Surya Edisi Cetak 15 Oktober 2010

Page 7

5

Sidoarjo - Gresik - Malang Raya JUMAT, 15 OKTOBER 2010

lintas kota Bupati Win Terima Penghargaan SIDOARJO - Bupati Sidoarjo Win Hendrarso menerima penghargaan Gubernur Jatim Soekarwo. Win dinilai aktif mendorong pengurangan pengangguran di Kabupaten Sidoarjo. Penghargaan berupa sertifikat ini diberikan di sela peluncuran Gerakan Penanggulangan Pengangguran (GPP) di Gedung Jatim Expo, Kamis (14/10). Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Sumarbowo menyatakan, penghargaan itu diterima karena Kabupaten Sidoarjo dinilai aktif mengatasi masalah pengangguran di wilayahnya. Salah satunya melalui program Bursa Kerja Terbuka (BKT). “Setiap tahunnya, program ini mampu menyerap ratusan tenaga kerja baru,” tandasnya. BPS Sidoarjo menyebut, jumlah pengangguran Sidoarjo mencapai 93.668 pada tahun 2009. Selain program BKT, Pemkab Sidoarjo juga membuat program transmigrasi mengurangi angka pengangguran. Selain Sidoarjo, penghargaan serupa diterima Kota Surabaya, Kotamadya Probolinggo, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan. ■ ain

surya/adi agus santoso

AKRAB - Bupati Sambari disaksikan Wabup HM Qosim menyapa akrab HM Nadir, tokoh masyarakat Bungah, Kamis (14/10).

Pemkab Gresik Utang Dana Kematian Rp 4,7 Miliar GRESIK - Bupati Gresik Sambari dan Wabup HM Qosim meminta, agar 4.700 ahli waris Kecamatan Bungah bersabar sebab sampai saat ini Pemkab Gresik belum mampu membayarkan santunan kematian yang jumlahnya Rp 4,7 miliar. Dana santunan yang tertunggak tersebut, terhitung mulai Maret sampai September di mana setiap ahli waris berhak mendapatkan dana santunan sebesar Rp 1 juta. ”Kami mohon maaf, santunan kematian Rp 4,7 miliar sampai sekarang belum bisa terselesaikan sampai sekarang,” ujar Wakil Bupati HM Qosim dan Bupati Sambari Halim Radianto di hadapan tokoh masyarakat, muspida, dan muspika dalam Penutupan Bulan Bakti Gotong Royong di Pendapa Kecamatan Bungah kemarin (14/10). Sementara untuk dana kematian Oktober - Desember 2010, tambah HM Qosim, pemkab akan mengubah mekanisme pencairannya. Nantinya, masyarakat yang tertimpa musibah kematian anggota keluarganya sudah bisa mendapatkan dana santunan kematian karena pemkab sudah menitipkan dana kematian ke setiap kecamatan sebesar Rp 50 juta. ”Harapannya, begitu ada warga yang meninggal dunia, pak camat sudah bisa langsung mencairkan dana santunan kematian, sehingga bisa meringankan ahli waris,” kata mantan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik itu. Namun, diingatkan HM Qosim, bila nantinya ada camat yang tidak segera mencairkan dana kematian tersebut, warga atau ahli waris diminta segera melapor ke pemkab. ”Nanti camatnya akan diurusi Pak Kuwadijo (Kepala Badan Kepegawaian Setkab Gresik, Red),” ujarnya. ■ san

Warga Cemas Banjir Lumpur di Ketapang SIDOARJO - Warga Desa Ketapang Kecamatan Tanggulangin cemas wilayahnya banjir lumpur. Padahal status wilayah itu belum masuk peta terdampak lumpur. Warga pernah merugi ratusan juta rupiah saat desanya tergenang lumpur saat tanggul lumpur jebol tahun lalu. Kades Ketapang Kurniawan menyatakan, warga cemas saat musim hujan tiba karena khawatir banjir lumpur. “Meski merugi jutaan rupiah, warga hanya dapat uang Rp 500.000p er KK,” katanya bersama 12 wakil warga Desa Ketapang menemui Pansus Lumpur DPRD Sidoarjo, di DPRD Sidoarjo, Kamis (14/10). Dia bercerita, warga trauma banjir lumpur pada Mei 2008 dan Januari 2009 lalu terulang lagi. Saat itu, lumpur menggenangi Desa Ketapang usai tanggul jebol. Desa Ketapang terdiri 14 RT dan 2 RW. Sebanyak 2 RT sudah tenggelam. Sedangkan 12 RT lainnya masih dihuni warga meski di dekatnya berdiri tanggul lumpur. Suprapto, wakil warga Ketapang menyatakan sebagian besar dinding rumah warga sudah retak-retak. Mereka setiap harinya menghirup bau gas metan. Warga juga kerap menderita gatal-gatal dan sesak napas. Ketua Pansus Lumpur DPRD Sidoarjo Sulkan Wariono menyatakan pihaknya telah meminta agar wilayah yang sudah terdampak lumpur masuk peta terdampak. ■ ain

Dilawan, PT KAI Tunda Penggusuran

►120 Bangunan Sepanjang Rel

GRESIK - SURYA SEBANYAK 120 bangunan yang tersebar di sepanjang rel di Dusun Indro Baru Kelurahan Indro Kecamatan Kebomas, digusur PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops VIII Surabaya, Kamis (14/10). Namun karena ada penolakan warga, akhirnya penggusuran tersebut ditunda hingga 18 Oktober 2010, bila perundingan kedua gagal dicapai. Rencana penggusuran dimulai sejak pagi, dengan melibatkan sekitar 200 petugas dari PT KAI dibantu aparat kepolisian dari Polres Gresik. Aksi pembersihan ini, dipimpin langsung Kepala PT KAI Daops VIII Surabaya, Slamet Suseno Prijanto dan Kapolres AKBP Jakub Prajogo. Namun belum sempat penggusuran dilakukan, sejumlah warga di-back up anggota Komisi A DPRD Gresik meminta kepada Kepala PT KAI Daops VIII Surabaya, Slamet Suseno Prijanto dan Kapolres AKBP Jacub Prajogo, agar penggusuran ditunda hingga dua hari mendatang. “Kami tahu, kalau PT KAI tidak memberikan kompensasi kemanusiaan, kami akan melakukan koordinasi dengan pemkab untuk memungkinkan menyediakan dana tersebut. Karena warga rata-rata keluarga tidak mampu dan tidak memiliki tempat tinggal di tempat lain,” ujar Ketua Komisi A DPRD Gresik Suberi yang didampingi Khoirul Huda dan M Nasir. Slamet Suseno Prijanto setuju dengan catatan, pada tahap pertama tetap dilakukan pembersihan bangunan non tempat tinggal dan pepohonan di lintasan rel kereta api. “Kami memberikan kesempatan hingga 17 Oktober untuk bertemu dengan kapolres, pemkab dan anggota DPRD untuk merundingkan lagi. Kalau tetap tidak ada solusi, pada 18 Oktober akan kami lakukan penggusuran total,” tegas Slamet Suseno Prijatno. Sejumlah warga mengaku, tidak keberatan ada penggusuran hanya saja mereka minta transparansi dari PT KAI mengenai retribusi yang telanjur ditarik

oleh oknum petugas PT KAI dari warga sejak puluhan tahun lalu. Apalagi muncul kabar yang santer berhembus, kalau pembongkaran tersebut titipan dari PT WNI (Wilmar Nabati Indonesia) perusahaan minyak yang kebetulan lokasinya dekat permukiman warga tersebut. “Ini adalah kepentingan pabrik, harusnya PT KAI transparan dalam melakukan penggusuran. Artinya, semua informasi terkait kepentingan penggusuran harus disampaikan kepada warga,” ujar Ahmad Zaini Alawi, Ketua Forum Masyarakat Kelurahan (FMK) Indro di sela-sela penggusuran. H Widariyantono, 35, juga membenarkan adanya kabar yang beredar kalau penggusuran tersebut kepentingan pabrik. Pasalnya, bangunan yang digusur, selain menempati lahan PT KAI juga berada di sela-sela perusahaan minyak nabati tersebut. “Kalau memang bukan kepentingan pabrik kenapa hanya kami yang digusur. Sedangkan sepanjang lintasan rel mulai dari Segoromadu, Kecamatan Kebomas hingga Kelurahan Kebungson Kecamatan Gresik yang juga dipenuhi bangunan, tetapi mereka tidak digusur samasekali,” katanya. Kabar yang santer berhembus menyebutkan, bekas lahan permukiman warga tersebut akan dijadikan terminal barang milik PT WNI. Penggusuran ini juga sebagai pembungkaman, terhadap warga yang merasa terganggu polusi yang ditimbulkan PT WNI. Sementara itu, Triono, HRD PT WNI beberapakali dihubungi melalui ponselnya tidak tersambung. Saat ditemui beberapa waktu lalu Triono membantah kabar kalau penggusuran warga Indro tersebut adalah atas permintaan perusahaannya. ■ san

surya/nedi putra aw

MELAWAN TERORIS - Foto bela diri Yongmoodo diperagakan anggota Kostrad saat beraksi melawan kelompok teroris dalam simulasi penanggulangan teroris usai upacara serah terima Panglima Divif 2 Kostrad di Madivif Jl Raya Singosari, Kabupaten Malang, Kamis (14/10).

Janjikan Uang Rp 3 M, Paranormal Dibekuk SIDOARJO - SURYA Bambang Hadriyanto, 49, alias Ki Asmoro, Warga Kecamatan Srowo Banyuwangi yang mengaku seorang paranormal dibekuk Polres Sidoarjo. Dia mengaku mampu mendatangkan uang secara gaib melalui peti kayu kuno sebanyak Rp 3 miliar dalam kurun waktu 48 jam. Ki Asmoro pun ditangkap polisi setelah Handoyo, 39, warga Perum Pepelegi, Kecamatan Waru melaporkan penipuan. Korban mengaku telah menyerahkan uang sebanyak Rp 73 juta. “Namun uang Rp 3 miliar itu nyatanya hanya bohong,” kata seorang penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (tipiter) Sat Reskrim Polres Sidoarjo, Kamis (14/10). Tindak penipuan dan penggelapan tersebut bermula dari

perkenalan korban dengan pelaku pada April 2010 lalu. Korban bercerita baru tertipu orang terkait usaha bengkelnya. Ki Asmoro lalu menawarkan ritual mendapatkan uang banyak. Korban pun setuju. Ki Asmoro lalu bertemu korban di rumahnya, di Perum Pepelegi Waru. Ki Asmoro meminta agar korban menyediakan sejumlah perlengkapan ritual bernama Anjang-anjang ini. Pelaku mengontrak rumah di Kawasan Lawang Malang. Oleh sebab itu korban yang tidak bisa ketemu setiap hari bersedia mentransfer duit beberapa kali mencapai Rp 73 juta. Ki Asmoro lalu pamit ke korbannya, hendak melakukan ritual di gunung Petrang, puncak Gunung Kawi Malang. Saat persiapan prosesi ritual, Pelaku meyakinkan

korban nantinya dia bakal dapat uang Rp 3 miliar dari prewangan Ki Asmoro bernama Haruto. Uang itu akan tersedia dalam peti kayu kuno. Sayangnya sebelum prosesi ritual membuka peti kayu itu, Ki Asmoro menghilang dan sulit ditemui korban. “Ritual ternyata tidak berhasil. Mungkin saya masih banyak dosa,” kilah Ki Asmoro seraya mengaku selama ini praktik paranormal menangani masalah asmara sejak tahun 1986. Kasat Reskrim Polres Sidoarjo, AKP Ernesto Saiser menyatakan, masih memeriksa Ki Asmoro. Sebab ada kemungkinan korban lainnya tertipu dengan ulah paranormal tersebut. Karena ulahnya, polisi akan menjerat pelaku dengan pasal 378 KUHP tentang penipuan dan pasal 372 KUHP tentang penggelapan. ■ ain


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.