TRIBUN KALTIM 07 APRIL 2009

Page 4

CMYK

4

tribun finance

SELASA 7 APRIL 2009

Layanan Bank UOB Buana Terganggu PERSDA NETWORK/ACO

Terjadi di 35 Kantor Cabang Utama Dipicu Aksi Mogok Karyawan Kliring Ditiadakan Kalau dalam tiga hari tuntutan kami tak dipenuhi, kami akan mogok seterusnya Endang Sutisna Sutisna, Sekjen Serikat Pekerja Karyawan PT Bank UOB Buana Tbk.

JAKARTA - Layanan perbankan PT Bank UOB Buana Tbk (Bank UOB Buana) pada 35 kantor cabang utama di beberapa provinsi Senin (6/4) kemarin terganggu. Gangguan ini bakal terjadi sampai hari ini dan Rabu (8/4) besok. Pemicunya adanya aksi mogok karyawan selama tiga hari yang menuntut perbaikan kesejahteraan. Di kantor pusat sekaligus KCU Bank UOB Buana di Jalan Gadjah Mada, kawasan Harmoni Jakarta, keemarin hanya melayani nasabah yang hendak menabung dan mengambil uang. Sementara, layanan kliring dilakukan terbatas. “Yang jalan hanya pengambilan dan penerimaan uang kas. Kliring tak jalan,” kata Endang Sutisna, Sekjen Serikat Pekerja Karyawan PT Bank UOB Buana, Tbk. (SPKUOBB). Pantauan Persda kemarin menunjukkan, aktivitas bank berjalan tidak sebagaimana biasanya. Beberapa loket layanan nasabah tidak diisi oleh teller. Ini membuat beberapa nasabah yang terlanjur datang untuk bertransaksi memilih

pulang. Buntut aksi mogok tersebut beberapa dinding kantor dipenuhi tempelen kertas berisi tuntutan SPKUOBB. Menurut Endang, aksi mogok ini mereka gelar selama tiga hari sampai Rabu besok di seluruh kantor cabang utama UOB Buana di Indonesia. “Kalau dalam tiga hari tuntutan kami tak dipenuhi, kami akan mogok seterusnya,” ancam Endang, Di antara butir tuntutan

Butir Tuntutan Karyawan

SPKUOBB adalah soal pengangkatan karyawan kontrak, usulan kenaikan gaji dan gratifikasi. Terpisah, Direktur Bank UOB Buana Safrulllah Hadi Saleh mengatakan, pihaknya tetap akan melayani nasabah kendati terjadi mogok karyawan. Soal kerugian yang diderita akibat aksi mogok, dia mengatakan belum bisa menghitungnya sebab masih dalam pendataan. “Hitung-hitung kerugian belum, karena masih kita pelajari. Ini bukan seperti mobil yang langsung diketahui kerugiannya kalau ada masalah,” katanya. “Kita berharap masing-masing punya solusi, apalagi di tengah krisis seperti ini,” dia menambahkan.(Persda Network/aco)

1. Pembayaran kenaikan gaji 26 persen, termasuk perhitungan indeks kebutuhan hidup. Jawaban manajemen: Tuntutan sulit dipenuhi karena krisis ekonomi global telah memperburuk kinerja perbankan, termasuk Bank UOB Buana. Manajemen mengklaim telah menaikkan gaji, termasuk indeks kebutuhan hidup karyawan dengan kisaran 11 sampai 17 persen. 2. Menuntut pembayaran bonus tahun 2008 dengan jumlah yang sama besar dengan pembayaran bonus tahun 200 7. 2007

Syafrullah Minta Maaf pada Nasabah SERIKA T Pekerja Karyawan Bank UOB Buana (SPKUOBB) SERIKAT dalam surat pernyataan tertulisnya No. 09/ SPKUOBB/021 tanggal 24 Maret 2009 menyatakan telah melakukan mogok kerja nasional sejak tanggal 6 April 2009 hingga tanggal 8 April 2009 setelah tidak tercapainya kesepakatan atas empat dari tujuh butir tuntutan mereka. Diantaranya, tentang gaji, dan kontrak kerja. Negosiasi telah dilakukan antara SPKUOBB dan manajemen, namun tidak menemukan titik terang. Bank Indonesia (BI) kabarnya sudah turun menengahi perundingan, namun tetap tak ada solusi. “Sehubungan dengan mogok tersebut kami atas nama manajemen Bank UOB Buana memohon maaf kepada nasabah dan juga kepada masyarakat umumnya atas ketidaknyamanan dalam bertransaksi perbankan dan layanan lainnya,” ungkap (aco) Safrullah Hadi Saleh, Direktur Bank UOB Buana Tbk.(aco)

PERSDA NETWORK/HASANUDIN ACO

TANPA TELLER - Nasabah Bank UOB Buana menegelukan tidak beroperasinya bank ini sepanjang Senin (6/4). Sejumlah karyawan Bank UOB Buana Tbk berdiri di depan teller yang tidak beroperasi akibat aksi mogok serikat pekerja dan karyawan di Kantor Pusat Bank UOB Buana Jalan Gadjah Mada No 1 Jakarta.

Jawaban manajemen: Ini juga sulit dipenuhi karena pembayaran bonus berdasarkan pertimbangan kinerja perseroan dan kinerja karyawan bersangkutan serta kondisi ekonomi nasional. 3. Meminta penundaan keputusan perusahaan yang mengalihkan dana pensiun karyawan dari metode manfaat pasti menjadi iuran pasti. Jawaban manajemen: Pengalihan tersebut telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan RI dan proses pengalihan telah sesuai dengan peraturan berlaku. 4. Menuntut manajemen mengangkat seluruh pegawai dasar kontrak yang telah bekerja lebih dari 3 tahun menjadi pegawai tetap dan dengan pembayaran pesangon sesuai UU No. 1 3 TTahun ahun 2003 13 untuk karyawan tetap. Jawaban manajemen: Perusahaan sudah memberikan pesangon sesuai (aco) UU Tenaga Kerja.(aco)

NISP Fokus Danai Sektor Ritel Penerapan Investor Area Makin Kabur JAKARTA - PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) memutuskan tetap fokus menggarap segmen nasabah ritel dengan menyediakan jenis kredit konsumer dan kredit ke sektor usaha kecil menengah (UKM). Dengan positioning seperti itu, OCBC NISP mengincar posisi bank kelima terbesar di Indonesia pada 2013. “Untuk mewujudkan cita-cita menjadi bank nasional di 2013, aset OCBC NISP harus tumbuh 30 persen setiap tahunnya atau setara Rp 35 triliun, “ kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja pada acara penyerahan penghargaan Asian Banking and Finance Retail Banking Awards 2009 di Jakarta, Senin (6/4). Dengan demikian, lanjut dia, pendapatan OCBC NISP harus bisa bertambah menjadi sekitar Rp 120 triliun - Rp 150 triliun. “Karena kredit untuk ritel akan tumbuh sebesar 5-10 persen,” dia menambahkan. Dalam kurun waktu tersebut,

Puluhan Anggota Bursa Belum Siap Realisasinya Sudah Dua Kali Ditunda

ISTIMEWA

KONSISTEN - Logo baru Bank OCBC NISP. Bank yang mayoritas sahamnya dikuasai OCBC Singapura ini tetap konsisten menggarap segmen nasabah ritel dan kecil-menengah. dana pihak ketiga (DPK) OCBC NISP tumbuh 20 persen, kendati kemungkinan rasio penghimpunan dana terhadap penyaluran pinjaman kepada nasabah atau LDR berpotensi turun 70 persen. “Kalau perekonomian membaik kondisinya akan lebih bagus lagi,” katanya. Dalam kondisi ekonomi yang tak menentu akibat krisis ekonomi global seperti sekarang, fokus bisnis ke konsumer serta UKM tetap menjadi andalan. “Porsinya 80 persen pembia-

Himpun Dana Rp 27,1 Triliun 31 Des 2008 3 1 Des 200 7 Pertumbuhan 2007 (Rp/Miliar) (Persen) (Rp/Miliar) Total Aset

34.245,8

28.969,1

Kredit (gross)

20.809,5

19.113,9

9

Dana Pihak Ketiga

27.123,5

21.439,7

27 19

Pendapatan Bunga Bersih

18

1.400,6

1.178,3

Pendapatan Non Bunga

470,9

335,6

Laba Sebelum Pajak

454,2

351,9

29

Laba Bersih

316,9

250,1

27

(ACO/SUMBER: OCBC NISP, 2009)

yaan untuk konsumer dan UKM, selebihnya atau 20 persen untuk segmen korporat,” paparnya. Kredit untuk nasabah korporat ditujukan untuk industri yang bergerak di sektor tekstil, manufaktur dan farmasi. “Sektor ritel menguasai core bisnis kami dan untuk itu (bisnis ritel ini) akan direncanakan lebih baik lagi ke depan,” sambung Parwati. Konsistensi menggarap segmen nasabah ritel membuat bank ini mendapatkan penghargaan Asian Banking & Finance Retail Banking Awards 2009 untuk ketiga kalinya. “Kami tidak akan ikut di pendanaan infrastruktur karena kami memang tidak menguasai sektor ini. Kami belum mengerti, kalau belum bisa masak nasi. Jangankan masak nasi tumpeng, masak nasi saja dulu dengan benar,” Parwati mengibaratkan.(Persda Network/aco)

JAKARTA - Rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan sistem investor area sampai saat ini masih belum jelas kapan akan mulai direalisasikan di lantai bursa. Sampai kemarin, dari 119 perusahaan sekuritas yang menjadi anggota bursa (AB), masih sekitar 47 perusahaan yang menyatakan belum siap mengikuti sistem baru tersebut. Padahal, menurut keterangan Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Ananta Wiyogo, pihaknya telah menyebar kuesioner ke seluruh AB untuk mengetahui kesiapan mereka mengikuti sistem investor area. Dari 119 AB terdaftar, hanya 103 yang telah mengembalikan kuesionern. Sisanya, 16

AB tidak mengembalikan. “Dari 103 AB yang mengembalikan kuesioner itu, 70 persen atau sekitar 72 AB menyatakan sudah siap menerapkan sistem investor area,” jelas Ananta, Senin (6/4). Sistem investor area adalah fitur baru yang disiapkan BEI dan KSEI demi memudahkan investor dalam melihat saldo rekening efek mereka. Dengan sistem ini, investor dapat memantau rekening efeknya setiap saat. Fitur ini disiapkan setelah beberapa kali muncul kasus penggelapan rekening efek atau memindahkan surat efek milik investor oleh perusahaan sekuritas tanpa sepengetahuan investor.

Semula, sistem ini akan direalisasikan akhir Februari 2009. Namun, karena berbagai kendala, mundur menjadi pertengahan Maret 2009. Meski sekarang sudah memasuki awal April, masih belum ada kejelasan kapan sistem ini segera diberlakukan. Masih ada sekitar 47 AB yang mengaku belum siap mengikuti. Direktur Utama BEI Erry Firmansyah sebelumnya menyatakan, penerapan sistem investor area dapat dilakukan secara bertahap. Skenario ini akan dilakukan jika setelah ditunggu-tunggu tetap saja ada AB yang belum siap. Namun, BEI tetap berharap penerapan sistem investor area dapat dilaksanakan

serentak. “Kami ingin melihat kesiapan investor area apakah bertahap atau sekaligus. Kalau tidak mungkin, bertahap dulu. Pilihan penerapan secara bertahap sudah disetujui AB. Sebab, sistem tersebut akan terlalu lama menganggur jika menunggu kesiapan dari seluruh AB,” ungkap Erry. Erry menambahkan, sekalipun nantinya investor area dilakukan bertahap, AB tetap akan diberi batas waktu untuk ikut mengaplikasikan sistem tersebut. Bila sampai batas waktu yang ditentukan tidak juga mengaplikasikan sistem ini, AB bersangkutan akan diberi sanksi.(Persda Network/ugi)

Allianz Perkuat Asuransi Syariah JAKARTA - Allianz Life Indonesia melaporkan total pendapatan premi gabungan (GWP) syariah sebesar Rp 197 miliar sepanjang 2008, naik dibandingkan pendapatan tahun 2007 sebesar Rp 71,7 miliar. Asuransi jiwa individual berkontribusi 99 persen dari GWP, dan asuransi kesehatan individu, yang dipasarkan pertama kali pada pertengahan 2008. “Sesuai dengan permintaan nasabah dan potensi yang besar di pasar, Allianz juga melun-

curkan produk lain berdasarkan prinsip syariah,” kata Volker Miss, Presiden Direktur Allianz Utama, Senin (6/4). Sampai saat ini, katanya, produk Syariah Allianz dijual di Arab Saudi, Bahrain dan Mesir. Sebagai unit pertama Allianz di Asia, Allianz Utama dan Allianz Life Indonesia memulai bisnis syariah di 2006. Total polis baru yang diterbitkan untuk asuransi jiwa syariah individu di 2008 tumbuh hingga hampir 240 persen

menjadi lebih dari 16.800 polis baru dibandingkan sekitar 7.000 polis yang diterbitkan di 2007. Menurutnya perusahaan telah menerbitkan 373 polis syariah kesehatan individu. Untuk asuransi jiwa syariah individu, 89 persen dari bisnis didapatkan dari Allianz Financial Planner Network, didukung lebih dari 11.000 Financial Consultant (agen). Selebihnya sebesar 11 persen berasal dari kerjasama bancassurance. “Kontributor premi utama

untuk bisnis asuransi jiwa syariah di 2008 berasal dari jaringan keagenan sesuai dengan sifat produknya dan oleh karena kita baru saja memulai kerjasama bancassurance untuk bisnis syariah di 2008,” ujar Direktur Syariah, Allianz Life Indonesia Kiswati Soeryoko. “Namun demikian, kami optimistis untuk memperluas lagi bisnis kami melalui bancassurance dan juga bisnis asuransi kesehatan individu,”tambah Kiswati.(Persda Network/aco)

Investor Ambil Untung BEI Curigai Laporan Kerugian Bakrie & Brothers JAKARTA- Aksi profit taking atau aksi ambil untung dari pelaku pasar modal diprediksi akan membayangi lantai bursa efek Indonesia. Hal ini karena investor ingin mengamankan dananya yang digandakan di pasar bursa dalam menghadapi libur panjang pada pekan ini. Pada pekan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya buka selama tiga hari, yakni Senin, Selasa, dan Rabu. Setelah itu, karena menghadapi pemilu legeslatif, BEI baru akan membuka perdagangan kembali pada Senin (13/4). “Aksi profit taking masih akan mewarnai pasar. Pekan ini kan pasar hanya pendek, hanya tiga hari. Investor ingin aman menghadapi libur panjang, sehingga banyak yang melakukan aksi jual. Apalagi saham yang mere-

ka pegang sudah untung,” ujar analis E-Trading Securities, Andrianus Bias Prasuryo. Pada akhir pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI masih ditutup menguat tipis, sekalipun diwarnai aksi ambil. Aksi profit taking dari para investor ini diduga terkait dengan keputusan Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,50 persen. Investor diprediksi juga bakal melakukan antisipasi pemilu yang akan dilangsungkan pekan depan. Untuk itu, investor cenderung mengamankan posisi dengan menjual sahamsaham yang dianggap rawan terhadap isu stabilitas dan keamanan Indonesia. (Persda Network/ugi)

Kerugian Rp 16,624 Triliun Direvisi Menjadi Rp 15,855 Triliun JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil auditor, dan manajemen PT Bakrie & Brothers Tbk terkait adanya revisi laporan keuangan tahun 2008. Dalam laporan yang dipublikasikan pekan lalu, Jumat (3/4), BNBR mengumumkan sepanjang tahun 2008 mengalami rugi bersih Rp 16,624 triliun. Tapi sehari kemudian, laporan itu direvisi menjadi rugi bersih Rp 15,855 triliun. Laporan tersebut dinilai dapat menyesatkan pelaku pasar dan mengganggu kredibilitas BNBR sebagai perusahaan besar di Indonesia. Selisih Rp 1 triliun dinilai bukan angka yang kecil dan cukup fatal jika disajikan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan ke investor.

“Kami panggil secepatnya. Kami minta mereka jelaskan kenapa dalam waktu satu hari terjadi pengurangan rugi yang cukup besar. Akan kami review. Nanti juga akan kami diskusikan dengan emitennya. Kalau memang perlu akan kami panggil juga auditornya,” ujar Direktur Pencatatan BEI, Eddy Sugito, Senin (6/4). Laporan keuangan BNBR tahun 2008 diaudit Kantor Akuntan Publik (KAP) Doli, Bambang, Sudarmaji & Dadang. Eddy menduga ada sesuatu terkait dengan koreksi laporan tersebut. Namun demikian pihaknya belum berani mengungkapkan. “Saya belum berani mengungkapkan ada indikasi apa. Kami harus kete-

CMYK

mu dulu dan menanyakan langsung,” katanya. Eddy juga belum berani mengungkapkan sanksi yang bakal dijatuhkan kepada BNBR atas keteledorannya tersebut. “Belum tahu. Belum bisa ngomong. Saya harus ketemu dengan auditornya dulu. Tapi memang secara publik ini seharusnya di manage sedemikian rupa supaya ini tidak terjadi,” ujar Eddy. Kerugian yang dilaporkan BNBR cukup mencengangkan, yakni Rp16,624 triliun yang kemudian direvisi menjadi Rp 15,855 triliun. Angka kerugian itu merupakan rekor terbesar sepanjang sejarah perusahaan publik di Indonesia. (Persda Network/ugi)

ISTIMEWA

SELISIH 1 TRILIUN - Logo Bakrie & Brothers Tbk (B&B). Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil direksi B&B terkait terjadinya selisih angka hingga Rp 1 triliun dalam penyampaian laporan keuangan teraudit tahun 2008 mereka.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.