TRIBUNKALTIM-24 MEI 2010

Page 6

tribun line Anas Pimpin Demokrat Sambungan Hal 1

Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/5). Kemenangan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat 2010-2015 disambut gegap gempita para pendukungnya. Teriakan yel-yel dan nama Anas terus digaungkan. Setelah penghitungan suara selesai, berkumandang lagu Mars Partai Demokrat yang dinyanyikan oleh seluruh kader peserta Kongres. Anas langsung merangkul saingannya Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng yang duduk bersebelahan. Anas juga menggandeng tangan Andi dan Marzuki serta mengangkat tangan bersama ke atas. Wajah Marzuki terlihat masih tegang setelah dikalahkan Anas. Sementara itu, para pendukung Anas langsung merangsek ke depan sambil terus mengeluelukan nama jagoannya. Hasil akhir, Anas mendapatkan 280 suara (53 persen), Marzuki 248 suara (47 persen), sedangkan dua suara dinyatakan tidak sah. Jumlah seluruh suara 530. Dalam proses penghitungan, perolehan suara Anas sempat tertinggal dibandingkan Marzuki di awal penghitungan. Namun, saat memasuki angka seratusan, perolehan suara Anas menyusul Marzuki dan terus melaju hingga memenangkan voting tersebut. Pada putaran pertama, Anas

Surat An-Naas Berkumandang Sambungan Hal 1

Demokrat di dalam ruangan dan yel-yel. Kumandang salawat Badar dan bacaan Surat An-Nas (manusia), salah satu surat dalam Alquran, juga terdengar. Salawat dan Surat An-Naas dikumandangkan hampir seluruh kader dan tim sukses yang hadir di posko Anas Urbaningrum. Bahkan mereka semua berduyunduyun menjemput Anas dari ruangan Kongres. Ketua Pemenangan Pemilu DPP Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi, menilai

memperoleh suara terbanyak meski bersaing ketat dengan Marzuki. Meski tidak sampai 50 persen plus satu, Anas berhasil menangguk dukungan terbanyak dengan 236 suara, sementara Marzuki 209 Suara. Satu kandidat lainnya, Andi, harus mengakui keunggulan dua pesaingnya dengan hanya mendapatkan 82 suara. Adapun dua suara terhitung tidak sah. Sebelum perhitungan suara putaran kedua, Andi sempat menggelar rapat terteutup dan memutuskan untuk mengalihkan dukungan ke Marzuki. Bahkan keduanya masuk ruang Kongres bersama. Dengan demikian, Anas seperti dikeroyok oleh Andi dan Marzuki. Andi disebut menawarkan diri menjadi Sekjen jika Marzuki terpilih. Kubu Anas menyebut akan menggandeng Edhie Baskoro Yudhoyono untuk menjadi Sekjen jika Anas terpilih. Jika dihitung berdasarkan perolehan suara putaran pertama, modal Anas lebih kecil. Namun, kenyataannya Anas berhasil mengalahkan Marzuki. Hurt Feeling Anas menilai, kemenangan ini adalah kemenangan Partai Demokrat. Tidak ada perpecahan apalagi perasaan sakit hati alias hurt feeling dalam pemilihan ini. “Kami bertiga akan tetap memajukan Partai Demokrat,” ujar politisi yang juga Ketua Fraksi Demokrat ini. Anas bersyukur bahwa kompetisi telah usai. Anas muncul sebagai Ketua Umum PD

menggantikan Hadi Utomo. Tak lupa, Anas menghaturkan terima kasih kepada pendukungnya dan pendukung kandidat lain. “Bahwa tantangan ke depan adalah institusionalitas pemikiran Presiden SBY, membangun soliditas dan menguatkan kualitas kader,” ujar Anas. Sebelumnya, Anas maju ke putaran kedua setelah meraih 236 suara atau 45 persen. Sementara, Marzuki menempel ketat Anas dengan jumlah dukungan 209 suara atau 40 persen. Marzuki mengucapkan selamat kepada Anas atas terpilihnya menjadi ketua umum. Ketua DPR tersebut berharap Anas mampu bekerjasama dengan dirinya selama memimpin PD. “Selamat kepada Anas Urbaningrum karena telah memenangkan kontestansi ini. Saya yakin, Anas mampu memegang amanah ini,” kata Marzuki. Andi yang dikalahkan pada putaran pertama juga tidak lupa menyampaikan ungkapan selamat kepada Anas. “Saya berikan selamat. Saya yakin Bung Anas mampu membawa Partai Demokrat ke depan. Namanya demokrasi. Siapa pun boleh beri dukungan,” kata Andi. Demokratis Pemilihan yang berlangsung dua putaran itu dinilai fair dan demokratis. “Pemilihan ini sangat demoktatis dan begitu fair. Saya kira dengan momentum ini mudah-mudahan dari masing-masing kubu tidak timbul perpecahan,” kata Pengamat Politik LIPI, Lili Romli.

kemenangan Anas Urbaningrum pada pemilihan Ketua Umum DPP Partai Demokrat periode 2010-2015 merupakan kemenangan kaum muda. “Saya ucapkan selamat untuk Anas dan Partai Demokrat yang berhasil mendorong terbukanya babak baru awal perubahan,” kata Yuddy. “Ini babak baru kepemimpinan generasi muda,” tambahnya. Yuddy yang pernah jadi anggota Komisi I DPR-RI itu menegaskan, dinamika Kongres II Partai Demokrat memberi pesan penting soal bagaimana menjadi pemimpin. “Uang bukan segalanya,” kata mantan fungsionaris DPP Partai Golkar itu.

Menurut Yuddy, kemenangan Anas adalah keberhasilannya meruntuhkan hegemoni elit partai politik dan akan mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin muda di partai lain. Sejak awal Yuddy melihat bahwa figur Anas aling pas untuk memimpin Partai Demokrat 2010-2015 dibandingkan dua calon lain, Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie. “Saya melihat sosok Anas paling pas karena banyak kemiripan dengan karakter pendiri dan Ketua Dewan pembina Partai Demokrat, Pak Yudhoyono,” kata Yuddy. (kompas.com/dtc/vnc/yat/ ade/coz)

Satu Lagi dari Blitar KEMENANGAN Anas Urbaningrum dalam pemilihan calon Ketua Umum Partai Demokrat di Kongres II partai itu, Minggu (23/5) malam, mengharumkan lagi nama Blitar, Jawa Timur. Kota kecil itu menyumbangkan lagi putra terbaiknya sebagai pemimpin nasional, menyusul para tokoh sebelumnya. Anas lahir dan besar di sebuah desa kecil luar wilayah Kota Blitar bernama Ngaglik, Kecamatan Srengat, pada 15 Juli 1969. Sebelum Anas, tokoh nasional dari Blitar yang paling menonjol tentu saja Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia dan kemudian Presiden pertama Indonesia. Meski Bung Karno lahir di Surabaya, namun Sukarno identik dengan Blitar karena orangtuanya juga lama bermukim di Blitar. Pada era akhir pendudukan Jepang, ada lagi tokoh Sukarni

yang memimpin golongan muda ketika menculik Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok agar segera membacakan proklamasi kemerdekaan RI. Jauh setelah era itu, muncul lagi tokoh menonjol dari Blitar, Boediono yang digandeng oleh Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sebagai Wakil Presiden. Sedangkan SBY lazim diketahui berasal dari Pacitan, kota kecil dekat pantai selatan Jawa namun ibundanya, Siti Habibah, pernah lama bermukim di Jl Bali, Kota Blitar. Menjelang Pemilihan Presiden 2004, Siti Habibah masih tinggal di Blitar dan SBY pun sowan ke sana. Adapun Anas juga lahir dan besar di Blitar. Ia menghabiskan masa sekolah dasar di desanya hingga sekolah di SMA Negeri Srengat, di Blitar. Anas kemudian melanjutkan kuliah di Universi-

tas Airlangga, Surabaya. Pada masa dewasa itulah, bakat kepemimpinan Anas semakin menonjol ditandai terpilihnya dia sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) periode 1997-1999. Anas adalah tipikal anak kampung tetapi terdidik dalam keluarga berpendidikan. Ayahnya seorang guru berpandangan moderat, terhormat dan berwasasan luas. Anas kecil mengenal aneka pemikiran dari buku dan majalah koleksi ayahnya. Setelah merampungkan S-1 di Surabaya tahun 1992, Anas yang dikenal cerdas dan kalem itu melanjutkan studi Magister Sains Ilmu Politik di Universitas Indonesia tahun 2000. Ia juga tengah mengikuti Program Doktor Ilmu Politik di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. (kompas.com)

Tribun Kaltim Interaktif Silakan Join: Tribun Kaltim Interaktif di facebook Ridho Jarjit Shafi Muhammad Yusuf tuntas kan segala siapa yg kasus kecil maupaun h terkait...jgn cuma para kasus besar selelu pekerja yg kena...mao dibeckingi penegak hukum kmana lagi bagi mereka yg mau dikemanakan negara tak ada kopetensi pkerjaan ini.penangkapan kayu dii selain kesitu.. basmi siapa saja yg terlibat......???? kukar hal yang biasa ujung- ujungnya bisa Yuji Anteng dieselesaiakan di luar sidang pemberian sanksi berat Iriel Sajah Silabay merupakan jalan terbaik. tidak usah diduga lagi, bagi pihak kepolisian yang memang seperti itu kan?? terlibat jangan cuman diberi sanksi dan sanksi dan sanksi mutasi. bila perlu sanksi tapi tindak lanjutnya pencopotan jabatan atau sanksi penahanan dan mana?? kalau suma bikin denda yang besar. sebab uang yang diberikan statmen untuk itu kan semua orang bisa tapi cukup untuk menutup mata seorang oknum buktikan lah kepada masyarakat jika ingin kepolisian yang mana gajinya tidak seberapa. diberantas secara menyeluruh. kami ingin lihat itu INGAT NEGARA TELAH RUGI TRILIUNAN DAN HUTAN KITA HILANG TIAP HARINYA PULUHAN pak kapolda HEKTAR. AWASI, USUT, TINDAK. HIDUP Pato Topik KEPOLISIAN hukum yang seberatRamlan Muhammad beratnya,agar dia kapok sdh luar biasa.aku salut dengan terlalu sering kayak penemuannya..g usah begitu,dan bikin malu nama dibanggain yang kayak kepolisian aja,lihat itu polisi gitu..ditangkap satu tumbuh yg di mojokerto sampai berdarah-darah menjaga seribu,aku takut pulau ini kantor dpr,di kaltim suruh jaga hutan malah pura2 bukan lagi paru2 asia melainkan paru-paru gak tau kalau ada ke giatan illegal loging,,,,,,, pembajak hutan.....

TOPIK BESOK

Sampaikan Komentar Anda melalui Tribun Kaltim Interaktif di Facebook

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimmly Asshidiqie mengusulkan agar Ketua KPK yang akan segera dipilih oleh Panitia Seleksi (Pansel) berasal dari kalangan advokat. Karena selama ini, Ketua KPK baru berasal dari kalangan Jaksa dan Polisi. Setujukah Anda?

Kaltim SENIN 24 MEI 2010

9

Menurut Lili, suasana demokratis Kongres PD II di Bandung itu terlihat dari tidak adanya intervensi Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono. SBY menyerahkan sepenuhnya pemilihan ketum itu sesuai mekanisme yang disepakati para kader PD. “Pak SBY tidak melakukan intervensi, artinya diserahkan kepada mekanisme yang ada saja,” lanjut Lili. Dikatakan Lili, munculnya Anas sebagai Ketua Umum PD ini menunjukkan adanya regenerasi kepemimpinan di tubuh PD. Hal ini juga menjadi nilai tambah bagi sosok SBY dalam membangun politik kepartaian. “SBY dan Demokrat memberikan nilai tambah dibanding dengan partai-partai lainnya. Bahwa ada regenerasi di PD,” ungkap Lili. Acara pemilihan ketua umum ini bukan penutupan Kongres. Setelah ini Anas harus membahas AD/ART bersama tim perancang. Rencananya Kongres ini ditutup dengan pidato Susilo Bambang Yudhoyono. Strategi Senyap Strategi senyap yang dijalankan Anas dinilai jitu. Anas berhasil membetot simpati ka-

der Demokrat, dan sekaligus membumihanguskan strategi high profile atau pencitraan, dan kedekatan dinasti. Penetrasi Anas ke bebarapa pimpinan cabang sejak lama merupakan gambaran gagalnya politik yang hanya mengandalkan pencitraan, dan menggaet kedekatan dinasti atau keluarga elit.Demikian penilaian Pengamat dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi. Airlangga menyebut, kemenangan Anas sebagai buah dari keringat setelah mengais kepercayaan dari tingkat bawah. “Ini kemenangan kerjakerja dari bawah. Dan bukan hanya mengandalkan dari restu politik atas,” ujar Airlangga. Menurutnya, fenomena yang terjadi di tubuh Demokrat menjadi sinyal yang positif untuk masa depan Partai Demokrat. Cita-cita memodernisasi partai, dan pelembagaan partai mulai terlihat nyata. “Ini merupakan sinyal yang baik,” paparnya. Dibandingkan dengan Andi, Anas memang layak menjadi Ketum PD karena sosoknya yang low profile. “Saya

kira dia memang layak. Makanya dipilih karena dianggap layak. Anas ini sosoknya lebih low profile dibanding dengan Andi,” ujar pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris. Syamsuddin menilai, sosok seperti Anas itulah yang lebih diinginkan masyarakat. Tidak seperti sosok Andi yang dinilai Syamsuddin lebih high profile. “Anas ini tidak meledak-ledak, sedangkan Andi kebalikannya. Di masyarakat kita, sosok seperti Andi belum disukai. Yang lebih disukai itu watak njawani (Jawa) seperti Anas, “ imbuhnya. Selain itu, Syamsuddin memberikan alasan mengapa Andi terkalahkan oleh Anas pada putaran pertama Kongres II PD. Syamsuddin mengatakan, Andi hanya mengandalkan kampanye media. “Andi kan andalannya pada kampanye media. Dia tidak punya basis. Sedangkan Anas punya basis di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),” jelasnya. Dari hasil survei juga, Anas diprediksi akan mendapat dukungan lebih banyak ketimbang Andi. “Indikasi hasil survei lebih

banyak untuk Anas. Kecuali lembaga survei Fox yang memang lebih banyak mendukung Andi,” ungkapnya. Ucapan Selamat Wakil Presiden Boediono menyampaikan ucapan selamat kepada Anas. “Selamat kepada Anas Urbaningrum atas terpilihnya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 20102015 melalui pemilihan yang demokratis,” demikian pernyataan Boediono melalui jejaring mikroblogging Twitter, hanya beberapa menit setelah Anas diketahui menang. Hubungan keduanya dipertemukan oleh sosok SBY yang memilih Boediono sebagai pendampingnya, dan Anas memilih masuk Partai Demokrat setelah mundur dari kursi anggota Komisi Pemilihan Umum. Boediono dan Anas kebetulan juga sama-sama berasal dari Blitar. Boediono sampai SMA tinggal di Jl Wahidin No 6, Kota Blitar, sedangkan Anas sampai SMA juga tinggal di Desa Ngaglik RT 02/03, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. (tribunnews.com/yat/ ade/coz)

Andi Blunder

kemenangan bagi seluruh peserta kongres. Kongres juga berjalan cantik karena didasari sikap netral Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono yang berada di belakang semua para kandidat. “Beliau (SBY) bilang, menghargai semua kandidat, meski saya punya pandangan,” ujarnya. Menurut Mubarok, pelaksanaan Kongres kali ini yang menempatkan Anas dan Marzuki Alie sebagai pemilik suara terbanyak, mematahkan sebuah teori politik bisik-bisik, gembar-gembor, menonjolkan penampilan dengan memperbanyak iklan di mana-mana. “Kalau ada calon yang balihonya terlihat banyak, memang iya. Tapi, kalau soal dukungan, saya tidak percaya. Buktinya? Ini juga menunjukkan sikap Pak SBY yang netral,” ujar ketua tim sukses Anas Urbaningrum itu. Seperti diketahui, konsultan politik Fox selalu berhasil dalam menangani pelaksanaan event-event politik. Saat Pilpres lalu, Fox berada di belakang kemenangan pasangan SBYBoediono. Fox juga sukses mengantarkan Aburizal Bakrie terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar, dan

sukses menempatkan Hatta Radjasa sebagai Ketua Umum DPP PAN. Pengamat politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) Ari Sujito menilai kegagalan Andi Malarangeng tidak terlepas dari kecenderungan baru yang kini menghinggapi partai politik di Indonesia. Beberapa partai mulai mengkritisi pola-pola hight profile. Pola hight profile mempengaruhi psikologi, konsolidasi, bahkan demokrasi yang kini dibangun di tubuh partai, termasuk Partai Demokrat. “Selama ini kelihatan yang bernafsu adalah Andi Mallarangeng, sehingga itu justru menjadi citra negatif. Hight profile tidak cocok di Demokrat, dan saya melihat langkah Andi menjadi blunder,” kata Ari Sujito kepada tribunnews, Minggu. Selain itu, lanjutnya, saat ini DPC Partai Demokrat memiliki ruang bergerak dalam mengatur ritme negosiasi. Pengurus DPC Demokrat tidak lagi mempertimbangkan citra dan hight profile sebagai acuan pilihan. ri menilai keberhasilan Anas tidak terlepas dari kerjakerja gerilya politik yang dijalaninya bersama tim

sukses. Anas berhasil menyakinkan kader terutama generasi muda Demokrat. “Gerilya Anas berhasil,” cetusnya. Dia menegarai, Anas berpeluang menata Demokrat dengan apik. Anas akan menggunakan pendekatan intelektualitas. “Saya melihat Anas lebih cocok karena memiliki visi, jaringan dan kapasitas,” ujar Ari. Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menyatakan siapapun yang terpilih sebagai ketua umum Partai Demokrat dala Kongres II di Bandung, maka dia memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding ketua umum hasil Kongres I Bali, Hadi Utomo. Hal ini disebabkan, SBY selaku Ketua Dewan Pembina, tidak bisa mencalonkan diri lagi pada Pemilu Presiden 2014-2019. Namun, lanjut Burhanuddin, posisi SBY sebagai “get electoral” untuk pilpres selanjutnya masih diperhitungkan. “Ketua umum yang sekarang lebih powerfull dibanding dari hasil di Bali. Karena SBY tidak bisa mencalonkan lagi,” jelasnya. Dan sangat mungkin, Anas maju sebagai Capres pada Pemilu 2014 nanti. (tribunnews/yat/ade/coz)

Sambungan Hal 1

pertama diselesaikan Andi sudah memberikan statemennya ke wartawan. Andi menyampaikan pidato kekalahannya. “Kami sudah melakukan hal terbaik, saya memberikan selamat untuk kedua calon yang maju ke putaran kedua. Beginilah demokrasi ada yang menang dan ada yang kalah. Siapa pun yang menang saya berharap bisa memimpin partai dengan baik,” kata Andi saat diwawancarai wartawan. Andi mengaku ia memang kalah jam terbang dibanding dua seterunya dalam aktifitas kepartaian di Demokrat. Inilah menurutnya yang membuatnya kalah telak. “Saya akui minim intensitas bergerak di tingkatan organisasi partai di daerah,” katanya. Kekalahan Andi juga dapat dilihat sebagai sebagai kesalahan strategi Fox, sebuah lembaga konsultan politik. “Ini kekalahan strategi (Fox) saja. Para kader, konsituen Demokrat, ternyata sudah cerdas,” kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Achmad Mubarok. Yang jelas, sebut dia, ini

Lorenzo Kokoh di Puncak Sambungan Hal 1

Casey Stoner. Padahal, tim Ducati sudah menyetel tenaga Desmosedici GP10 selembut mungkin, namun pebalap Australia itu tampak sedikit mengalami kesulitan. Posisi ketiga direbut Andrea Dovizioso yang tampil luar biasa hebat. Tinggal dua lap terakhir ia berhasil melibas rekan setimnya Dani Pedrosa. Dan ini podium pertamanya musim ini. Nasib tragis diterima Pedrosa. Pada lap terakhir, ia

menikung terlalu melebar, sehingga posisi keempat lepas disambar pebalap Ducati, Nicky Hayden. Jalan Lomba Rossi melakukan start sempurna, Pedrosa berhasil menggeser Lorenzo. Tapi setengah putaran kemudian Lorenzo menyalip Pedrosa. Pada putaran kedua, Stoner terjatuh, padahal ia menempel rapat di belakang Rossi, Lorenzo dan Pedrosa. Pebalap Australia itu tak melanjutkan lomba. Pada lap keenam, Lorenzo tampak tidak memaksa diri menyalip rekan setimnya. Beberapa kali di tikungan tertentu, ia memancing agar Rossi membuka ruang. Selain itu, pebalap satelit Yamaha Ben Spies terjatuh dan

HASIL LOMBA 1. Jorge Lorenzo 2. Valentino Rossi 3. Andrea Dovizioso 4. Nicky Hayden 5. Dani Pedrosa 6. Marco Melandri 7. Randy de Puniet 8. Hector Barbera 9. Aleix Espargaro 10. Marco Simoncelli 11. Hiroshi Aoyama 12. Colin Edwards 13. Mika Kallio 15. Ben Spies 16. Casey Stoner 17. Alvaro Bautista

Yamaha Factory Yamaha Factory Honda HRC Ducati MotoGP Honda HRC Honda Gresini Honda LCR Ducati Aspar Ducati Pramac Honda Gresini Honda Interwetten Yamaha Tech3 Ducati Pram Yamaha Tech 3 Ducati MotoGP Suzuki MotoGP

ini untuk kedua kalinya dalam minggu ini. Sedangkan Loris Capirossi (Suzuki) mengalami gangguan pada sistem kelistrikan. Pada lap ke-11, Lorenzo melibas Rossi di tikungan

44:29.114 +05.672 +07.872 +09.346 +12.613 +21.918 +29.288 +33.128 +33.493 +33.805 +34.346 +37.123 DNF DNF DNF DNS

chicane dan meninggalkan rekan tersebut. Sementara jarak Pedrosa dengan Rossi mulai menjauh. Lorenzo akhirnya juara disusul Rossi dan Dovizioso. (kompas.com)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.