E-paper Surya Edisi 14 Agustus 2012

Page 14

12

sidoarjo-gresik

SELASA, 14 AGUSTUS 2012

surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Rute Alternatif Dipersiapkan ■ Arteri Porong Selesai 1,2 Km dari 7,2 Km SIDOARJO, surya - Proyek arteri Porong belum sepenuhnya rampung menjelang Lebaran tahun ini. Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) hanya mengerjakan 1,2 km dari total 7,2 km jalan itu. Namun Dinas Perhubungan Sidoarjo telah menyiapkan jalan alternatif untuk bisa masuk 6 Km arteri Porong yang sudah selesai dibangun. Pejabat Pembuat Komitmen BPLS Ahmad Purwanto yangberharap arteri Porong sepanjang 7,2 Km bisa dimanfaatkan untuk pemudik, ternyata tak terpenuhi. “Meski demikian masyarakat bisa menikmati arteri sepanjang 6 Km yang sudah selesai,” kata Totok, panggilan akrab Ahmad Purwanto, Senin (13/8). Menurut dia, sisa arteri 1,2 Km ini dijadwalkan kelar November. Alasan dia, masih ada warga di Desa Ketapang, Ke-

Volume kendaraan di Jalan Raya Porong akan berkurang karena arteri Porong sudah bisa dilalui. Kami prediksi berkurang hingga 30 persen. AKP M Fahri Anggia Natua Siregar

Kepala satuan lalu lintas polres sidoarjo

camatan Tanggulangin yang belum mau melepas lahannya seluas 1 hektare. “Kami sudah menitipkan uang ganti ruginya di Pengadilan. Tinggal berkoordinasi dengan Bupati untuk melaksanakan pembangunan fisik di lahan itu,” ujarnya. Jika saja kelar sebelum Lebaran, arteri Porong itu bisa diakses pengguna jalan bermobil maupun bermotor dari Jalan Porong. “Jadi kalau dari arah

Surabaya, ya lewat dari tol,” ucapnya. Sementara, Kepala Dinas Perhubungan M Husni Thamrin menyebutkan, meski belum seluruhnya selesai, arteri Porong tetap bisa diakses pengendara sepeda motor melalui sejumlah jalan alternatif di sepanjang arteri Porong itu. “Misalnya, bisa masuk lewat Desa Ketegan, Tanggulangin,” tandasnya, Senin malam. Menurut dia, keberadaan jalan alternatif itu disosialisasikan dengan 1.000 peta gratis di beberapa Pos Operasi Ketupat 2012. Sedangkan Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Sidoarjo Ajun Komisaris M Fahri Anggia Natua Siregar memperkirakan, para pemudik tetap memilih Jalan Raya Porong daripada jalan alternatif. Beruntung, sudah banyak perbaikan di jalan raya itu. (ain)

Salat di Pengadilan demi Akta Gratis SIDOARJO, surya - Warga Korban Lapindo Menggugat (KLM) kembali menuntut akta kelahiran gratis. Mereka telah menggelar beragam bentuk aksi sejak awal Juni 2012. Kali ini, mereka beraksi dengan salat hajat berjamaah di halaman Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Senin (13/8) siang. Puluhan warga asal Desa Glagaharum (Kecamatan Porong), Desa Kalidawir, Desa Penatarsewu dan Desa Gempolsari (Kecamatan Tanggulangin) itu menggelar tikar dan sajadah di halaman pengadilan. Layaknya aturan salat, para lelaki di barisan depan dan para perempuan di belakang. "Kami akan salat Dhuha dua rakaat dan salat Hajat empat rakaat,” ucap Syahirin, warga yang ditunjuk menjadi imam salat. Tidak lebih dari 30 menit, salat sunat berjamaah itu selesai. “Kami berdoa agar hajat kami dikabulkan oleh Allah SWT,” cetus Abdul Muntholib, sekretaris KLM.

surya/mustain

BERJeMAAH - Warga Korban Lumpur Menggugat saat salat sunah di halaman kantor Pengadilan Negeri Sidoarjo, Senin (13/8). Mereka berharap, Ketua Pengadilan Negeri, Sri Andini, dibukakan pintu hatinya agar warga bisa mengurus akta gratis dan tanpa sidang penetapan. “Seperti yang sudah pernah kami sampaikan, 350 berkas kami untuk mengurus akta kelahiran ditolak karena tidak melampirkan SKTM (surat keterangan tidak mampu),” tandasnya. Aksi salat ini tentu saja menarik perhatian orang-orang yang lewat. Sejumlah polisi tampak datang tetapi usai aksi warga

berakhir. Seperti sering diberitakan, warga korban lumpur ini menuntut akta kelahiran gratis karena merasa tidak mampu membayar biaya pengurusan akta setelah ekonominya berantakan terimbas luapan lumpur Lapindo. Mereka umumnya terlambat mengurus akta sejak setahun setelah anak mereka lahir. Karena terlambat itulah, sesuai aturan, pemohon akta kelahiran harus melampirkan surat penetapan dari pengadilan. (ain)

Pemberi Bantuan Tolak Publikasi Nama SIDOARJO, surya - 200 Paket sembako untuk persiapan Lebaran dibagi-bagikan kepada keluarga pra sejahtera di Balai Desa Larangan, Kecamatan Sidoarjo, Senin (13/8). Pembagi bantuan yang tak mau dipublikasikan namanya itu juga memberikan roti untuk anak-anak yang ikut ibunya antre sembako. Sebelum pembagian, si dermawan sudah berkoordinasi dengan aparat desa untuk menentukan tiga tempat penukaran kupon dengan paket semba-

ko berisi berisi 3 kg beras, 1 liter minyak goreng, 1 kg gula dan 2 bungkus mie instan. Menurut Kepala Desa Larangan A Probosojo, kupon tersebut hanya untuk warga desanya. Ia sebenarnya hanya menyodorkan data 170 keluarga pra sejahtera. Sebelumnya, dermawan itu juga membantu 100 paket sembako di wilayah RW 3 yang menaungi 4 RT dan masing-masing RT mendapat 25 paket. Si dermawan itu juga hadir dalam acara kemarin. Ia se-

join facebook.com/suryaonline

ngaja tidak mau disebut dalam pemberitaan atau di masyarakat karena hanya ingin berbuat baik. “Masyarakat saat ini butuh banyak biaya,” tuturnya. Ia tidak mau disebutkan bidang usahanya, namun mengaku usahanya dijalankan di kawasan Jati Kepuh. Sementara, Camat Sidoarjo Agus Maulidy yang ikut membagikan sembako, memberi apresiasi kepada dermawan itu. “Ini agar tidak ada kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin," katanya. (mif)

surya/rudi mulya

MASIH DIKERJAKAN - Para pekerja mengecor beton di ruas jalan arteri yang membentang di Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, Senin (13/8). Ruas jalan arteri itu seharusnya selesai Agustus menjelang musim mudik, tetapi terhambat pembebasan lahan.

Sindir Bakrie Award dengan Gentong Berlumpur SIDOARJO, surya - Korban Lumpur Menggugat (KLM) menyindir acara Penghargaan Achmad Bakrie 2012 dengan aksi teatrikal penghargaan gentong yang di atasnya ada bandeng dan udang berlumur lumpur di tanggul lumpur titik Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Senin (13/8). Pemberi gentong bertopeng mirip Aburizal Bakrie, bos kerajaan bisnis Grup Bakrie. Adapun penerima gentong adalah dua warga yang melumuri sekujur badannya dengan lumpur.

“Kami masih sengsara akibat lumpur ini,” kata M Qobir, salah satu penerima gentong. Sebelum penyerahan gentong, massa KLM juga berorasi. Intinya mereka menilai dampak luapan lumpur Lapindo menjadi tanggung jawab Lapindo Brantas Inc. “Karena itulah hari ini kami memberikan award ini kepada Aburizal Bakrie,” ucap Gugun, pendamping warga dari LSM Urban Poor Consorsium (UPC). Gugun dalam orasinya juga memberikan apresiasi kepada

sejumlah tokoh yang menolak dan mengembalikan Bakrie Award. Dia menilai mereka sebagai tokoh yang punya hati nurani dan rasa kemanusiaan karena menolak award tersebut. Seperti diketahui, penghargaan itu dilaksanakan sejak 2003 kepada tokoh pilihan dewan juri mereka. Pada 2004, penulis Goenawan Mohamad menerima penghargaan itu dan mengembalikan seluruh uang serta bunganya pada 2011. Tokoh lain yang menolak adalah Romo Frans Magnis Suseno

pada 2007, kemudian mantan Menteri Pendidikan Daoed Joesof pada 2010, disusul penyair Sitor Situmorang dan yang terakhir pengarang Seno Gumira Ajidarma. Terpisah, juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara Satriawangsa, saat ditelepon Surya, meminta agar melalui pesan singkat saja. "Lewat SMS saja. Sekarang saya sedang rapat," tulis Lalu Mara. Namun, hingga pukul 21.24, ia belum mengirim pesan. Surya kembali menelepon, namun tidak diterima. (ain)

2 Kapal Angkut Warga Bawean GRESIK, surya - Ratusan warga Bawean yang telantar di Pelabuhan Gresik akhirnya diseberangkan dengan dua kapal Express Bahari IC berkapasitas 350 penumpang dan kapal Setya Kencana Tiga berkapasitas 585 penumpang, Senin (13/8). Membeludaknya penumpang tersebut dikarenakan banyaknya pemudik dari berbagai daerah seperti Surabaya, Jogjakarta, Kediri, Malang, hingga dari luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. “Cuaca baik, tinggi gelombang tidak berbahaya bagi kapal Express Bahari,” kata Kepala Seksi Kepelabuhan Administrator Pelabuhan Gresik, Nanang Afandi, usai pemberangkatan kapal Setya Kencana Tiga. Selama Idul Fitri, kapal Express Bahari melayani penyeberangan Pelabuhan Gresik menuju Bawean secara pulang dan pergi. “Express Bahari sudah membuat jadwal penyeberangan secara pulang-pergi melayani warga Bawean selama Lebaran,” kata M Rizky TS, staf Express Bahari saat didatangi para penumpang di kantornya, Jl Pahlawan, Gresik. Tiket untuk dua kapal penumpang tersebut tidak naik. Express Bahari, misalnya, harga tiket ekonominya Rp 106.500, sedangkan kapal Setya Kencana Tiga untuk kelas penumpang dewasa Rp 130.000 dan untuk anak-anak di atas dua tahun Rp 113.000. “Ada perbedaan harga sedikit tidak masalah, yang penting ada kapal,” kata Badrut Tamam (26), mahasiswa perguruan tinggi di Jember sebelum berlayar ke Bawean naik kapal Express Bahari IC. Ia sudah menginap di Gresik selama dua hari terakhir, begitu juga ratusan warga Bawean yang tertunda mudiknya gara-gara karena keterbatasan kapal penumpang. (st38)

surya/moch sugiyono

BIASANYA BELI - Warga Desa Betoyoguci, Kecamatan Manyar Gresik, antre air bersih gratis untuk kebutuhan sehari-hari, Senin (13/8). Mereka biasanya harus beli.

4 Kecamatan Dibantu Air Bersih GRESIK, surya - Masyarakat berebut air bersih saat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur dan Palang Merah Indonesia (PMI), Senin (13/8), memberi bantuan di 47 desa dalam wilayah empat kecamatan di Gresik yang sedang kekeringan. Bantuan air bersih itu akan terus berlangsung sampai musim kemarau berakhir. “Mudah-mudahan selama Lebaran tetap bisa mengirim air bersih ke masyarakat,” kata Kepala BPBD Gresik, Hari Sucipto. Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Turmudzi, mengatakan, di Jawa Timur ada 24 kabupaten/kota yang mengalami kekeringan. “285 tangki air bersih kami sumbangkan kepada desa yang krisis air bersih di seluruh Jawa Timur,” kata Turmudzi di Gresik.

Ia menjelaskan, krisis air kini juga melanda Bojonegoro, Ngawi, Pamekasan, dan Sampang. Di Gresik, penyaluran bantuan air bersih itu dibantu tenaga Palang Merah Indonesia PMI. Saat pembagian di Desa Betoyoguci, Kecamatan Manyar, warga berduyun-duyung menggunakan ember, jeriken dan tong plastik untuk menampung air bersih. “Daerah kami tidak ada sumur air tawar. Setiap warga membuat sumur, airnya terasa asin,” kata Siti Aisah (43), warga Desa Betoyiguci saat antre air bersih. Kalau tidak ada bantuan seperti ini, warga Desa Betoyoguci harus membeli air bersih seharga Rp 2500 per 12 jeriken. “Sehari ratarata membeli empat gerobak berisi 12 jeriken 5 literan,” katanya. (st38)

follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.