TravelClub Mei 2011

Page 44

wisataBudaya

44

Travel Club

Ciri Saman Asli • • • • • • •

Para penarinya laki-laki berambut panjang tergerai (gondrong), sehingga menghasilkan kombinasi gerakan yang unik ketika menghempaskan badan dan kepala. Menggunakan kostum atau seragam khas adat Gayo, khususnya Gayo Lues, disebut baju kerawang. Lengkap dengan ikat kepala dan gelang di tangan. Jumlah penari biasanya ganjil, umunya berjumlah 15 sampai 17 penari. Menggunakan nyanyian atau syair berbahasa Gayo. Gerakan-gerakannya lebih dinamis, sangat cepat dan lebih banyak. Biasanya dipertandingkan, sehingga tedapat dua jenis, saman sara ingi dan saman roa ingi. Unsur body music lebih kuat, lebih kentara.

murdiyatno

dikatakan bahwa pemain Saman mempunyai nilai plus di mata masyarakat, terlebih di mata para wanita. Tapi mengapa Saman yang dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersatanpa, justru lebih terkenal dari Jakarta yang dimainkan oleh wanita. Kita tidak tahu dari mana nama Tari Saman itu diambil, karena saman di Aceh tidak pernah sekalipun dimainkan wanita. Menurut cerita Dr.Rajab ketika menyampaikan makalah, dengan judul “Tari Saman: Sebuah Kebanggaan dan Keprihatinan”, dalam seminar PKA ke-5 di gedung AAC Dayan Daud, ada seorang yang menemuinya dan mengatakan sebagai pelatih Tari Saman (wanita) di Jakarta. Pada waktu itu Dr Rajab bertanya dari mana nama Saman diambil menjadi tari wanita? Kemudian sang pelatih ini menjawab, sebenarnya yang kami buat pertama di Jakarta namanya Ratuh Dhuk (tari duduk), tetapi orang lain selalu mengatakan itu sebagai Saman, sehingga kami pun pada akhirnya menamai Saman. Di Aceh, memang ada tarian serupa yang dimainkan oleh wanita, namanya Ratéb Meuseukat. Tari inilah mungkin yang sering kali disalahartikan sebagai Tari Saman ketika pementasan di luar Aceh. Padahal ada empat perbedaan mendasar antara kedua tari dari Aceh ini. Pertama, Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangkan Ratéb Meuseukat menggunakan bahasa Aceh. Kedua, Tari Saman jelas dibawakan oleh laki-laki, Ratéb Meuseukat dibawakan oleh perempuan. Ketiga, Saman tidak diiringi oleh alat musik, Ratéb Meuseukat diiringi alat musik, yaitu rapa’i dan geundrang. Dan keempat, Tari Saman menggunakan kostum pakaian Adat Gayo (Kerawang), tari Ratéb Meuseukat menggunakan kostum pakaian Adat Aceh “Apakah benar seperti itu atau tidak, yang jelas nama Saman Jakarta (saman wanita) dibuat oleh orang-orang yang tidak kenal Saman,” kata Rajab Bahri yang pada malam pementasan Saman Sara Ingi, bertindak sebagai narator ketika dua kelompok Saman beradu gerakan-gerakan yang sulit diikuti. Kembali kepada tradisi masyarakat Gayo, Saman seringkali dipertandingkan antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, baik antardesa maupun antarkelompok penari Saman dalam

satu desa, disebut Saman Jalu (pertandingan saman). Aturannya sederhana, kedua kelompok berhadapan dan saling mengikuti gerakan-gerakan secara bergantian. Kelompok yang paling sedikit melakukan kesalahan ketika mengikuti gerakan lawannya, itulah pemenangnya. Dan yang bertindak sebagai juri atau penilai adalah penonton. Pada saat salah satu kelompok terlihat melakukan kesalahan mengikuti gerakan lawan, disinilah sisi hiburan Tari Saman yang mampu mengundang reaksi dan emosi penontonnya. Begitulah tradisi bersaman yang masih terjaga secara turun

temurun pada masyarakat Gayo Lues. Dan semoga saja Tari Saman sebagai kebudayaan asli Indonesia ini dapat tepilih secara mutlak sebagai warisan budaya dunia, dan kita sebagai masyarakat Indonesia tentu mempunyai kewajiban untuk ikut menjaga. Minimal dengan mengetahui secara pasti originalitas Tari Saman dari daerah asalnya. Mana yang Saman dan mana yang bukan Saman, karena yang bukan Saman ini kadang lebih sering kita saksikan pada acara-acara seremonial. Sebuah pencerahan baru terhadap kekayaan budaya Indonesia. TC


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.