TRIBUNKALTIM - 15 NOVEMBER 2011

Page 17

20

SELASA 15 NOVEMBER 2011

nunukan sepintas BIDAN DILATIH KETERAMPILAN MANAJEMEN BAYI - Dinas Kesehatan Nunukan selama tiga hari mengadakan kegiatan peningkatan kemampuan dan keterampilan manajemen bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Kegiatan itu diikuti para bidan di Kabupaten Nunukan. “Peserta yang kita ikutkan pelatihan

tribun tarakan-nunukan ada 13 orang. Kegiatan ini atas kerjasama dengan Kesga Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Peserta 13 orang bidan ini dari semua Puskesmas se-Kabupaten Nunukan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Nunukan dr Haji Andi Akhmad. Akhmad mengatakan, kegiatan ini digelar untuk meningkatkan keterampilan para bidan dalam penanganan BBLR. “Sehingga BBLR dapat hidup dengan sehat yang berdampak pada menurunnya angka kematian bayi,” ujarnya. Selama mengikuti pelatihan, para bidan ini dibekali pengetahuan oleh fasilitator dr

Lukas Daniel Leatemia MKes MPd yang merupakan Dosen Fakultas Kedokteran Unmul Samarinda dan Kasie Anak Dinkes Kaltim. Saat menutup kegiatan itu, Andi Akhmad berharap agar seluruh bidan yang telah dilatih dapat mengamalkan ilmunya dengan baik dan membagi ilmu tersebut dengn bidan yang lain. (noe)

JUMAT, PROGRESS RAZIA TKI KEMBALI DIBAHAS DI KK - Pemerintah Negara Bagian Sabah dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia

(KJRI) Kota Kinabalu, Jumat (18/11) akan membahas progress razia tenaga kerja Indonesia (TKI) di wilayah Sabah. “Kemungkinan hari Jumat nanti akan dibahas juga masalah razia itu,” kata Konsul Umum KJRI Kota Kinabalu Soepeno Sahid. Ia mengatakan, dalam rapat Jumat nanti akan hadir Ketua Imigresyen Sabah. “Dari program 5 P yang digelar di Sabah, sekarang sudah masdk P ke 4 yakni penguatkuasaan atau penegakan hukum. Jadi dilakukan operasi penangkapan. Hari Jumat nanti membahas mengenai program 5P di

sabah. Apa kendala dan permalasahannya,” ujarnya. Sesuai jadwal, razia sebenarnya berlangsung mulai 18 oktober hingga dua bulan kemudian. “Tetapi hingga saat ini kita belum melihat kegiaan itu secara mencolok atau masif apalagi dilaksanakan terpadu. Masih tenangtenang saja,” ujarnya. Sejauh ini deportasi masih rutin dilakukan Pemerintah Negara Bagian Malaysia. Namun deportasi dimaksud tidak terkait dengan program 5 P yang diadakan di Malaysia. “Kalau 5 P belum ada pemulangan,” ujarnya. (noe)

3 Anak di Juata Laut Menderita DBD ● Dinkes Tarakan Belum Menerima Laporan

TRIBUNKALTIM/NIKO RURU

Ketua Kwarcab Nunukan Trisno Hadi, Senin (14/11) diterima Konsul Umum KJRI Kota Kinabalu Soepeno Sahid di Kantor KJRI KK, Sabah, Malaysia.

Undang Pelajar Indonesia di Malaysia ke Sebatik NUNUKAN, TRIBUN - Konsul Umum KJRI Kota Kinabalu Soepeno Sahid meminta Pengurus Kwartir Cabang Pramuka Nunukan mengundang pelajar Indonesia di Malaysia ke Sebatik. Pasalnya Indonesia akan melaksanakan Pelayaran dan Perkemahan Saka Bahari Nasional di Batu Lamampu Pulau Sebatik, akhir tahun ini. Soepeno saat menerima Ketua Kwarcab Nunukan Trisno Hadi dan anggota Mabicab Aseng Gusti Nuch mengungkapkan, keikutsertaan anakanak yang mayoritas orangtuanya bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) ini, diharapkan bisa menjadikan mereka saling kenal dengan Pramuka dari seluruh Indonesia sekaligus sharing pengalaman. “Jadi sekaligus untuk refreshing bagi mereka. Memang pada bulan lalu, ada yang ke Nunukan pelajar dari sini. Tapi kita berharap mereka bisa ikut ke

Sebatik,” ujarnya. Para pelajar Sekolah Indonesia di Kota Kinabalu akan kembali diaktifkan mengikuti kegiatan Pramuka. Konsul Umum KJRI Kota Kinabalu Soepeno Sahid mengatakan, Pramuka bisa diaktifkan di sekolah Indonesia formal dan non formal yang ada di Kota Kinabalu. Khusus sekolah formal Indonesia tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, terdapat sekitar 400 anak. Selain itu, sebagian besar anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) di Sabah dapat belajar di 28 learning center yang tersebar di Sabah. “Untuk learning center 15 setingkat SD dan 13 setingkat SMP. Nanti kita bisa join yang formal dan non formal,” ujarnya. Sedikitnya masih ada sekitar 40 ribu anak Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan dasar di Sabah. “Kedepan kalau ada program paling tidak bisa kita kawinkan, kita sinergikan,” katanya. (noe)

TARAKAN, TRIBUN – Tiga anak di RT 3 Kelurahan Juata Laut Kecamatan Tarakan Utara menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD). Mereka mengalami panas tinggi disertai kondisi tubuh yang terus melemah. Tiga anak ini langsung mendapatkan perawatan intensif di dua rumah sakit di Tarakan, yakni Rumah Sakit (RS) Pertamedika dan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan. Armin, orangtua seorang anak penderita DBD mengungkapkan, sudah empat hari anaknya dirawat di RS Pertamedika, karena terkena DBD. “Kata dokter anak saya menderita DBD, setelah cek darah,” ucapnya. Warga RT 3 Kelurahan

Juata Laut ini mengaku, di tempat tinggalnya ada tiga anak, termasuk anaknya menderita DBD. Dua anak di lingkungan rumahnya dirawat di RSUD Tarakan, sedangkan anak Armin dirawat di RS Pertamedika. Armin berharap Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan segera mengatasi penyebaran DBD di RT 3 Kelurahan Juata Laut dengan cara fogging dan pemberian abate. “Saya harap Dinkes jangan tutup mata. Cepat datang ke lingkungan kami untuk mengatasi penyebaran DBD, dengan melakukan fogging atau abate. Jangan sampai ada lagi anakanak di lingkungan kami yang terkena DBD,” ungkapnya, Senin (14/11). Dinkes Tarakan yang

dikonfirmasi tentang adanya tiga anak yang menderita DBD di Kelurahan Juata Laut mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan ada penderita DBD dari tiga rumah sakit di Tarakan. “Hingga saat ini kami belum dapat laporan dari Rumah Sakit Pertamedika atau pun RSUD Tarakan tentang tiga anak yang menderita DBD di Juata Laut. Biasanya kalau ada yang positif menderita DBD, pasti kami dilapori,” ungkap Hartini Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan (P2PPL) Dinkes Tarakan, Senin (14/11). Mengenai permintaan warga agar segera dilakukan fogging dan pemberian abate,

kata Hartini, Dinkes memiliki prosedur sendiri. “Kami tidak bisa sembarangan fogging ataupun memberikan abate. Ini ada prosedurnya. Tim kami nanti yang bisa menilai apakah di lingkungan tersebut dilakukan fogging dan pemberian abate atau tidak,” katanya. Menurut Hartini, fogging bukanlah solusi yang tepat untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypti. Pasalnya dengan fogging hanya membunuh nyamuk dewasa sedangkan jentik nyamuk masih ada. “Fogging itu bersifat sementara, malah nanti kalau fogging dilakukan terus menerus malah nyamuk jadi kebal. Seharusnya untuk mengatasi penyebaran DBD masyarakat harus rajin melakukan 3 M (menguras, menimbun, menutup) di lingkunganya,” ucapnya. (jnh)

Jentik Nyamuk di Penampungan Air Dispenser MUNGKIN masih banyak warga yang tidak mengetahui, jika dispenser untuk keperluan air minum rumah tangga adalah salah satu tempat perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegypti yang dapat menularkan penyakit DBD. Hasil pengamatan di lapangan oleh petugas Dinkes Tarakan, ternyata ketidakteraturan membuang air penampungan dispenser dapat menjadi tempat jentik nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD. “Kami pernah melakukan pengamatan di lapangan beberapa waktu lalu, ternyata di rumah-rumah warga, terutama di penampungan air dispenser, kami menemukan jentik nyamuk,” ucap Alicia Rahmiaty, Pelaksana Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tarakan. Alicia mengungkapkan, dengan penemuan jentik nyamuk di penampungan air dispenser, ia meminta kepada warga untuk rajin-rajin

membersihkan, agar jentik nyamuk tidak berkembang biak. “Jangan lupa membuang air tampungan dan selalu rajin

membersihkan sisi tampungan dispenser secara berkala. Atau bisa juga tidak memasang tempat tetesan air di bagian depan dispenser,” ucapnya. (jnh)

Ada 4 Penderita Meninggal BERDASARKAN data Dinkes Tarakan dari tiga rumah sakit di Tarakan, yakni Rumah Sakit Pertamedika, Rumah Sakit TNI AL, dan RSUD Tarakan tercatat sejak Januari hingga Oktober ada 33 kasus DBD di Tarakan, empat orang dinyatakan meninggal dunia. “Mereka yang meninggal ini karena terlambat dibawa ke rumah sakit, dan keadaan penderita sudah koma, sehingga penderita akhirnya meninggal dunia,” ucap Hartini Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan (P2PPL) Dinkes Tarakan. Sedangkan pertengahan November hingga saat ini, tidak ada pasien DBD meninggal dunia, hanya saja Dinkes

mendapatkan laporan ada 10 penderita DBD yang dirawat di RSUD Tarakan. Penderita DBD kebanyakan anak-anak. Hartini menambahkan, dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk, ia meminta kepada warga untuk selalu membersihkan rumah dan lingkungannya, terutama melaksanakan 3 M (menguras, menimbun, menutup) dan penampungan air dispenser. “Percuma saja kita lakukan fogging dan pemberian abate kalau warga sendiri tidak menjaga kebersihan rumah dan lingkunganya. Seperti yang terbukti di lapangan petugas kami menemukan jentik nyamuk di penampungan air dispenser, yang jarang dibersihkan,” ujarnya. (jnh)

Richard Wellianto, Peraih Medali Perunggu Olimpiade Matematika

Anggaran Belanja Mencapai Rp 1,5 Triliun “Sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak memberi pelayanan kepada masyarakat secara prima” Kurniadi Juru Bicara Fraksi PDIP Berau

TANJUNG REDEB, TRIBUN - Setelah melalui berbagai pertimbangan dan rapat marathon antar fraksi, akhirnya DPRD Kabupaten Berau mengesahkan Raperda APBD 2012 yang diajukan oleh eksekutif, menjadi perda yang bersifat mengikat. Pengesahan APBD 2012 itu dilakukan dalam rapat paripurna mendengarkan pandangan akhir dari fraksifraksi di DPRD Kabupaten Berau, Senin (14/11). Dalam perda tersebut dinyatakan bahwa untuk tahun 2012 nanti target pendapatan daerah dari Kabupaten Berau diperkirakan akan mencapai Rp 1,071 triliun, yang berasal dari berbagai sektor baik dari pajak maupun bagi hasil provinsi. Sementara anggaran

belanja yang harus dikeluarkan oleh kabupaten di utara Kaltim ini mencapai Rp 1,568 triliun terdiri dari Rp 1,041 triliun belanja langsung seperti gaji pegawai sementara sisanya adalah anggaran yang dipersiapakan untuk kebutuhan belanja tak langsung Dalam pandangan akhir yang dibacakan oleh masingmasing perwakilan, ketujuh fraksi DPRD secara substansi menyetujui rencana anggaran yang diajukan eksekutif , namun tentunya mereka memberikan berbagai catatan terutama kepada tiap SKPD yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana ini. Contohnya Fraksi PKS, dalam pandangan akhir yang dibacakan ketua fraksi Ali Yusron menyoroti tentang masih tingginya biaya promosi objek wisata yang harus dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya dalam APBD di tahun 2012. Angka tersebut jauh melebihi dana yang disiapkan untuk perbaikan sarana dan prasarana menuju objek wisata yang ada. Menurut Ali Yusron, sebelum berpromosi lebih jauh, semua sarana dan parasarana itu harus disiapkan terlebih dahulu. Jangan sampai kemudian promosi yag dilakukan justru menjadi

bumerang, karena fasilitas pendukung belum tersedia. Sementara itu pandangan akhir Fraksi PDIP lebih menyoroti sektor kesehatan terutama dengan dialihfungskannya RSUD Ahmad Rivai menjadi Bdaan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dengan status baru ini diharapkan kedepannya BLUD bisa memberikan pelayanan yang lebih baik ke masyarakat. “Sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak memberi pelayanan kepada masyarakat secara prima,” ucap Kurniadi yang ditunjuk menjadi juru bicara. Hal yang hampir sama diungkapkan Mukhlis juru bicara dari Fraksi Partai Demokrat yang menginginkan, perubahan status ini membawa perubahan dalam pelayanan kepada pasien maupun keluarganya. Usai sidang Bupati Berau Makmur HAPK menyampaikan terima kasih atas kinerja dari Dewan yang telah bekerja keras beberapa hari belakangan sehingga APBD 2012 ini bisa cepat disahkan. Ia juga menyatakan harapannya kepada setiap SKPD agar tahun depan segala sesuatu yang telah direncanakan dalan anggran ini bisa dilaksankan dengan baik oleh masing-masing SKPD. (m35)

Dipaksa Selesaikan 4 Soal dalam 10 Menit PROFIL SETELAH digembleng selama dua minggu dengan berbagai macam soal yang berkaitan dengan ilmu ukur dan berbagai bentuk persamaan akhirnya Richard Wellianto sukses mengharumkan nama bangsa dan negara dengan menggondol medali perunggu pada ajang World Mathematic Team Championship yang berlangsung di Shanghai pada awal November kemarin. Sekilas tak ada yang istimewa dari Richard. Di balik wajah tirusnya terkesan ia adalah pribadi introvert dan pendiam. Namun siapa sangka dibalik itu semua justru tersimpan kerja motorik otak kiri yang luar biasa sehingga ia bisa menyabet berbagai penghargaan dalam bidang matematika termasuk yang baru diraihnya baru-baru ini di Shanghai. Richard yang saat ini masih tercatat sebagai siswa kelas 1 di SMAN 4 Berau mengisahkan perjuangannya meraih sukses. Untuk sampai ke sana perjuangan itu tidaklah mudah. Dia harus mengikuti berbagai seleksi yang diadakan mulai dari tingkat sekolah sampai kemudian ia mengikuti training center dari Surya Intitute. Dia diinapkan bersama beberapa rekannya dari kerbagai kota untuk megikuti training. Namun dari semua itu perjuangan paling berat dirasakan adalah ketika ia harus bersaing dengan beberapa peserta dari berbagai negara seperti Amerika, Filipina dan China selaku tuan rumah, di ajang Olimpide Matematika tersebut. Bersama rekanrekanya ia dipaksa untuk

menyelesaikan 4 soal tentang ilmu hitung hanya dalam waktu 10 menit dan soal-soal itu menurutnya termasuk dalam kategori kelas berat. Lolos dari situ ia masih harus memutar otak untuk menyelesaikan dua soal tentang persamaan yang jauh lebih rumit hanya dalam waktu 10 menit, dan semua itu tentunya memerlukan ketelitian yang lebih mendalam. Karena sedikit saja keliru dalam penjumlahan atau pengurangan maka akibatanya bisa merembet kepada hasil akhir. Untunglah ia tak sendiri ketika menghadapi itu semua karena ia juga dibantu oleh rekan-rekan setimnya yang juga sama-sama berjuang untuk memberikan hasil terbaik pada kejuaraan beregu ini. Matematika dan ilmu hitung lainnya memang bukan hal rumit bagi Richard meski sebagian besar siswa menganggap mata pelajaran ini sebagai momok yang menakutkan. Namun tidak bagi siswa kelahiran Surabaya 24 November 1997 ini.

Richard bahkan lebih membenci bergaul dengan pensil warna untuk pelajaran menggambar dibandingkan harus memcahkan rumus-rumus sulit maupun hukumhukum fisika. Dari kecintaannya pada bidang studi matematika itu Richard tercatat beberapa kali menyabet pengharagaan dan mengikuti lomba hingga tingkat provinsi dan nasional. Prestasi itu bahkan sudah diukirnya sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Tercatat ia pernah mewakili Kabupaten Berau dalam olimpiade sains nasional saat masih duduk di Sekolah Dasar, prestasi yang kembali diulanginya ketika menginjak bangku SMP, bahkan ketika diadakan kompetisi Matematika Se Kaltim yang diadakan salah satu BUMN ia langsung didaulat sebagai juara. Ditanyakan tentang targetnya ia menyerahkan sepenuhnya kepada putaran nasib dan membiarkan hidupnya seprti air yang mengalir.(m35)

BIOFILE Nama Lengkap : Richard Wellianto TTL : Surabaya 24 November 1997 Prestasi : ● Peringkat 4 Olimpiade Sains Interasional Provinsi Kaltim tingkat SD ● Peringkat 5 Olimpiade Sains Internasional Provinsi Kaltim tingkat SLTP ● Juara 1 Kompetisi Mamtematika Se Kalimantan Timur Medali Perunggu World Matematic Team : Championship, Beijing Sekolah : SDN 002 Kabupaten Berau SMPN 1 Kabupaten Berau SMAN 4 Kabupaten Bera Orangtua : Andy Wellianto & Cuati Karno (M35)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.