Radar Banyuwangi 29 April 2013

Page 7

Senin 29 April 2013

Harus Dibongkar agar Air Lancar n TERGANGGU... Sambungan dari Hal 25

Genangan air itu terjadi karena badan jalan dengan saluran air lebih rendah. Untuk mengatasi genangan air di jalan itu, tahun ini pemerintah pusat memutuskan meninggikan badan jalan setinggi 61 cm. Selain menaikkan badan

jalan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) juga membangun saluran air sepanjang jalan itu. Sayangnya, pembuangan air dari saluran terhadang bangunan yang ada di atas sungai tersebut. Agar aliran air bisa lancar, maka bangunan yang ada di atas sungai kecil itu harus dibongkar. “Sungai itu merupakan satu-satunya pembuangan

air,” ungkap Kepala Tata Usaha PPK Jalan Nasional SitubondoKetapang, Sudahlan. Dinas PU Pengairan Banyuwangi juga bergerak cepat. Untuk memastikan status bangunan di atas sungai itu, Dinas PU Pengairan Banyuwangi sedang melacak dokumen pendirian bangunan tersebut. “Kita lacak dulu status bangunan itu agar jelas,” ungkap Kepala Dinas

PU Pengairan Banyuwangi, Dr Guntur Priambodo. Yang jelas, kata Guntur, kalau bangunan itu tidak memiliki izin harus dibongkar. Apalagi, kalau bangunan tersebut sampai mengganggu pembuangan air dari saluran. “Kita lacak dulu, bangunan itu sudah lama berdiri, namun tidak dimanfaatkan,” ungkap Guntur. (afi/bay)

Dapat Mengakibatkan Kerusakan Ginjal n MARAK... Sambungan dari Hal 25

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengatakan, untuk memudahkan pengawasan, maka pihaknya mendorong sekolah memiliki kantin sehat. Kalau setiap sekolah memiliki kantin sehat, siswa ada pilihan untuk mendapatkan jajannya. Selama ini, kata lelaki yang akrab disapa Rio itu, tidak semua sekolah memiliki kantin sehat. Sehingga para siswa mendapatkan jajan dari pedagang yang lepas dari pengawasan sekolah. “Zat bahaya yang kita temukan pada beberapa sampel makanan berpotensi menimbulkan kanker. Karena itu, anak-anak kita harus diselamatkan dari makanan berbahaya itu,” kata Rio. Selain mendorong sekolah memiliki kantin sehat, Dinkes

35

HALAMAN SAMBUNGAN

bertindak cepat untuk menindaklanjuti temuan makanan berbahaya. Beberapa langkah itu, mendekati penjual makanan tersebut agar tidak lagi menjual makanan berbahaya itu. Menurut Rio, data beberapa penjual makanan itu sudah dikantongi Dinkes. Pihaknya terus memantau pedagang tersebut, apakah mereka tetap menjual jajan mengandung zat berbahaya atau tidak. “Kita sudah mendatangi mereka agar tidak lagi menjual barangbarang yang mengandung zat berbahaya,” katanya. Selain itu pula, Dinkes sedang melacak produsen beberapa makanan yang diketahui mengandung zat berbahaya. Sebab, berdasarkan data di lapangan, para pedagang tidak memproduk sendiri melainkan dapat barang dari produsen. Beberapa produsen, datanya sudah dikantongi secara leng-

kap. Karena itu, Dinkes akan mendatangi produsen jajanan berbahaya untuk tidak memproduk jajan mengundang zat berbahaya. “Misi kita menyelamatkan generasi bangsa. Kalau terus di konsumsi, dampaknya akan dirasakan beberapa tahun mendatang,” jelasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, penelitian Dinkes Banyuwangi akhir-akhir ini menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan. Dari 91 penganan yang dijual di beberapa lokasi di Bumi Blambangan, ternyata 21 persen mengandung zat berbahaya dan pewarna tekstil. Kepala Bidang PLPM pada Dinas Kesehatan Banyuwangi, H. Sugeng Fadjar H. APP. M.Kes mengakui, Dinkes telah melakukan penelitian terhadap puluhan jajanan di Banyuwangi. Sampel makanan tersebut diuji di laboratorium

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya. Fadjar menambahkan, sampel penelitian tersebut diambil dari Kecamatan Banyuwangi, Kecamatan Rogojampi, Kecamatan Purwoharjo, dan Kecamatan Muncar. Jenis makanan yang diuji bermacam-macam. ‘’Mulai kerupuk, terasi, sawur, es cendol, cenil merah, hingga arum manis,” ujar Fadjar. Setelah pengujian laboratorium BPOM selesai dilakukan, hasilnya cukup mengejutkan. Ada beberapa makanan yang mengandung zat berbahaya. Menurut Fadjar, ada makanan yang mengandung pewarna tekstil, ada juga yang mengandung Rhodamin-B (C28H31N2O3Cl), serta ada yang mengandung Borax. ‘’Jika zat-zat tersebut dikonsumsi secara terus menerus, maka akan memicu kanker, kerusakan ginjal, dan penyakit lain,” jelasnya. (afi/bay)

Petugas Laporan Setiap Dua Pekan n PASANG... Sambungan dari Hal 25

Cahaya lampu tersebut akan menarik perhatian berbagai jenis hama. “Ketika hamahama tersebut mendekat, mereka akan mati karena terkena panasnya lampu. Setelah itu, hama tersebut jatuh ke kotak yang berisi air,” tuturnya. Pada pagi harinya, petugas pengamat hama penyakit (PHP) mengontrol alat tersebut, untuk menghitung jumlah dan jenis

hama yang terperangkap. Selanjutnya, petugas akan melaporkan temuannya ke Banyuwangi setiap dua pekan. Begitu diketahui jenis hama yang terperangkap, maka PHP akan melakukan langkah antisipasi yang akan diambil untuk mengurangi bahkan menghilangkan serangan hama tersebut. “Bahkan kalau populasinya hama cukup tinggi, disarankan untuk dilakukan pengendalian,” imbuh Ilham Juanda, Kasi Perlindungan Pengelolaan Lahan

dan Air pada Dispertahutbun Banyuwangi. Ikrori berharap, langkah pemasangan alat tersebut bisa membantu para petani mengantisipasi serangan hama, sehingga pada akhirnya bisa menghasilkan panen yang maksimal. “Ini adalah bagian dari upaya yang kita lakukan, untuk membantu petani mengantisipasi serangan hama. Mudah-mudahan hasilnya bisa maksimal,” pungkasnya.(azi/bay)

Ukurannya Diperkirakan Sebesar Perahu n RAMAI... Sambungan dari Hal 25

Warga lainnya yang juga melihat ikan paus menepi ke sekitar Pulau Santen ini adalah Siti Rahmah. Remaja yang biasa menunggu warung milik orang tuanya di Pantai Pulau Santen

itu mengaku tiga kali melihat ikan paus. “Yang terlihat jelas itu siripnya cukup besar,” jelasnya. Siti mengaku tidak tahu persis, seberapa besar ukuran ikan paus tersebut. Tapi bila dilihat dari sirip dan ekornya, ukuran paus tersebut diperkirakan se-

besar perahu. “Ikannya sangat besar, sempat jadi tontonan warga,” katanya. Selama ikan paus ini menampakkan diri, kata Siti, suasana di Pulau Santen sempat ramai. Warga banyak yang berdatangan untuk melihat ikan tersebut. (abi/bay)

Rangkul Investor Lokal n 80 HA LAHAN... Sambungan dari Hal 36

Imam mengungkapkan, hingga kini sudah tujuh bulan dirinya berkutat dalam langkah pemanfaatan lahan kering di Desa Siliwung tersebut. Tidak tanggung-tanggung sudah 80 hektare lahan kering dirubah menjadi lahan produktif. “Tempat ini dulunya belantara, hampir tak ada warga yang memfungsikannya. PG (pabrik gula) pun tak berani, karena tak ada sumber air. Makanya saya atasi dengan sumur bor. Tiap lima

hektare satu sumur bor. Juga ada pemasangan listrik,” terang Imam. Kepala Dinas Pertanian, Mohammad Syifa mengungkapkan, selain di Desa Siliwung, pemanfataan lahan marginal juga dilakukan di sejumlah tempat. Di antaranya di Desa Kalibagor dan Sumberkolak. “Jadi lahan untuk kepentingan tanam tebu saat ini sudah semakin luas,” terangnya. Kata dia, SKPD yang dipimpinya sangat memacu dan mendukung terhadap langkah mencari dan memanfaatkan sentra-sentra lahan baru yang

bermuara kepada pertamabahan pendapatan kebun-kebun petani. “Salah satunya kita merangkul investor lokal, pemuda yang memiliki jiwa interprenur untuk menjadi pioner,” ungkap Sifa. Menurut diam kondisi ekonomi masyrakat Situbondo di wilayah selatan (salah satunya Desa Siliwung) hampir dikelilingi lahan-lahan kering. Sehingga, ketika mereka langsung disuruh menanam, tentu sangat sulit. “Makanya perlu dirangsang dengan contoh seperti yang Pak Imam lakukan ini,” terangnya. (pri/als)

Empat Investor Siap Bangun Hotel Tahun Depan Trotoar Dibiarkan Menganga n PENTASKAN... Sambungan dari Hal 25

Lakon tersebut menceritakan kesaktian Prabu Minakjinggo. Dengan senjata godo wesi kuning di tangan, Prabu Minakjinggo berhasil menumpas pasukan kerajaan asing yang ingin menguasai Bumi Blambangan. Tanpa mengurangi esensi cerita, selingan humor pun disisipkan pada pergelaran malam itu. Kontan saja, joke-joke segar yang dibawakan para pelawak mampu membuat penonton terbahak. Pergelaran malam itu serasa spesial dengan kehadiran ketua umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor. Pria yang juga Bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), itu mengapresiasi langkah pemkab dan masyarakat Banyuwangi yang telah melestarikan budaya daerahnya. “Kedatangan saya ke Banyuwangi adalah untuk membuktikan apa yang saya lihat di media, bahwa pemkab dan masyarakat Banyuwangi sangat memperhatikan budaya lokalnya. Saya buktikan sendiri bahwa berita di media, itu benar-benar terjadi di Banyuwangi,” ujarnya.

Menurut Isran, pentas seni yang digelar secara periodik oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, itu merupakan tontonan gratis yang bernilai budaya tinggi. Dia juga mengajak warga Bumi Blambangan bangga pada kebudayaan Banyuwangi. “Kami berharap langkah serupa ditiru oleh di daerah lain di seluruh Indonesia,” harapnya. Isran Noor juga mengajak warga Banyuwangi untuk melestarikan budaya lokal. Melestarikan budaya lokal, berarti telah berbuat untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia. Budaya lokal Banyuwangi, kata Isran, bukan semata milik warga Banyuwangi, namun juga milik semua bangsa Indonesia. Karena itu, Isran menyampaikan apresisasinya terhadap pelestarian budaya dan seni lokal Banyuwangi. Menurut Isran, tidak semua masyarakat daerah mau melestarikan dan mengembangkan budaya lokal seperti yang dilakukan masyarakat Banyuwangi. Dia menilai, masyarakat Banyuwangi sungguh luar bisa mengembangkan dan melestarikan budayanya. Langkah cerdas yang dilakukan Banyuwangi ini, kata Isran,

bukan semata-mata menyelamatkan budaya lokal belaka namun telah menyelamatkan budaya bangsa Indonesia. Karena itu, Isran mengajak warga Kota Gandrung untuk terus kerja keras mengembangkan seni dan budaya yang dimilikinya. Sebagai bentuk dukungan moral terhadap pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal, Isran memberikan bantuan uang Rp 50 Juta. Bantuan itu diberikan untuk ikut membantu warga Banyuwangi dalam mengembangkan seni dan budaya. Isran mengaku sengaja datang ke Banyuwangi untuk melihat hasil pembangunan yang telah dilakukan selama ini. Pemkab Banyuwangi, kata dia, merupakan anggota Apakasi. “Apakasi memiliki 200 anggota seluruh Banyuwangi. Salah satunya Banyuwangi,” katanya. Selama ini, Isran mengaku mengikuti perkembangan tentang Banyuwangi melalui media masa. Saat ini, Isran mengaku melihat langsung hasil pembangunan Banyuwangi. “Pembangunannya sungguh luar bisa. Budayanya hidup, ekonomi kerakyatan jalan, dan pembangunan fisiknya bagus” katanya. Pertumbuhan ekonomi yang

terus tumbuh, kata Isran, akan merangsang kesejahteraan masyarakat Banyuwangi terus meningkat. Kondisi Banyuwangi saat ini, akan memancing investor untuk berinvestasi di Banyuwangi. “Insyaallah, pada tahun 2013 dan 2014 akan ada empat investor besar yang membangun hotel di Banyuwangi,” ujarnya. Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, kedatangan ketua umum Apkasi itu merupakan bentuk komitmen dan dukungan terhadap pengembangan kebudayaan lokal sebagai bagian kebudayaan Nusantara. Komitmen Isran Noor terhadap pengembangan kebudayaan daerah, kata Anas, sungguh luar bisa. “Kedatangan Pak Isran Noor memotivasi kami untuk terus berinovasi mengembangkan dan melestarikan budaya lokal,” tandas Bupati Anas. Sementara itu, Rudi, 32, seorang penonton mengatakan, dirinya kerap menonton pentas seni gratis yang dihelat di Taman Blambangan. “Acaranya tidak membosankan. Sebab, tema dan jenis pertunjukan yang ditampilkan tidak monoton, melainkan berganti-ganti setiap pekan,” kata dia. (sgt/bay)

Juri Menyaru Jadi Pembeli saat Penilaian n UTAMAKAN... Sambungan dari Hal 25

Suami Nurlaila tersebut menambahkan, kepuasan pembeli menjadi syarat mutlak untuk mempertahankan pelanggan. Karena itu, rasa masakan, kebersihan diri, kebersihan makanan, hingga kebersihan stan selalu dia utamakan. “Kalau pembeli puas, dia pasti kembali ke warung saya ini. Itu kunci utama untuk mempertahankan pelanggan,” kata bapak dua anak itu lantas tersenyum. Usut punya usut, Hardi sudah berjualan di sekitar Taman Blambangan sejak belasan tahun silam. Dikatakan, pada tahun 2000, Hardi sisi selatan Taman Blambangan, tepatnya di tepi jalan seberang kantor Bank Mandiri. Baru sekitar setahun terakhir, dia memindah stan dagangannya ke sisi utara RTH Taman Blambangan tersebut. Laki-laki yang beralamat di Lingkungan Kemasan, Kelurahan Panderejo, Kecamatan Banyuwangi, itu mengaku tak

segan membayar orang untuk membersihkan sampah sisa dia berjualan. “Setelah saya selesai bekerja, sisa sampahnya langsung dibuang. Saya membayar orang untuk membuang sampah tersebut. Bagaimanapun, kita harus menjaga kebersihan lingkungan,” kata pedagang yang menjadikan nasi goreng ikan asin sebagai menu andalan tersebut. Kegigihan Hardi menjaga kebersihan dan kualitas masakan itu akhirnya berbuah manis. Setidaknya, Pemkab Banyuwangi telah mengakui kualitas produk yang dihasilkannya. Bahkan, Hardi ditetapkan sebagai juara lomba Pedagang Kuliner Taman Blambangan yang merupakan kerja sama Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam); Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar); Kantor Urusan Ketahanan Pangan; Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP); dan Camat Banyuwangi. Penyerahan hadiah dilakukan di arena

Blambangan Skate Board, sekitar satu jam sebelum wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi memantau secara langsung proses produksi makanan di lapak milik Hardi. Sebagai juara satu, Hardi berhak menerima hadiah berupa kompor gas, trophy, dan bendera putih berlogo I Love Banyuwangi. Bendera tersebut berhak dipasang di lapak dagangannya, sebagai tanda bahwa kualitas dagangan yang dia jajakan kepada para pembeli adalah yang nomor satu di lingkungan Taman Blambangan. “Setelah ditetapkan sebagai juara, saya bertekad mempertahankan dan bahkan memperbaiki cita rasa dan kebersihan masakan,” ujarnya. Sementara itu, ketua panitia Lomba Pedagang Kuliner Taman Blambangan, Camat Abdul Azis Hamidi mengatakan, penilaian lomba tersebut dilakukan dengan dua cara. Yakni penilaian secara tertutup dan penilaian secara terbuka. Penilaian tertutup dilakukan oleh

tim dengan cara menyamar sebagai pembeli untuk menilai kebersihan, cara memasak, dan lain-lain. Sedangkan penilaian secara terbuka dilakukan dengan cara datang langsung dan mencicipi masakan di masing-masing stan PKL. Menurut Camat Azis, lomba tersebut akan digelar berkelanjutan setiap tiga bulan sekali. “Dengan demikian, para pedagang semakin terpacu menjaga higienitas masakan dan kebersihan lingkungan,” cetus pria yang juga menjabat Camat Banyuwangi tersebut. Kepala Disperindagtam Banyuwangi, Hary Cahyo menambahkan, lomba tersebut digelar sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para PKL. Dikatakan, para PKL akan berlomba secara sehat untuk menggenggam gelar juara. “Nah, jika kualitas makanan milik PKL meningkat, otomatis pembeli akan semakin banyak. Ujungujungnya, penghasilan PKL meningkat,” paparnya. (bay)

BANYUWANGI -Trotoar di Jalan Ahmad Yani, tepatnya depan pusat perbelanjaan Roxy sudah sebulan lebih jebol akibat banjir. Tapi sampai kemarin, tempat pejalan kaki yang cukup ramai dilewati warga itu belum juga diperbaiki. Agar tidak membahayakan warga, ujung utara trotoar itu dipasangi batas pot bunga berukuran besar. Sedang di ujung selatan, oleh warga diberi tanda tali plastik. Kerusakan trotoar itu cukup luas. Lokasi yang ambrol panjangnya sekitar empat meter, dengan lebar sekitar tiga meter. Trotoar itu ambrol karena tidak mampu menampung debit air yang tinggi saat hujan deras sebulan lalu. Sementara itu, pemkab sedang giat memperbaiki dan membangun trotoar di beberapa lokasi. Tapi, trotoar yang rusakberat di Jalan A Yani itu belum juga diperbaiki. “Trotoar yang rusak di depan Roxy akan segera kita perbaiki,” kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Arif Setiyawan kemarin (28/4).

sempit,” katanya. Perbaikan trotoar yang DKP itu ternyata tidak disertai dengan perbaikan saluran air di bawah trotoar. Padahal, karena saluran air tidak mampu menampung debit air saat turun hujan, mengakibatkan banjir. “Saluran belum ada pembenahan, hanya perbaikan trotoar saja,” kata Arif. Di antara trotoar AGUS BAIHAQI/RaBa BOLONG: Trotoar di depan Roxy Jalan A Yani yang diperbaiki itu berada di seBanyuwangi kemarin. kitar Jalan Kolonel Arif mengaku, sejumlah tro- Sugiyono, Kelurahan Tukangtoar di tepi ruas jalan di Ba- kayu, Kecamatan Banyuwangi. nyuwangi sedang diperbaiki. “Nanti akan kita lakukan pengeDalam perbaikan ini, jelas dia, rukan saluran,” ujarnya. lebar trotoar dikurangi antara Dalam memperbaiki saluran 10 centimeter hingga 20 centi- air ini, Arif menyebut bukan meter. Pengurangan ini, untuk hanya pengerukan saja, tapi memberi ruang pada pohon juga akan dibuatkan sumur yang tumbuh di tepi jalan. untuk pembuangan air hujan “Trotoarnya memang sedikit yang meluber. (abi/bay)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.