Waspada, Jumat 14 Oktober 2011

Page 24

Aceh

C6

Donor Darah Sambut HUT Langsa

Pendayung Sepeda Tewas Ditubruk

LANGSA (Waspada): Sejumlah 75 kantong darah berhasil terkumpul pada kegiatan donor darah yang diselenggarakan Pemko Langsa bekerja sama dengan UDD PMI Cabang Langsa di aula Pemko setempat, Kamis (13/10). Kegiatan tersebut diselenggarakan, menjelang tibanya peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) lahirnya Pemerintah Kota (Pemko) Langsa yang ke -10 tahun pada tanggal 17 Oktober 2011. Jajaran Pemko Langsa menggelar kegiatan donor darah sebagai salah satu kegiatan social untuk membantu masyarakat. Asisten I Pemerintahan, Drs Zainal Abidin, yang membuka kegiatan mengatakan, donor darah ini adalah serangkaian acara yang diadakan Pemko Langsa, untuk menyambut hari jadi berdirinya Pemko Langsa, 17 Oktober 2011. Selain acara donor darah, pada berapa hari mendatang akan juga dilakukan jalan santai yang dibuka untuk masyarakat umum, dan akan menyediakan berbagai hadiah hiburan. “Kita juga mengharapkan partisipasi masyarakat Kota Langsa untuk ikut bersama-sama dengan pemerintah setempat guna memeriah-

LHOKSUKON (Waspada) : Amnah, 56, pendayung sepeda warga Desa Alue Buket, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, tewas setelah sepedanya tertabrak sepeda motor suzuki Satria F yang dikendarai Hendrawan, 24, warga Asrama Polisi Seunuddon, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara. Insiden ini terjadi di jalan nasional, kawasan Desa Alue Buket, Kecamatan Lhoksukon, Rabu (12/10). Amnah meninggal di lokasi kejadian. Sementara Hendrawan hanya luka ringan. “Amnah datang dari arah timur. Setiba di lokasi kejadian, ia menyeberang ke kanan. Saat bersamaan dari arah barat muncul Satria F dan langsung terjadi tabrakan,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE melalui Kasat Lantas, Iptu Andri Permana. (b19)

Tewas Mengenaskan Di Jalan Nasional BIREUEN (Waspada) : Warga Desa Lhok Nga, Kutablang, Bireuen, Selasa (11/10) malam, tiba-tiba mendengar dentuman keras di jalan nasional di desanya. Lalu mereka berlari ke arah suara itu dan setibanya di jalan dilihat seorang ki muda yang diketahui Saifuddin, 25, asal Desa Paya Rangkuluh, tidak bernyawa lagi dengan kondisi luka di bagian kepala dan tangan kanannya terlihat luka robek serta berlumuran darah. Keterangan yang dihimpun, korban mengendarai sepeda motor Yamaha RX King BL 3905 AV datang arah Kutablang hendak ke Krueng Panjoe. Setibanya di Desa Lhoknga, hendak mendahului mobil dum truck yang juga datang dari arah sama tiba-tiba mengalami kecelakaan dahsyat, sehingga meninggal di lokasi. Kapolres Bireuen AKBP Yuri Karsono melalui Kasat Lantas Polres Bireuen AKP H Suharmadi mengatakan, kasus kecelakaan telah ditangani pihaknya. (cb02/b17)

OSIS SMAN 1 Bireuen Studi Banding Ke Agam BIREUEN (Waspada) : Sekitar 25 orang pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 1 Bireuen plus empat guru, Selasa (11/10) berangkat ke Padang untuk melakukan studi banding di SMAN Tiku Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Mereka berangkat dengan bus bantuan yang dipinjamkan pada Sekdakab setempat H Razuaridi Ibrahim, Senin (10/10) dan mereka telah tiba di sekolah tujuannya dan mereka melakukan kegiatan itu mulai 13-15 Oktober. Aslina, SPd, guru SMAN 1 Bireuen yang ikut dalam rombongan itu mengaku dalam perjalanan ke Padang dengan penuh semangat mengatakan, dirinya saat itu dalam bus menuju ke Padang bersama 25 pengurus OSIS ditambah 4 guru termasuk dirinya dalam rangka studi banding ke negeri urang awak itu. Menurutnya, studi banding ke SMAN 1 Tiku Kabupaten Agam itu karena SMA itu merupakan sekolah terbaik di Provinsi Sumbar. (cb02)

PMI Bireuen Minim Tenaga Relawan BIREUEN (Waspada) : Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bireuen kini kekurangan tenaga relawan. Untuk mengisi kekosongan ini, Ketua PMI setempat, Murdani merekrut relawan baru. “Kita sudah tempelkan pengumuman penerimaan tenaga relawan untuk PMI, hal ini perlu disegerakan untuk meningkatkan pelayanan atau bantuan PMI kepada siapa yang membutuhkan,” ucap Murdani, Kamis (13/10) di Bireuen. Dia merincikan, jumlah tenaga relawan PMI Bireuen yang aktif hanya 20 orang, sementara idealnya 40 relawan. “Maka kita sudah mulai rekrut untuk kebutuhan 20 relawan lagi. Sampai sekarang sudah ada yang mendaftar 6 orang,” papar dia. Untuk menjadi calon relawan ini disyaratkan berumur 1835 tahun dan setelah lulus seleksi akan diberikan pelatihan dasar kepalangmerahan sebelum diterjunkan ke lapangan. (b17)

DPRK Lhokseumawe Belum Perhatikan Nasib Tukang Becak LHOKSEUMAWE (Waspada) : DPRK Lhokseumawe dinilai kurang memperhatikan masalah rakyat, malah DPRK terkesan tidak peduli sama sekali. Banyak permasalahan, baik kaum petani, nelayan, tukang becak dan lainnya terabaikan, seolah-olah mereka tidak memiliki wakil rakyat. “Tidak ada bedanya kami memiliki DPRK atau tidak. Pada kenyataannya masalah kami tidak pernah selesai dan kami beginibegini saja,” ujar mantan Ketua Becak Gajah Putih, Zarkasyi, Kamis (13/10). Menurutnya, DPRK kurang peduli terhadap nasib penarik becak. Keberadaan becak selalu kucar-kacir dan tidak memiliki tempat bernaung. Mereka pernah meminta kepada pemerintah agar diberi tempat mangkal, tetapi sampai sekarang tidak ada. Sementara dewan tidak berusaha menanggapi aspirasi mereka. Hal senada juga diungkapkan petani di Muara Satu, Nurdin Maulana. Dia tidak tahu kalau seharusnya ada orang yang memperhatikan nasib petani. Keluhan tentang tanaman pisang yang secara mengenaskan terserang cendawan pusarium seakan-akan tidak ada masalah bagi dewan. (b14)

BEM Unimal Kutuk Pemukulan Mahasiswa HAMAS LHOKSEUMAWE (Waspada) : Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malikusslaeh (BEM Unimal) Lhokseumawe mengecam keras tindakan aparat keamanan memukul dua mahasiswa pendemo protes tambang yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Aceh Selatan (HAMAS) di Banda Aceh, Rabu, (12/10) lalu. Ini jelas upaya pembungkaman gerakan mahasiswa. Selain itu, aparat keamanan juga tidak menampakkan sikap loyalitas terhadap masyarakat pada saat menangkap sejumah mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Aceh (GMA) Minggu (9/10) malam, terkait aksi protes terhadap sikap elit PA dan DPRA yang hanya fokus pada pasal 256 UUPA, tidak boleh mencalonkan diri dari jalur perseorangan pada Pemilukada tahun ini. “Kami sangat menyayangkan dan mengecam tindakan represif yang dilakukan kepolisian, terutama dalam menyikapi aksi demonstrasi yang merupakan hak dalam menyampaikan pendapat. Apapun yang disuarakan mahasiswa, pihak kemanan tidak dibenarkan melakukan tindakan itu. Ini jelas tindakan yang menggambarkan kekerasan militer seperti era orde baru. Apalagi teman kami diwajibkan melapor dan tidak boleh melakukan demonstrasi selama 9 bulan,” Sebut Darmadi Ketua BEM Unima.l (cmk)

Penerbangan Di Bandara SIM Banda Aceh Tiba (flight, asal, waktu) Garuda Indonesia

Berangkat (flight, tujuan, waktu)

GA 146 Jakarta/Medan

15:45

GA 147 Medan/Jakarta

16:20

Y6 537 Medan

19:15

Y6 538 Medan

07:30

JT 304 Jakarta JT 396 Jakarta/Medan

11:35 20:00

JT 397 Medan/Jakarta JT 307 Jakarta

06:40 12:15

SJ 010 Jakarta/Medan

12:55

SJ 011 Medan/Jakarta

13:25

AK 305 Kuala Lumpur *

12:20

AK 306 Kuala Lumpur*

12:45

FY 3401 Penang **

14:10

FY3400 Penang **

14:30

Batavia Air Lion Air

Sriwijaya Air Air Asia Fire Fly

* Setiap Senin, Rabu , Jumat dan Minggu. ** Setiap Selasa, Kamis dan Minggu.

WASPADA Jumat 14 Oktober 2011

Waspada/Abdul Mukthi Hasan

HASIL KARYA: Siswa SMKN I Dewantara, Aceh Utara, Sabtu (8/10), memperlihatkan bros dan sejenisnya hasil kerajinan tangannya yang diproduksi saat mengikuti pelajaran wirausaha. Produk hasil karya anak-anak SMK itu dinilai dapat bersaing mutu dan harganya. Sehingga mereka berencana akan memasarkan ke luar sekolah.

Sidang Kasus Bobolnya Rp 220 M Kas Pemkab Aceh Utara

Saksi Diperintah Transfer Dana Rp 540 Juta BANDA ACEH(Waspada): Saksi Saifan,SKM mengaku pernah menerima tranfer dana dari Yunus Abdul Gani Kiran sebesar Rp 540 juta. Selama 27 hari mengendap di rekening saksi, kemudian Yunus Abdul Gani Kiran perintahkan lagi untuk mentransfer melalui BCA kepada rekening Jafaruddin Abdullah, yang kini sebagai pengacara mantanWakil Bupati Aceh Utara Syarifuddin. Hal ini terungkap dalam sidang lanjutan kasus bobolnya Rp 220 miliar dana deposito Pemkab Aceh Utara, yang berlangsung di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Kamis (13/10). Kata saksi, ia pernah dihubungi Yunus Abdul Gani Kiran minta nomor rekening saksi, untuk mengirim uang, karena Yunus mengaku tidak punya nomor rekening. Karena, ada hubungan famili denganYunus, saksi kemudian mengirim nomor rekeningnya lewat SMS. Ketika uang telah ditransper oleh Yunus sebesar Rp 540 juta (dua kali transper,pertama sebesar Rp 480 juta dan kedua sebesar Rp 60 juta lewat BCA), oleh saksi menanyakan kepada Yunus dikemanakan uang ini.“Biar disitu saja dulu, nanti kalau saya perlu saya minta kembali,” ujar saksi menirukan ucapanYunus. Setelah mengendap direkening saksi selama 27 hari, tepatnya tanggal 12 Mei 2009, Yunus meminta saksi agar uang tersebut ditransper ke rekening Jafaruddin Abdullah. Kemudian saksi menelefonYunus yang saat itu berada di Lhokseumawe, saksi sudah transper uang sebesar Rp 540 juta tersebet. DanYunus bilang uang sudah diterima dan ia mengucapkan terima

kasih. Saksi mengaku uang yang ada di rekeningnya tidak digunakan untuk apapun, bahkan saksi mengatakan ia rugi Rp5.000 ongkos kirim melalui BCA Banda Aceh. Apakah karena uang iniYunus masuk penjara, tanya hakim ketua Arsyad Sundusin, saksi menjawab ya saya baca dikoran begitu. Tolak Jadi Saksi Pada persidangan kemarin, itu sempat terjadi perdebatan antara jaksa penuntut umum dengan Jafaruddin Abdullah (pengacara mantan Wabup Aceh Utara). Pasalnya, JPU tetap bersikeras untuk menghadirkan Jafaruddin sebagai saksi, karena diduga menerima aliran dana dari bobolnya Rp 220 M Kas Pemkab Aceh Utara. Lagi pula, dalam BAP nama Jafaruddin tercantum sebagai saksi. Namun, oleh Jafaruddin memprotes dan tidak bersedia menjadi saksi baik untuk Terdakwa 1 (mantan Bupati Aceh Utara) maupun untuk Terdakwa II (mantan Wabup). Sebab, kata Jafar, ia telah membuat surat pernyataan mengundurkan diri sebagai saksi ketika dipenyidik Polda Metro Jaya. Kata Jafar, kala itu dia ditunjuk sebagai penasehat hukum mantan bupati Aceh Utara Ilyas Hamid, mantan Wakil Bupati Aceh Utara Syarifuddin, Yunus Abdul Gani Kiran dan Basri Yusuf. ‘’Jadi, saya tidak boleh membuka rahasia klien, ‘’ sebut Jafar. Begitu juga dengan penasehat hukum terdakwa 1 (Ilyas Hamid), Sayuti Abubakar keberatan Jafar dijadikan saksi, karena bertentangan dengan Undangundang Advokad. Akhirnya, majelis hakim bersepakat saksi

Jafaruddin Abdullah tidak didengar sebagai saksi dan tetap menjadi pengacara terdakwa II (Syarifuddin). Menyangkut dengan keterangan di BAP, Jafaruddin menerima aliran dana deposito Pemkab Aceh Utara sebesar Rp 1.090.000.000,- dariYunus Abdul Gani Kiran, Jafaruddin kepada pers membantahnya, dana ia terima dari BasriYusuf (terpidana kejahatan perbankan), bukan dariYunus Abdul Gani Kiran. “Saya tidak tahu sumber dana, yang jelas saya menerimanya dari Basri. Uang itu sebagai jasa pengacara, karena saya membelanya saat penyidikan di Polda Metro Jaya, Jakarta,” sebutnya. Namun, kata dia, dana dimaksud dikembalikan karena masyarakat mendesaknya mundur sebagai pengacaranya lantaran Ia juga pengacara bupati/wabup. Jadi, jumlah jasa pengacara sebesar itu, sangat sesuai karena ketika itu perkara yang ditangani dugaan kejahatan perbankanRp 220 miliar. Kecuali itu, majelis hakim juga memeriksa dua orang saksi lainnya masing-masing, saksi Nurdin Sabon asisten pribadi mantan Terdakwa 1 (Ilyas Hamid) dan saksi Usmani sopir bupati. Keterangan kedua saksi ini tidak memberikan informasi baru dalam kasus bobolnya kas Pemkab Aceh Utara. Lagi pula, saksi Nurdin Sabon dihadirkan jaksa dalam keadaan sakit stroke, sehingga keterangannya banyak yang tidak ingat. Untuk mendengarkan keterangan saksi lainnya, majelis hakim diketuai M. Arsyad Sundusin, menunda sidang, Selasa (25/10). (b02)

Sidang Perdana Kasus Mantan Sekda Abdya Digelar BLANGPIDIE (Waspada) : Sidang perdana kasus dugaan korupsi pada proyek pengadaan mesin pabrik es dan listrik lengkap di Gampong Lhok Pawoh, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dengan terdakwa Drs HM Nafis A Manaf (mantan Sekda Abdya), Kamis (13/10) mulai digelar di Pengadilan Negeri (PN) Tapaktuan. Sebelumnya, dalam perkara yang sama majelis hakim PN Tapaktuan juga sudah memvonis dua terdakwa lainnya, yakni Drs Said Abbas selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Kuasa Direktur CV Al Hambra Said Sirhan selaku rekanan pengadaan mesin genset pabrik es Lhok Pawoh. Keduanya menjalani hukum pidana masing-masing 1 tahun 6 bulan. Sidang perdana yang beragendakan pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU), Adenan Sitepu SH, dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Blangpidie itu dipimpin majelis hakim, Nurmiati SH dengan didampingi dua anggotanya, masing-masing, Almadiyan SH dan Hasnun Tambuan SH. Sedangkan terdakwa Drs HM Nafis A Manaf juga terlihat turut didampingi penasehat hukumnya, Ridwan Abdurrahman SH dari Biro Bantuan Hukum (BBH) Banda Aceh. Jaksa Penuntut Umum, Adenan Sitepu SH dalam dakwaan yang dibacakan di persidangan menguraikan, terdakwa Drs HM Nafis A Manaf selaku penanggungjawab kegiatan dan juga selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Abdya tahun 2006, turut serta bersama-sama saksi Said Sirhan Bin Alm Said Azis selaku kuasa Kuasa Direktur CV Al Hambra dan saksi Drs Said Abbas Bin Alm Said Sulaiman selaku Pengendali Kegiatan sekaligus selaku pemegang Nota Dinas (ND) Kepala Dinas Kelauatan dan Perikanan Kabupaten Abdya (Perkara telah Incrah), melakukan dugaan tindak pidana korupsi dengan cara menguntungkan diri sendiri, orang lain atau korporasi. Perbuatan itu menurut JPU dilakukan dengan cara, pada tahun 2006 Dinas Kelauatan dan Perikanan Kabupaten Abdya menyelenggarakan proyek pengadaan mesin pabrik es dan listrik lengkap sebesar Rp 688.875.000 yang bersumber dari dana APBD Abdya. Pekerjaan proyek tersebut tertuang dalam surat perjanjian pekerjaan (SPP) dengan nomor : 056 / 13 /SPP/IX / 2006 tangal 18 September 2006 yang dilaksanakan oleh CV Alhamra dengan sembilan item. Dilanjutkan, dalam penerimaan barang mesin genset tersebut, terdakwa Drs HM Nafis A Manaf selaku pejabat definitif Kepala Dinas Kelauatan dan Perikanan Kabupaten Abdya sekaligus menjabat sebagai Sekda Abdya dengan kewenangan yang dimilikinya telah memaksa tim pemeriksa barang kabupaten untuk menandatangani berita acara penerimaan kabupaten sebagai salah satu syarat untuk pencairan 100 persen terhadap pengadaan mesin pabrik es lengkap. Namun setelah dana selu-

ruhnya ditarik, pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dalam kontrak. Hal itu sesuai dengan hasil temuan tim monitoring Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Abdya tanggal 29 Mei 2007 Nomor : 094 / 51 / SPT / 2007 dengan temuan sebagai berikut, pertama mesin pabrik es merk Bitzer tidak diketahui tipe nya berapa, sehingga tidak diketahui kapasitasnya dan mesin juga tidak dilengkapi dengan DO dari dealer, buku petunjuk operasional dan garansi kecuali condenser yang memang baru karena tertera tangal produk mesin. Kemudian kota pencetak es batang 25 Kg sebanyak 150 unit juga belum ada, listrik beserta jaringannya (termasuk tiang) sama sekali belum dikerjakan, sedangkan genset yang disediakan adalah mesin bekas. Demikian juga dengan pompa air bak pendingin juga belum ada. Atas perbuatan itu, Jaksa Penuntut Umum membidik yang bersangkutan dengan Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang – undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 64 Ayat (1) KUHP Jo Pasal 555 Ayat (1) ke -1 KUHP. Sidang dilanjutkan kembali pada Kamis (20/10) depan, dengan agenda pembacaan eksepsi (keberatan) dari Kuasa Hukum Terdakwa, yakni Ridwan Abdurrahman SH dari Biro Bantuan Hukum (BBH) Banda Aceh. (cb05)

kan HUT Pemko Langsa yang ke-10 tahun 2011 ini. Semoga dengan semakin bertambahnya umur Kota Langsa hingga yang ke 10 tahun, daerah yang terdiri dari lima kecamatan dan dengan lima kecamatan ini dan akan semakin jaya dan masyarakatnya akan semakin sejahtera,” katanya. Sekaitan dengan hal itu, Kabag Pemerintahan Pemko Langsa, Renaldi Aulia, juga menjelaskan upacara hari puncak peringatan HUT Pemko Langsa akan dilangsungkan pada, Senin (17/10), dipusatkan di Lapangan Merdeka Langsa. Setelah itu akan dilakukan pemberian bantuan beasiswa bagi puluhan mahasiswa, pelajar SMA, SMP, SD yang berada di Kota Langsa. Sementara itu jumlah beasiswa yang diberikan masing-masing untuk mahasiswa diplotkan sebanyak Rp 1 juta per orang, pelajar SMA Rp 750 per orang, pelajar SMP Rp 500 ribu, dan siswa SD sekitar Rp 500 ribu per orang. Kemudian pada Senin (17/10) malam, juga akan dilakukan malam resepsi di Sekretariat Pemko Langsa, ujarnya.(b20)

Kembangkan Kasus Penimbunan Pupuk Seorang Distributor Diminta Keterangan BIREUEN (Waspada): Jajaran Polres Bireuen terus mengembangkan kasus pengungkapan penimbunan pupuk di Peusangan yang mereka ungkap belum lama ini, supaya selain diketahui siapa-siapa saja yang terlibat dalam permainan pupuk subsidi itu dan juga untuk diketahui bagaimana aksi mereka selama ini yang dapat meresahkan petani selama ini akibat ulah mereka dan yang lebih fatal lagi mereka telah nekat melakukan perbuatan yang melanggar hukum. “Kita sudah meminta keterangan seorang distributor pupuk wilayah Samalanga, Simpang Mamplam dan Pandrah atas nama Razali yang akrab di sapa Apa Li pemilik CV Mitra Jaya Bersama karena hasil laporan pertama pupuk 20 ton yang kita amankan saat hendak diselundupka ke Medan diduga berasal darinya,” kata Kapolres Bireuen AKBP Yuri Karsono, SIK, melalui Kasat Reskrim Iptu Benny Cahyadi, SH di Mapolres setempat Rabu (13/10) terkait perkembangan kasus pengungkapan penimbunan pupuk yang mereka bongkar belum lama ini. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pihak Polres Bireuen menggagalkan ‘penyelundupan’ 400 sak atau 20 ton pupuk subsidi jatah Bireuen di kawasan Gandapura, kabupaten setempat saat hendak dibawa dengan tronton dari Desa Pante Gajah, Peusangan ke Medan. Esoknya kasus itu dikembangkan, dan ditemu-

kan satu gudang di tempat penimbunan 350 sak lagi pupuk jenis yang sama juga disebutsebut milik orang yang sama di kawasan Pate Ara kecamatan yang sama. Menurut Benny, dipanggil dan diminta keterangan Razali seorang distributor itu berawal diperoleh keterangan dari tiga saksi yang disebutsebut ada kaitan dengannya. Dari pemeriksaan awal terhadap sopir dan kernet truk serta seorang petugas polisi, disebut-sebut pupuk itu berasal dari Apa Li yang dikatakan menjualnya tanpa dilengkapi dokumen lengkap. “400 Zak yang kita amankan pertama disebut-sebut dari Apa Li. Namun belum diketahui apakah akan menjadi tersangka nanti setelah diperiksa atau tidak, karena dia masih diperiksa atau diminta keterangan sekarang ini, sedangkan 350 sak pupuk akan kita ketahui apabila, si M yang masih DPO itu sudah kita tangkap,” ungkap Benny. Sementara itu Razali yang mengaku dirinya warga Tambon Baroh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, milik CV Mitra Jaya Bersama, distributor pupuk wilayah Kecamatan Pandrah, Simpang Mamplam dan Samalanga Kabupaten Bireuen dan sekarang masih diminta keterangan. “107 ton, pupuk jatah September 2011, sudah saya salurkan kepada petani, sedangkan 34 ton lagi jatah Oktober, belum saya tebus,” katanya singkat. (cb02)

Besok, Sengketa Lahan Trumon Timur-PT Asdal Diselesaikan TAPAKTUAN (Waspada) : Bupati Aceh Selatan Husin Yusuf menyatakan, penyelesaian dan penuntasan sengketa batas lahan perkebunan masyarakat dengan PT Asdal Prima Lestari di Kecamatan Trumon Timur diselesaikan secara musyawarah di kantor camat setempat, Sabtu (15/10). Dalam penyelesaian kasus lahan ini, anggota dewan dari DP Bakongan dan Trumon dari Komisi A dan B diminta hadir bersama-sama. “Pertemuan kedua pihak ini difasilitasi Camat Trumon Timur H Lamuddin atas perintah bupati,” kata Husin Yusuf dalam jawaban pemandangan umum pada sidang pleno DPRK yang membahas APBK-Perubahan di Tapaktuan, Kamis (13/10). Sebelumnya, tiga anggota dewan, Ridwan Rahman, Azis Kadir dan T Mudasir dalam pemandangan umumnya menyorot kinerja bupati menyangkut penyelesaian sengketa lahan, tapal batas, mutu pendidikan, sektor pertanian hingga bobroknya manajemen pemerintahan. Bupati mengatakan, penyelesaian secara

musyawarah merupakan cara terbaik agar kdua pihak tidak dirugikan.“Saya yakin sengketa lahan ini segera berakhir secara damai melalui musyawarah dan mufakat,” katanya. Menanggapi persoalan tapal batas Aceh Selatan–Subulussalam, Husin Yusuf mengatakan, masih dalam tahap penyelesaian, karena belum selesainya pembangunan pilar batas utama 7 (PBU-7) di persimpangan PT Asdal, antara Kecamatan Trumon Timur dengan Sultan Daulat. Menurut dia, batas kabupaten yang berwenang menyelesaikannya Pemprov Aceh. Karenanya ia berharap Gubernur Aceh Irwandi Yusuf segera menetapkan tapal kedua daerah ini. Menyangkut rendahnya mutu pendidikan, bupati mengakui terkendala persoalan dana pelatihan bagi guru dan dana ini akan diprioritaskan dalam tahun anggaran mendatang. Demikian pula penyelesaian hasil pemeriksaan BPK melalui Majelis Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (MPTP-TGR) akan dilaksanakan akhir bulan ini atau awal November mendatang. (b30)

HUT Ke-12 Bireuen, Lagee Ureueng Gasien Meuseunujoh BIREUEN (Waspada) : Peringatan 12 tahun usia Kabupaten Bireuen diperingati di halaman pendopo kantor bupati setempat, Rabu (12/ 10) digelar dengan sederhana dan mengecewakan para tokoh pendirinya. Pasalnya, peringatan HUT Kabupaten Bireuen seyogyanya harus berlangsung semarak, ternyata diselenggarakan seperti orang miskin menyelenggarakan kenduri seunujoh. H Syamamun Arifin, mantan anggota DPRK Bireuen sebagai salah seorang tokoh pendiri Bireuen yang akrab disapa Mukim Maun menyampaikan kritik pedas terhadap Pemkab dalam menyampaikan sambutannya pada peringatan HUT ke-12 Bireuen itu. Dia menilai, perjuangan 107 tokoh masyarakat Bireuen baik pejabat pemerintahan, pejabat BUMN, Provit Lhokseumawe, pengusaha asal Bireuen yang bertugas di Provinsi Aceh dan kabupaten/kota di Aceh dan luar Aceh “Duek Pakat” sudah berhasil memekarkan Bireuen menjadi kabupaten. Namun sebagian besar pendiri Kabupaten Bireuen tidak diundang pada peringatan hari bersejarah Kabupaten Bireuen dan terkesan tidak menghargai para pendirinya. Tokoh pengusaha muda Bireuen masih hidup antara lain H Subarni A Gani maupun tokoh yang telah tiada antara lain Bustanil Arifin,

AR Ramli dalam perjuangan cukup berat mendirikan Kabupaten Bireuen dimekarkan dari Kabupaten induk Aceh Utara sejak 1957, baru rampung tahun 1999 menguras tenaga, pikiran dan dana yang cukup besar. Sebagai pelaksana tugas bupati persiapan dijabat H Hamdani Raden selama tiga tahun di awal meletusnya konflik Aceh 25 Mei 1999, kemudian dijabat bupati devenitif pasangan H Mustafa A Glanggang–H Amiruddin Idris. Kendati dalam kondisi konflik mampu berbuat membangun Bireuen di berbagai sektor mensejahterakan rakyat. Namun di masa kepemimpinan sekarang Pemkab Bireuen dilanda krisis dana yang makin terpuruk dibandingkan kepemimpinan masa konflik. “Tokoh-tokoh pendiri Kabupaten Bireuen tidak berharap banyak, Kabupaten Bireuen yang sudah berhasil didirikan dengan perjuangan berat jangan sampai gulung tikar. Para pemimpin jangan terlena dengan kepentingan kelompok,” papar Mukim Maun. Demikian pula peringatan HUT ke-12 Bireuen di masa mendatang, “Bek Le Lagee Nyoe, Beuseumarak Bacut, Jangan seperti orang miskin kenduri Seunujoh”. “Kalau Pemkab tidak punya uang jangan malu minta sama kami siap membantu,” papar Mukim Maun. (b12)

MEULABOH (Waspada): Setelah sempat molor dari rencana awal, Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Barat, akhirnya mengumumkan hasil uji baca Alquran terhadap para kandidat bakal calon bupati Aceh Barat, Kamis (13/10). Hasil penilaian teah dikirim KIP kepada masing masing calon bupati, Kamis sekira pukul 11:30, seusai melakukan pleno. ‘’Tadi hasilnya sudah kita kirim setelah KIP melakukan pleno dan alhamdulillah semua lulus,”kata Ketua KIP Aceh Barat Mahrizal saat dihubungi Waspada, Kamis (13/10). Menurut Mahrizal, sesuai hasil penilaian 5 tim juri yang berasal dari LPTQ, MPU dan Kemenag, ke 24 orang dari 12 pasangan kandidat bakal calon bupati Aceh Barat itu, memenuhi standart penilaian untuk dinyatakan lulus uji baca Alquran. Seperti diberitakan 12 pasang calon bupati Aceh Barat Sejak Selasa 11 Oktober kemarin

mengikuti uji baca Alquran sebagai syarat pemilukada. Uji baca Alquran yang menghadirkan 5 tim penilai dari Lembaga Pe-ngembangan Tilawatil (LPTQ,) Majelis Permu-syawaratan Ulama (MPU) dan Kemenag Aceh Barat berlangsung 2 hari di Mesjid Agung Baitul Makmur. Kedua 12 pasang balon bupati Aceh Barat yang mengikuti uji baca Alquran itu, baik bakal calon bupati/wakil dari jalur perseorangan maupun partai politik yakni Pasangan Drs M Nur/Drs Zaini Dahlan, drh Saminan/Drs Babussalam Oemar, drh M Isa MSi/Drs HA Munir Basyir, Ir Rasyidin Hasyim/Drs Sofyan Rasyid,Drs Said Rasyidin Husen/Nurdin S,Drs M Ali Alfata MM/Tgk M Amien,H Ramli MS/Moharriadio, ST.SAg, T Zainal TD, SH/Drs Said Nadir, Drs HM HIbban MM/Tarmizi Ilyas, Fuadri SSi.MSi/HT Bustami NA, SE.MSc, T Syahluna Polem, SSos/ Tgk Harmen Nuriqmar, dan pasangan HT Alaidinsyah/H Rachmat Faitri HD. (cb06)

KIP Aceh Barat Kirim Hasil Uji Baca Alquran Balon Bupati


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.