Surya Edisi Cetak 13 Desember 2010

Page 15

Info Pendidikan Jatim Nurul Qomar

Salut Perjuangan Jatim

foto : surya/ dok

BEBAS BUTA AKSARA - Dengan niat tulus dan kerja keras Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur optimistis buta aksara bisa diberantas.

MALANG – SURYA Pemerintah Provinsi Jatim terus bekerja keras meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya. Selain berkonsentrasi penuh terhadap pengentasan kemiskinan, Pemprov Jatim bersama Dinas Pendidikan Jatim terus berjuang keras memberantas buta baca tulis. Tahun 2013 atau cukup dua tahun ke depan, buta aksara di Jatim tuntas. “Ini tantangan yang tidak ringan. Kita akan berkerja sama dengan semua pihak dan stakeholder untuk memberantas buta aksara di Jatim. Tahun 2013, kita akan menuntaskan PR buta aksara di Jatim ini,’” ujar Gubernur Jatim, Soekarwo usai membuka acara Hari Aksara Internasional ke-45 di Stadion GOR Kanjuran, Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (12/12). Kegiatan pencanangan pemberantasan buta aksara di Jatim ini dibarengkan dengan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI. Tiga kegiatan ini dikolaborasikan menjadi satu dengan kegiatan yang dipusatkan di sisi luar Stadion Kanjuruhan. Selain pameran pendidikan, kegiatan ini juga dilengkapi

dengan penghargaan bagi guru dan tutor pemberantasan buta aksara berprestasi. Saat ini, jumlah penduduk di Jatim mencapai 37,4 juta jiwa. Dari jumlah ini, yang berusia 15 tahun ke atas mencapai 27 juta. Dalam catatan Dinas Pendidikan Jatim, dari penduduk yang berusia 15-44 tahun, masih terdapat sekitar 296.000 warga Jatim yang masih buta aksara. Namun angka buta aksara ini berkurang dari 2009 yang mencapai 345.000. “ Kami akan mengeluarkan seluruh kemampuan yang ada. Tahun depan bersama Dindik Jatim dan kabupaten/kota di Jatim akan lebih bekerja keras untuk mempercepat pemberantasan buta huruf ini. Kami

yakin, jika semua bekerja maskimal, buta aksara ini bisa terentaskan,’’ tegas Pakde Karwo. Sebenarnya, masalah buta aksara di Jatim adalah masalah kesempatan warga yang tidak mengenyam pendidikan formal. Menurut Pakde, banyak warga Jatim yang pandai membaca huruf Al-Qur’an, tetapi tidak bisa membaca hurup latin. Kalau diberi kesempatan, pasti mereka lebih cepat pintar. Dari data yang disampaikan Dinas Pendidikan Jatim, daerah Tapal Kuda masih menempati urutan pertama warganya yang banyak buta huruf. Sementara daerah Mataraman relatif sedikit. Namun Pemprov dan Dindik Jatim tidak akan memprioritaskan semua daerah. Saat ini, Dinas Pendidikan Jatim sudah memasukkan kurikulum pendidikan seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia, atau pelajaran lain ke sekolah diniyah dan madrasah. Kepala Dindik Jatim, Dr Harun, MSi MM, menyatakan siap menuntaskan upaya mencerdaskan bangsa ini. Keberadaan TBM (Taman Baca Masyarakat), PKBM (Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat) dan SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) akan semakin diberdayaakan. “Kami juga memanfaatkan forum yasinan atau pengajian untuk menjalin komunikasi dengan warga yang buta aksara. Alhamdulillah, banyak tutor di lembaga ini telah berhasil,” kata Harun. Di Jatim terdapat 806 TBM, 935 PKBM, dan 18 SKB. Kegiatan bisa di rumah warga, balai RW, atau di manapun yang dekat dan terjangkau masyarakat. Program pengentasan buta aksara telah membawa hasil. Tahun 2005 angka buta aksara mencapai 744.000 orang, 2006 berkurang menjadi 681.000, 2007 di atas 300.000, 2008 dan tahun 2009 dan 2010 ini tinggal menyisakan 150.000 orang. Dindik Jatim juga selama ini telah bekerjasama dengan para stakeholder seperti Organisasi Massa (Ormas), Fatayat NU, Aisyiah, PKK, LSM dan Karang Taruna. Dindik Jatim dan Pemprov juga telah memberikan anggaran khusus untuk para tutor. Mereka berhak atas honor setiap bulan selama tiga bulan sebesar Rp 350.000. z adv/fai

DUTA Aksara Nasional, Nurul Qomar menyempatkan hadir di tengah-tengah ribuan guru dalam kegiatan Hari Aksara Internasional (HAI) di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Anggota Komisi X DPR RI dari Partai Demokrat angkat topi dengan perjuangan Jatim memberantas buta aksara. Sebagaimana data di Dinas Pendidikan Jatim, sebelumnya wilayah ini berada di peringkat pertama penduduknya yang paling banyak buta aksara. Meski sebenarnya ini karena pendudukan Jatim adalah paling banyak di Indonesia. Namun setelah Dindik Jatim berjuang lebih keras lagi untuk mengentaskan buta huruf, hasilnya sangat signifikan. Hanya butuh waktu tidak sampai tiga tahun sejak program pemberantasan buta hurup diluncurkan, Jatim sekarang berada di peringkat tiga dengan penduduk paling banyak buta huruf. “Saya angkat topi dengan prestasi Jatim. Kami percaya dengan komitmen pejabat di daerah ini. Dinas Pendidikan di Jatim mampu menciptakan suasana penuh perjuangan dalam memberantas buta aksara ini. Makin tahu jumlah buta aksara di Jatim makin berkurang signifikan,” ucap Nurul Qomar. Dibutuhkan tidak hanya kerja keras mengingat wilayah Jatim yang begitu luas. Namun dengan program yang dikembangkan Dindik Jatim, saat ini angka buta baca tulis di wilayah ini terus berkurang. “Kami yakin, pejabat yang all out begini, hasilnya juga maksimal,” tambah Qomar. Belum lagi upaya Dinas Pendidikan di seluruh Jatim yang telah merekrut tutor khusus untuk pemberantasan buta aksara ini. Meski tidak mudah, namun Dindik Jatim mampu menggandeng para tutor ini untuk memberantas buta aksara. “Tutor ibarat malaikat Jibril karena telah mengajari orang untuk bisa membaca. Juga menulis,” kata anggota grup lawak Empat Sekawan ini. z adv/fai

foto : surya/ faiq

Nurul Qomar

Pemprov Jatim Dukung Penuh Profesionalitas Guru juga ikut memperhatikan pendidikan ini,” pinta MALANG – SURYA Pakde Karwo. Akhir tahun 2010, merupakan bulan penuh makna Ribuan guru di Jatim itu juga merasa terayomi bagi para guru di seluruh pelosok Jatim. Mereka berkarena selain Gubernur dan Kadindik Jatim hadir di kumpul dalam Peringatan Hari Guru Nasional 2010 tengah-tengah mereka, hadir pula Ketua Pengurus yang dibarengkan dengan HUT ke-65 PGRI dan Hari Besar (PB) PGRI, Prof Agus Titin, dan Ketua PGRI Aksara Internasional (HAI) di areal luar Stadion KanjuJatim, Ichwan Sumadi. “PGRI Jatim paling menonjol. ruhan, Kepanjan, Kabupaten Malang, Minggu (12/12) Dukungan pejabat seperti Gubernur dan Kepala Dinas Antusiasme ribuan guru itu tampak saat mereka Pendidikan patut dihargai. Namun, kita harus juga penuh semangat mengikuti setiap rangkaian acara. memperhatikan nasib guru kita yang masih GTT,” Dari 10.000 yang diundang untuk kegiatan tahunan ucap Titin. tersebut, ternyata guru yang hadir memeriahkan Hari Kepala Dindik Jatim, Harun, saaat ditemui mengaku Guru, HUT PGRI dan HAI malah menembus angka akan terus mengembangkan program demi berkem16.000 guru. Karena kursi tidak muat, ribuan guru ini bangnya budaya mutu dikalangan guru. Dedikasi rela lesehan di aspal. guru sebagai pendidik anak bangsa jangan sampai “Luar biasa semangat dan perjuangan para guru di terabaikan. “Semangat persatuan para guru untuk Jatim ini. Mereka hadir dari seluruh wilayah di Jatim. meningkatkan wawasan dan keilmuan jauh lebih Inilah hari dan momentum penting bagi guru di Jatim penting,” ungkap Harun. untuk lebih profesional. Kita akan terus secara sungguhTampak pula Sekda Prov, Rasiyo, Bupati Malang, sungguh meningkatkan kualitas, kompetensi, dan kesRendra Kresna, dan para Kepala Dinas Pendidikan ejahteraan para guru,” ucap Kepala Dinas Pendidikan di seluruh Jatim. Para pejabat ini mendukung penuh Provinsi Jawa Timur, Dr. Harun, di hadapan belasan terciptanya iklim profesionalitas guru di Jatim. Anturibu guru di Jatim. siasme saat acara kemarin menunjukkan semangat Acara tahunan tersebut diyakini tidak hanya sebagai yang luar biasa dari para guru untuk lebih profesional rutinitas semata. Selain kegiatan ini bisa memberikan menjaga profesinya. semangat dalam menjalin kerja sama dan solidaritas Dalam rangka Hari Guru, HUT PGRI, dan HAI antarguru, peningkatan kinerja guru lebih diperhatikan. foto : surya/ faiq tersebut dibarengi beberapa kegiatan edukatif dan Apalagi seiring perkembangan teknologi dan ilmu kompetisi antarguru. Di antaranya lomba pendidipengetahuan, guru harus mengikutinya. GUBERNUR JAWA TIMUR, SOEKARWO kan non formal informal, pameran karya inovasi Belasan ribu guru yang bergelombang datang ke “Kami sangat memahami kondisi para guru. Guru itu pendidikan keaksaraan. Selain itu, lomba olahraga, Kepanjen tersebut seakan mendapat pencerahan. Sebab, Pemprov Jatim dengan tegas akan terus memperhatikan menerima kurang dari haknya. Sementara, dia harus seminar pendidikan, lomba tutor pendidikan keaksaraan kesejahteraan para pendidik ini. Tidak tanggung-tanggung, memberi lebih dari kewajibannya. Kami akan perhatikan fungsional, lomba warga belajar keaksaraan, lomba penilik Gubernur Jatim Seokarwo sendiri yang hadir di tengah- pendidikan kita dengan dukungan BOSDA. Terutama pen- PLS atau PNFI. Dindik langsung memberi penghargaan didikan di diniyah dan madrasah. Kami berharap PGRI kepada para pemenang. z adv/fai tengah mereka.

Tutor dan Warga Belajar Berprestasi

Kustiyoko Tak Kenal Lelah, Supiyah Bisa Baca Tulis FAIQ NURAINI MALANG

foto : surya/ faiq

BELASAN ribu pasang mata memfokuskan pandangannya pada sosok perempuan bernama Supiyah. Dengan pakaian sangat sederhana, perempuan berusia di atas 50 tahun ini dinyatakan sebagai juara pertama warga belajar berprestasi tingkat Jatim. Ibu beranak dua dan bercucu tiga ini pun terharu saat berjabat tangan dengan Gubernur Jatim, Pakde Karwo. Tidak hanya Gubernur Jatim ini, Sekda Rasiyo, dan Kepala Dindik Jatim, Harun, juga ikut terharu melihat kesederhanaan perempuan tersebut. “Kami memberikan apresiasi khusus kepada Ibu Supiyah. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, dia tak kenal lelah belajar dan akhirnya sudah bisa membaca dan menulis,” ungkap Kadindik Jatim, Harun.

Supiyah adalah sosok langka yang patut mendapat penghargaan. Saat ditemui Surya, istri Ahwir, 53, ini tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Saya senang bisa bersalaman dengan Pakde Karwo,” ungkapnya sambil merunduk. Perempuan ini mengaku sejak kecil dirinya tidak pernah mengenal pendidikan formal. Ibu dua anak ini mengaku tidak sekolah. Akibatnya, perempuan ini tidak bisa membaca dan menulis huruf latin. Namun, Supiyah mengaku sangat lancar membaca huruf Al-Qur’an. ”Selama enam bulan terus menerus, saya dibimbing dan diajari menulis dan membaca. Biasanya belajarnya di rumah tetangga sambil saya membawa anak. Awalnya sulit, tapi lama kelamaan mudah juga,” katanya. Saat diminta menuliskan namanya, Supiyah sangat lancar. Nama itu dituliskan di atas secarik kertas dan diserahkan kepada Surya. Dia mengaku lebih sulit menulis ketimbang membaca. Tidak heran jika saat menulis nama ini, huruf pun masih ada yang kapital (huruf besar) dan tidak. Dia juga sudah mampu menulis susunan kalimat. Supiyah bersama sembilan rekannya satu desa selama enam bulan terakhir te-

lah dibimbing membaca dan menulis. Dia bergabung di PKBM (Pusat kegiatan belajar masyarakat) Bina Bangsa Asembagus. Hampir semua warga belajar atau siswa di kelompok ini adalah berusia di atas 45 tahun. Dua kali seminggu, proses belajar dan bimbingan itu dilakukan. “Kami bersyukur, semangat belajar ibu dan bapak di Desa Bantal sangat luar biasa. Sebagai tutor, saya harus bisa memahami situasi dan kondisi mereka. Alhamdulillah, warga belajar kami menjadi nomor satu. Kami akan bimbing kembali untuk tingkat lanjut,” ucap Rosyid Hamidi, tutor Bina Bangsa. Selain memberi penghargaan khusus kepada warga belajar atau siswa di Situbondo, Pemrpov Jatim dan Dindik Jatim juga memberi penghargaan kepada tutor terbaik tingkat Jatim. Dia adalah Kustiyoko. Pria ini terpilih menjadi tutor pemberantasan buta aksara terbaik setelah berhasil membina lebih dari 50 warga belajar di desanya. Pria asal Desa Balairejo, Kecamatan Kebunsari, Kabupaten Madiun, ini harus diuji kesabarannya membimbing wanita dan pria usia lanjut. “Hal yang tidak mudah adalah membangkitkan semangat belajar mereka.

foto : surya/ faiq

KADINDIK Jatim Dr Harun MSi MM melihat laptop siswa

Beri Penghargaan Khusus Daerah PEMPROV Jatim dan Dindik Jatim memberikan penghargaan khusus kepada daerah yang berhasil menuntaskan bebas buta aksara. Setidaknya saat ini sudah ada tiga daerah yang mampu mengentaskan warganya dari buta baca dan tulis tersebut, yakni Kabupaten Malang, Gresik, Sidoarjo. Bupati Malang Rendra Kresna, menerima penghargaan khusus ini. Dia bersama tiga bupati yang lain dinilai telah berjasa untuk mencerdaskan masyarakatnya. ”Ini juga berkat Pemprov dan Dinas Pendidikan Jatim. Apa pun akan kami lakukan demi kemajuan pendidikan dan kecerdasan warga,” ucap Bupati Kresna usai menerima penghargaan dari Gubernur Pakde Karwo. Saat ini, buta aksara masih menyisakan di beberapa daerah. Dari 38 kota dan kabupaten di Jatim, wilayah Tapal Kuda dan Madura relatif warganya masih banyak yang buta aksara. Namun diyakini, masalah ini akan segera tuntas karena semua pihak, seluruh elemen masyarakat, dan berbagai kalangan sudah menyatakan perang terhadap penghambat kecerdasan masyarakat ini. Namun pemberantasan buta aksara ini tinggal menyisakan angka tidak sampai 150.000 warga. Itu pun mereka yang berusia di atas 45 tahun. Dipastikan, hampir tidak ada usia sekolah di Jatim yang masih buta aksara. Namun Dindik Jatim mengakui bahwa untuk usia 60 tahun ke atas masih banyak. Dan usia ini membutuhkan perjuangan ekstra. Sesuai data pada 2009, angka buta aksara di Jatim sebesar 196.000. Hingga saat ini sedikit demi sedikit, penderita buta aksara ini sudah dientaskan. Kepala Dindik Jatim, Harun, mengakui bahwa pihaknya telah menempuh pelbagai cara agar program penuntasan buta aksara 2013 itu berhasil. “Tidak mudah memang membangkitkan semangat belajar untuk usia di atas 45 tahun. Tetapi kami tidak akan putus asa. Pendekatan-pendekatan personal, jam-jam fleksibel, dan perjuangan tanpa kenal lelah para tutor menjadi salah satu cara kita. Alhamdulillah berhasil,” ucap Harun. z adv/fai

Usia mereka sudah tua, tentu sangat sulit ini. Tetapi kami dekati dengan cara yang bisa diterima semua,” kata Kustiyoko. Caranya, setiap pembelajaran mengenal huruf dan angka selalu dibarengi dengan kegiatan produktif lain. Biasanya belajar ini dibarengi dengan kegiatan wirausaha bersama (KWB). Misalnya, membimbing warga belajar dibarengi dengan ketrampilan yang menghasilkan. “Kami barengi dengan ketrampilan membuat kue atau ketrampilan lain. Tidak jarang, warga selalu beralasan sibuk urusan rumah tangga. Tetapi kami yang ngalahi dan tetap menjadwalkan waktu yang tepat untuk mereka. Dua kali seminggu dan pertemuan rata-rata dua jam,” kata Kustiyoko. Setelah terpilih menjadi tutor terbaik tingkat Jatim, pria ini berharap akan makin banyak warganya yang masih buta aksara untuk mau belajar. Di Kecamatan Kebonsari ada setidaknya 56 tutor yang khusus berjuang mencerdaskan warga ini. Dirinya juga berterima kasih kepada Dindik Jatim yang telah memberikan honor Rp 300.000 per bulan. ***

foto : surya/ faiq

Supiyah


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.