Waspada, Jumat 22 Oktober 2010

Page 27

Mimbar Jumat

WASPADA Jumat 22 Oktober 2010

Perbankan Syariah Cari SDM Kualitas UNTUK memenuhi besarnya kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di perbankan syariah sangat penting sekali dilakukan sinergi antara para praktisi perbankan syariah dan akademisi. Terkait dengan hal tersebut, BRISyariah menjalin kerjasama kepada 11 Perguruan Tinggi (PT) terkemuka di Indonesia dalam program word banking student academic yaitu program mencari calon karyawan bank syariah dengan cara training selama 2 bulan dengan biaya dari pihak kampus atau pribadi mahasiswa selanjutnya jika terpilih menjadi karyawan BRISyariah segala biaya training dikembalikan ke kampus atau pribadi mahasiswa. Kesebelas PT terkemuka tersebut yang melakukan penandatanganan kerjasama dengan BRI Syariah di Balai Kartini Jakarta Selatan, Rabu (14/15) adalah Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Trisakti Jakarta, STIE Tazkia, Universitas Pajajaran (Unpad) Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN) Bandung, Universitas Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Selain 11 perwakilan PT yang ikut menandatangani kerjasama tersebut, acara itu juga dihadiri oleh Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (DPbs-BI) Mulya E Siregar, Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Mustafa Edwin Nasution dan Tokoh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Dr. Syafii Antonio. Heriyakto S Hartomo, Project Management Office Head BRISyariah berharap dengan adanya kerjasama tersebut akan memudahkan bank syariah dalam mencari SDM

yang berkualitas dan profesional. Sementara Mustofa Edwin Nasution menilai bahwa model kerjasama seperti inilah yang sangat ditunggu dimana antara praktisi dan ahli bisa bersinergi dalam memecahkan permasalahan SDM perbankan syariah. Dia berharap agar dalam kerjasama dengan pihak akademisi bisa dilakukan oleh bank syariah lain selain BRISyariah. “Sinergi antara akademisi bisa diperluas dalam inovasi produk dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian yang saat ini banyak dihasilkan oleh para ahli,” terangnya. Dalam rangka menjawab permasalahan pengembangan perbankan syariah di Indonesia, Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan MES, IAEI, FoSSEI, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar Forum Riset Perbankan Syariah.Tujuan diselenggarakan forom riset tersebut, menurut, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Agustianto, adalah sebagai wadah bagi para akademisi dalam memberikan kontribusinya berupa sumbang pikir dalam bentuk karya ilmiah untuk mendukung pengembangan industri perbankan syariah tanah air. Forum tersebut akan dikemas dalam forum seminar yang memaparkan makalah-makalah ilmiah dari para akademisi, peneliti dan pemerhati ekonomi/keuangan/ perbankan syariah.Makalah-makalah tersebut didapat dari proses seleksi (call for papers) yang menilai aspek orisinalitas, metodologi penulisan, kedalaman analisa, kemanfaatan bagi industri dan ruang lingkup

Ustadz H.Suwandi Harun Nasution :

Antisipasi Waiting List Harus Menambah Kuota PIMPINAN KBIH Al-Adliyah Bandar Selamat Kec.Medan Tembung Drs.H.Suwandi Harun Nasution,SH, mengatakan salah satu way out (jalan keluar) mengantisipasi waiting list (daftar tunggu) hendaknya pemerintah c/q Kementerian Agama RI setiap tahun melakukan penambahan kuota khususnya bagi jamaah Indonesia.H. Suwandi (foto) mengatakan kepada Waspada di sekretariat KBIH AlAdliyah Jalan Letda Sujono Gg. Adil Kel.Bandar Selamat Kec. Medan Tembung, Senin (18/10), menanggapi keluhan calhaj yang harus menunggu waiting list hingga tiga sampai lima tahun. “Mempercepat keberangkatan, walau tidak tuntas 100 persen dengan memprioritaskan bagi calhaj Lansia (lanjut usia) mulai dari tahun depan menarik lagi dari tahun berikutnya (menyusul) di tahun berikutnya lagi,“ kata H. Suwandi yang dikenal disiplin dalam memberikan manasik terhadap jamaahnya. Untuk itu pemerintah RI saatnya terus menjajaki penambahan kuota sejak dini, sehingga keluhan calhaj dalam menunggu tidak gelisah. Sebaiknya tahun berikutnya pemerintah c/q Kementerian Agama RI memperioritaskan calhaj Lansia, walaupun para Lansia porsi tinggi tapi didahulukan tahun pemberangkatannya. Jangan terlalu berpedoman kepada nomor porsi (urut kacang seperti yang terjadi selama ini). Menurut pengamatan saya, yang paling dikeluhkan adalah calhaj Lansia, ujarnya. Kepada calhaj yang bernomor porsi tinggi misalnya tahun 2015 hendaknya tidak mengaitkan kepada usia dan matinya. Tapi yang terpenting sebagai umat Islam, berupaya menyempurnakan rukun Islam lewat pendaftaran yang sekarang. Andaikata calhaj tersebut meninggal dunia dan belum berangkat juga, bukankah Allah SWT lebih tahu, menerima niat lewat pendaftaran tersebut. Hal dimaksud bukan ‘Ajam’ (cita-cita-red) tetapi sudah masuk kategori proses haji. Menanggapi, DAM H.Suwandi menegaskan, itu disembelih setelah haji. Menurut Imam Maliki, Imam Hambali, Imam Ahmad bin Hambal, DAM disembelih setelah melalui dua pilar yaitu umroh dan haji. Kecuali menurut Imam Syafii diperbolehkan sebelum haji, dengan alasan Waspada berjaga-jaga dari terlupa. Kalau memungkinkan, cara mengakhirkan (sesudah haji) hal itu lebih baik. Menanggapi adanya agen sejenis calo penjual jasa untuk mencium Hajarul Aswad ketika tawaf di Baitullah, H.Suwandi meminta jamaah haji khususnya Indonesia agar tidak terpengaruh oleh bujuk rayu para calo, apalagi para calo tersebut meminta sampai 50-100 rial per jamaah. ● H. Suyono

Konsultasi Al-Quran Ikatan Persaudaraan Qari-Qariah & Hafizh Hafizah (IPQAH Kota Medan) KONSULTASI AL-QURAN adalah tanya jawab sekitar Al-Quran, yang meliputi: tajwid, fashohah, menghafal Al-Quran, Ghina (lagu) Al-Quran, Hukum dan ulumul Al-Quran. Kontak person. 08126387967 (Drs. Abdul Wahid), 081396217956 (H.Yusdarli Amar), 08126395413 (H. Ismail Hasyim, MA) 0819860172 (Mustafa Kamal Rokan).

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Al-Ustaz, Apa beda jin, syaitan dan iblis?, mohon Penjelasan. dari Khiril Jazari. Asahan. Jawab : Terimakasih atas pertanyaanya. Dari yang kami fahami bahwa jin, syaitan dan iblis tidak menunjuk hal yang sama. Kata jin terambil dari kata yang yang terdiri dari tiga huruf, yaitu dari huruf jim, nun dan nun. Menurut pakar bahasa semua kata yang terdiri dari kata itu bermakna ketertutupan atau ketersembunyian. Hal ini karena jin tersembunyi dan tertutup dari pandangan kasat mata. Jin adalah makhluk Allah yang dijadikan dari api, ia berakal, berkehendak, mukallaf dan tidak dapat terlihat secara kasat mata serat mempunyai kemampuan untuk tampil dalam berbagai bentuk. Begitu defisini yang Sayyid Sabiq sebagaimana dikutip Quraish Shihab. Jin memiliki eksistensi, menikah, makan, hidup berkelompok dan bermasyarakat. Hidup jin sama persis dengan manusia dengan perbedaan hanyalah mereka berasal dari api sedang manusia dari tanah, jin tidak dapat terlihat kasat mata sedang manusia adalah makhluk kasar. Jin juga ada yang taat dan adapula yang durhaka. Syaitan berasal dari kata syatana yang artinya jauh, karena syaitan memang jauh dari kebenaran dan rahmat Allah. Dari segi makna dapat dikatakan bahwa syaitan berarti semua yang mem-bangkang baik dari jenis jin, manusia maupun binatang. Qurais shihab menyatakan bahwa syaitan tidak terbatas pada manusia dan jin tetapi juga semua pelaku sesuatu yang buruk atau tidak menyenangkan dan tercela. Sedang iblis berasal dari kata balasa atau ablasa yang maknanya putus asa. Iblis adalah makhluk Allah dari jenis jin dengan karakter membangkang Allah dan menyesatkan manusia. Jadi Iblis adalah abul jin yang membangkang dan dapat dikatakan bahwa ketua / pemimpin dari para pembangkang. Jadi, jin belum tentu syaitan dan iblis, sedang syaitan mungkin saja berasal dari jin dan pasti merupakan bahagian dari (sekutu) dari iblis, sedang iblis asal kejadian sama dengan dengan jin yaitu berasal dari dari api dan merupakan pemimpin dari syaitan.(M. Quraisy Shihab. Yang tersembunyi. Jin, iblis, setan & Malaikat. Lentera Hari, Jakarta. 2004) Wallahu A’lam. Al-Ustadz H. Ismail Hasyim, MA

pembahasan. Dalam forum riset tersebut, tutur Agustianto, panitia mengangkat tema “Menuju Sistem Perbankan Syariah yang Sehat, Kuat dan Konsisten terhadap Prinsip Syariah”. Diangkatnya tema tersebut memiliki implikasi agar bank syariah kedepan bisa tumbuh sangat besar. Bagi masyarakat yang yang ingin berpartisipasi dalam pembuatan call for papers untuk di lombakan, panitia memberikan ketentuan-ketentuan yang bisa ditanyakan secara langsung ke MES, IAEI, FoSSEI, dan Universitas Muham-madiyahYogyakarta (UMY). Agustianto berharap dengan banyaknya partisipasi masyarakat dalam pembuatan call of papers tersebut diharapkan banyak para pemikir yang konsen dalam pengembangan ekonomi syariah di

Indonesia. Sementara itu sejak didirikan sebagai organisasi kemasyarakatan dalam menggerakkan kesadaran masyarakat dalam mengembang-kan ekonomi syariah. Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) hingga kini telah memiliki cabang 21 Provinsi dan 26 cabang di daerah. Selain itu MES juga membuka cabang di luar negeri seperti di Inggris, Mesir dan Malaysia. Direktur Eksekutif MES Ahmad Iqbal dalam perbincangannya mengatakan bahwa dari 21 cabang provinsi dan 26 cabang daerah memiliki dalam perkembangannya memiliki keistimewaan tersendiri. Maju dan mundurnya organisasi MES di daerah, kata Iqbal tergantung dari para pengurusnya selama ini. Menurutnya saat ini MES cabang yang mengalami perkembangan yang pesat adalah MES Asahan dimana disana mereka membuat program pendirian satu desa satu BMT dan mereka bisa menjalankan program tersebut atas dukungan pemerintah daerah. (m13)

Majelis Tafsir Alquran Hadir Di Polonia SABTU 16 Oktober 2010 di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia digelar pengajian akbar dan halal bihalal oleh pengajian Majelis Tafsir Alquran (MTA). Acara tersebut dihadiri seribuan peserta yang terdiri dari masyarakat setempat dan anggota MTA. Kegiatan diawali pemutaran film dokumentasi kegiatan peresmian gedung pengajian Majelis Tafsir Alquran oleh presiden Republik Indonesia Susilo BambangYudhoyono. Satiran selaku ketua panitia mengatakan, pelaksana kegiatan tersebut selain membina hubungan silaturahmi dan ukhuwah Islamiah juga sebagai penjelasan mengenai kegiatan Majelis Tafsir Alquran kepada warga setempat. Warga diharapkan tidak termakan isu yang tidak baik terhadap kegiatan dakwah, seperti isu aliran sesat, terorisme dan pemecahbelahan umat yang sangat mendiskreditkan kegiatan dakwah Islam. Pada pengajian akbar tersebut hadir Camat Medan Polonia Drs. Alinafiah Syah MT. Ketua MUI Kecamatan Medan Polonia H.Hermansyah SH, Lurah Kelurahan Polonia Lenawati Syah SH, Komandan Pangkalan TNI AU yang diwakili Andi dan tokoh masyarakat H. Imam Muhdi. Mewakili Komandan Pangkalan TNI AU, Andi menyampaikan pentingnya mencintai Islam dengan mengenal Islam itu sendiri. Maka dengan hadirnya Majelis Tafsir Alquran di Medan Polonia masyarakat dapat lebih mengenal Islam dengan belajar dan mengamalkan Islam sesuai Alquran dan sunnah sehingga tidak ada lagi kelompok-kelompok Islam yang nyeleneh. Hal senada disampaikan Ketua MUI Medan Polonia H. Hermansyah SH,Lurah Kelurahan Polonia Lenawati Syah SH, dan tokoh masyrakat H. Imam Muhdi. Pada intinya kehadiran Majelis Tafsir Alquran sangat didukung karena akan membantu tugas dakwah para dai, MUI dan tugas kelurahan dan kecamatan Medan Polonia dalam membina masyarakat. Puncak kegiatan diisi tausiah oleh Ustadz Sarijo SAg selaku ketua Majelis Tafsir Alquran Sumatera Utara. Dalam tausiahnya beliau menyampaikan MTA adalah lembaga dakwah yang berbadan hukum dan tercatat dalam lembaran negara. Pengajian ini bersifat umum dan terbuka bagi siapa saja bahkan bagi non Muslim. Dia menekankan, umat Islam adalah satu kesatuan yang utuh. ‘’Islam disatukan oleh Alquran dan sunnah,’’ katanya. Ahmad Thoifur, ustadz yang rutin mengisi pengajian di Medan Polonia menambahkan pengajian Majelis Tafsir Alquran telah berlangsung setahun lebih yang dilaksanakan setiap Senin malam setelah selesai shalat Isya di rumah Bapak Satiran Jalan Balai Desa No73 Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia.(m12)

Camat Medan Polonia Drs. Alinafiah Syah MT, Komandan Pangkalan TNI AU yang diwakili Andi dan Ketua MTA Sumatera Utara Ustad Sarijo, SAg.

Pencapaian Fakultas Syari’ah IAIN-SU Selama Setahun (Oktober 2009-Oktober 2010) Fakultas Syari’ah selama satu tahun di bawah pimpinan Dekan DR.H.M. Jamil, MA telah mengalami beragam kemajuan dalam membawa Fakultas Syari’ah ke depan. Setidaknya, ada puluh poin yang dapat dijadikan tolok ukur kemajuan tersebut: 1. Temilnas (Temu Ilmiah Nasional) Ekonomi Islam FOSSEI (Forum Silaturrahmi Studi Ekonomi Islam) dihadiri sejumlah Perguruan Tinggi se-Indonesia. 2. Membuka kelas ekstensi untuk Program Studi Ekonomi Islam dan Trans fer Semester VII dari Program D3 MPKS FS IAIN SU, Oktober 2010. 3. Melahirkan SOP (Standard Operational Procedure) Fak. Syari’ah IAIN SU. 4. Revisi Kurikulum Fakultas Syari’ah IAIN SU di Brastagi. 5. Pendataan alumni Fak Syari’ah IAIN SU selama 8 tahun dari tahun 2001-2009. 6. Fakultas Syari’ah ikut menandatangani pembentukan World Zakat Fo rum (Forum Zakat Dunia) di Yogyakarta tanggal 28 September 2010 sampai 2 Oktober 2010. 7. Mahasiswa Syari’ah Juara I lomba Ijtihad Kontemporer antar Perguruan Tinggi se Sumatera di STAIN Bukit Tinggi Sumatera Barat, 1-2 Desember 2009 a.n. Mary Silvita jurusan Jinayah Siyasah semester VII. 8. Memberangkatkan Dosen FS IAIN SU Program Doktoral dengan status Bea siswa dari Kementerian Agama RI sejumlah 2 orang (sdr. Andre Soemitra MA ke UIN Jakarta, dan Mustafa Kamal Rokan, M.Hum ke Universitas Indonesia). 9. Mengaktifkan kembali jurnal Istislah volume Januari - Juni 2010 (telah terbit) dan Juli - Desember 2010 (sedang dalam proses). 10. Menertibkan cara/etika berpakaian mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN SU dengan contoh berpakaiannya. 11. Membenahi arsip-arsip jurusan (sedang proses). 12. Short Course dosen Fakultas Syari’ah ke Amerika (Drs.Ansari M.A). 13. Short Course ke Australia (Muhammad Faisal Hamdani MA). 14. Berupaya menguatkan kembali ilmu-ilmu kesyari’ahan di Fakultas Syari’ah IAIN SU. 15. Terakreditasinya Jurusan EKI pada BAN PT dengan nilai B. 16. Pertukaran mahasiswa/pelajar Indonesia ke Kanada, a.n. Dian Azhari Syam jurusan Muamalat Semester VII (selama 6 Bulan). 17. Fakultas Syari’ah juara umum MTQ dan Nasyid se-IAIN SU 2009. 18. Mengirim mahasiswa untuk mengikuti lomba debat Bahasa Inggris, Oktober 2010 di UIN Makasar pada MTQ dan Nasyid mahasiswa seIndonesia (mewakili IAIN SU), a.n. Mary Silvita dan Dian Azhari Syam. 19. Beberapa buku karya dosen Fakultas Syari’ah terbit. 20. Proses pembenahan database menyeluruh Fakultas Syari’ah. Namun, semua pencapaian-pencapaian yang telah dilakukan Fakultas Syari’ah tidak dapat dipisahkan dari kerja keras semua pihak di Fakultas Syariah mulai dari seluruh pegawai, dosen, kalab, sekjur, ketua jurusan dan para pembantu dekan, Pembantu Dekan I DR. Saidurrahman, MA, Pembantu Dekan II Dra. Laila Rohani, M.Hum dan Pembantu Dekan III DR. Muhammad Iqbal, M.Ag, tegas DR.H.M. Jamil, MA, yang tentunya ke depan harus lebih solid dan bersinergi untuk memajukan Fakultas Syari’ah lebih unggul dan terdepan di masa yang mendatang. (m21)

C5 Monopoli Dalam Hukum Bisnis Syariah Oleh Mustafa Kamal Rokan

DUNIA persaingan usaha di Indonesia baru-baru ini dihebohkan oleh keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) No. 24/KPPU-I/2009 tentang kartel minyak goreng. Dalam putusannya, KPPU menghukum 20 perusahaan minyak goreng (migor) yang terlibat perjanjian kartel. Sebagaimana diketahui, KPPU adalah perpanjangan tangan negara yang bertugas mengawasi terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat berdasar-kan UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Perkara kartel minyak goreng adalah perkara yang diperiksa berdasarkan hak inisiatif KPPU. Sebenarnya, KPPU telah lama “melirik” perkara ini, bahkan ketua KPPU menatakan perkara ini telah dimonitor sejak tahun 2007. Dilakukannya monitoring terhadap minyak goren disebabkan minyak goreng adalah salah produk yang dianggap strategis yang melibatkan hajat hidup orang banyak. Indonesia merupakan negara penghasil CPO tersebesar, yang 70 persen diekspor dan 30 persen digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Dan lebih 80 persen CPO adalah serapan bahan baku minyak goreng. Logikanya, negara yang berpenghasilan CPO “berlebih” yang harusnya bisa membanjiri pasar domestic namun mengapa harga minyak goreng mahal dan membebani rakyat. Bahkan menurut mekanisme pasar yang proporsional, jika bahan bakunya mempunyai kontribusi hanya lebih dari 60 persen, maka harga produknya dapat diturunkan. Dari asumsi yang sederhana itu, KPPU melalukan pemeriksaan awal, lanjutan dan sejumlah prosedur baik yang terkait dengan struktur pasar, conduct dan kinerja terhadap kasus ini. Dalam hasil pemeriksaan, KPPU menemukan pasar yang bersifat oligopoli dimana terdapat beberapa perusahaan yang menguasai sekaligus mengendalikan pasar, diantaranya perusahaan Wilmar, Musimas, Astra, Sinar Mas. Diketahui, perusahaanperusahaan tersebut tidak hanya sebagai perusahaan pengolah CPO, namun juga punya kebun dan pabrik sehingga mempunyai pasar tersendiri. Bukti yang dibuat oleh KPPU sangat lemah, sebab hanya berdasarkan alat bukti yang tidak langsung (indirect evidence). Padahal, sebagaimana yang digariskan oleh Pasal 64 (1) Perkom No. 1 Tahun 2006 junto Pasal 42 UU No. 5 Tahun 1999 alat bukti yang sah dalam hukum acara persaingan usaha adalah alat-alat bukti pemeriksaan komisi yang berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat dan atau dokumen, petunjuk dan keterangan pelaku usaha. Kedudukan indirect evidence hanya dapat digunakan sebagai bukti pendukung atau penguat salah satu bukti yang disebutkan dalam Perkom junto UU. Indirect evidence digunakan untuk membuktikan adanya suatu perjanjian dengan melakukan analisis-analisis ekonomi yang secara ilmiyah menunjukkan korelasi antara satu fakta dengan fakta lain bahwa memang terjadi sebuah pengaturan atau yang disebut persekongkolan diantara pelaku usaha. Monopoli Dalam Perspektif Islam Larangan monopoli adalah bagian dari hukum pasar (ahkam al-suq) yang diatur oleh syariat Islam. Hukum-hukum pasar tersebut sebagian besar masih dalam bentuk norma-norma dasar, baik yang dituliskan dalam Al-Quran maupun perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad Saw. Seperti yang disebutkan di atas bahwa hukum anti monopoli dalam Islam yang dilarang bersifat norma dasar, sehingga belum di buat dalam sub-sub yang rinci dan aplikatif. Namun, sungguh bahwa semua norma yang berkaitan dengan monopoli dan persaingan usaha telah lengkap. Na, berkaitan dengan perkara kartel, paling tidak ada dua larangan yang berkaitan dengan monopoli dapat digunakan yakni, hadis yang melarang mencegat para kafilah dan janganlah orang kota menjualkan untuk orang desa (talaq rukban). Kedua, hadis yang menyatakan “barang siapa yang melakukan penimbunan untuk mendapatkan harga yang paling tinggi, dengan tujuan mengecoh orang Islam maka termasuk perbuatan salah. Hadis di atas menggunakan kata “man” ihtakara” yang berarti “siapa” atau “barang siapa”, yang dapat menunjukkan banyak orang. Dalam hal ini, ihtakara

dapat dilakukan satu orang yang biasa disebut dengan monopoli, jika dilakukan banyak orang disebut dengan oligopoli. Selanjutnya kata yuridu an yughliya yang berarti “bertujuan mengecoh orang Islam (konsumen)” berarti tindakan yang bertujuan mer-ugikan orang banyak. Dengan demikian, hadis di atas dapat diartikan bahwa pelaku usaha yang terdiri satu atau beberapa (dengan melalukan perjanjian) untuk merugikan konsumen sehingga harga yang dinaikkan dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan yang besar adalah dosa besar. Para ulama memberikan penafsiran yang bervariasi terhadap barang yang dijadikan objek monopoli, Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa barang yang ditimbun adalah kebutuhan primer. Lebih luas dari pendapat keduanya, Abu Yusuf berpendapat barang yang dilarang adalah semua barang yang dapat menyebabkan kemadharatan orang lain. Pendapat terakhir disepakati Hanabilah, sebagian ulama Malikiyah dan Ibnu Abidin Syaukani. Kasus Kartel Menganalisis kasus kartel yang diputuskan oleh KPPU, bahwa sesungguhnya unsur-unsur kartel yang dimaksud UU No. 5 Tahun 1999 “senafas” dengan larangan hukum Islam. Dalam persoalan pembuktian yang menggunakan indirect evidence merupakan hukum acara untuk membuktikannya. Nah, disinilah terjadi perbedaan pendapat antara KPPU dengan para pengusaha, jika KPPU mengatakan bahwa disebabkan sulitnya menemukan pembuktian telah terjadinya perjanjian diantara pelaku usaha, maka menggunakan indirect evidence dengan analisa ekonomi terhadap harga menjadi alternatif yang biasa digunakan. KPPU berpegang pada bukti yang terdapat pada harga yang “paralel” diantara pelaku usaha minyak goreng, sehingga walaupun perjanjian sulit dibuktikan dengan hukum perdata (walaupun juga terdapat bukti komunikasi notulen (communication evidence) pertemuan produsen minyak goreng yang membahas harga, kapasitas produksi dan struktur produksi pada tanggal 29 Februari 2008), namun dengan tools ilmu ekonomi dapat dijadikan bukti telah terjadinya kartel diantara pelaku usaha. Sedangkan disisi lain, produsen tidak menerima indirect evidence sebagai alat bukti “utama” ketika tidak ditemukan direct evidence, sebab menurut pelaku uusaha indirect evidence hanya dapat memperkuat bukti direct evidence, jika tidak ada direct evidence maka indirect evidence tidak berarti. Hukum Islam melihat ini?. Bagi penulis, bahwa hadis yang melarang praktek monopoli di atas adalah tidak menghendaki adanya monopoli terhadapa suatu produk yang dapat membuat harga dibuat semena-mena baik yang dilakukan secara sendiri maupun bersama (oligopoly) yang dapat merugikan konsumen. Yang penting dilihat disini bukan pada terbukti-tidaknya terjadi perjanjian, namun, pembuktian bahwa telah terjadinya monopoli barang yang sangat dibutuhkan masyarakat, dengan penguasaan barang tersebut pelaku usaha dapat menaikkan harga yang tidak wajar sehingga mengakibatkan kerugian bagi banyak orang. Nah, untuk menentukan bahwa telah terjadi “yuridu an yughliya-keinginan untuk mengelabui masyarakat”, dapat menggunakan analisis harga di pasaran dengan tools ekonomi. Jika asumsi harga dan ketersediaan CPO yang relatif stabil yang harusnya menjadikan harga minyak goreng stabil (tidak naik), namun kenyataanya sebaliknya (terus naik, dan analisis terhadap harga yang tidak wajar, maka telah termasuk unsur monopoli dalam perspektif syariah. Tentu penjelasan hukum anti monopoli syariah tidak tuntas dalam opini ini, namun sungguh hukum ekonomi syariah menghendaki adanya hubungan yang proporsional antara negara dengan masyarakatnya (masyarakat dan pelaku usaha). Di satu sisi, negara berkewajiban untuk memberikan “pasar bebas” bagi pelaku untuk melakukan perdagangan, namun, dalam satu tarikan nafas dengan itu, negara juga wajib menjaga memenuhi kebutuhan rakyatnya terutama dalam kebutuhan pokok dari tindakan-tindakan yang monopolistik. Wallahu’alam. Wassalam. ● Penulis adalah: Dosen Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara, mahasiswa S3 Ilmu Hukum UI.

Haji, Simbol Kepatuhan Dan Kepasrahan Kepada Allah DALAM bukunya tentang haji, Dr Ali Shariati, ulama besar Iran yang meninggal pada 19 Juni 1977 mengatakan ketika mengambil keputusan menunaikan haji, sesungguhnya anda telah berada di atas jalan menuju aktualisasi haji. Rumah yang asri, tenang, luas dan mnyenangkan yang dihuni selama ini harus ditinggalkan. Juga keluarga, sanak saudara dan sahabat. “Tapi dengan menyempurnakan ibadah haji, maka engkau akan dapat memutuskan jerat-jerat yang menjaring dirimu. Jadi kunjungilah rumah Allah ! Kita adalah seorang manusia, putra Adam dan khalifah Allah di muka bumi ,” tulis Ali Shariati. Pelaksanaan ibadah haji merupakan simbolsimbol yaitu simbol ketaatan keluarga Nabi Ibrahim kepada Allah. Gerakan melakukan tawaf, ihram, sa’i dan wukuf di Arafah, semuanya merupakan simbolsimbol ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan kepada Allah. Haji merupakan sebuah gerakan manusia bertekad untuk kembali kepada Allah. Tawaf yang diawali dari garis sudut hajar aswad (batu hitam) menurut Ali Shariati, kita memasuki sistim alam semesta. Kita harus mengikuti orang lain bak setetes air yang jatuh ke dalam lautan. Ini adalah jalan keselamatan untuk menemukan orbit untuk menghampiri Allah Yang Mahabesar. Sentuh atau tunjukan batu hitam itu, lalu berbaurlah. Batu hitam itu melambangkan tangan kanan Allah. Saat mengelilingi ka’bah, kita akan merasa seperti sebuah anak sungai yang bergabung dengan sungai besar. Kita hanyut. Dalam keadaan begitu kita seolah memperoleh sebuah kehidupan baru. Kita bergabung dengan mereka bukan karena alasan diplomatis, tapi karena cinta. Dia menghubungkan manusia melalui daya tarik cinta. Jika dalam melakukan tawaf kita berhenti, mengubah posisi, niscaya kita terpeleset dari orbit. Sekali lagi jangan berhenti dan jangan beralih ke kanan dan ke kiri. Kiblat berada di depan kita dan karena itu pandanglah ke depan dan teruslah bergerak ke depan. Kita adalah salah seorang di antara orang banyak yang sedang tertarik itu. Posisi kita adalah berpasrah diri Posisi kita berpasrah diri, sama seperti yang dilakukan Siti Hajar. Hajar adalah keteladanan bagi manusia. Atas perintah Allah ia meninggalkan rumahnya dengan membawa putranya Ismail yang masih menyusui. Hajar harus pergi ke lembah yang seram dan menakutkan yaitu Makkah. Lembah itu tanpa pohon, tanpa air, tanpa teman dan hanya panas terik. Tapi karena cintanya kepada Allah, ia mematuhi-Nya. Yang ada adalah kepasrahan yang mutlak kepada Allah. Ihram adalah kain kafan pembungkus mayat yang putih, sederhana tanpa dijahit. Pakaian yang selama ini kita kenakan harus ditinggalkan total, polos. Sebab pakaian itu telah menutupi diri dan watak manusia. Baju itu melambangkan status dan perbedaan tertentu. Pakaian telah menciptakan batas palsu manusia, ras,

suku, pangkat, jabatan dan status harus dihilangkan. Dengan mengenakan ihram , baju tanpa jahitan itu manusia berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Kita sedarajat. Ihram cuma dua helai, satu dililitkan ke pinggang dan sebuah lagi ditaruh diatas bahu. Keseragaman itu membuat kita tidak tinggi hati. Kita harus rendah hati karena hendak mengunjungi Allah. Kita diajak untuk menjadi seorang manusia yang menyadari kefanaannya atau menjadi manusia yang menyadari eksistensinya. Gerakan sa’i berjalan di antara bukit Safa dan Marwah sejauh sekitar 400 meter yang digambarkan dengan gerakan berlari-lari kecil bermula dari bukit Safa. Peran yang kita lakukan adalah sebagai Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim. Hajar menyerah kepada kehendak Allah. Ia meninggalkan putranya di lembah tandus itu untuk mencari air. Hajar merupakan tokoh teladan kepasrahan. Tapi sang ibu tidak duduk berdiam diri. Ia bangkit dan berlari-lari sendirian dari satu bukit tandus antara Safa dan Marwah. Tapi Hajar mempunyai pengharapan, ia hanya menginginkan air untuk diminum. Pencarian ini melambangkan pencarian kehidupan material di dunia. Dan kebutuhan material ini adalah kebutuhan nyata manusia yang menunjukkan hubungan diantara manusia dan alam. Sa’i adalah perjuangan fisik. Dalam sa’i jalan yang kita tempuh adalah jalan yang lurus, bukan jalan melingkar seperti pada saat tawaf. Di pertengahan sa’i itu, saat ketinggian kita sama dengan Ka’bah lakukan berlari-lari kecil. Selesai di bukit Marwah, lakukanlah tahallul, potonglah rambut dan kukumu. Lalu pergilah ke sumur zam-zam. “Minumlah sekedarnya, basuhlah mukamu dan bawalah sedikit ke negerimu untuk engkau bagi-bagikan kepada orang lain,” tulis Ali Shariati. Wukuf bukan tinggal, hanya singgah. Singgah sebentar. Ini diumpamakan sebagai hidup manusia di muka bumi hanya sebentar. Meninggalkan ka’bah dan pergi ke Arafah adalah melambangkan kejadian manusia. Dalam penciptaan manusia di bumi dikatakan, ‘setelah turun ke bumi Adam bertemu dengan Hawa di padang Arafah. Di tempat itulah mereka saling berkenalan. Adam turun ke bumi karena diusir dari surga. Padang Arafah simbol berkumpulnya manusia nanti di padang Mahsar setelah dibangkitkan dari alam kubur. “Apa yang harus aku lakukan di tempat ini ? Ali Shariati menjawab lewat bukunya, tak satupun juga! engkau bebas melakukan sesuatu yang engkau kehendaki. Tapi ingatlah selalu bahwa kita berada di padang Arafah. Kemenangan harus terpencar dari wajahmu, bukan dari sesuatu yang terlihat olehmu,” tulis Shariati. Biarkanlah insting dan sifatmu yang hakiki berkembang di bawah sorotan matahari Arafah yang terang benderang. Shariati menulis lagi, jangan hindari terik matahari, cahaya kemerdekaan dan orang banyak. Hendaklah engkau senantiasa berada di tengah-tengah orang banyak. ● Nurhayati Baheramsyah


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.