Waspada, Jumat 18 November 2011

Page 6

Medan Metropolitan

WASPADA Jumat 18 November 2011

A5

DPO Tidak Ditahan, Poldasu Dinilai Lakukan Kesalahan MEDAN (Waspada): Poldasu dinilai telah melakukan kesalahan karena tidak menahan tersangka yang sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Demikiandikatakanpraktisi hukum Muslim Muis, SH kepada wartawan terkait tidak ditahannya tersangka kasus penipuan, penggelapan dan pemalsuan surat jual beli lahan sawit di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) berinisial IS, yang di-

buron sejak dua bulan lalu. “Jika tidak dilakukan penahanan,makatersangkabisamelakukan tindak pidana kembali, melarikan diri atau menghilangkan barang bukti,” kata Wakil Ketua LembagaBantuanHukum(LBH) Medan itu, Kamis (17/11). Mengenai alasan penyidik Poldasu tidak menahan tersangka karena harus periksa kesehatan, Muslim menegaskan, hal itu tidak bisa diterima oleh hukum. “Seharusnya tersangka ditahan terlebih dahulu. Jika ada

masalah kesehatan, Poldasu bisa membantarkannya ke rumah sakit Polri,” kata Muslim. Di tempat terpisah, Kasubdit II Harta Benda dan Tanah Bangunan (Harda Tahbang) Reserse Kriminal Umum Poldasu AKBP Rudi Rifani mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus itu. “Kita masih mendalami kasusnya dan masih melakukan observasi,” ujar Rudi kepada wartawan, Kamis (17/11). Rudi menjelaskan, alasan penyidik tidak melakukan pena-

hanan, salah satunya karena tersangka meminta izin untuk periksa kesehatan. “Dia meminta izin untuk periksa kesehatannya. Jadi, kita beri kesempatan,” kata Rudi seraya menambahkan, soal penahanan akan menunggu keterangan dari dokter yang memeriksa. Seperti diberitakan sebelumnya, tersangka IS, 67, penduduk Jln. Kejaksaan Medan menyerahkan diri ke Poldasu, Selasa (15/11). Dia di dampingi kuasa hukumnya Todung Mulya

Lubis. IS sudah masuk dalam DPO Poldasu karena sudah dua kali tidak memenuhi panggilan penyidik. Tetapi setelah menjalani pemeriksaan beberapa jam di Mapoldasu, IS tidak ditahan. Kabid Humas Poldasu Kombes Pol. Heru Prakoso juga tidak mengetahui perkembangan penyidikan kasus itu. Ditanya wartawan, Heru mengaku belum mengetahui perkembangan kasusnya. Hingga saat ini pun Heru mengatakan, belum menerima laporan hasil pe-

meriksaan tersebut. Pengusaha sawit itu menjadi buronan Poldasu setelah dilaporkan Ir. Octo Bermand Simanjuntak pada 1 April 2011 terkait kasus tindak pidana penipuan dengan bukti laporan No. Pol: TBL/180/IV/2011/SPK III. Pelapor mengatakan, peristiwa penipuan itu terjadi di kediamannya Jln. T Amir Hamzah Blok F Medan Helvetia dengan kerugian sebesar Rp250 juta. Selain melaporkan IS, korban juga melaporkan ES (anak

IS) dan seorang lagi berinisial Ed, yang semuanya beralamat di Jln. Kejaksaan, Medan sebagai tersangka kasus tersebut. Kasus itu, seperti dijelaskan dalam pengaduan korban, berawal dari perjanjian jual beli lahan sawit seluas 515 Ha di Madina. Octo sebagai penjual dan IS sebagai pihak yang membeli. Saat itu, IS menyuruh Octo membuat tiga kali perikatan perjanjian jual beli lahan. Pertama dengan IS, kemudian dengan anaknya ES dan terakhir dengan PT.

Tri Brata Srikandi milik IS. Dalam proses perikatan perjanjian itu, korban mengalami kerugian Rp250 juta. Poldasu sempat memburon IS di beberapa lokasi setelah panggilan pertama dan kedua tidak digubris. Bahkan penyidik sempat melakukan penggerebekan di kediaman tersangka di Jln. Kejaksaan serta perumahaan RoyalSumateraJln.JaminGinting, Medan, namun ketika itu IS berhasil lolos. (m27)

15.000 VCD Porno Disita Polresta Medan Amankan Seorang Tersangka MEDAN (Waspada): Reskrim Unit Judi Sila Polresta Medan menggerebek lokasi penggandaan VCD/DVD porno dalam penyergapan di salah satu rumah di Jln KH. Wahid Hasyim, Kelurahan Sei Sikambing, Medan, Kamis (17/11). Dalam penggerebekan itu, polisi mengamankan tersangka Awie, 38, selaku pemilik rumah yang juga pelaku penggandaan VCD porno. Selain itu, polisi menyita 15 ribu keping VCD/DVD porno dan perangkat penggandaan film tersebut. Waka Polresta Medan AKBP Pranyoto di dampingi Kasat Reskrim AKP Yoris Marzuki dan Kanit Judi Sila AKP Hartono mengatakan kepada wartawan, terungkapnya kasus penggan-

daan VCD porno ini berkat informasi masyarakat. “Dari informasi itu, polisi melakukan penyelidikan. Ketika dilakukan pengerebekan, akhirnya terungkap bahwa ruko berlantai III tersebut digunakan sebagai home industri penggandaan VCD/DVD porno yang ditutupi dengan membuka usaha penjualan mie di lantai I,” jelas Pranyoto. VCD porno itu dipasarkan Awie kepada penjual VCD ece-

Tewas Digilas Bus Makmur MEDAN (Waspada): Pengendara sepedamotor Dongan Parulian Pasaribu, 26, penduduk Jln. Garu IX, tewas tergilas bus Makmur BK 7554 DO di Jln. Sisingamangaraja Km 6,5 Medan, Rabu (16/11). Informasi Waspada peroleh di lapangan, awalnya bus Makmur yang baru keluar dari gudangnya di Jln. Tritura menuju Stasiun Makmur di Jln. Singamangaraja. Namun setiba di Km 6,5, korban Dongan Parulian Pasaribu yang mengendarai sepedamotorYamaha Vega R BK 5338 ACC hendak mendahuli bus Makmur itu yang berada di depannya. Ketika mengambil jalur kiri, sepedamotor korban menyenggol pengendara sepeda Evi Falaria Pasaribu, 29, penduduk komplek PT. Asahan Jln. Sisingamangaraja, sehingga Evi terjatuh ke kiri, sedangkan Dongan terjatuh ke kanan sehingga tubuhnya tergilas roda belakang bus tersebut dan tewas seketika. Petugas Satlantas Polresta Medan turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) melakukan penyelidikan sekaligus olah TKP. Sementara korban dibawa ke rumah sakit, sedangkan sopir dan bus Makmur serta sepedamotor korban diamankan. Kanit Laka Satlantas Polresta Medan AKP Juwita SH, ketika dikonfirmasi melalui telefon, Kamis (17/11) mengatakan, bus Makmur sudah diamankan di tempat penampungan barang bukti di Jln. Kayu Putih, Medan Deli. “Kita sudah mengambil keterangan sopir bus Makmur dan sejumlah saksi lainnya,” sebutnya. (m36/h04)

Puluhan Mobil Tangki CPO Dipaksa Turunkan Muatan BELAWAN (Waspada): Dalam sehari puluhan mobil tangki pengangkut Crude Palm Oil (CPO) “kencing” menurunkan sebahagian muatannya di satu pergudangan depan asrama TNI AL Bara Kuda Jalan Aluminium Raya, Kel. Tanjung Mulia, Kec. Medan Deli. Informasi dari lapangan menyebutkan, gudang bertembok warna biru berlambangkan “MJ” itu milik warga Jalan Jemadi Medan, disewakan kepada kepada seorang pengusaha sebagai lokasi penampungan CPO. Aksi “kencing” puluhan mobil tangki CPO itu berlangsung, akibat tekanan dari sekelompok orang berbadan tegap dan berambut cepak terhadap sopir. “Gimanalah bang, kami dipaksa untuk “kencing” kalau tidak mau mereka tidak segan-segan melukai kami,” kata seorang sopir, Rabu (16/11). Pemaksaan itu dilakukan para antek-antek gudang dengan alasan untuk pengawalan yang dimulai dari jalan pintuTolTanjung Morawa. Walaupun sebenarnya pengawalan itu tidak dinginkan perusahaan maupun sopirnya, namun mereka tidak mampu melawan. Sopir sebenarnya merasa tertekan akibat pengawan itu. Namun, mau dilaporkan ke polisi tidak berani karena akan mendapat tekanan dari para pria berbadan tegap tersebut. “Siapa yang dapat melindungi kami para sopir ini,” sebutnya. Kadispen Lantamal I Belawan Mayor (Mar) H Sinuhaji mengaku belum tahu persis tentang aktivitas gudang penampungan CPO yang berada di depan asrama Bara Kuda TNI AL itu. “Walaupun begitu, kita tetap akan melakukan tindakan jika pengelolanya adalah oknum TNI AL,” katanya saat dihubungi. Sebelumnya, Poldasu pernah menggelar operasi Sawit Toba. Akibatnya sejumlah pergudangan penadah CPO tutup. Namun, dua bulan pasca operasi itu dihentikan, pergudangan CPO itu kembali beraksi. (h03)

Pencuri Kambing Dihajar Massa MEDAN (Waspada): Baru dua bulan keluar dari lembaga pemasyarakatan, residivis berinisial HS, 25, warga Jalan Karya simpang Pondok Surya, Medan Helvetia, dihajar massa karena mencuri kambing di Jalan Karya Cilincing, Kec. Medan Barat, Selasa (15/11) sekira pk 15:00. Selanjutnya dalam kondisi babak belur tersangka HS dijebloskan ke dalam sel Polsek Medan Barat. Informasi yang diperoleh di kepolisian, awalnya tersangka HS dan temannya berinisial EG melintas di Jalan Karya Cilincing, tepatnya di dekat jembatan. Mereka berdua melihat seekor kambing betina yang sedang makan rumput. Kemudian keduanya langsung mencari tali lalu mengikat kambing tersebut dan dinaikkan ke atas sepedamotor. Mereka langsung kabur membawa kambing itu menuju Jalan KL Yos Sudarso. Aksi keduanya dipergoki Alwi, 51, langsung mengejar bersama warga lainnya. Persis di depan Swalayan Maju Bersama Glugur, tersangka EG yang mengemudi sepedamotor gugup sehingga terjatuh. Warga langsung menangkap dan menghajar keduanya. Namun di tengah amuk warga, tersangka EG berhasil melarikan diri, sedangkan HS diboyong ke Mapolsek Medan Barat. Ternyata di kantor polisi, tersangka HS sudah dikenal petugas sebagai residivis. Menurut juru periksa Aiptu SR Silalahi, dirinya sudah dua kali menangani kasus HS. “Ini yang kedua kalinya. Sebelumnya dia juga pernah ditangkap gara-gara mencuri dengan penganiayaan,” ujarnya. Kanit Reskrim Medan Barat AKP Anthoni Simamora SH mengatakan, selain mengamankan tersangka, pihaknya juga menyita sepedamotor Yamaha Vega BK 5876 IU dan sebilah pisau dapur sebagai barang bukti. Sedangkan kambing yang dicuri, telah dikembalikan kepada pemiliknya. “Tersangka akan dijerat melanggar pasal 363 KUHPidana. Sedangkan barang bukti berupa kambing telah kita kembalikan kepada pemiliknya,” sebut Anthoni. (h04)

ran di Kota Medan dan sekitarnya. Untuk pemesaan biasanya melalui internet dan telefon. “Satu keping VCD porno dijual Rp20 ribu dan usaha ini sudah berjalan lebih satu tahun,” jelas Pranyoto.

Saat ini, polisi masih melakukan pengembangan dan berusaha mengungkap jaringan penjualan VCD porno tersebu. “Kami yakin tersangka tidak sendirian dalam menjalankan usaha ilegalnya,” tambah Pranyoto.

Dalam kasus ini, Awie dijerat Pasal 72 ayat (2) UU RI No 19 tahun 2002 tentang hak cipta dan Pasal 29 Jo Pasal 4 ayat (1) UU RI No 44 tahun 2008 tentang pornografi dengan ancaman hukuman 5 tahun. (m39)

Penjual Mobil Curian Ditangkap Di Pekanbaru MEDAN (Waspada): Tersangka HT, 40, penduduk Desa Pinggir Jati, Aek Kanopan, yang menjual mobil Avanza hasil kejahatan, ditangkap petugas Polsek Sunggal di Pekanbaru, Rabu (16/11). Selain menangkap HT, polisi juga menyita barang bukti mobil Avanza BK 1517 JZ warna hitam lengkap STNK dan BPKB. Informasi Waspada peroleh di lapangan, terbongkarnya kasus tersebut berawal saat Taqwa, warga Medan, selaku pembeli terakhir mobil Avanza yang lengkap STNK dan BPKB nya mendatangi rumah pemilik mobil Neny Agustina di Jln. Abadi, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Medan Sunggal, dengan maksud hendak meminjam KTP pemilik kendaraan untuk mengurus perpanjangan STNK di Samsat Jln. Putri Hijau Medan. Ternyata, Taqwa mendapat penjelasan dari Neny Agustina bahwa mobil Avanza itu mi-

liknya yang hilang dicuri dari rumahnya. Sedangkan Taqwa membeli mobil Avanza itu dari Syaf’an alias Ucok, 37, warga Pekanbaru. Mendapat informasi mobil yang dibelinya itu barang curian, Taqwa langsung menghubungi Ucok. Sementara Ucok membeli mobil tersebut melalui tersangka HT di Pekanbaru, selanjutnya menjualnya lagi kepada Taqwa. Ucok kemudian menghubungi HT berulangkali melalui telefon namun tidak ada sahutan. Akhirnya tersangka HT dibekuk petugas Polsek Sunggal di Pekanbaru. Kapolsek Sunggal AKP M. Budi Hendrawan, SH,SIK ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih memeriksa tersangka HT dan saksi Taqwa dan Ucok. Menurut Budi, pencurian di rumah Neny Agustina terjadi Kamis (3/11) pukul 16:30. Pelaku pencurian yang lebih dari satu orang itu melakukan aksinya ketika korban sedang tidak ber-

ada di rumah. Kawanan maling itu menyikat BPKB sampulnya warna hitam atas nama Syahrun Yusuf (ayah Neny Agustina) bersama STNKnya, uang Rp10 juta, sertifikat deposito dan buku tabungan atas nama Siswati (ibu Neny Agustina) dari dalam lemari, serta mobil Avanza BK 1517 JZ warna hitam. Selesai menjalani pemeriksaan, Ucok mengatakan, membeli mobil dari tersangka HT dengan harga sesuai. Bahkan, sebelumnya dia melakukan pengecekan di Samsat, dan mendapat jawaban STNK dan BPKB kendaraan tidak ada bermasalah. Kemudian mobil itu dijualnya lagi kepada Taqwa. Sedangkan tersangka HT mengatakan, dia menjual mobil kepada Ucok atas suruhan Rusli, 44, warga Pekanbaru. “Mobil Avanza itu dijual kepada Ucok seharga Rp124 juta. Tapi saya tidak mengetahui mobil itu dijual Ucok lagi,” sebutnya. (m36)

Anggota Polres Simalungun Dilaporkan Ke Propam Poldasu MEDAN (Waspada): Anggota Polres Simalungun Briptu Hanafi dilaporkan ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sumut sesuai surat tanda bukti laporan LP No : LP/182/XI/2011 tanggal 16 Oktober 2011 oleh Heni Ekawati Haloho, 24, warga Durian Buttu, Kelurahan Sambosar Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun. Dia mengadukan Briptu Hanafi atas dugaan merekayasa kasus pencabulan dengan menjadikan suaminya sebagai tersangka. Dalam laporannya, Rabu (16/11), diterima Subbag Pelayanan Pengaduan (Yanduan) ditandatangani Brigadir Pol. Hendra Wahyudi, ibu satu anak tersebut menyatakan keberatan suaminya dijadikan tersangka atas tuduhan yang tidak pernah dilakukan suaminya. Dia juga menyebutkan, terlapor Briptu Hanafi telah membuat surat perdamaian dan surat pencabutan pengaduan yang isinya tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Karena itu, Briptu Hanafi dianggap telah melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat negara, pemerintah atau Kepolisian RI sebagaimana dimaksud dengan pasal 5 huruf a PP RI No 2 tahun 2003. Ketua Dewan Pembina Pergerakan Indonesia (PPI) sekaligus Ketua DPD Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Sumut Marlon Purba yang mendam-

pingi Heni Ekawati Haloho meminta Kapolda Sumut Irjen Wisjnu Amat Sastro menjadikan kasus ini sebagai atensi, karena perbuatan Briptu Hanafi telah menyakiti hati rakyat dan mencoreng nama institusi Polri. Selain Briptu Hanafi, kata Marlon, penyidik Polres Simalungun lainnya, Ipda J Tarigan dan Briptu Frans Simanjuntak dan para pelapor diduga telah mempolitisasi kasus pencabulan yang dituduhkan kepada

Waspada/gito ap

HENI Ekawati Haloho usai melapor ke Propam Poldasu, sekaligus meminta perlindungan hukum atas kasus suaminya yang ditahan Polres Simalungun dengan tuduhan kasus pencabulan, Rabu (16/11).

Sudarto Purba (suami Heni) hanya untuk mendapatkan harta warisan. Karena laporan kasus pencabulan yang dituduhkan kepada Sudarto dan abangnya Sudarwan Purba (kini buronan Polres Simalungun) yang disampaikan ke Polres terjadi sekira 10 tahun lalu, dimana pelapor dan terlapor ketika itu masih kanak-kanak. “Peristiwa ini juga belum tentu ada karena tidak ada bukti keduanya melakukan pencabulan,” sebut Marlon. Tetapi anehnya, kasus yang dianggap sudah kadaluarsa tersebut justru dinyatakan lengkap (P-21) oleh Kejari Simalungun dan dalam persidangan, terdakwa Sudarto Purba diancam penjara 14 tahun. “Kasus ini dipolitisasi dengan ikut campurnya oknum anggota Komisi III DPR RI melalui Ketua KNP Simalungun Yan Wiserdo Saragih untuk penahanan kedua terlapor, sehingga kemudian tanpa alasan jelas kasus naik hingga pengadilan,” sebutnya. Penyidik Propam Poldasu kepada pelapor Heni Ekawati saat itu mengatakan, segera melakukan penyidikan dan memeriksa Briptu Hanafi. Setelah itu penyidikan berkembang kepada penyidik lain yang terlibat menangani kasus itu. “Jika mereka terbukti melakukan rekayasa kasus akan ada sanksi untuk itu,” kata penyidik Propam.(m27)

Gara-gara Piano, Ibu Pidanakan Anak Kandung IRONIS, hanya karena membawa piano pemberian hadiah ulang tahun dari almarhum sang ayah, Mona Elfrida dan suaminya Saut Sinambela menjadi terdakwa pencuriankarenadipidanakan ibu kandungnya Eli Pospos. Persidangan yang telah berjalan 9 kali itu dipimpin Ketua Majelis Hakim Joner Manik. Sidang lanjutan yang digelar di lantai III ruang Candra II Pengadilan Negri Medan, Rabu (16/11) siang, mendengarkan keterangan saksi Sriana, mantan pembantu rumah tangga di rumah Eli Pospos. Saksi Sriana dalam keterangannya mengatakan, dia bekerja sebagai pembantu

di rumah Eli Pospos Jalan DI Panjaitan selama 6 bulan lamanya. Dia membenarkan melihat piano warna hitam merek Yamaha, namun ia tidak mengetahui kalau itu milik terdakwa Mona. Namun, Sariana juga menuturkan, piano itu juga pernah dilihat di rumah Mona di Jalan Setia Budi Medan dan pernah melihat piano tersebut dimainkan setelah tidak bekerja lagi dirumah Eli Pospos. Sementara itu, Mona usai persidangan kepada wartawan menceritakan kronologis bagaimana mereka menjadi terdakwa pencurian. Menurut dia, kejadian bermula saat dirinya dan suaminya Saut Sinambela diusir oleh Eli Pospos, ibu kandung Mona, pada pertenga-han

tahun 2009 karena cekcok antara ibu dan anak tersebut. Karena diusir, Mona dan suaminya yang tinggal di rumah ibunya itu, pergi membawa barang-barang milik mereka. Di antara barang yang dibawa Mona ke rumah barunya di Jalan Setia Budi itu, terdapat piano hadiah ulang tahun dari ayahnya. Namun gara-gara piano yang dibawa, Mona dilaporkan ibunya ke polisi dengan tuduhan pencurian. Kedua pasangan suami istri ini didakwa oleh Jaksa PenuntutUmum(JPU)Siskamelanggar pasal 367 Jo 363 ayat 1 ke 4 tentang pencurian dalamkeluargadandiancamhukuman7tahunpenjara. (m38)

WaspadaRudi Arman

KASAT Reskrim Polresta Medan AKP Yoris Marzuki di dampingi Kanit Judi Sila AKP Hartono memperlihatkan barang bukti 15 ribu kepingVCD/DVD porno yang diamankan bersama tersangkanya dari sebuah rumah di Jln. KH. Wahid Hasyim, Kamis (17/11).

Warga Vietnam Bawa Sabu 1 Kg Diancam Hukuman Seumur Hidup MEDAN (Waspada): Sidang perdana perkara kepemilikian sabu-sabu seberat 1 Kg dengan terdakwa Nguyen Thi Tuyet Trinh, 49, kewarganegaraan Vietnam, digelar di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Kamis (17/11). Dalam dakwaannya, JPU Dwi Melly Nova dihadapan majelis hakim diketuai SP Hutagalung menyebutkan, perbuatan terdakwa melanggar pasal 114 ayat (2) UU RI No 35 Tahun 2009 tentang narkotika (primer) dan pasal 113 ayat (2) UU RI No 35 Tahun 2009 (subsider) serta pasal 112 ayat (2) UU RI No 35 Tahun 2009 (lebih subsider) dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup. Menurut JPU, perbuatan yang dilakukan terdakwa bermula pada tangal 5 Juni 2001 sekira pukul 15:00 waktu Bangkok, dimana terdakwa menerima titipan tas warna hitam berisi dua bungkus kristal warna putih (narkotika) dari Uche (DPO) warga negara Afrika. Dalam pertemuan itu, Uche memerintah-

kan agar tas tersebut dibawa ke Jakarta. Keesokan harinya, terdakwa berangkat ke Kuala Lumpur menginap satu malam. Kemudian terdakwa berangkat ke Medan dengan menumpang peswat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8051. Setibanya di Bandara Polonia Medan, terdakwa bersama dengan tas yang berisi narkotika dibawa menuju pemeriksaan X-Ray Bea dan cukai. Pada saat diperiksa, terdakwa terlihat gugup sehingga membuat dua petugas Bea dan Cukai Bobby Sinaga dan Omry Manurung (saksi) curiga dan memeriksa isi tas tersebut. Selanjutnya, sambung JPU, kedua saksi membuka tas milik terdakwa dengan menyobek sisi dalamnya dan ditemukan satu bungkus kertas warna hitam berisi serbuk kristal warna putih berupa sabu-sabu seberat 1 Kg. Usai mendengarkan pembacaan dakwaan, majelis hakim menunda sidang hingga minggu depan, untuk mendengarkan keterangan para saksi. (m38)

Kasus Pengusaha Tewas Kesetrum

Polresta Panggil Pemilik Hotel Soechi MEDAN (Waspada): Pasca tewasnya pengusaha diesel Buyung alias Abeng saat sauna di Hotel Novotel Soechi, Polresta Medan melalui Unit Jahtanras akan memanggil pemilik hotel yakni Hartono untuk diminta keterangan. “Setelah dilakukan visum terhadap korban, polisi akan memanggil pemilik hotel untuk dimintai keterangan,” kata Kanit Jahtanras Polresta Medan AKP Yudi Frianto kepada wartawan, Rabu (16/11) siang. Menurut dia, visum yang diambil dari salah seorang dari dua orang korban yang berhasil selamat dalam peristiwa yang menewaskan Abeng, yang diduga kesetrum saat sauna di hotel tersebut. “Kita juga telah memeriksa lima orang saksi yang kesemuanya merupakan pegawai Hotel Soechi dan juga telah memeriksa salah seorang korban dari dua orang korban yang berhasil selamat saat sauna,” sebut Yudi. Saat disinggung mengenai adanya motif pembunuhan dalam kasus itu,Yudi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyidikan. Kasat Reskrim Polresta Medan AKP M Yoris Marzuki mengatakan, pihaknya masih melakukan penyidikan tewasnya pengusaha itu di sauna. “Masih kita sidik dan sauna juga telah di police line oleh Polsek Medan Kota, namun telah dibuka kembali,” katanya.

Tak ada izin Sementara itu, Kanit Judi Sila Polresta Medan AKP Hartono mengatakan, fasilitas sauna dan Spa yang terdapat di Hotel Soechi tidak memiliki izin. “Selain sauna ada juga Spanya, tapi tidak ada izinnya,” sebutnya. Sebelumnya diberitakan, Buyung Siuyan Alias Abeng, 47, warga Jalan Pandu Medan, tewas kesetrum arus listrik saat mandi sauna di Lantai V Hotel Novotel Soechi Jalan Cirebon Medan, Rabu (8/11) sore. Abeng bersama dua rekannya hendak mandi sauna di hotel itu. Tiba-tiba korban terpeleset dan tangannya memegang alat yang dialiri listrik untuk menghangatkan air sehingga Abeng langsung terkena setrum. Melihat itu, dua rekannya coba menolongtetapialiranlistrikjugamembuatmereka terkejut.Tetapi kedua teman korban akhirnya bisa melepaskan diri meskipun dalam kondisi lemas. Kematian pemilik saham di PD Raksasa Diesel itu sengaja disembunyikan pihak Hotel Novotel Soechi dari wartawan, termasuk pihak kepolisian. Menurut sumber di kepolisian, ada beberapa orang tamu yang hendak mandi sauna juga kena setrum listrik, namun hanya Abeng yang tewas sedangkan yang lainnya kritis. Informasi menyebutkan, Kamis (10/11), seorang lagi teman korban tewas namun tidak diketahui identitas dan keberadaannya. (m39)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.