Sriwijaya Post Edisi Minggu, 29 Januari 2012

Page 13

SRIWIJAYA POST Minggu, 29 Januari 2012

Incar Para Pemuda Di era modern ini, ada beberapa pencipta lagu Palembang yang mencoba untuk mengharumkan Palembang lewat musik. Salah satunya adalah Masagus Ahmad Helmi. Mungkin banyak yang mengerutkan dahi tanda keheranan ketika mendengar nama tersebut. Namun, begitu nama Iir Stoned diucapkan, pecinta musik Palembang mungkin sudah banyak yang mengenal nama tersebut. “Nama Iir Stoned didapat dari teman-teman seniman lainnya. Kata mereka biar terdengar lebih keren dan lebih mudah diucapkan,” ujar Iir. Iir bisa dikatakan adalah salah satu pencipta lagu Palembang di era modern. Itu bisa dibuktikan dari lirik-lirik lagu yang sudah ia ciptakan. “Meski saya menggunakan bahasa Palembang, saya berusaha menciptakan lagu Palembang yang mengikuti zaman. Selain itu, saya berusaha mengajak pendengar lagu saya berbuat yang positif,” ujar Iir. Salah satu hal positif yang bisa didapat dari lagunya bagaimana ia mengajak seseorang untuk tidak pergi ke tempat dugem. “Saya lupa judul lagunya. Namun, isinya kurang lebih mengajak si pendengar untuk meninggalkan hal-hal yang negatif. Salah satunya adalah dengan tidak mengunjungi tempat hiburan malam,” ujar bapak dua anak ini. Selain Iir, ada juga Pilus. Bersama Iir dan yang lainnya, Pilus mengajak para pemuda untuk mencintai karya pencipta lagu Palembang. “Kami sedang berusaha untuk memperkenalkan Batanghari Sembilan ke seantero Indonesia. Sebab itu kami berusaha menciptakan lagu-lagu Palembang yang bisa akrab di telinga remaja kota ini. Itu adalah misi kami,” ujar Iir. (refly permana)

Kesulitan Promosi PERMASALAHAN yang dihadapi para musisi Palembang adalah tidak ada media promosi. “Saya sangat berharap musik Batanghari Sembilan bisa menyamai bahkan melebihi musik Padang ataupun musik Batak. Namun, jangankan melebihi, menyamai kedua musik tersebut sulit apabila tidak ada media pendukung promosi karya-karya kami,” ujar Iir. Iir berharap, pemerintah Palembang lebih memikirkan nasib-nasib para senimannya, termasuk para musisi. Selain pemerintah, mereka juga berharap para instansi swasta yang beroperasi di wilayah Palembang sedikit

memperhatikan nasib kesenian Palembang. “Kini kami hanya berusaha memperkenalkan musik Batanghari Sembilan lewat dana pribadi kami. Selain itu, ada juga beberapa bank yang peduli dengan nasibnasib para seniman Palembang,” ujar Iir. Namun, hal tersebut hanya sebatas di dalam kota ini. Untuk mengedarkan musik Batanghari Sembilan lebih luas lagi, Iir mengaku tidak mampu. “Kalau mau promosi lewat televisi saya tidak mampu. Bayangkan, satu kali tampil di televisi, kami wajib membayar empat juta,” ujar Iir. (refly permana)

SRIPO/CW6

Iir Stoned

13

Pesona Musik Batanghari Sembilan SETIAP daerah yang ada di Indonesia mempunyai lagu daerah. Lewat alunan lagu-lagu daerah, seseorang bisa mengetahui ciri khas atau pun pola hidup masyarakat yang menetap di sana. “Rata-rata setiap daerah di Indonesia mempunyai lagu-lagu daerah masing-masing. Isi yang terkandung dari lagu-lagu tersebut tidak jauh dari pola hidup masyarakatnya,” ujar Masagus Ahmad Helmi, salah satu pencipta lagu Palembang. Menurut Helmi, lagulagu daerah memang terdengar asyik. Selain bahasa di dalam penggunaan lagu yang berbeda, musik pengiring dari lagulagu tersebut disadur dengan indah sehingga terdengar enak di telinga pendengarnya. Pria yang juga akrab disapa Iir Stoned ini menjelaskan tidak ada catatan sejarah khusus terkait munculnya lagu-lagu Sumatera Selatan. Maklum, lagulagu yang sering didengar tercipta secara tidak sadar dan spontan. Di saat seseorang melafaskan beberapa kalimat sambil berdendang maka itu bisa disebut dengan lagu. Banyaknya lagu-lagu daerah, seperti Dirut, Ribu-ribu, ataupun Cok Mailang, menunjukkan betapa kreatifnya masyarakat Sumatera Selatan tempo dulu. Bayangkan, hanya dengan menggunakan alat musik seadanya dan lirik lagu yang tercipta secara spontan bisa menjadi sebuah lagu yang enak didengar. “Zaman dahulu tidak ada alat-alat musik seperti sekarang yang sering kita lihat. Masyarakat dahulu hanya menggunakan kayu, bambu, ataupun bendabenda yang terbuat dari kulit untuk mengiringi sebuah lagu. Barulah ketika alat-alat musik seperti gitar ataupun gendang masuk ke Sumatera Selatan lagulagu daerah kita diiringi dengan musik pengiring kontemporer,” jelas Iir. Karena lirik laug yang

SRIPO/CW6

Beberapa musisi Palembang saat mengisi acara peresmian Tandipulau beberapa waktu yang lalu.

tercipta secara sepintas, tema lagu-lagu daerah yang ada di Sumatera Selatan tidak jauh dari kehidupan masyarakatnya. Ada juga sebagian lagu yang bertemakan ratapan kesedihan dari si penyanyi. “Contohnya Dirut, yang bercerita bagaimana suami dan anaknya yang ditinggalkan sang istri. Ada juga nyanyian yang berisikan penyesalan akan nasib yang diterima dari si penyanyi seperti lirik lagu Ribu-ribu. serta masih banyak lainnya,” ujar Iir. Semakin berkembangnya zaman, bentuk lagulagu daerah Sumatera Selatan sedikit mengalami perubahan. Selain perubahan alat musik, tema lagu juga sedikit berubah. Bila sebelumnya hanya sebatas pola hidup masyarakat maka di zaman sesudahnya lagulagu Sumatera Selatan

berceritakan aset-aset provinsi ini. Salah satu lagu yang memperkenalkan aset sekaliugus ciri khas Sumatera Selatan adalah Pempek Lenjer yang dibawakan secara asyik oleh Karel Simon. “Eranya Karel Simon bisa dibilang sebuah gebrakan baru dari lagulagu Sumatera Selatan. Lewat lagu-lagunya, Karel memperkenalkan Sumatera Selatan. Mulai dari bahasa, budaya, hingga tempat-tempat pariwisata diperkenalkan Karel lewat dendangan lagu-lagunya,” kata Helmi. Selain liriknya yang berbahasakan Palembang, lagu-lagu Sumatera Selatan juga diiringi dengan alunan musik yang eksklusif. Musik iringan lagu-lagu Sumatera Selatan dikenal dengan sebutan Batanghari Sembilan. Untuk mendengar alunan lagu yang

diiringi Batanghari Sembilan bisa didengar dari lagu-lagunya Sailin, Karel Simon, dan lainnya. Dari lagu-lagui mereka dapat disimpulkan kalau musik Batanghari Sembilan dominannya terletak pada alunan gitar akustik dan buah-buahnya yang berbeda dengan lagu-lagu dari daerah lainnya,” jelas Iir. Coba kita bedakan lagu Sumatera Selatan dengan lagu-lagu daerah dari Sumatera Utara. Atau bisa juga dijadikan pembanding adalah lagulagu daerah dari Sumatera Barat. Apakah terdapat perbedaan? Sayangnya, alunan musik Batanghari Sembilan kalah mentereng dibandingkan musik dari Sumatera Barat ataupun Sumatera Utara. “Musik dua provinsi tersebut sekarang sudah diaransemen dengan luar

biasa. Mungkin banyak yang tahu bagaimana musik Padang dikompilasi dengan lagu-lagu modern yang sering dibawakan band-band nasional. Sebagian juga ada yang memakai musik Batak sebagai pengisi lagu bandband tersebut. Lalu, kapan musik Batanghari Sembilan bisa seperti itu?” sesal Iir. Demi mengumandangkan musik-musik Batanghari Sembilan, Iir sangat berharap pada para remaja. Ia berharap, para pemuda Sumatera Selatan mempunyai niat untuk memasarkan musik Batanghari Sembilan. “Tidak mesti lewat bahasabahasa Palembang. Kalau para pemuda kreatif, musik Batanghari Sembilan bisa mengiringi sebuah lagu yang mengikuti zaman,” ujar Iir. (refly permana)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.