CMYK
30
SABTU 14 NOVEMBER 2009
TRIBUN KALTIM/RINI
Gedung SMPN 2 Balikpapan yang berlokasi di Jl Piere Tendean dengan fasilitas sekolah yang lumayan lengkap (kiri). Kawasan sekolah yang tampak asri dan teduh. Kebersihan juga amat dijaga di sekolah ini (kanan).
prestas! Diminta Ceramah USIANYA masih muda 13 tahun. Tapi jangan salah sangka. Di usianya yang muda ini justru Rizqi sudah terlihat dewasa dalam bersikap dan berpikir. Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di rumah, ia mampu bersikap layaknya seorang wanita dewasa. Selain menjadi murid yang taat, patuh dan rajin di sekolah, gadis remaja ini memiliki prestasi yang jarang dimiliki anak sebayanya. Ia telah menjadi seorang penceramah agama! Tidak saja untuk kalangan teman sekolah, remaja saja, tapi juga mampu memberikan ceramah di depan orangtua (dewasa). “Saya sering diundang ceramah di masjid di Balikpapan ini. Sering juga diminta mengaji,” ujar Rizki. Kegiatan ceramah yang kerap dilakukannya itu seperti memberikan penerangan dan kampanye bahaya narkoba kepada remaja masjid dan juga di depan orangtua yang mengikuti acara tersebut. Soal mengaji jangan pernah diragukan, karena Rizki jagonya. Ia bahkan pernah meraih juara pertama mengaji di MTQ Syarhil Quran di Balikpapan. (rin)
Biofile Nama : Rizqi Susiani Tempat, tgl lahir : 1 Desember 1995, Balikpapan Umur : 13 tahun Alamat : JL DI Panjaitan RT 47 No 06 Kelas : IX - 6 SMPN 2 Balikpapan Nama Ayah : Susihana Nama ibu : Asnani Hobi : Mengaji, ceramah Cita - cita : Jadi ustadzah dan dokter Prestasi diraih : ■ Juara I muraptal putri tingkat Kota Balikpapan ■ Juara I pidato Bahasa Indonesia tingkat Kota Balikpapan ■ Juara II pidato Bahasa Indonesia tingkat propinsi Kaltim di Sangatta ■ Juara I MTQ Syarhil Quran tingkat Kota Balikpapan ■ Juara III kaligrafi se-Balikpapan.(rin)
SMPN 2 Balikpapan
Belajar dengan Media Audio Visual Zaman semakin canggih, bidang pendidikan pun tak mau ketinggalan. Jika dulu guru memberikan catatan dengan menulis di papan tulis atau dikte, kini metode itu mulai ditinggalkan. Seperti di SMPN 2 Balikpapan yang menggunakan media audio visual dengan bantuan laptop dan layar (screen) proyektor sebagai metode pengajaran kepada murid. DALAM sebuah ruang kelas yang digelapkan, muridmurid SMPN 2 tampak serius memperhatikan layar monitor (screen) berukuran 2 x 2 meter yang disambungkan dengan laptop di depan kelas. Di sampingnya, seorang guru menerangkan gambargambar bergerak dan bersuara (audio visual) yang dijadikan materi ajar. Dengan tampilan penuh warna, murid-murid seperti menonton film di dalam kelas. Pengajaran pun menjadi tak bosan dan membuat ngantuk. Laptop dan proyektor dapat dipakai sebagai media pembelajaran untuk semua bidang studi sesuai dengan karakteristik materi masingmasing. Untuk membuat desain powerpoint yang baik dibutuhkan kemampuan khusus, para guru perlu mempelajari cara mendesain pesan dengan baik agar tampilannya dapat menumbuhkan minat belajar murid agar dapat belajar dengan mudah. Pembelajaran dengan media
modern seperti ini telah dua tahun dilakukan SMPN 2 Balikpapan. Baik guru dan semua muridnya telah ‘melek’ dengan perangkat teknologi canggih ini. “Dengan tampilan audio visual gerak, mempunyai banyak keunggulan membantu pembelajaran,” ujar Sri Haryatmo, Kepala SMPN 2 Balikpapan. Data informasi yang Tribun dapatkan, dengan menggunakan media audio visual gerak, murid dapat menyerap ilmu sebanyak 94 % dari materi yang ditampilkan. Dengan perincian 83 % melalui indra penglihatannya dan 11 % melalui indra pendengarannya. Hal ini menunjukkan bahwa media audio visual gerak seperti LCD sangat baik digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah. Penggunaan teknologi memang membutuhkan biaya besar. Apalagi harganya cukup mahal untuk ukuran sekolah di Indonesia. Namun dengan keterbatasan dana yang dimiliki, sekolah ini tak pantang menyerah. (rin)
TRIBUN KALTIM/RINI
Di sini murid-murid belajar komputer dengan segala programnya.
Punya 24 Unit Laptop PEMBELAJARAN di kelas bertujuan membangun pengetahuan murid dalam bidang studi atau keterampilan. Pengetahuan itu bisa diperoleh dengan berbagai cara. Di zaman modern saat ini, guru perlu cara yang mampu menggugah motivasi muridnya untuk belajar. Sejenak coba kita pikirkan, mengapa anak lebih suka menonton televisi dibandingkan belajar? Jawabannya karena terkait motivasi pada anak tersebut dan memang televisi punya daya pikat. Karena itulah, penyajian materi yang disajikan melalui televisi lebih menarik daripada penyajian materi di dalam kelas oleh guru. Inlah alasan mengapa
CMYK
screen proyektor dan laptop mulai digalakkan di sekolah. Selain itu, agar murid dan guru lebih akrab dengan teknologi yang dapat membantu mereka dalam dunia pendidikan. “Saat ini kami memiliki 24 unit screen dan laptop,” ujar Sri. Jumlah itu terdiri dari 7 unit screen dan 7 unit laptop ditaruh di kelas III (kelas IX). Khusus yang ditaruh di kelas III sudah permanen semua. Sedangkan untuk kelas I-II (VII - VIII) 7 unit screen dan laptop dipakai secara bergantian. Saat ini pihak sekolah juga sedang mengusahakan agar para guru dapat mengunakan laptop secara pribadi.(rin)
inovas! Bahasa Inggris Lima Jam MULAI November 2009 di akhir tahun ini, SMPN 2 Balikpapan mulai menambah satu jam pelajaran untuk Bahasa Inggris. Kini menjadi lima jam per minggunya dari empat jam per minggu sebelumnya. Kebijakan ini untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan anak dalam berbahasa asing internasional itu. “Sekolah ini juga memiliki laboratorium bahasa dua buah untuk menunjang belajar bahasa,” tutur Kasemen. Selain Bahasa Inggris yang digiatkan, sekolah ini juga rajin memberikan imbauan kepada semua murid mengenai peraturan sekolah. Imbauan ini diserukan lewat ‘iklan’ yang ditayangkan di slide layar proyektor saat guru menerangkan materi di kelas. Seperti contohnya murid diwajibkan selalu menjaga kebersihan, mematuhi jam masuk sekolah saat pagi hari. Atau juga dilarang memanjat tembok pagar sekolah. Semua seruan ini berulang kali diingatkan melalui ‘iklan’ tayangan di kelas. Namun tentu saja dengan gambar lucu yang menarik minat murid.(rin)
TRIBUN KALTIM/RINI
Iklan tayangan di slide untuk mengingatkan murid agar mematuhi peraturan sekolah.