Sriwijaya Post Edisi Selasa 19 Mei 2009

Page 4

SRIWIJAYA POST Selasa, 19 Mei 2009

3

Pondok ASI di Terminal AAL PALEMBANG, SRIPO — Tidak banyak ibu-ibu di kota ini memberikan ASI (Air Susu Ibu) ekslusif selama enam bulan kepada bayinya. Hal ini dikarenakan kesibukan seorang ibu yang tidak hanya menjadi ibu rumah tangga, namun banyak ibu yang bekerja untuk menunjang ekonomi keluarga, salah satunya di pasar dan terminal. Agar hak bayi terpenuhi, Dinkes Palembang menyediakan Pondok ASI sebagai tempat persinggahan bagi seorang ibu untuk menyusui anaknya saat berada di perjalanan. Pondok ASI di Terminal Alang-Alang Lebar (AAL) berukuran 5x10 meter dengan tiga kamar dan satu ruangan utama. Ruangan itu hanya berisi

Data Survei Demografi dan kesehatan Indoinesia (SDKI) Indikator ................................................. 2007 Jumlah Bayi usia 6 Bulan minum ASI .......... 7,2 % Angka cakupan ASI eksklusif ................... 32,3 % Bayi di bawah 6 Bulan diberi susu formula 27,9 % poster tentang manfaat ASI. Lantainya dilapisi karpet tanpa tempat tidur bayi dan kursi. Selain itu, tidak tersedia air minum bagi ibu menyusui dan tanpa pendingin ruangan. Kendati minim fasilitas, Pondok ASI ini diresmikan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Prof Dr Meutia Hatta, Senin (18/5) disaksikan Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel Ny Hj Eliza Alex Noerdin, Kepala Dinas Kesehatan Palembang dr Hj Gema Asiani.

Menurut Meutia, Pemberian ASI adalah intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi dan tumbuh kembang secara optimal. ASI dapat memenuhi kebutuhan bagi dalam enam bulan pertama, diikuti dengan pemberian makanan tambahan dan ASI dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun. “ASI Adalah asupan gizi yang terbaik untuk bayi, khususnya untuk melindunginya dari

infeksi pernafasan, diare, alergi, sekit kulit dan obesitas,” katanya. Adanya pondok ASI, lanjut Meutia Hatta, setidaknya dapat mendorong ibu untuk menyusui bayi ditempat yang aman dan terlindungi. “Pencanangan pondok ASI sangat bermanfaat bagi ibu menyusui dalam mempersiapkan generasi menerus,” katanya. Seperti dikatakan Ibu Ernis (29). Ia mengaku tabu untuk menyusui anaknya di tempat umum karena dengan mudah dilihat banyak orang khususnya kaum lelaki. “Bersyukur sekali ada Pondok ASI. Bayi saya dengan nyaman dan saya pun tidak harus berjagajaga,” katanya. (sin)

Melenggang ke Jepang

SRIPO/STA

HEDYA Masita (17) seketika mengumbar senyum, mengingat kenangan saat guru memberitahukan, dirinya terpilih mewakili Sumsel dalam program Japan East Asia Network of Ekschange for Student and Youths (JENESYS) atau program pertukaran

Hedya Masita

pelajar ke Jepang. Ia menyebut prestasi ini sebagai anugerah tak ternilai. “Tidak menyangka menang, padahal saingannya pintar-pintar,” kata Hedya saat dibincangi Sripo, Rabu (13/5). Pelajar kelas XI IPA 2 di SMAN 3 Palembang berhasil menyisihkan 198 siswa terbaik dari 33 provinsi. Saat itu seleksi dilakukan di Jakarta. Hanya saja sebelum melenggang ke ibukota, gadis berkulit putih ini harus berlaga dulu dengan 30 siswasiswi terbaik di SMAN 3 Palembang. “Awalnya seleksi lewat sekolah dulu, dipilih dua orang termasuk saya,” katanya. Usai dinyatakan menang baru diberangkatkan ke Jakarta selama lima hari. Kemenangan tak dilalui dengan mulus, proses evaluasi dari mulai tes TOEFL, wawancara bahasa Inggris, pentas seni, psikotes hingga kemampuan pola pikir dijalani. “Sempat stres juga. Bayangkan selama lima hari kegiatannya tes terus. Alhamdulillah terhibur pas ritual pentas seni,” ucap putri

bungsu pasangan Drs Herman Zaini dan Solhija yang mengaku menampilkan atraksi tari khas Sumsel dan menyanyi saat di panggung. Khusus untuk urusan manggung, Hedya mengaku tak perlu obat anti gugup. Bila peserta lain cenderung takut, gemeteran hingga lupa lirik, justru itu tak terjadi pada Hedya. Dia mengaku gejala demam panggung tak menghinggapi. “Anteng saja. Nyanyi yah nyanyi. Saat disuruh Menari, tinggal lenggak-lenggok aja. Yang terpenting percaya diri. Toh itu semua sudah dipersiapkan,” tuturnya sambil tersenyum simpul. Diakui Hedya faktor keberuntungan masih menghigapi. Terlebih dua minggu lalu, guru BK menyebutnya terpilih sebagai satu-satunya siswa ke Jepang. Ia mewakili Sumsel bersama 39 siswa lainnya se-Indonesia. Lalu apa yang dipersiapkan? Lugas dikatakan Hedya, cukup doa dan tenaga. Kondisi fisik serta menjaga kebugaran juga faktor penunjang lainnya. (dewi h)

HUMAS PEMPROV SUMSEL/UNTUNG

TINJAU PONDOK ASI — Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Prof Dr Meutia Hatta didampingi Ny Hj Eliza Alex meresmikan Pondok ASI di areal Terminal Alang-Alang Lebar, Senin (18/5)

Pilih KBIH Terakreditasi BIASANYA calon jemaah enggan memertanyakan badan hukum suatu KBIH saat mendaftar. Usai saudaranya naik haji atau umroh, sukses lalu diinformasikan kepada saudara yang lain. SRIPO/PIL

Drs Najib Haitami Kakanwil Depag Sumsel

PALEMBANG, SRIPO — Kepala Kantor Wilayah Depag Sumsel, Drs Najib Haitami mewanti-wanti para calon jemaah, baik yang hendak menunaikan ibadah haji maupun umuroh lebih selektif memilih Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Utamakan KBIH berstatus akreditasi serta memiliki ijin operasional resmi yang dikeluarkan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Depag RI. Pihaknya akan mudah mengontrol apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misal kasus penelantaran jemaah. “Kalau jemaahnya tidak

menggunakan KBIH resmi tentu kita sulit melacaknya. Itu sepenuhnya wewenang kepolisian. Tapi kalau KBIH resmi otomatis surat ijin operasionalnya akan dicabut,” kata Najib kepada Sripo, Senin (18/5) di aula kanwil Depag Sumsel. Ia menyayangkan bila jemaah masih mempercayakan ibadah ditangani oleh pihak tak bertanggungjawab. Jemaah sudah mengeluarkan uang malah disalahgunakan. “Nauzubillah, dosanya sangat besar,” ungkap Najib. Berdasarkan data, baru sekitar 50 persen saja

jumlah KBIH di Palembang yang berstatus akreditasi. Yakni, tercatat 32 KBIH berstatus akreditasi sisanya yakni 64 KBIH masih berstatus izin operasional. “Syarat KBIH terakreditas tidak mudah. Dinilai dan diproses oleh Direktorat Haji dan Umroh, Depag RI,” kata Najib. Tetapi sejauh ini, lanjut Najib, umumnya warga Sumsel cenderung lebih cerdas menentukan KBIH. Proses yang berkembang lebih kepada faktor kepercayaan dan informasi dari mulut ke mulut. Biasanya calon jemaah enggan mempertanyakan badan hukum suatu KBIH saat mendaftar. Usai saudaranya naik haji atau umroh, sukses lalu diinformasikan kepada saudara yang lain. “Faktor kepercayaan inilah yang sulit kita tekan. Akibatnya kalau ada kasus penelantaran, diproses tenyata KBIH tak berijin,” ungkap Nadjib. (sta)

Launching Penyaluran Kredit Tanpa Agunan Bagi UKM ■ ■ Pencanangan Pondok ASI dan Kartini Award 2009 BERTEMPAT di Hotel The Arya Duta Palembang, Senin (18/5) berlangsung launching Penyaluran Kredit Tanpa Agunan Bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di seluruh kabupaten/kota di Sumsel. Ini ditandai dengan penandatanganan berita acara kesediaan pemberian pinjaman modal tanpa agunan kepada UKM oleh 11 bupati dan 4 walikota di Sumsel. penandatanganan ini disaksikan Menteri Negara Pemberdayaan Wanita Prof Dr Meutia Hatta, Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH serta Ketua DPRD Sumsel Zamzami Ahmad. Pemprov Sumsel pada tahun anggaran 2009 melalui Dinas Koperasi dan UKM mengalokasikan dana pinjaman tanGubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin disaksikan Ketua DPRD Sumsel Zamzami Ahmad menyerahpa agunan Rp 2 miliar untuk kan cenderamata kepada Meneg Pemberdayaan Perempuan Mutia Hatta 600 Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Komitmen untuk membantu UKM ditandatangani berita bayi dan tumbuh kembang secara optimal. Asi dapat memenuhi kebutuhan bagi dalam enam bulan pertama, diikuti dengan pemberian makanan acara kesediaan oleh 11 bupati dan empat walikota di Sumsel. Gubernur Sumsel, Ir H Alex Noerdin mengatakan program pro tambahan dan ASI dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun. “ASI rakyat ini sudah dilakukan sejak dua tahun lalu dengan ribuan usaha Adalah asupan gizi yang terbaik untuk bayi, khususnya untuk melindunginya kecil yang ada di Sumsel terbantu dan kini masih tetap bertahan di dari infeksi pernafasan, diare, alergi, sakit kulit dan obesitas,” kata Meneg tengah krisis global yang mendera dunia. Usaha kecil lebih bisa ber- Pemberdayaan Perempuan, Prof Mutia Hatta. Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel, Hj Eliza Alex Noerdin mengatatahan. Setelah berhasil dilakukan, maka barulah bantuan kredit usaha tanpa agunan ini dilakukan di jajaran pemeirntah kabupaten dan kota kan, pondok ASI di Terminal Alang-Alang Lebar adalah Pondok ASI yang sehingga program bantuan tanpa agunan bagi UKM perlu di-launching pertama di tempat umum karenanya keberadaannya sangat membantu dan menjadi sebuah keharusan bagi setiap kepala daerah. “Masih ibu menyusui. Pondok ASI tidak hanya berada di lokasi umum tetapi juga banyak UKM yang membutuhkan modal kerja tersebar di daerah. dikembangkan hingga di perkantoran, dan ruang publik lainnya sehingga Kita sangat membutuhkan komitmen kepala daerah untuk bisa men- hak bayi untuk mendapatkan ASI tetap terpenuhi. (ADVERTORIAL) jalankan program ini,” kata Alex Noerdin. Di tempat yang sama, dilakukan pemberian penghargaan kepada para Kartini Sumsel yang sudah berjasa dari berbagai sektor. Pemberian penghargaan dilakukan langsung oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Prof Dr Meutia Hatta kepada para penerima di antaranya Ny Hj Eliza Alex Noerdin (Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel yang juga sebagai istri Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin). Sebaliknya, pencanangan Pondok ASI dilakukan di Terminal Alang Alang Lebar. Pondok ASI ini diresmikan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Prof Dr Meutia Hatta, Senin (18/5) disaksikan Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel Ny Hj Eliza Alex Noerdin, Kepala Dinas Kesehatan Palembang dr Hj Gema Asiani. Pondok ASI di Terminal ini sangat membantu ibu-ibu menyusui anaknya dan tidak menyusui anaknya di seberang tempat yang, terlebih di tempat terbuka dan umum. “Pemberian ASI adalah interMeneg Pemberdayaan Perempuan menyerahkan penghargaan vensi yang paling efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup Kartini Award 2009 kepada Bupati Empatlawang

Undangan launching

Undangan launching

Gubernur Sumsel menandatangani Berita Acara Kredit Tanpa Agunan di hadapan para bupati/walikota di Sumsel

Meneg Pemberdayaan Perempuan Prof Mutia Hatta memukul gong tanda launching

Meneg Pemberdayaan Perempuan menyerahkan penghargaan Kartini Award kepada Ny Hj Eliza Alex Noerdin

Foto bersama penerima Kartini Award 2009


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.