Waspada, Rabu 2 Maret 2011

Page 23

Aceh

B10

WASPADA Rabu 2 Maret 2011

DPRK Aceh Utara: Jangan Cari Besar, Tapi Besarkanlah PMI

Mahasiswa Kritis Dipatok Ular LHOKSEUMAWE (Waspada): Bakhtiar, 22, warga Desa Lhok Mon Puteh, Kec. Muara Dua, Lhokseumawe, Senin (28/2) pagi terpaksa diboyong ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia, Lhokseumawe. Mahasiswa itu mesti menjalani perawatan intensif di ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD) lantaran kritis setelah kaki kirinya dipatok ular berbisa. Keterangan dihimpun Waspada, pagi itu sekitar pukul 09:00 Wib, Bakhtiar sedang menanam pisang di sebuah kebun dekat rumahnya. Korban ditemani ibunya, Nuraini. Ketika sedang asik bekerja, tiba tiba korban menjerit kesakitan karena kaki kirinya dipatok ular berbisa. “Agar bisanya tidak menyebar ke seluruh tubuh, saya buru-buru mengikat kakinya dengan kain dan tak lama kemudian langsung dibawa ke Puskesmas. Namun karena sakitnya lumayan parah, ia kemudian dirujuk ke RSUD Cut Meutia,” kata Nuraini, ibu korban, saat ditemui wartawan di RSUD Cut Meutia, kemarin siang. (cmus)

Jangan Ada Konflik Internal Di PMI Bireuen BIREUEN (Waspada): Bupati Bireuen, Nurdin Abdur Rahman menegaskan jangan ada konflik internal di PMI pada masa mendatang. “Saya harap semua pihak dapat menerima hasil Musda dengan ikhlas dan lapang dada,” ucap Nurdin AR dalam sambutannya pada acara Pelantikan Pengurus PMI Kabupaten Bireuen Periode 2011-2016, Selasa (1/3) di aula Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga setempat. Musyawarah Daerah (Musda) III PMI Bireuen yang berlangsung yang dilaksanakan akhir Januari 2011 itu, cerminan kebersamaan seluruh keluarga besar PMI memilih ketua yang pantas memimpin organisasi ini selama satu periode ke depan. Menurut Nurdin, sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan yang perlu kita dukung dan perkuat dan dijaga jangan sampai PMI terseret pada kepentingan-kepentingan yang tidak diinginkan. Jadi diharapkan PMI benar-benar bekerja sesuai tugas dan fungsinya menjalankan misi kemanusiaan dengan tidak membedakan suku, ras, agama. Hal senada juga diungkapkan Ketua PMI Bireuen, Murdani Yusuf, SE usai acara seremoni itu. Perbedaan pendapat dalam Musda adalah hal biasa sebagai wujud demokrasi.(cb03)

Program Kapolda Direalisasi Ke Sekolah BIREUEN (Waspada): Jajaran Polres Bireuen merealisasikan program Kapolda Aceh kepada siswa SMAN I Bireuen, soal menumbuhkembangkan kesadaran nasional serta senantiasa menghargai jasa para pahlawan. Mengisi kemerdekaan dengan belajar tekun, disiplin, jujur, menjaga etika moral dan norma agama, serta terbebas dari pengaruh narkoba, tawuran maupun tindak kriminal serta tertib berlalulintas. AKBP H.R Dadik Junaedi S.H melalui Kasat Binmas AKP Saiful Anam, STP kepada wartawan Senin (28/2) mengatakan, program Kapolda direalisasikan kepada siswa itu tujuannya memberikan bimbingan kepada mereka sehingga dapat menumbuhkembangkan kesadaran nasional dan tidak ikut terjerumus Narkoba serta tindak kriminal lainnya juga termasuk tawuran. “Program ini program Kapolda agar para pelajar kita tidak terlibat dengan berbagai kriminal,” katanya. Dikatakan juga, kegiatan polisi masuk sekolah akan terus digelar ke sejumlah sekolah lainnya di Bireuen. Dengan adanya program polisi masuk sekolah seperti ini tidak ada lagi siswa di Bireuen yang melakuan hal-hal tak terpuji atau yang di luar program sekolah yang negatif. “Kita harap para pelajar di Bireuen tidak ada lagi terlibat tawuran, jangan mudah terprovokasi serta jangan memprovokasi keadaan yang dapat merugikan siswa itu sendiri,” katanya.(amh)

Fokus PB Makmur Terbentuk BIREUEN (Waspada): Forum Komunikasi dan Silaturrahmi Pemuda Bireuen (Fokus-PB) Kec. Makmur, Senin (28/2), terbentuk. Prosesi pelantikan pengurus forum pemuda itu dilaksanakan Ketua Fokus-PB kabupaten, Saed Fajri, SH serta disaksikan camat dan unsur Muspika setempat. Pada acara itu, Saed Fajri antara lain mengtakan, dengan terbentuknya fomur ini diharapkan para pemuda dapat terberdaya dan bebas dari berbagai tindakan yang melanggar hukum. “Di berbagai belahan dunia, kaum muda muncul sebagai kekuatan pendobrak yang melahirkan perubahan. Kaum muda sosok penting dalam setiap perubahan karena kaum muda bergerak atas nilai-nilai idealisme dan moralitas dalam melihat persoalan,” ucap Saed Fajri dalam arahannya pada acara tersebut. Sesuai visinya, dengan Fokus-PB ini diharapkan pemuda-pemudi di Kabupaten Bireuen menjadi terampil, kreatif, inovatif. “Karena forum ini adalah wadah komunikasi dan aktualisasi diri pemuda,” ucapnya seraya menyebutkan, untuk mencapai hal itu, Fokus-PB akan melaksanakan serangkaian kegiatan pembinaan dan pelatihan terhadap kaum pemuda. (cb03)

Pembangunan Meunasah Reuleut Timu Dua Tahun Terlantar ACEH UTARA (Waspada): Mukhtar Hasan, 60, warga Gampong Reuleut Timu, Kec. Muara Batu, Aceh Utara kepada Waspada mengatakan, meunasah (surau) yang telah mulai dibangun oleh warga sejak 15 tahun lalu telah terlantar sejak dua tahun terakhir. Para warga kesulitan untuk memperoleh dana. “Selama 15 tahun, dana untuk pembangunan meunasah kami kumpulkan dari para warga, ada yang nyumbang padi, semen, seng dan lain-lain. Sejak dua tahun terakhir, pembangunan mulai terhenti akibat ketiadaan dana,” kata Mukhtar Hasan. Beberapa bagian bangunan yang harus segera diselesaikan yakni lantai keramik, loteng dan dinding bagian atas. Pihaknya sangat berharap, kepada para donator yang mau peduli dengan rumah ibadah tersebut. Pada awal pembangunan meunasah tersebut, Dinas Syari’at Islam Aceh Utara pernah membantu Rp10 juta. “Semoga ada pihak lain yang perihatin,” harap Mukhtar Hasan, Tuha 4 gampong Reuleut Timu itu. (cmun)

Waspada/Maimun Asnawi

TINGKATKAN SDM: Rektor Unimal Afridar (kiri) bersama Prof. Darni M. Daud, MA, Rektor Unsyiah, Selasa (1/3) di GOR Unimal melakukan penandatangan MoU dan MoA untuk peningkatan SDM di kampus setempat.

Pendidikan S2 Dan S3 150 Dosen Unimal Terancam Putus ACEH UTARA (Waspada): Afridar, Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, mengatakan, sebanyak 150 dosen Unimal yang sedang mengikuti pendidikan S2 dan S3 di dalam maupun di luar negeri terancam putus di tengah jalan. Kondisi ini disebabkan terkendala anggaran yang dipangkas dalam APBK tingkat dua.

Pada tahun 2009-2010 Pemerintah Aceh telah mengalokasikan dana pendidikan senilai Rp16 miliar, namun pada tahun 2011 turun menjadi Rp4 miliar. Sementara pada tahun 2009, Pemkab Aceh Utara berhasil menyediakan dana untuk Unimal senilai Rp3 miliar, dan pada tahun 2010 dihapuskan karena minimnya anggaran. “Kini, ke-150 dosen yang sedang mengikuti pendidikan S2 dan S3 di dalam maupun di luar negeri terancam pulang kampung karena ketiadaan biaya. Meskipun belum permanen, lebih dari 20-an dosen yang telah kembali mengajar di Unimal. Kondisi ini kita sayangkan,” kata Afridar, Senin (28/2) siang kepada Waspada. Menurutnya, semua dosen di seluruh Indonesia berkewajiban melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang lebih tinggi, misal S1 harus ke S2 dan S2 harus dilanjutkan ke S3 begitu seterusnya. Jika hal ini tidak dilakukan, pemerintah telah

membuat aturan, mereka yang tidak melanjutkan pendidikan, maka akan dialihkan menjadi tenaga administrasi. “Aturan ini sudah baku, tapi kita belum tahu kapan mulai diberlakukan,” katanya. Karena telah terlanjur melanjutkan pendidikan, dari 150 orang dosen itu ada yang nekad melanjutkan dengan dananya sendiri. Berusaha menyelesaikan persoalan ini, Afridar telah mendapat gambaran adanya dana dari APBK Aceh Utara dan Kota Lhokseuamwe, meskipun jumlahnya masih minim. Unimal Kerjasama Dengan Unsyiah Guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Universitas Malikussaleh (Unimal) membangun hubungan kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Hubungan kerjasama ini dibuktikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA), Selasa (1/3) di Gedung GOR Unimal di Lhokseumawe. Afridar, Rektor Unimal usai penandatangan MoU dan MoA mengatakan, Unsyiah telah jauh hari memberi sinyal kalau mereka akan terus mendukung Unimal dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan sumber daya manusia. Segala upaya akan dilakukan untuk pembinaan, demi pengembangan Unimal ke depan. “Hal ini pernah disampaikan Bapak Prof. Darni M. Daud, MA, ketika kami sama-sama dilantik menjadi rektor di Banda Aceh. Beliau mengatakan, dengan sungguh-sungguh memberi dukungan kepada Unimal. Sinyal ini membuat kami

SABANG (Waspada): Sejak terbentuknya Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS)sebagai badan otoritas untuk mengurus berbagai aktivitas ekonomi di Kawasan Sabang sesuai amanah UU Nomor 37 tahun 2000, status kelembagaan itu dinilai tak jelas keberadaannya. Bahkan, setelah terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 83 tahun 2010 tentang pelimpahan Kewenangan dari Pemerintah Pusat ke Dewan Kawasan Sabang, status kelembagaan itu juga masih belum jelas meski salah satu poin di PP itu ada mengatur tentang kelembagaan tersebut. Kepala BPKS, Ruslan Abd Gani dalam percakapan dengan wartawan baru-baru ini mengatakan, sejauh ini pihaknya

sudah melakukan berbagai upaya dan langkah strategis untuk kejelasan kelembagaan BPKS. “Kita sudah audiensi dengan kementrian terkait yang difasilitasi Menteri Dalam Negeri (Mendagri),” ujarnya. Menurutnya, dalam pertemuan itu dia telah menyampaikan status Kelembagaan BPKS kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) bahwa BPKS Lembaga Negara Non Struktural, sehingga memungkinkan karyawan BPKS tak hanya dari PNS yang diperbantukan di lembaga ini. “Kita sudah mencoba mengusulkan, sekarang dalam proses pembahasan di Menpan,” jelasnya lagi. Di samping itu, langkah ke depan Kementerian terkait juga akan melaksanakan pertemuan lanjutan dengan BPKS yang juga akan diikutsertakan tenaga ahli

15:45

GA 147 Medan/Jakarta

16:20

Y6 537 Medan

19:15

Y6 538 Medan

07:30

JT 304 Jakarta JT 396 Jakarta/Medan

11:35 20:00

JT 397 Medan/Jakarta JT 307 Jakarta

06:40 12:15

SJ 010 Jakarta/Medan

12:55

SJ 011 Medan/Jakarta

13:25

AK 305 Kuala Lumpur *

12:20

AK 306 Kuala Lumpur*

12:45

FY 3401 Penang **

14:10

FY3400 Penang **

14:30

Batavia Air Lion Air

Sriwijaya Air Air Asia Fire Fly

* Setiap Senin, Rabu , Jumat dan Minggu. ** Setiap Selasa, Kamis dan Minggu.

dan staf ahli BPKS bidang Hukum. Dengan harapan ada titik terang dan kepastian hukum menyangkut kelembagaan BPKS. Ruslan juga berharap, pada akhir Maret atau paling lambat tanggal 20 Mei harus sudah selesai dibahas. Sehingga, dengan telah ditetapkan status BPKS oleh Menpan nantinya akan berkaitan dengan anggaran BPKS yang bersumber dari APBN termasuk Dipa BPKS bisa terbit tepat waktu setiap tahunnya bersamaan dengan kementerian yang lain. “Selama ini kita tak punya mata anggaran sendiri di APBN. Anggaran BPKS dari APBN berasal dari mata anggaran lain-lain,” katanya seraya menambahkan, BPKS akan sulit berkembang jika tidak memiliki mata anggaran sendiri. (b29)

Dua Anak Korban DBD, Orang Tua Susah Bayar Biaya Perawatan LHOKSEUMAWE (Waspada): Dua anak penduduk Tumpok Teugoh, Banda Sakti, Pemko Lhokseumawe dinyatakan positif terjangkit DBD, Selasa (1/3). Kedua korban itu adalah kakak beradik Rifiki,8, dan Deviani Nurianda,14, yang talah dua malam terpaksa dirawat intensif di RS Palang Merah Indonesia (PMI). Peawat mengatakan, kedua kor-

ban, dari hasil pemeriksaan darah, menunjukkan positif terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Korban DBD meupakan keluarga kurang mampu dan menyatakan tidak sanggup membayar penginapan. “Sebagai buruh bangunan dan rumah saya terbakar Mei tahun lalu, saya tak punya uang untuk membayar biaya perawatan. Apalagi saya

Berangkat (flight, tujuan, waktu)

GA 146 Jakarta/Medan

Pasok Pasangan Haram Digerebek Warga BIREUEN (Waspada): Warga Desa Cot Bada Barat, Peusangan, Bireuen, tak mau desanya dinodai perbuatan maksiat oleh pasangan non muhrim yang datang bertamu ke sebuah rumah warganya Senin (28/2) malam. Mereka gerebek rumah itu dan menangkap seorang gadis yang malam itu juga diserahkan kepada Wilayatul Hisbah (WH), sementara pasangannya lolos. Gadis yang ditangkap berinisial F, 21, mengaku berasal dari kawasan Makmur. Sedangkan pacarnya yang lolos berinisial S, 20, asal Kota Langsa. Keterangan yang dihimpun Waspada Senin (28/2) malam, awalnya Wakil Ketua Pemuda Desa Cot Bada Barat Iswadi, menerima informasi di sebuah rumah warganya didatangi pasangan yang belum jelas identitasnya. Saat itu suasana desa agak sepi karena sebagian besar warganya takziah ke Peulimbang. Tak ingin terjadi anarkis, Iswadi dan warga lainnya mencegah mendatangi rumah itu secara ramai. Iswadi akhirnya mendatangi rumah itu seorang diri. Setiba di rumah itu, Iswadi bertanya kepada Nurdin Alamsyah selaku pendatang mengaku sedang sendiri di rumah itu. Tersangka S diakui sebagai adik dari pemilik rumah sudah pergi ke tempat dakwah. Mendapat jawaban seperti itu Iswadi ragu lalu minta izin melihat kondisi dalam rumah. Hasilnya rumah itu memang hanya ada Nurdin. Namun, saat dia akan meninggalkan rumah itu, tiba-tiba terdengar jendela bagian belakang rumah itu terbuka. Iswadi pun lari ke arah suara jendela itu, namun sesampainya dia di tempat itu yang dicurigai sudah kabur.Temuan itu dilaporkan kepada warga hingga dilakukan pengejaran. Selang berapa lama, tersangka wanita berhasil ditangkap di kawasan Desa Paya Meuneng, kecamatan yang sama dalam kondisi baju sudah ditukar. F lalu dimandikan ke saluran irigasi, setelah itu diserahkan ke WH. Sekdes Cot Bada Barat, Nazar didampingi Kadus M. Nasir, tersangka S adik pemilik rumah. Saat kejadian, pemilik rumah sedang di Langsa. Rumah mereka dijaga Saiful Bahri. “Tersangka S pergi ke dakwah, tak lama pulang bawa anak gadis ke rumah itu, setelah itu digerebek, lalu diserahkan ke WH Bireuen,” katanya. Sementara F yang ditanya mengaku saat itu dia baru tiba dan soal ganti pakaian karena sebelumnya basah saat jatuh ke sawah. Kadis Syariat Islam dan Wilayatul Hisbah Bireuen, melalui Kasie Penyidik Drs Tgk M.Daud Yusuf didampingi Komandan WH Tgk Usman Kelana kepada wartawan Selasa (1/3), membenarkan pihaknya menerima seorang gadis dan pemuda. (amh)

Status Kelembagaan BPKS Belum Jelas

Penerbangan Di Bandara SIM Banda Aceh Tiba (flight, asal, waktu) Garuda Indonesia

bahagia,” kata Afridar kemarin. Penandatanganan MoU dan MoA antara Unimal dan Unsyiah momentum yang baik untuk Fakultas Kedokteran (FK) Unimal. Selama ini, FK Unimal bekerjasama dengan Universitas Andalas (Unand) Padang. Hubungan kerjasama ini tak berjalan efektif, karena Lhokseumawe-Padang cukup jauh, sehingga para dosen kewalahan dalam perjalanan. “Dengan adanya dukungan dari FK Unsyiah, perkembangan FK Unimal akan lebih cepat. Kerjasama yang dibangunan Unimal dengan Unsyiah bukan hanya dengan FK, melainkan juga dengan fakultas lainnya. Jauh hari sebelumnya, Unsyiah juga telah membantu berbagai alat lab untuk FT Unimal. Hubungan kerjasama ini merupakan pemicu untuk berkembang,” katanya. Prof. Darni M. Daud, MA, Rektor Unsyiah mengatakan, Unsyiah telah sejak lama memberi dukungan penuh kepada Unimal. Bahkan, Unimal berdiri karena dukungan penuh dari Unsyiah. Darni mengaku salut dengan perkembangan yang diperoleh Unimal, dalam waktu yang relative muda telah berhasil meraih berbagai penghargaan, sementara Unsyiah, jantung hatinya rakyat Aceh butuh proses panjang untuk maju. “Saya yakin, Unimal akan lebih cepat berkembang karena letak geografisnya mendukung,” katanya. Untuk mencapai kemajuan pesat, PT jangan hanya mengharapkan dana dari APBN dan APBD saja, tapi juga harus membangun jejaring nasional dan internasional.(cmun)

ACEH UTARA (Waspada): Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara, Khaidir Abdurrahman (foto) minta pengurus PMI ke depan terdiri dari sosok-sosok interpreuner tinggi. “Palang Merah Indonesia (PMI) khususnya cabang Aceh Utara, umumnya di seluruh Indonesia institusi ladang pengabdian bagi kepentingan kemanusiaan. Karenanya siapapun yang mendapat kepercayaan mengelola PMI jangan jadikan PMI sebagai tempat mencari besar, tapi besarkanlah PMI demi kepentingan kemanusiaan,” ujar Khaidir Abdurrahman. Mantan Project Officier Redcross Jepang (Khaidir Abdurrahman) itu, ditemui Waspada di gedung DPRK Aceh Utara, Jl.T Nyak Adam Kamil Lhokseumawe, Selasa (1/3), terkait kian memanasnya bakal calon (balon) ketua PMI Cabang Aceh Utara, masa bakti tahun 2011-2016. Antara balon yang kini bersaing ketat, yaitu H Ibras dan Ismed Nur AJ Hasan. Musyawarah Cabang (Muscab) III PMI di kabupaten ini, menurut anggota dewan dari Fraksi Partai Aceh (PA) ini akan digelar, Minggu (6/3). Kedua balon ini sama-sama berkualitas, namun H. Ibras itu di lembaga DPRK Aceh Utara, lebih dikenal sosok pemerhati masalahmasalah kemanusiaan. Indikasinya? tanya Waspada. “Saya melihat, sebagai seorang usahawan H Ibras sering terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk setiap terjadi bencana alam Aceh Utara, komisaris utama PT Peutari Tanisa Pantonlabu ini nyaris tak pernah absen mengulurkan bantuan kepada masyarakat korban bencana,” sebut wakil rakyat putera eks Kewedanaan Lhoksukon tersebut. Kata dia, Muscab III PMI kabupaten yang membawahi 27 tingkat kecamatan ini, nanti bersama ketua terpilih akan menyusun truktur pengurus baru. “Selaku wakil rakyat saya mengharapkan, figur ketua yang dipilih nanti benar-benar putera daerah setempat (Aceh Utara) yang sering beraktivitas kemasyarakatan di Aceh Utara. Demikian pula para personel dalam kepengurusan, sebagusnya orang-orang muda yang masih energik dan punya kepedulian sosial yang tinggi,” demikian Khaidir Abdurrahman.(b10)

Waspada/Arafat Nur

KORBAN DBD: Dua anak kakak beradik Rifiki, 8, dan Deviani Nurianda, 14, yang terjangkit DBD terpaksa menjalani perawatan intensif di RS PMI Lhokseumawe.

tak bekerja selama anak-anak ini sakit,” ungkap Hidayat, 40, kepada Waspada. Sebelum dinyatakan DBD, sebulan lalu Rifiki terserang demam-demam dan sem-pat diperiksa di rumah sakit yang sama. Dari hasil pemeriksaan itu tidak menun-jukkan tanda-tanda DBD selain hanya demam biasa, tetapi demam tak turun-turun hingga kemudian Devi tertular. Dari hasil pemeriksaan terakhir, malah keduanya diketahui terjangkit DBD, dan telah seminggu tak bisa sekolah. Hidayah khawatir penyakit itu menulari anaknyayangmasihbayidanditipkanpada tetangga saat suami istri itu mengunjungi dan menjaga anaknya di rumah sakit. Hidayah adalah korban kebakaran Mei 2010 yang seluruh bangunan rumahnya musnah, tersisa hanya dapur. Mereka sekeluarga terpaksa tinggal di atas puingpuing bangunan dengan memasang tepas dan atap seng bekas terbakar. Hidayat mengaku sangat kesusahan membayar uang perawatan dan sewa kamar yang semalam senilai Rp150 ribu. “Sayamengharapkanbantuanpemerintah, sebabbiayaperawatanRifikisecaraumum, tak menggunakan Jamkesmas,” ujarnya. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Sarjani yang dihubungi Waspada berulangkali lewat telefon genggamnya mengalami kegagalan.(b12/b15)

Waspada/Abdul Mukthi Hasan

LIHAT TERSANGKA: Wakapolres Bireuen, Kompol Armaini (tengah belakang) bersama Kasat Reskrim, AKP Khairul Saleh (kiri) dan anggotanya melihat empat tersangka pembunuh Nek Rosnidar di ruang Aula Mapolres setempat, Senin (28/2).

Pembunuh Nek Rosnidar Terancam Seumur Hidup BIREUEN (Waspada): Para tersangka pembunuh Nek Rosnidar Boru Aritonang, 58, warga Dusun Geudong Sagoe, Desa GeudongGeudong, Kota Juang Sabtu (24/4) lalu terancam hukuman seumur hidup. Pasalnya, perbuatannya selain melanggar pasal berlapis yaitu Pasal 365 KHUPidana tentang perampokan ditambah Pasal 339 KHUPidana tentang pembunuhan diikuti tindak pidana lainnya, dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara dan seumur hidup. Lima pelaku, empat diantaranya sudah diamankan di Mapolres, sedangkan seorang tersangka lain berinisial A, 23, warga Kota Juang, masih buron dan identitasnya sudah disebarkan ke luar Aceh. Demikian Kapolres Bireuen AKBP H.R Dadik Junaedi S.H melalui Kasat Reskrim AKP Khairul Saleh SH SIK kepada wartawan Senin (28/2). “Empat tersangka sudah kita amankan baru-baru ini. Namun seorang tersangka berinisial A masih buron dan diduga sudah kabur ke luar Aceh. Kita sudah menyebarkan identitas pelaku ke satuan lain untuk membantu mem-back up penangkapannya,” katanya. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, misteri kasus pembunuhan Rosnidar Aritonang, 58, warga Desa Geudong-Geudong, Kota Juang, Bireuen, April 2009 lalu berhasil diungkap pihak Polres Bireuen dengan meringkus empat dari lima pelakunya, sedangkan seorang lagi masih buron. Empat dari lima tersangka yang telah diamankan adalah, HS, 22, warga Desa Geulanggang Baroe, Kota Juang, Aj, 25, S, 25, ES, 23, ketiganya warga desa yang sama dengan korban. “Ketiganya ditangkap terpisah, seorang lagi yang masih terus diburu berinisial A, 23, juga warga yang sama dengan korban,” kata Kapolres melalui Kasat Reskrim saat itu. Menurut Kasat Reskrim, pihaknya berhasil mengungkapkan kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi perampokan setahun lalu itu tak terlepas peran masyarakat. “Sebenarnya sejak awal kita sudah tahu merekalah pelakunya, tapi kita juga perlu adanya buktinya. Dari lima tersangka pertama sekali kita tangkap tiga orang, yaitu ES, S dan HS. Setelah itu berkembang lagi, kita kembali berhasil menangkap Aj pekerja di tempat jualan ayam penyet Kota Medan. “Tersangka HS sebelumnya pernah tertangkap karena terlibat pencurian kabel tower Tekomsel di wilayah Kota Juang. HS juga mengaku pernah menjambret emas di kawasan Geudong, tapi korban tidak mengadu. “Sekarang terungkap perbuatan-perbuatan mereka selama ini,” rinci Khairul Saleh.(amh)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.