Sriwijaya Post Edisi Selasa 30 Juni 2009

Page 23

28

SRIWIJAYA POST Selasa, 30 Juni 2009

OKU TIMUR BANGKIT

Potensi Perkebunan Masih Sangat Menjanjikan

■ Di Wilayah Kabupaten OKUT KEPALA Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kepala Dishutbun) Kabupaten OKU TIMUR, Ir Indra Barlian, Sabtu (27/ 6) mengatakan, Kabupaten OKUT dengan luas wilayah 3.370 KM2 masih mempunyai potensi kehutanan dan perkebunan yang sangat luas, yakni mencapai 165.000 Ha lebih meliputi 104.717 Ha di antaranya yang sudah tertanami, sisanya 15.523 Ha lagi belum tertanami, sementara untuk lahan tidur atau lahan kritis yang dapat dikembangkan masih ada seluas 44.760 Ha. “Dari areal yang sudah ditanam, perkebunan rakyat mendominasi dengan luas 80.009,14 Ha, menyusul perkebunan besar 18.127 Ha dan kehutanan 6.581 Ha,” ujarnya. Menurut Indra, tanaman unggulan perkebunan rakyat yang dikembangkan di Kabupaten OKUT mendominasi tanaman karet rakyat yang luasnya sudah mencapai 66.539 Ha, kelapa 3.076,49 Ha, perkebunan kopi 1.556,71 Ha, tanaman lada 2.098,37 Ha, kelapa sawit 5.979,6 Ha, dan aneka tanaman lainnya dengan luas 758,97 Ha. “Ke depan perkebunan milik rakyat ini akan terus diperluas melalui bantuan bibit yang secara rutin setiap tahun kita berikan dalam bentuk bantuan,” kata Indra Barlian. (Adv)

Bibit karet unggul yang diberikan secara cuma-cuma pada petani.

Karet Rakyat Jadi Primadona Perkebunan Sawit

Kantor Dishutbun yang terletak di Jalan Sudirman Kota Martapura

OKUT Layak Miliki Pabrik Crumb Rubber ■ Kapasitas 100 Ton Slab/Jam JIKA melihat potensi produksi hasil getah perkebunan karet rakyat di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten OKU TIMUR, ditambah dengan terus dikembangkannya areal karet dengan tetap memperhatikan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang No.18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, maka di Kabupaten OKUT secara teknis sudah layak untuk didirikan pabrik Crumb rubber, mengingat selama ini semua produksi karet daerah ini diangkut atau dijual ke Resmiling karet di Kota Palembang. “Untuk mewujudkan rencana ini kita tetap mengharapkan adanya sentuhan dari pihak ketiga atau investor, mengingat potensi produksi karet daerah ini masih sangat besar dan perlu penanganan yang serius dari semua pihak,” tegas Kepala Dishutbun OKUT, Indra Barlian di Martapura, Sabtu (27/6).

Lokasi yang layak dibangun pabrik Crumb Rubber ini dianjurkan daerah yang berdekatan dengan sumber air atau sungai. “Contohnya Desa Bantan berdekatan dengan Sungai Komering, Desa Tri Karya berdekatan dengan Sungai (Way) Hitam dan Desa Rasuan berdekatan dengan Sungai Kepuh dan Sungai Komering,” terangnya. Menurut Indra, petani perkebunan karet di daerah ini diharapkan menjadi petani yang mandiri, tidak saja berperan pada budidaya (on farm) tetapi petani juga harus memiliki akses pada off farm atau ke (pabrik pengolahan) “Jika melihat potensi produksi secara keseluruhan dapat dibangun pabrik crumb rubber dalam skala besar dengan kapasitas 100 ton slab/jam atau di beberapa wilayah (3 wilayah) masing-masing dengan kapasitas olah 40 ton/jam,” tandasnya. (Adv)

Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon KEGIATAN Perempuan Tanam, Tebar dan Pelihara untuk Ketahanan Pangan Keluarga di Kabupaten OKU TIMUR telah dilaksanakan 8 Nopember 2008 dihadiri langsung oleh Menteri Kehutan RI, MS Kaban, yang dihadiri ribuan massa. Hadir juga unsur muspida, organisasi wanita, swasta, wanita peduli lingkungan dan masyarakat. Pada acara tersebut telah dilaksanakan penanaman bibit penghijauan secara simbolis oleh Menteri Kehutanan dan Bupati OKU TI-

MUR, H Herman Deru, SH, MM serta penanaman lanjutan oleh masyarakat yang dimotori Ketua Tim Penggerak (TP PKK) OKUT, Hj Febrita Lustia. Menurut Kepala Dishutbun OKUT, Ir Indra Barlian, dalam kegiatan tersebut telah berhasil ditanam bibit mahoni sebanyak 130.000 batang, jati 7.000 batang, tanjung 3.000 batang, durian 1.500 batang, mangga 300 batang, pulai 3.500 batang, sukun 500 batang dan rambutan 2000 batang. (Adv)

Membuka Diri Bagi Investor Bidang Kehutanan KABUPATEN OKU TIMUR (OKUT) melalui Dishutbun setempat juga memberikan perhatian serius akan keberadaan hutan sebagai tempat berlindungnya komunitas flora dan fauna yang heterogen, dengan berfungsi sebagai areal tangkapan air dan penyedia oksigen bagi makhluk hidup. Idealnya keberadaan hutan menempati 30 persen dari wilayah suatu daerah. Menurut Kepala Dishutbun OKUT, Ir Indra Barlian, areal kawasan hutan di OKUT mencapai Indra Barlian 29.400 Ha terbagi menjadi kawasan Hutan Tanaman Industri HPHTI seluas 9.400 Ha, HP Air Laye 8.000 Ha dan HP Saka seluas 12.000 Ha. Untuk areal HPHTI telah diberikan kuasa pengelolaan hutan kepada PT Musi Hutan Persada (PT MHP) dan

ditanami dengan komoditi acasia magnium seluas 6.081 Ha. Khusus untuk HP Air Laye dipinjampakaikan sebagai Pusat Latihan Tempur (OMIBA). “Hutan produksi (HP) Saka pada saat ini masuk ke dalam lahan kritis yang ditumbuhi lalang. Untuk itu ke depan daerah ini akan kembali dihijaukan sehingga fungsinya sebagai daerah lindung bagi ketersediaan air Upper Komering dapat tetap terjaga,” urainya. Disebutkan, karena pengelolaan Hutan Produksi pada bagian hulu sangat penting maka akan mendapat prioritas awal dan diharapkan peran serta masyarakat dalam pelestarian dan konservasi alam. “Pemerintah daerah juga membuka diri bagi investor yang akan menanamkan investasi di sektor kehutanan,” katanya. (Adv)

Program Pengembangan Kelapa Sawit SEBAGAI komoditi unggulan kedua kelapa sawit mempunyai prospek yang juga patut menjadi perhatian bagai daerah ini, mengingat komoditi ini mempunyai banyak kelebihan di antaranya umur cepat panen, pemeliharaan yang tidak rumit, serta mempunyai propek harga yang baik. Kabupaten Ogan Komering Ulu TIMUR (OKUT) mempunyai wilayah sebaran perkebunan kelapa sawit mulai dari Kecamatan Martapura, Madang Suku II, Buaymadang, Cempaka dan Belitang III. Sampai saat ini mempunyai luasan mencapai 21.106,6 Ha dengan pembagian, perkebunan besar 15.127 Ha dan perkebunan rakyat 5.979,60 Ha. Menurut Kepala Dishutbun OKUT, Ir Indra Barlian, upaya pembangunan pabrik kelapa sawit sudah ada yang merintis yaitu pembangunan pabrik milik PT Laras Astra Kartika di Desa Banban Rejo Kecamatan Madang Suku II, yang saat ini telah mencapai fisik lapangan sekitar 95 persen. “Pabrik kelapa sawit ini mempunyai

kapasitas 10 ton TBS/jam dengan ketersediaan bahan baku dari kebun sendiri ditambah kebun-kebun masyarakat dari sekitar pabrik,” ujarnya. Selain itu, kata Indra, di daerah ini juga bakal memiliki pabrik sawit PT Campang Tiga di Kecamatan Cempaka, telah memulai pembangunan pabrik dengan kapasitas 30 ton TBS/jam dengan bahan baku dari kebun sendiri dan dari kebun patungan. “Ke depan diharapkan akan masuk investor baru untuk pengelolaan turunan dari produk kelapa sawit seperti pabrik minyak goreng, mentega, dan sabun,” ucap Indra Barlian. (Adv) PERKEBUNAN DI OKUT 1. Perkebunan Besar 15.127 Ha 2. Perkebunan Rakyat 5.979,60 HA RENCANA PENDIRIAN A SA WIT APA SAWIT PABRIK KEL AP 1. PT Laras Astra Kartika 10 ton TBS/jam 2. PT Campang Tiga 30 ton TBS/jam

GUNA memacu minat warga OKU TIMUR untuk terus mengembangan penanaman karet, Pemkab OKUT melalui Dishutbun sejak Tahun 2005 telah melaksanakan program bantuan bibit karet polybag sebagai perangsang (stimulus), mengingat selama ini petani karet daerah ini kerap dihadapkan dengan kesulitan untuk mendapatkan bibit yang sesuai dengan klon anjuran. Kepala Dishutbun OKUT, Ir Indra Barlian belum lama ini mengatakan, bagi petani yang hendak mendapatkan bibit bantuan dari pemerintah tersebut dapat mengajukan permohonan secara berkelompok dengan jumlah masing-masing kelompok 25 hingga 35 orang, di samping harus memenuhi persyaratan teknis lainnya. “Bibit karet yang kita berikan sebagai bantuan itu terlebih dahulu telah melewati sertifikasi dari Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Sumatera Selatan,” imbuhnya. Disebutkan, setiap petani yang telah mengajukan permohonan dan telah memenuhi peryaratan akan diberikan bantuan bibit karet sebanyak 500 batang per-hektar per orang. “Selain kita berikan bantuan bibit petani juga kita berikan pengetahuan bagiamana cara menanam dan merawat bibit karet yang baik sehingga kedapan mampu berproduksi dengan baik,” tandasnya. (Adv) Pengembangan Karet di OKUT (Lima Tahun Terakhir) No Tahun Volume 1. 2005 2.500 Ha 2. 2006 2.500 Ha 3. 2007 2.500 Ha 4. 2008 2.500 Ha 5. 2009 2.250 Ha Sumber: Dishutbun OKUT 2009

Pemanfaatan Kayu Karet di OKUT TANAMAN karet tua dan rusak di Kabupaten OKU TIMUR telah mencapai luasan 8.024,50 Ha, umumnya banyak terdapat di daerah ex transmigrasi Batumarta, dan paling banyak masuk dalam Kecamatan Madang Suku III. “Potensi kayu karet yang tua/rusak dapat digunakan sebagai bahan baku industri furniture. Dari luasan 8.021,50 Ha tersedia kayu bulat 320.840 M3. Atau setara dengan kayu olahan sawn timber 80.210 M3,” jelas Kepala Dishutbun OKUT, Ir Indra Barlian, Sabtu (27/6). Disebutkan, permintaan dunia akan kayu karet ini sangat tinggi karena kayu karet merupakan kayu limbah perkebunan dan bukan kayu yang diambil dari kawasan hutan. Belakangan ini selain sawn timber, kayu karet tua dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tripleks. Di Kabupaten OKUT sampai saat ini belum ada industri kayu karet yang mengolah kayu karet menjadi bahan jadi (finishing). (Adv)

Martapura Miliki Hutan Kota Satu lagi program kehutanan dengan mengaplikasikan pembuatan Hutan Kota di Kompleks Perkantoran Kotabaru seluas 5 (lima) hektare. Hutan Kota ini dibangun pada Tahun 2005 dengan tujuan sebagai areal penyangga untuk paruparu kota, penyedia oksigen yang membentuk komunitas hutan. Pada Hutan Kota ini dibangun berbagai macam tanaman seperti pinus, jati, mahoni, tembesu, akasia, glodokan. Hutan Kota dirancang sebagai tempat istirahat dan olah raga, karena di dalam hutan kota tersebut nantinya akan dibangun track untuk tempat bersantai dan olah raga. (Adv)

Jalan produksi membantu petani memudahkan membawa hasil produksi hasil pekebunan

Dam pengendali merupakan salah satu cara untuk penyediaan air disaat musim kemarau yang banyak dibangun Dishutbun OKUT

Dibangun Jalan dan Dam Pengendali Hutan kota disekitar kompleks perkantoran Pemkab OKUT desa Kota Baru Martapura

PENINGKATAN luas areal perkebunan rakyat di OKUT diiringi dengan pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana infra struktur jalan usaha tani khususnya jalan produksi perkebunan. Pembangunan jalan produksi perkebun-

an dimulai dengan usaha meningkatkan kualitas jalan setapak menjadi jalan pengerasan dengan ukuran badan jalan 3 (tiga) meter dan bahu jalan masingmasing kiri dan kanan jalan dengan lebar 0,5 meter.

Di samping itu untuk penampungan air disekitar kawasan hutan dan pemukiman warga dibangun sejumlah embung dan Dam Pengendali dibuat pada lahan dengan tanah liat berlempung. (Adv)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.