E-paper Surya Edisi 9 November 2011

Page 17

RABU, 9 NOVEMBER 2011

12

JALIN

KESRA

JALAN LAIN MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT

HUMAS PEMPROV JATIM

ANUGERAH WISATA - Gubernur Soekarwo (tengah) usai memberikan penghargaan kepada beberapa pemerintah kabupaten dan kota dalam acara Anugerah Wisata Jawa Timur Tahun 2011 di Surabaya, 25 Oktober 2011 lalu.

Dongkrak Ekonomi Rakyat Lewat Pariwisata Pemprov Badan Publik Terbaik SURABAYA - SURYA Komisi Informasi (KI) Pusat memberikan penghargaan kepada Pemprov Jatim sebagai Badan Publik Terbaik tingkat provinsi untuk wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dalam penyediaan pengelolaan dan pelayanan informasi sesuai UU No 14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Penghargaan tersebut diberikan oleh Ketua KI Pusat, Abdul Rahman Mamun kepada Gubernur yang diwakili Sekdaprov Jatim Rasiyo, Selasa (7/11), di Garden Palace Hotel. Ketua KI Pusat, Abdul Rahman Mamun mengatakan, pemberian penghargaan kepada Pemprov Jatim ini untuk memacu semangat agar lebih meningkatkan pelayanan di dalam pemberian informasi kepada publik. “Materi dan evaluasi itu outputnya adalah peningkatan. Sedangkan penghargaan ini bagian dari pe-

Sebanyak 760 obyek wisata di Jatim ternyata menarik minat dan perhatian wisatawan nusantara maupun mancanegara. Jumlah kunjungan terus meningkat beberapa tahun terakhir dan menjadikan sektor pariwisata salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Selain masyarakat dapat merasakan manfaatnya, image positif Jatim di mata wisatawan juga makin menarik minat investor menanamkan investasinya.

Berbagi Pengalaman di Forum Internasional ADA korelasi antara penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan kenaikan investasi di Jatim. Pemerintahan yang memiliki opini positif dalam transparansi keuangan dapat menumbuhkan kepercayaan investor. Jatim pada semester I 2010, investasinya mencapai Rp 9,3 triliun, dengan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP). Per September 2011, investasi naik tajam menjadi Rp 30,2 triliun. Demikian disampaikan Gubernur Soekarwo ketika berbagi pengalaman di forum ASEAN Federation of Accountants (AFA), Selasa (8/11) di Hotel JW Marriot, Jakarta. Acara kerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ini untuk berbagi pengalaman mengelola keuangan daerah yang dikemas dalam Regional Public Sector Conference. Menurut Pakde Karwo, sistem pemerintahan bagus berdampak pada meningkatnya investasi. Sementara untuk menuju predikat WTP dalam laporan keuangan dibutuhkan komitmen kuat dari penyelenggara pemerintahan. Resep yang juga diberikan Pakde kepada akuntan anggota Asean dan pengelola keuangan daerah se Indonesia ini adalah inovasi bidang keuangan. “Jatim telah melakukan MoU dengan BPN untuk menyelesaikan 1.908 bidang aset pemerintah dan MoU dengan BPK terkait elektronik audit,” tegasnya. Pada 9 Desember nanti, bertepatan Hari Anti Korupsi sedunia, Pemprov Jatim akan mengimplementasi MoU dengan KPK untuk program Zona Integritas Kawasan Bebas Korupsi. ■ uji

mereka bicara Jarianto, Kepala Dinas Pariwisata Jatim

Promosi Dor to Dor ”UNTUK meningkatkan kunjungan dan iklim pariwisata di Jatim, kami akan gelar promosi dor to dor ke tiap kabupaten/kota. surya/uji Juga gelar tabJarianto le top meeting antara buyer-seller dalam satu meja. Promosi dan pameran di dalam dan luar negeri juga akan intensif kita lakukan." ■ uji

MUJIB ANWAR SURABAYA

P

ROGRAM Visit East Java 2011 tinggal 1 bulan 21 hari lagi. Meski masih tersisa waktu hampir dua bulan, upaya Gubernur Soekarwo (Pakde Karwo) dan Wagub Saifulla Yusuf (Gus Ipul) menjadikan Jatim sebagai tujuan utama wisatawan ternyata melebihi target yang ditentukan. Kunjungan wisatawan ke Jatim, mulai ke Gunung Bromo, House of Sampoerna, Perkebunan Kalisat Jember, Kawah Ijen, Pantai Plengkung, juga ke Makam Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan Maulana Malik Ibrahim, dan Makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), terus meluber. Kini, Jatim mulai menggeser posisi Bali dan Jogjakarta sebagai tujuan utama wisatawan. Dengan modal 760 tempat wisata, terdiri wisata alam 264 obyek, wisata budaya 306, dan wisata buatan manusia/minat khusus 190 obyek, setiap harinya tidak kurang dari sekitar 7.000 wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjungi ke obyek wisata yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim. Gubernur Soekarwo mengatakan, pada 2010 kunjungan wisatawan mancanegara di Jatim sebanyak 203.888 orang. Jumlah itu naik 8,34 persen dibanding tahun 2009 yang cuma 188.176 orang. Semen-

tara pada 2011 hingga Agustus, jumlah wisatawan mancanegara yang menyambangi Jatim sudah mencapai 120.612 orang. “Jumlah tersebut naik 7,71 persen dibanding periode yang sama di tahun 2010 dengan jumlah 111.974 orang,” ujarnya, Senin (7/11). Padahal, jumlah wisatawan mancanegara tersebut yang tercatat melalui Bandara Internasional Juanda saja. Jika ditambah wisatawan yang datang melalui jalur darat Banyuwangi–Bali dan Jogjakarta–Wonosari–Pacitan dan jalur laut lewat Pelabuhan Tanjung Perak, pada akhir tahun nanti jumlah wisatawan asing dipastikan bertambah lagi. Hal sama juga terjadi pada wisnus. Dari total kunjungan wisnus sebanyak 122.312.000 orang ke seluruh tempat wisata di Indonesia, jumlah wisnus yang berlibur ke Jatim mencapai 25.148.283 orang atau 20,56 persen. “Jumlah itu adalah yang tertinggi di Indonesia,” tegas Pakde Karwo. Pada 2011 hingga bulan Juli tercatat sudah 17.757.712 wisnus datang. Jumlah itu naik dibanding bulan sama pada 2010, yakni 16.642.654 orang. Ini berarti ada kenaikan jumlah kunjungan sekitar 6,7 persen. Naiknya jumlah kunjungan wisman dan wisnus otomatis mengatrol sumbangan pariwisata terhadap pertumbuhan perekonomian di Jatim terhadap pendapatan domestic regional bruto (PDRB).

Jika tahun 2009 hanya Rp 39,752 triliun (sekitar 5 persen), 2010 naik menjadi Rp 48,119 triliun (6,18 persen), pada 2011 hingga Agustus sudah mencapai Rp 27, 070 triliun atau naik 21,60 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang hanya Rp 22,261 triliun. Menurut Pakde Karwo, kedatangan puluhan juta wisatawan itu harus dibaca bahwa ketika ke sini mereka membawa uang rupiah. Dengan rata-rata tinggal, untuk wisman 4,8 hari dan wisnus antara 2-3 hari, maka uang yang dikeluarkan selama mereka tinggal juga tidak sedikit. Baik untuk tinggal di hotel, maupun saat makan di restoran, serta ketika mengunjungi tempat lainnya. Ini menunjukkan potensi tourism Jatim sangat besar. Bagusnya lagi, tourism itu tidak lewat ke pemerintah, tapi efeknya langsung dapat dinikmati masyarakat. “Makanya harus ada upaya untuk memperlama mereka tinggal. Misalnya, dengan layanan prima dan menjual keramahan,” katanya. Kondisi tersebut, lanjut Pakde belum termasuk manfaat lain yang didapat wilayah berpenduduk 37,4 juta jiwa dari efek domino pariwisata. Setelah melihat indahnya obyek wisata di Jatim dan ditunjang situasi yang aman dan nyaman, image dan pencitraan positif pun muncul. Nah, image yang bagus itulah yang sangat membantu dalam menarik investasi masuk. “Jadi, naiknya jumlah wisawatan yang masuk itu

nyemangat,” ujarnya. Sekdaprov Rasiyo mengapresiasi pemberian penghargaan terhadap tiga SKPD di lingkungan Pemprov Jatim yang mendapat penilaian tertinggi dari KIP. Dengan nilai 6,5 yang didapat, pihaknya akan terus berupaya membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) sebagai pendamping di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). ”Itu dilakukan untuk memenuhi amanat UU No 14 Tahun 2008,” jelasnya. Menurutnya, keterbukaan informasi publik adalah hak masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Pemprov akan terus berbenah memaksimalkan pelayanan informasi publik. Untuk itu, dibutuhkan SDM untuk terwujudnya transparansi informasi, mulai keterbukaan laporan keuangan yang akan ditampilkan lewat media berbasis IT. ■ uji

HUMAS PEMPROV JATIM

PENGHARGAAN - Sekdaprov Rasiyo (kanan) menerima penghargaan ’Pemprov Jatim sebagai Badan Publik Terbaik dari Komisi Informasi Pusat, Selasa (8/11), di Garden Palace Hotel Surabaya. punya korelasi positif dan sangat mendukung perkembangan investasi,” terangnya. Untuk itu, agar iklim dan kultur pariwisata semakin maju, Pemprov akan membangun infrastruktur menuju lokasi wisata yang banyak dikunjungi dan menjadi ikon Jatim. Itu misalnya dilakukan dengan membantu Pemkab Banyuwangi membangun jalan akses menuju Pantai Plengkung atau G Land yang banyak digandrungi wisman untuk main surfing. Selain itu, jalan arteri Porong juga didorong percepatan pembangunan fisiknya agar akhir tahun ini bisa difungsikan. Hal itu dinilai penting, kata Pakde, karena ada kebiasaan wisatawan yakni tak mau naik kendaraan lebih dari dua jam. Sehingga ketika misalnya wisatawan mau menuju Gunung Bromo, maka harus diarahkan ke destinasi lain terlebih dahulu sebelum akhirnya ke Bromo. Misalnya, dibawa mampir dulu ke Taman Safari Indonesia II Prigen Pasuruan, atau

ke wisata di Batu. Tak hanya itu saja. Saat ini rute penerbangan langsung dari Bandara Juanda ke luar negeri juga semakin banyak. Setelah ke Singapura, Hongkong, dan Kuala Lumpur, kini penerbangan dari Surabaya ke Penang, Malaysia juga sudah dibuka. Bahkan dengan makin seringnya pejabat negara lain datang ke Jatim, kata Pakde, pihaknya selalu memanfaatkan momentum itu untuk jualan tentang trade, tourism, dan investment (TTI) –perdagangan, pariwisata, dan investasi di Jatim- kepada mereka. ”Para tamu asing juga kita provokasi agar menyampaikan berbagai potensi di sini kepada orang-orang di negaranya,” tegasnya. Dengan berbagai upaya itu, pihaknya optimistis tahun 2012 kunjungan wisata ke Jatim akan naik 10 – 15 persen. Naik hampir dua kali lipat dibanding target East Java 2011, yang dipatok naik 5 persen. ■

Disowani 16 Calon Dubes, Pakde Karwo Promosi Pariwisata

Posisi Jatim tampaknya makin penting bagi Indonesia dan negara lain. Ini terlihat dari keinginan Kementerian Luar Negeri yang mengharuskan para calon duta besar (Dubes) dan konsulat jenderal (Konjen) RI di luar negeri untuk sowan ke Pemprov Jatim sebelum dilantik Presiden. Gubernur Soekarwo (Pakde Karwo) pun memanfaatkan momentum itu untuk mempromosikan trade, tourism, dan investment (TTI) di Jatim. MUJIB ANWAR SURABAYA

S

ELASA (7/11) sore sekitar pukul 14.00 WIB, Gubernur Soekarwo beberapa kali memanggil Anang, salah satu ajudannya. Ia menanyakan keberadaan tamu pentingnya. ”Sudah sampai mana,” tanyanya. Si ajudan menjawab, ”Siap, Bapak. Baru saja mendarat,” jawabnya. Sekira 40 menit kemudian,

dua bus membawa rombongan tamu dari Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) dan 16 calon dubes dan konjen RI di luar negeri tiba di Gedung Grahadi. Pakde Karwo langsung menyambut. Ya, sore itu bisa jadi untuk pertama kali dalam sejarah Jatim, Kemenlu membawa belasan calon pejabatnya untuk sowan ke Gubernur Jatim sekaligus ngangsu kaweruh, yang dibingkai acara bertajuk Lintas Nusantara. Ke-16 tamu itu, 13 calon dubes

yakni untuk Aljazair, Irak, Venezuela, Senegal, Qatar, Finlandia, Mesir, Denmark, Mozambik, Ekuador, Bosnia-Herzegofina, Swedia, dan Namibia. Tiga lainnya calon konjen, yaitu konjen di New York, Vanimo Papua Nugini, dan Tawau Malaysia. Sekitar 2,5 jam sebelumnya, Gubernur juga menerima Dubes Ekuador untuk RI HE Mr Eduardo Calderon. Selain promosi TTI, Pakde menegaskan Jatim siap menjalin kerja sama bidang pendidikan, kebudayaan, dan penelitian seperti yang ditawarkan sang dubes. Di bingkai dalam acara jamukan makan siang, di hadapan calon dubes dan konjen, Pakde Karwo memaparkan semua potensi Jatim. Mulai investasi, inflasi, perdagangan, pariwisata, sumber daya alam, hingga bidang pertanian. Menurutnya, Jatim memerlukan rekan kerja sangat positif untuk membangun iklim investasi dan

HUMAS PEMPROV JATIM

CALON DUBES - Pakde Karwo saat menerima 16 calon duta besar dan konjen RI di luar negeri, Selasa (7/11) sore, di Gedung Negara Grahadi. mempromosikan semua potensi. Untuk mewujudkannya, diperlukan kerjasama berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. ”Kalau di luar negeri, tentu peran dubes dan konjen mutlak diperlukan. Makanya kami berterima kasih telah dikunjungi. Ini sekaligus menunjukkan Jatim lebih menarik dibanding wilayah lainnya,” katanya. Pakde berharap, setelah bertugas di luar negeri nanti, informasi tentang semua potensi Jatim dapat

di-gethoktular-kan ke dunia internasional. Ahmad Niam Salim, calon Dubes RI di Aljazair mengatakan, dengan potensi luar biasa yang dimiliki Jatim, tak ada alasan bagi dirinya untuk tidak mempromosikan di negara tempatnya bertugas. ”Mempromosikan Jatim kan sama halnya dengan mempromosikan Indonesia. Karena Jatim salah satu dari provinsi di Republik ini,” tegasnya. ■


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.