Sriwijaya Post Edisi Senin 18 Maret 2013

Page 10

10

SRIWIJAYA POST Senin, 18 Maret 2013

Smart Student

Kembangkan Bakat Seni Siswa PALEMBANG, SRIPO – Kepala Kantor Kementerian Agama Palembang HM Alfajri Zabidi S.Pdi, MM, M.Pdi minta kepala sekolah dan guru di Raudlatul Athfal/RA (Taman Kanak-Kanak) dan Madrasah Ibtidaiyah (sekolah dasar) mengembangkan bakat seni siswa. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa seni siswa adalah hal positif. “Setiap sekolah di harapkan dapat mengembangkan kegiatan-kegiatan yang positif dan sebisa mungkin menghilangkan hal-hal yang negatif,” katanya pada acara penutupan Pentas Seni II MIN 2 Model beberapa waktu lalu. Dikatakan, siswa harus di arahkan kepada kegiatankegiatan yang positif agar rangsangan otaknya terus mengacu dan berkembang pada hal positif. “Kita tahu sendiri saat ini pengaruh negatif dari lingkungan sekitar sangat mudah merasuki anak-anak. Makanya, guru dan orang tua harus menjadi contoh dan membimbing ke positif,” papar Alfajri. “Apa jadinya kalau mereka mengalir dengan hal-hal yang negatif tentu kita sebagai pendidik merasa gagal kalau anak-anak kita terpengaruh hal-hal demikian,” lanjutnya. Untuk menumbuhkembangkan potensi itu, inilah menjadi tugas utama pendidik dan sekolah membentengi siswa agar terhindar dari hal-halnegatif. Siswa perlu dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan positif indoor maupun outdoor sekolah. “Salah satunya ya seperti kegiatan Pentas seni

lIndonesia Dijatah 54 Siswa lBiaya Pendidikan Rp 350 juta - Rp 450 juta Hingga Tuntas SRIPO/HUSIN

MENYERAHKAN – Kapala Kantor Kemenag Kota Palembang HM Alfajri Zabidi S.pdI, MM, M.Pdi didampingi Kepala MIN 2 Model Palembang Budiman S.Pdi, MM.Pd Menyerahkan Piala Juara Umum kepada MI Nurul Falah, beberapa waktu lalu.

MIN 2 Model Palembang ini,ö ungkap Fajri Fajri memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Model Palembang, Budiman S.Pdi, MM dan jajarannya yang telah bersusah payah menggelar kegiatan semacam itu. (sin)

Kuncinya Rajin Membaca T

IDAK banyak orang mendapat kesempatan baik, seperti yang dialami Muliyana SPD, MPd, kepala sekolah (kepsek) SDN 254 Palembang. Sebelum menjadi Kepala Sekolah berprestasi, ia lebih dahulu dinobatkan sebagai guru berprestasi tahun 2008 lalu. Uniknya, saat itu, wanita berkacamata ini telah menjabat sebagai Kepsek. Kepada sripo, ia menuturkan baik guru ataupun kepsek tidak boleh dua kali ikut jika sudah sampa tingkat provinsi. Namun, meski saat itu sudah mejabat Kepsek, kategori yang diikutinya adalah guru berprestasi. Kondisi saat itu tidak ada guru yang bisa diikutsertakan, terpaksa Muliyana mewakilinya. Untunglah, tidak ada guru/peserta lain yang tahu, kalau ia merupakan seorang kepala sekolah. “Mau tidak mau jadi saya yang mewakili. Dan untunglah saya terpilih dan menang,” terangnya. Setelah berselang berapa tahun, kembali ibu tiga putra ini mengikuti kompetisi serupa, hanya saja kategorinya berbeda, yakni Kepsek berprestasi. Penyuka makanan rujak mi ini, meraih gelar Kepsek berprestasi tingkat provinsi 2011. Ti-

EF Tawarkan Universitas Top Dunia

dak banyak memang hadiah yang diraih dari pemilihan itu. Namun menurutnya, bukanlah materi yang ingin dikejar tetapi sebuah pengakuan, bagi Muliyana sudah cukup. Menjadi kepsek ataupun guru berprestasi, kuncinya selalu membaca. Namun membaca yang dimaksudnya, memiliki arti luas bukan arti harfiah. Selain itu, mudah menerima kritik dan saran, mendengar, dan membuka diri. Dengan banyak menerima input dan kritik, seseorang dapat lebih maju. Hal itulah yang terus dipedomani Muliyani. Sejauh ini, ia cukup bangga dengan pencapaiannya, tetapi masih banyak yang ingin dilakukannya. Seperti saat ini, di sekolah pimpinannya, tengah sibuk mempersiapkan diri. Namun ini bukanlah baru, sejak dipercaya memimpin SD tersebut, ia langsung membuat inovasi. Kepsek yang juga berprofesi sebagai dosen ini menerangkan, untuk mangatur, mengelola sebuah sekolah bukan perkara mudah, apalagi untuk menjadikan sekolah itu dipercaya dan memiliki prestasi. Tidak mudah mengatur lingkungan baru, namun, hal itu bukan menjadi

S.Pd, M.Pd : Muliyana, . 1 November 1962 ng ng ba 4 Palemba : Palem olah SDN 25 : Kepala Sek : Menyanyi ibisana W : Pradesa umandra Hadi Wiryak ta as m ra B Yuda na PGRI : Pasca sarja A lu m ni i tahun 2008 h berprestas i tahun 2011 la ko Prestasi se la restas an kepa Pengharga kepala sekolah berpian tahun 2010/2011 an Pengharga tim pembuat soal uj ungan tahun 2012 insi an peduli lingk D berprestasi tk prov Pengharga S an sekolah Pengharga a pemilihan kepala tig Pemenang n 2011 Sumsel tahu la SD berprestasi pa Juara 1 ke

kekhawatirannya, justru sebaliknya, ia merasa tertantang melakukan perubahan. Ini terbukti ketika Muliyana dua kali menjabat Kepsek di dua SDN dengan kondisi kurang tertata. Sebelum di SDN 254, lebih dulu ia memimpin SDN 96 Jakabaring. Dulunya, menurut kelahiran Palembang 1 November 1962 ini, sekolah itu sebagian besar konstruksinya papan. Namun sejak kepemimpinannya, cukup banyak perubahan yang dihasilkannya. Sekarang, ia kembali dipercaya memimpin SDN 254 yang berlokasi di Plaju. Sebenarnya menurut Muliyana, masanya sebagai kepala sekolah telah habis. Tetapi berkat terpilih sebagai Kepsek berprestasi 2011 lalu, pemerintah memberikannya perpanjangan. Beberapa renovasi dirancang seperti beberapa ruang kelas, dan ruang administasi. Selama ini, strategi yang dilakukan, tidak hanya merangkul guru, tetapi juga memperluas pergaulan, seperti dengan pihak swasta. Kini sekolah yang ia pimpin ditingkatkan menjadi akreditasi A dan menjadi sekolah model. (tiara)

SRIPO/TIARA

BIOFILE: N am a La hi r P ek er ja an H ob i Anak

Muliyana

PALEMBANG, SRIPO – Salah satu cara untuk masuk universitas top dunia, seperti Cambridge, Harvard, ataupun Massachusets Institute of Technology (MIT), dibutuhkan kemampuan bahasa Inggris yang baik. Caranya, ikuti program international private high school. Dengan program ini, pelajar SMA diberikan mata pelajaran khusus, dan sesuai dengan minat jurusan yang akan diambil ketika kuliah. Program Education First (EF) yang baru berjalan tiga tahun ini, memberikan kesempatan bagi pelajar SMP atau minimal usia 14 tahun, untuk melanjutkan SMA-nya didua negara yang telah ditunjuk, Inggris dan Amerika. Tetapi bisa juga untuk anak yang sudah memasuki SMA, nantinya siswa tersebut hanya menghabiskan sisa belajarnya dikedua negara itu. Hal itu dipaparkan Country program manager Education First (EF), Yovita Marlina, Sabtu (16/3) menerangkan, tahun ini Indonesia mendapatkan kuota sebanyak 45 anak. “Kami melakukan penjaringan dari beberapa provinsi di Indonesia, termasuk Sumsel dan hanya yang lulus dapat melanjutkan studi,” katanya. Untuk Palembang sendiri, ungkap Yovita, baru ada tiga yang mendaftar. Namun, ini menjadi catatan yang baik, sekarang total yang mendaftar ada 23 anak. Novita memberikan penjelasan program EF kepada calon wali murid dan siswa di Grand Zuri hotel usai memberikan tes pada peserta. Hal terpenting yang ditekankan bagi peserta, yakni meningkatkan bahasa Inggris. Selain itu, ada juga learning profile tes yang dilakukan, ini untuk mengetahui kemandirian peserta, serta mengetahui apa tujuan anak sebenarnya menempuh pendidikan di negara luar. Dijelaskan, ada metode pengajaran yang berbeda

SRIPO/CW7

Country program manager Education First (EF), Yovita Marlina, Sabtu (16/3) menjelaskan kepada siswa dan orang tua cara masuk ke Universitas Top Dunia seperti Inggris dan Amereka.

di Inggris dan Amerika. Dari dua tawaran ini, lebih banyak anak yang mendaftar ke Inggris. Pasalnya, Inggris memiliki metode belajar linier, atau hanya fokus pada salah satu pilihan jurusan. Ia mencontohkan jika si anak mengambil jurusan kedokteran saat kuliah, maka pelajaran yang diberikan seputar IPA dan matematika, serta sains saja. Cara inilah yang memudahkan anak jika ia ingin melanjutkan kuliah di luar negeri. Untuk biaya sekolah, kata Yovita, tidak jauh berbeda jika anak melanjutkan di sekolah internasional. Kisaran biayanya, antara Rp 350 juta-Rp450 juta. Semua itu, menurutnya sudah termasuk penginapan dan makan. Salah seorang pelajar yang berminat melanjutkan SMA ke luar, Vido Dicky Jakob. Siswa kelas X SMA Kusuma Bangsa ini mengaku tertarik melanjutkan belajar di luar, karena ingin mendapat tantangan dan pengalaman berbeda. Rencananya, pelajar yang sejak TK kursus bahasa Inggris ini, akan memilih Inggris sebagai tujuannya. Kurang lebih dua

tahun, Vido akan menghabiskan sisa belajar jenjang SMA nya. “Sekitar dua tahun lagi, habis itu akan pulang ke Indonesia. Saya mau kuliah ke-

dokteran, jadi mau pilih Inggris, karena lebih straight belajarnya, fokus dipelajaran IPA dan matematika saja,” ujar juara debat bahasa Inggris ini. (cw7)

Smart Solution

Kebijakan Pendidikan Saya merasa kebijakan pendidikan masih belum berjalan, kenapa siswa selalu mempelajari LKS daripada buku paket. Walaupun Diknas telah memberi teguran, tapi masih saja tak digubris oleh guru. Ada gak keseriusan diknas untuk sidak? Kalau diagendakan baru didatangi, itu nggak perlu. saya pribadi membayangkan, apakah siswa-siswa tersebut dapat menerima pendidikan yang bermutu, sebelumnya terima kasih. Jawab: Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih atas informasinya. Prinsip paksaan tidak dibolehkan. Jadi tidak usah diberli LKS nya, Kecuali media pembelajaran itu berasal dari guru, atau hasil karya gurunya. Bolehboleh saja. Namun, Jika ini dipaksa, sementara orang tua sang anak mungkin keberatan, ini tidak boleh. Jika memang demikian, laporkan dan akan ditindak. Untuk sidak, sepertinya ini tidak dapat dilakukan, karena terlebih dulu harus ada bukti. Jadi jika memang ada LKS laporkan. (cw7)

Riza Fahlevi Kadisdikpora Kota Palembang

PEMBACA budiman, jika Anda mempunyai permasalahan, keluhan dan pertanyaan berkenaan dengan pendidikan dan kebijakan instansi terkait, silakan sampaikan via SMS ke 081273069344 email sriwijayapost@yahoo.com atau facebook Sriwijaya Post. Kami akan upayakan mencari jawaban dan solusinya.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.