TRIBUN KALTIM 07 APRIL 2009

Page 23

tribun balikpapan

SELASA 7 APRIL 2009

23

Melihat SDN 003 Balikpapan Selatan

Manfaatkan Ruang Kosong untuk Penghijauan Sekolah Dasar merupakan instansi pendidikan dasar paling awal. Lingkungan sekolah ini bisa menjadi sarana pembelajaran awal bagi murid-muridnya. Apalagi bila ditunjang dengan kondisi lingkungan yang asri, lestari, hijau dan sehat. Deskripsi seperti itulah yang kini terlihat di SDN 003 Balikpapan Selatan. BILA dilihat dari depan, sekolah ini cukup sederhana. Tidak ada ciri-ciri yang menyolok, baik dari bangunan gedung ataupun pagarnya meski letaknya di tengah-tengah kota. Namun bila anda mulai memasuki sekolah ini, pasti anda akan merasakan yang berbeda dari sekolah-sekolah lain di Balikpapan. Di luar sekolah, nampak beberapa stan penjualan jajanan ringan. Mereka

ditata rapi menyerupai stan-stan makanan, yang melayani anak-anak skeolah saat akan masuk ke sekolah atupun pulang sekolah. “Murid-murid di sini kalau istirahat tidak boleh jajan di luar sekolah, karena di belakang kelas kami sudah sediakan kantin-kantin. Jadi mereka jajan di luar saat jam-jam pulang sekolah atau pagi saat sebelum masuk,” kata Kepala Sekolah SDN 003 Balikpapan Selatan, Dra Sri Purdhyaswati, ditemui di ruangannya, Sabtu (4/4). Tadinya penjual makan di luar pagar sekolah terlihat semrawut seperti pasar sayur. Namun berkat pembinaan dari pihak sekolah kini mereka tertata cukup rapi. Ketika memasuki halaman sekolah, anda akan merasakan udara yang semilir-semilir

dari daun-dauanan yang hijau. Sekitar lima meter dari pos penjagaan, ada kolam ikan kecil berikut air terjunnya. Wahana ini bukan hanya menjadi sebuah hiasan, namun juga sebagai sarana belajar murid-muridnya. “Kolam-kolam ikan ini dibuat orangtua wali murid kita sendiri, jadi kami sengaja memberdayakan para orang tua wali murid untuk kegiatankegiatan di sekolah,” kata wakil Kepala Sekolah, Salgiman Spd. Di depan halaman kelas, berbagai jenis tanaman disusun berjajar di potpot bunga. Saking banyaknya ada yang diletakkan di sebuah rak bunga. Kemudian di beberapa bagian didindingnya yang kosong juga diberi lukisan hutan beserta habiatat satwa liar, seperti beruang madu.

Rupanya semua ruang yang kosong di sekolah ini mempunyai fungsi, tidak hanya sebagai fungsi hiasan tetapi juga fungsi edukasi. Seperti pesan-pesan kebersihan, cinta lingkungan dan pesan-pesan moral lainnya. Bahkan bila biasanya di atas meja guru dihiasi bunga dari plastik, namun di sekolah ini harus bunga asli. Untuk mengatasi sampah yang beredar, sekolah ini sudah menerapkan sistem pengolahan sampah terpadu. Jadi setiap sampah-sampah organik diproses dalam sebuah bak sampah khusus untuk dijadikan kompos. Hasilnya, kompos digunakan untuk memupuk tanaman yang sudah ada. (joni kusworo)

TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HP

Koleksi tanaman SDN 003 Balikpapan Selatan, Sabtu (4/4).

Pemkot Hentikan Penerimaan Naban ● Jumlah Sudah Berlebihan

TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HP

PARAH - Kondisi terakhir Jl Soekarno-Hatta Km 2,5 yang rusak berat. Hingga saat ini belum juga diperbaiki. Padahal sebelumnya jalan ini sudah banyak menyebabkan kecelakaan lalu-lintas yang diakibatkan kondisi sebagian jalan yang amblas dan rusak parah, serta kurang baiknya penerangan saat malam hari.

Jembatan Timbang akan Direnovasi BALIKPAPAN, TRIperlu direnovasi agar BUN - Melihat kantor menjadi lebih baik,” Jembatan Timbang ucapnya. yang rusak, Dinas PerKadarsyah mehubungan (Dishub) ngatakan, sebenarBalikpapan dalam nya kondisi jembatan waktu dekat ini betimbang yang ada rencana merenovasi saat ini sarana dan kantor tersebut. Hal prasarananya masih ini diungkapkan Kekurang. Salah satunya TRIBUN/NEV pala Dishub Balikpa- Kadarsyah alat timbang untuk pan, Kadarsyah, Senin menimbang muatan (6/4). kendaraan hanya mampu Saat ini rencana renovasi mencapai 10 ton, padahal kantor yang berada di Jl Soe- idealnya harus mencapai 30 ton. karno Hatta Km 17 tersebut maTak hanya itu, sampai saat sih dalam tahap tender. Setelah ini pun tidak memiliki gedung tender selesai maka akan dila- khusus untuk menampung bakukan renovasi. “Kami mela- rang-barang yang muatannya kukan renovasi karena melihat kelebihan. Artinya saat kendaada beberapa bagian kantor raan melewati jembatan timyang sudah rusak, sehingga bang dan muatannya kelebihan

dari yang ditentukan, maka barang-barang muatan tersebut harus diturunkan. “Seharusnya diturunkan dan disimpan digudang. Tapi selama ini bila kelebihan muatan, yah anggota kami hanya menilang saja. Sebab kalau mau diturunkan barangnya taruh dimana, karena tidak memiliki gudang. Idealnya itu jembatan timbang harus ada gedung khusus menyimpan barang,” ungkapnya. Sementara itu, selama jembatan timbang dilakukan renovasi, Dishub akan membuat jembatan kodok (darurat) yang letaknya juga di Km 17. “Saat ini kami masih membahas dan mengkaji rencana jembatan kodok tersebut,” katanya. (jnh)

BALIKPAPAN, TRIBUN Pemerintah Kota Balikpapan menghentikan penerimaan jasa tenaga bantu (naban) di seluruh instansi di lingkungan Pemkot Balikpapan. Penghentian penerimaan naban tersebut berdasarkan surat edaran Badan Kepegawaian Daerah Balikpapan Nomor 814.2/371/ BKD/II/2009 yang ditujukan kepada keluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Humas Pemkot Balikpapan Adam Ary Muliadi mengatakan, dengan keluarnya edaran itu seluruh pejabat dilarang mengangkat honor termasuk naban. Hal itu juga diperkuat dengan Peraturan Pemerintah nomor 48/2005. “Jadi tidak boleh ada lagi yang menerima

naban sampai ada Keputusan Walikota Balikpapan lebih lanjut tentang tenaga jasa bantuan,” ujarnya. Sedangkan naban yang terlanjur disetujui sebelum keluarnya edaran tersebut diminta melengkapi sejumlah persyaratan, diantaranya mengurus kartu kuning dari Dinas Tenaga Kerja dan Sosial. Sementara itu Menurut Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Balikpapan, Oemy Facessly, penghentian penerimaan naban dikarenakan jumlah naban saat ini sudah terlampau banyak, mencapai 553 orang naban. “Kami menghentikan penerimaan ini karena jumlah naban terlalu banyak. Tujuan kami menghentikan karena hanya ingin meng-

optimalkan naban yang ada saat ini,” ucap Oemy kepada Tribun, Senin (6/4) di ruang kerjanya. Menurut Oemy, penerimaan naban dimulai tahun 2006 lalu. Naban ini bertugas untuk membantu satuan kerja yang ada di setiap satuan kerjai pemkot Balikpapan. Prosedur naban ini diperoleh berdasarkan kebutuhan setiap santuan kerja. “Jadi satuan kerja itu memberikan usulan kepada walikota melalui BKD, berapa jumlah naban yang dibutuhkan. Setelah itu saat diterima naban tersebut harus membuat surat perjanjian tentang tugas kerjanya dan uang lelah yang akan mereka peroleh, “ ungkapnya. (m23/jnh)

Bentuk Tim Pemeliharaan Tanaman BALIKPAPAN,TRIBUN- Wakil Walikota Balikpapan Rizal Efendi meminta KNPI Balikpapan membentuk tim gugus tugas untuk melakukan pemeliharaan tanaman reboisasi. Sebab tidak sedikit perusahaan maupun organisasi yang melakukan penanaman pohon, namun tak dibarengi pemeliharaan. Untuk operasional tim ini, perusahaan diwajibkan mengalokasikan dana Coorporate Social Responsibility (CSR). “Kalau perusahaan tidak bisa melaksanakan pemeliharaan, dana comdevnya bisa dialihkan ke KNPI. Nanti lewat gugus tugas mereka bisa mengelola dana itu,” katanya

Senin (6/4) hari ini. Pengawas Perbankan BI Balikpapan Cholich Ali menyatakan, pihaknya siap mensupport kewajiban memelihara tanaman. Hanya saja soal anggaran comdev yang dialokasikan ke KNPI, pihaknya belum bisa memastikan. “Itu akan kita bicarakan dulu,” ujarnya. Ketua DPD KNPI Balikpapan Muhaimin mengatakan, Gugus Tugas yang dibentuk KNPI secara khusus akan memelihara seluruh tanaman yang telah ditanam KNPI maupun perusahaan di Balikpapan. Tim tersebut akan dikoordinir langsung Ketua Komisi Lingkungan KNPI Balikpapan. (m23)

Uang Lelah Rp 720.000 KEPALA BKD Balikpapan Oemy Facessly mengatakan setiap tenaga bantuan (naban) mendapatkan uang lelah sebesar Rp 720.000 yang diterima setiap bulan. Uang lelah ini sudah termasuk uang makan dan transportasi. “Kami memberikan uang lelah, karena mereka hanya magang dan telah membantun kami. Sehingga dengan jasa yang telah diberikan, kami memberikan uang lelah,” ucapnya, Senin (6/4). Oemy mengatakan, naban yang diterima pun memiliki tingkatan pendidikan yang berbeda-beda. Mulai lulusan SMK, SMA, D1, D2, D3, dan S1. Mereka ditugaskan setiap satuan kerja di pemkot sesuai dengan bidang masing-masing. Diantaranya di Humas, BKD, keuangan, dan pembangunan. “Para naban yang diterima ini setahun sekali harus memperbaruhi surat perjanjian untuk mengajukan kembali menjadi naban. Disini naban pun tidak ada jaminan diangkat menjadi PNS, baik melalui honorer, tenaga harian lepas ataupun sejenisnya,” ucapnya. Oemy menambahkan, naban ditempatkan di beberapa satuan kerja dengan jumlah berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan satuan kerja tersebut. “Seperti di BKD ini kami hanya membutuhkan tiga orang naban. Mereka kami tempatkan di tiga bagian yaitu di bidang kesejateraan, pengembangan, dan diklat,” ujarnya. (jnh)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.