LUWUK POST | SENIN, 11 JANUARI 2010

Page 3

LUWUK POST | SENIN 11 JANUARI 2010 | HALAMAN 3

Aparat Hukum Diminta Lakukan Penyelidikan

Alwi Minta Polisi Serius Tangani Kasus Terkait Penipuan yang Libatkan Sabarudin

Soal Pengalihan ADD untuk Menutupi Defisit Oleh Pemkab Parimo PALU-Kebijakan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) yang mengalihkan sisa Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp2,83 miliar untuk menutupi defisit anggaran tahun 2009, dinilai sebagai bentuk praktik pengelolaan pemerintahan yang sangat buruk. Sebab, kebijakan ini tidak hanya menabrak rambu-rambu peraturan perundangundangan, tetapi juga mengindikasikan ada perlakuan diskriminasi terhadap pemerintah desa. Hal ini diungkapkan Koordinator Devisi Hukum PBHR Sulteng, Harun SH. Menurutnya, alasan yang dikemukakan oleh Bupati Parimo, Longki Djanggola, dalam proses pengalihan tersebut hanyalah sebagai pembelaan dan pembenar, karena pada kenyataannya proses pengalihan itu sangat janggal. Bahkan dengan mengatakan bahwa Panitia Anggaran (Panggar) telah mengetahui proses pengalihan dana yang dimaksud, justru dibantah olah Panggar. Dimana Panggar tidak pernah melakukan pembahasan masalah tersebut dalam Rapat-rapat resmi DPRD Parimo. Kalaupun alasan-alasan tersebut benar adanya, maka profesionalitas aparat pemerintah Parimo patut dipertanyakan. Jika alasan pengalihan karena adanya penambahan gaji PNS dan penerimaan PNS, kenapa untuk item dimaksud tidak disiapkan mata anggarannya” kan penerimaan PNS sudah menjadi agenda wajib tahunan pemda. Begitu pula dengan penambahan gaji PNS atau gaji ke-13, Pemda harusnya sudah melakukan antisipasi dalam hal penganggaran item dimaksud. Hal ini sangat jelas diatur dalam Permendagri Nomor 32 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2009, kecamnya. Karena itulah kata Harun, kebijakan sepihak Bupati Parimo ini patut diduga bahwa Pemda Parimo tidak berpedoman pada Permendagri Nomor 32 Tahun 2008 dalam menyusun APBD Tahun 2009. Selain itu, hal ini juga melanggar UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Bahkan katanya, kebijakan ini justru menimbulkan dampak negatif dan akan sangat mempengaruhi percepatan pembangunan di pedesaan. Kebijakan tersebut sangat tidak populis diterapkan di era desentralisasi yang harusnya memprioritaskan percepatan pembangunan di daerah pedesaan. Sementara di sisi lain, belanja APBD Parimo cukup besar di sektor operasional. Sangat tidak sebanding dengan kucuran dana ADD yang dikeluarkan, katanya. Menyikapi hal ini, PBHR Sulteng kata Harun, mendesak kepada aparat penegak hukum, baik Polisi maupun kejaksaan serta pihak-pihak terkait lainnya untuk segera melakukan penyelidikan secara mendalam, karena patut diduga praktik tersebut terdapat unsur pelanggaran hukum. Di samping itu, kami mengimbau kepada masyarakat dan Pemerintah Desa se Kabupaten Parimo untuk melawan praktik penyimpangan pengelolaan APBD. Dan secara institusi, PBHR Sulteng siap mem-back up upaya-upaya politik maupun hukum yang akan ditempuh oleh masyarakat dan Pemdes se Kabupaten Parimo, tandasnya. (yon)

[RAHMAT HIDAYAT/METRO ACEH]

Pengedar SS : Syarbaini bin Sulaiman disebut-sebut guru ngaji tersangka pengedar sabu-sabu diapit Kasat Narkoba Polres Bireuen Iptu Raja Gunawan, memperlihatkan barang bukti dua Zak SS,Minggu (10/1).

Keluar Dari Toilet SPBU Diciduk Polisi

Guru Ngaji Ketahuan Mau Edar Dua Zak SS BIREUEN-Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga, meskipun sudah berusaha menghindari kecurigaan agar tidak ketahuan polisi untuk memuluskan aksi transaksi sabu-sabu. Pengedar SS disebut-sebut juga sebagai guru pengajian berhasil diringkus tim Walet Polres Bireuen saat keluar dari toilet SPBU Simpang Leubu, Kecamatan Gandapura. Saat disergap personil lapangan Polres Bireuen usai menerima informasi dari masyarakat, Sabtu (2/1) sekira pukul 17.00 WIB lalu itu, dari tangan tersangka yakni Syarbaini bin Sulaiman (45) warga Desa Meunasah Blang, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur. Polisi

berhasil menyita barang bukti berupa serbuk kristal (sabu-sabu-red) sebanyak dua zak. Kapolres Bireuen Ajun Komisaris Besar Polisi Teuku Saladin,SH melalui Kasat Narkoba Iptu Raja Gunawan,SH.MM mengungkapkan hal itu saat digelarnya ekspos kasus di Aula Polres setempat, Minggu (10/ 1) kemarin. “Tersangka mengaku mau diantar kepada Munawir (DPO), awalnya mereka sepakat bertransaksi di Matang Geulumpang Dua, tapi dialihkan ke SPBU itu,” ujar Kasat Narkoba. Dari pengakuan tersangka, dia berangkat dari Idi Cut, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh timur untuk mengantar sabu-sabu kepada Munawir (DPO) di Matang Geulum-pang Dua, Sabtu (2/1) sekira pukul 13.00 WIB menumpang mopen L300, kata Raja Gunawan. “Awalnya mereka telah sepakat

melakukan transaksi SS di kawasan Matang Geulumpang Dua, tapi setelah terjadi komunikasi dengan Munawir via hand phone (HP) sehingga lokasi transaksi dialihkan ke SPBU Simpang Leubu,” ungkap Kasat Narkoba, dan akhirnya terdeteksi dengan personil kepolisian. Kepada sejumlah wartawan, Syarbaini mengaku dulunya pernah menjadi satri di sebuah pesantren di Bireuen bahkan beberapa pasantren di wilayah Aceh Timur sampai akhirnya dia sekarang menjadi guru pengajian di desanya. Akibat perbuatannya tersangka pengedar SS itu dijerat dengan Pasal 112 ayat I undang-undang (UU) Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika golongan I bukan tanaman dengan ancaman hukuman paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun dan pidana denda hingga Rp 8 miliar. (rah)

AKBP Irfaizal Nasution, akhir pekan lalu, mengatakan, kasus laporan dugaan kepemilikan pengganti ijazah palsu Aziz Bestari akan diupayakan penyidik menyelesaikan berkasnya sebelum pelaksanaan Pemilihan Bupati (Pilbup) 2010 mendatang. Menurut Irfaizal, percepatan penyelesaian kasus Aziz Bestari untuk mengejar sebelum pelaksanaan Pilbub Tolitoli, karena Aziz Bestari selaku ketua DPRD yang juga memiliki tanggungjawab dalam pelaksanaan Pilbup di Totitoli. Sejauh ini kata Irfaizal, penyidik sudah memeriksa beberapa saksi termasuk memeriksa saksi terlapor Aziz Bestari. Penyidik sedang melengkapi berkas dan secepatnya diserahkan ke Jaksa untuk dipelajari. Berkasnya sementara disusun penyidik untuk segera dilimpahkan ke Jaksa, ujar Irfaizal tanpa menyebutkan waktu pelimpahan berkas. Mudah-mudahan saja tu-

tur Irfaizal, ketika di-limpahkan ke Jaksa berkas kasusnya sudah memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke Pengadilan. Penyidik juga terus berkoordinasi dengan Jak-sa terkait pelengkapan berkas, sehi-ngga saat dilimpahkan benar-benar sudah layak dilanjutkan ke Pengadilan.Mudah-mudahan saja tidak ada hambatan dalam proses pemberkasan dan pelimpahan, agar sebelum Pilbup kasus laporan dugaan kepemilikan ijazah palsu Aziz Bestari sudah selesai proses hukumnya di pengadilan,terangnya. Dalam kasus itu pelapor Moh Said Lamureke melaporkan Aziz Bestari karena pada ijazah STN milik Aziz Bestasi yang dilaporkannya ke Polisi, terdapat tanda tangannya. Menurut Moh Said Lamureke pada ijazah itu ia tidak pernah menandatangani ijazah itu, karena tahun 1973 sesuai tahun dalam ijazah tersebut ia belum menjabat kepala sekolah tapi masih guru biasa. Pengakuan Moh Said Lamureke ia baru menjabat Kepala Sekolah pada tahun 1976 hingga 1981. (ron)

Polda Upayakan Kasus Ijazah Selesai Sebelum Pilbup

PALU-Sebagai bentuk keseriusan Polda Sulteng menangani kasus, khususnya kasus laporan dugaan kepemilikan ijazah palsu Ketua DPRD Tolitoli, Aziz Bestari, diupayakan kasus tersebut selesai diperiksa sebelum Pemilu Kada digelar. Kabid Humas Polda Sulteng

Berkas Pembobol ATM Dilimpahkan

PALU - Setelah memenuhi persyaratan yang diperlukan, Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Palu, Sabtu pekan lalu telah melimpahkan tahap I berkas kasus gembong pembobol Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang beraksi di Kota Palu. Kasat Reskrim Polres Palu, AKP Stefanus Tamuntuan mengatakan, berdasarkan buktibukti yang ada dan proses pemberkasan yang dilakukan penyidik, sudah memenuhi kelengkapan berkas ketiga pelaku Pembobol mesin ATM di Kota Palu yaitu, Eka Nasran, Velany Budian dan Aswan dilimpahkan tahap I ke Kejari Palu. Berkasnya sudah kami limpahkan tahap I, mudah-mudahan setelah diperiksa Jaksa, berkasnya sudah lengkap dan segera dilimpahkan tahap II, ujarnya. Stefanus Tamuntuan mengungkapkan, ketiga tersangka yang khusus beraksi membobol ATM di Kota Palu, berasal dari luar daerah Sulawesi Tengah (Sulteng), dua tersangka berasal dari Jakarta dan

satu tersangka berasal dari Sulawesi Selatan. Pada pelaku ujar, Stefanus berhasil membobol ATM tiga korbannya, dengan total kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Dalam menjalankan aksinya, tersangka memasang alat plastik perekat ke dalam tempat kartu ATM, dengan tujuan ketika nasabah memasukkan kartu ATM langsung tertahan dan tidak bisa keluar. Tersangka juga menempelkan selebaran di ruangan dinding ATM, yang mencantumkan nomor call centre atas nama bank bersangkutan, untuk informasi bila kartu ATM bermasalah segera hubungi call centre. Saat kartu ATM sudah tertahan dalam mesin ATM, tersangka berpura-pura masuk ke dalam ATM dan berpura-pura membantu serta mengarahkan korban untuk menelpon call centre yang tercantum dalam selebaran. Korban yang sudah terkena tipuan, langsung menghubungi nomor yang tercantum dalam selebaran, (ron)

BANGGAI-Pihak kepolisian Polsek Banggai, diminta serius untuk bisa memproses setiap laporan masyarakat yang masuk ke meja mereka. Harapan terhadap komitmen kepolisian ini, seperti yang diungkapkan oleh Alwi Dg Liwang SH. Alwi mengaku pada beberapa waktu lalu, sempat melaporan dugaan kasus penipuan yang diderainya, namun sehingga kini laporannya belum ditindaklanjuti dan belum ada hasil sebagaimana yang diharapkannya. Alwi, kepada Luwuk Post belum lama, mengakui bahwa dirinya sebelumnya beberapa waktu lalu, sempat melaporkan Sabarudin Salatun, ke pihak Polsek Banggai, terkait dugaan penipuannya dilakukan Sabarudin kepada dirinya. Namun sayangnya hingga sekarang tidak

jelas penanganannya. Alwi terpaksa melaporkan Sabarudin Salatun, ke pihak kepolisian Polseka Banggai, dengan dugaan penipuan karena, Sabarudin yang waktu meminta bantuan kepada Alwi untuk bisa melakukan bon terhadap sejumlah perlengakapan untuk menyelesaikan proyek dengan perjanjian akan membayar bon tersebut ketika pekerjaannya selesai. Namun hingga pekerjaannya selesai pembayaran atas bon tersebut belum juga diselesaikan oleh Sabarudin. Alwi yang sudah beberapa kali mendesak dan minta Sabarudin untuk segera membayar utangnya, namun Sabrudin belumnya membayarnya. Mungkin karena sudah hilang kesabaran, Alwi pun melaporkan Sabarudin ke pihak kepolisian. (Wan)

LUWUK-Pelaku kecelakaan lalulintas di desa Bunga Kecamatan Luwuk yang terjadi pada Ahad (10/01) digebuki massa dan motornya juga mengalami kerusakan akibat dirusak warga di desa Bunga. Sekitar pukul 08.30 Wita seorang pengendara motor menyenggol anak-anak di jalan dekat pertigaan kuburan umum Bunga. Karena gugup, sang pengendara meninggalkan motornya dan berusaha berlari menyelamatkan diri. Namun naas, warga yang terlanjur emosi dengan ulah pengendara sehingga menyenggol anak-anak mengejar pelaku dan memukulinya.Dari pembicaraan beberapa orang warga saat kejadian, mereka mengatakan bahwa pela-ku sempat dipukuli balak oleh warga setempat. “Kenapa itu orang dipukul balak. Kalau ada apa-apa bagaimana,” kata ibu sedikit histeris. Sekelompok warga berlarian mencari pelaku yang berlari

diantara rumah warga. Tidak lama, pelaku Lakalantas ternyata telah diamankan di rumah salah satu warga. Terlihat diantara warga dua pria menggunakan baju kaos bertuliskan Pol PP. Namun saat ditanyakan kondisi pelaku yang bersangkutan tak menanggapi. Tak lama berselang, seorang ibu sambil menggendong anaknya berteriak kearah kerumunan warga dan mengatakan jika anaknya yang disenggol dalam kondisi baik. “Saya punya anak tidak apa-apa. Jangan diapaapakan itu orang. Ini dia cuma lecet,” teriaknya sambil berlari kearah kerumunan warga. Terdapat luka lecet pada wajah sang anak dan sedikit lecek dibagian kaki. “Dia tidak parah. Tidak usah dipukul itu yang batabrak,” katanya terengah-engah. Tak banyak infromasi kronologis kecelakaan yang bisa didapat karena warga engan memberi keterangan. (aha)

PALU-Lagi-lagi alasan ekonomi membuat Ferlin, seorang buruh bangunan nekat menjambret. Karena terdesak kebutuhan ekonomi, pemuda 21 tahun itu nekat menjambret satu ponsel milik seorang gadis. Kejadiannya pada 16 November 2009 di sekitar jembatan II, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Palu Selatan. Ceritanya, saat itu korban yang dibonceng sepeda motor oleh kakaknya sedang menggunakan ponsel jenis Nokia N-70. Bak pucuk dicinta ulam pun tiba, tersangka Ferlin yang saat itu memang berniat mencari mangsa untuk dijambret, langsung mendekati motor korban. Korban dan kakaknya sendiri tidak menyadari kalau Handphone yang dipegang korban yang bernama Rabiah itu, menjadi target incaran Ferlin. Begitu melihat ada kesempatan, tersangka langsung merapatkan motornya ke arah motor korban dan langsung merampas

dengan kasar Handphone dari tangan korban Rabiah. Saat itu korban masih berusaha menyelamatkan barangnya. Korban dan tersangka saling tarik menarik Handphone tersebut, sebelum akhirnya tersangka berhasil kabur secepatnya. Untung, kedua korban dan kakaknya tidak hilang akal. Keduanya langsung mencatat nomor plat motor yang dipakai tersangka. Motor jenis Honda Revo ternyata adalah motor ojek yang dipinjam korban. Dari situlah polisi akhirnya berhasil membekuk tersangka. Beruntung HP itu belum sempat dijualnya. Sebab, hanya selang beberapa jam setelah kejadian, tersangka yang berasal dari Sigi itu langsung ditangkap saat itu juga. Rencananya kata Jaksa Gede Sukayasa SH, penuntut umum perkara itu, hari ini Senin berkas maupun tersangka akan diterimanya sebagai tahap II dari penyidik Polres Palu. (mda)

Pelaku Lakalantas di Bunga Diamuk Massa

Sewa Motor Ojek untuk Menjambret

Mantan Lurah Balaroa Dihukum 6 Tahun Penjara

Permohonan Kasasi Kasus Pembunuhan Ditolak PALU-Mahkamah Agung me-nolak permohonan kasasi man-tan Lurah Balaroa, Sakti Sunusi. MA sependapat dengan putusan Pengadilan Tinggi (PT) Palu yang memperkuat putusan Pengadilan Negeri (PN) Palu menghukum Sakti Sunusi enam tahun penjara. Putusan itu kini sudah diterima jaksa penuntut umum I Gede Sukayasa SH. Gede yang ditemui pekan lalu mengatakan, salinan putusan itu diterima dari PN Palu sekitar pekan lalu. Itu artinya, jaksa ha-rus siap melaksanakan putusan MA itu berdasarkan isi putusan tersebut.Saya sedang siapkan surat pelaksanaan eksekusinya. Mungkin kalau bisa hari Senin (hari ini,red) sudah kami laksana-kan (eksekusi,red), jelas Jaksa yang juga menjabat sebagai Kasi Datun Kejari Palu. Berdasarkan putusan yang ditetapkan dengan Nomor

putusan 1936 K/Pid/2009, majelis hakim agung yang memeriksa perkara yang diketuai Timur P Manurung SH MH didampingi Nyak Pha SH DEA serta H Abbas Said SH sebagai anggota hakim dalam amar putusan menyatakan, menolak permohonan kasasi yang diajukan Sakti Sunusi. Majelis hakim agung menyatakan memperkuat putusan banding yang dikeluarkan Pengadilan Tinggi (PT) Palu. Sakti Sunusi yang saat ini masih mendekam di Rutan Palu, terbukti bersalah melanggar pasal 351 ayat (3) KUHP, tentang penganiayaan yang menyebabkan korban tewas. Korbannya adalah Idrus Syeh. Korban meninggal dunia akibat mengalami luka tusukan pisau di perut yang dilakukan oleh Sakti Sunusi. Kejadian itu terjadi setahun yang lalu, tepatnya 19 Januari 2009.Tidak jelas apa motif perbuatan Sunusi. (mda)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.