoh itu dalam siaran pers diterima wartawan akhir pekan lalu. Masyarakat juga agar lebih berhati-hati menghadapi triktrik dilakukan para bakal calon. Hal itu penting karena maraknya kampanye terselubung dilakukan calon bupati/wabup yang berambisi menjadi orang nomor satu di daerah ini. Mereka menekankan, masyarakat berpikir positif menentukan pilihannya, agar tidak menjadi korban kebuasan ambisi orangorang tertentu. (c08)

Irfan Arya-Wg Harso Daftar Ke KPUD Labuhanbatu

RANTAUPRAPAT (Waspada): Pasangan bakal calon bupati Labuhanbatu dari independen, Irfan Arya-WG Harso mendaftar ke KPUD Labuhanbatu, Jumat (26/2). Kedatangan Irfan Arya dan WG Harso bersama rombongan, disambut anggota KPUD, di antaranya Borkat Hasibuan, Ira Wirtati dan Ilham Maulana, serta Sekretaris KPU Rahmat Hidayat Rambe. Menurut Borkat, bakal pasangan calon bupati dan wakil dari perseorangan yang menyerakan dokumen dukungan calon dalam bentuk hardcopy dan softcopy paling lambat 21 hari sebelum dibuka pendaftaran. “Suara dukungan untuk calon perseorangan minimal 22.716 pendukung,”ujarnya. (c01)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.