Sang Orator

Page 50

Jejak Langkah SANG ORATOR

Dendam Menjadi Camat

S

etahun setelah menamatkan diri dari SMA Kapuas (1972), Cornelis berhitung untuk masuk ke Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN). Cita-cita masuk APDN ini dilatari oleh berbagai hal. Pertama, dibiayai negara serta langsung bekerja. Dengan demikian Cornelis bisa meringankan beban orang tua. Kedua, penampilan APDN yang putih-bersih serta menempa peserta Cornelis Muda didiknya dengan disiplin ala militer cocok dengan kepribadiannya yang dibesarkan di lingkungan keras. Ketiga, pada saat bekerja di rakit, Cornelis pernah ditangkap, dimarah dan dibentak oleh seorang Camat. “Saya bersama 40 orang pekerja lori ditahan sejak jam 1 siang hingga jam 2 subuh. Beginilah nasib menjadi orang miskin. Kita gampang dicerca dan dihina.” Cornelis yang cerdik mencari akal. Dini hari itu dia membawa 40 orang yang ditahan kabur dengan dua speedboat panjang. Kemudian sejak saat itu Cornelis beritikad berhenti dari kerja rakit maupun pembuatan lori. Dia ingat pesan keras ayahandanya. “Awas! Kalau kau kerja rakit, nanti kepalamu aku belah.” Demikian wanti-wanti orang tua agar 23


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.