Sriwijaya Post Edisi Rabu, 7 Desember 2011

Page 12

12

SRIWIJAYA POST Rabu, 7 Desember 2011

Lahat, Pagaralam, Muaraenim, Empat Lawang

Layanan Publik Lumpuh Total ■ Jaringan Online Kantor Pos Rusak ■ Pembayaran Rekening Listrik, Wesel, Kredit Leasing TEBINGTINGGI, SRIPO Rusaknya antena jaringan Kantor Pos Tebingtinggi mengakibatkan layanan publik seperti pembayaran rekening listrik, pengiriman wesel elektronik, pembayaran kredit leasing berbagai produk menjadi terhambat.

Pantauan Sripo, Selasa (6/ 12), Kantor Pos Tebingtinggi yang terletak di Tebingbenteng, Kelurahan Kupang, Kecamatan Tebingtinggi tidak terlalu ramai. Ada beberapa warga yang datang tetapi tak lama kemudian langsung keluar.

Sebagian warga terlihat masih mengirimkan surat. “Saya mau bayar listrik tadi, tetapi katanya masih rusak. Tidak tahu juga sampai kapan bagusnya,” kata seorang warga yang dijumpai di lokasi. Kepala Kantor Pos Te-

bingtinggi, Nurmisrah mengakui ada kerusakan di jaringan sehingga sistem komputerisasi di kantor pos tidak bisa terhubung ke server. Kerusakan yang terjadi tiga hari terakhir mengakibatkan layanan pada masyarakat tak maksimal.

“Kalau untuk surat masih bisa dilaksanakan tetapi untuk resi pengirimannya belum bisa didapat. Sementara untuk pengiriman wesel tidak bisa dilakukan sama sekali,” ujarnya. Dikatakannya, pihaknya telah menghubungi teknisi

di Jakarta untuk memperbaiki jaringan tersebut. Namun, belum ada kepastian teknisi tersebut akan berangkat ke Tebingtinggi. Pihaknya berharap perbaikan cepat dilakukan mengingat jaringan yang rusak ini sarana utama untuk sebagian besar transaksi. Dia menambahkan perbaikan memang tidak langsung dilakukan teknisi dari Jakarta melainkan dari teknisi di Palembang yang

memang ditunjuk sebagai penanggungjawab jaringan. “Kalau untuk kerusakan kecil kita memang diajari. Tetapi kalau kerusakannya parah seperti ini harus orang yang benar-benar ahli,” katanya. Dia menambahkan, perangkat jaringan ini memang sudah aus termakan usia. Sudah pernah diusulkan penggantian tetapi belum disetujui. (st2)

Infrastruktur Banyak Mubazir ■ Kritik DPRD Pagaralam PAGARALAM, SRIPO - Beberapa fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mengajukan beberapa keberatan termasuk mengkritik berbagai pembangunan di Pagaralam saat yang dianggap tak mubazir tak menyentuh rakyat. Hal ini disampaikan saat Rapat Paripurna membahas Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) 2012, Senin (6/12). Ketua Fraksi Gunung DPRD Kota Pagaralam, Alpian mengatakan, sebagai anggota dewan pihaknya mengakui saat ini pembangunan di Pagaralam sangat pesat. Namun, pembangunan infrastruktur yang ada saat ini terkesan mubazir karena tidak terlalu bermanfaat untuk masyarakat Pagaralam. “Pambangunan yang terkesan mubazir yaitu pembangunan lapangan terbang dan pembangunan jalan di kawasan Cughup Mangkok,” ujarnya. Pembangunan jalan dua jalur di kawasan objek Wisata Cughup Mangkok dinilai sangat tidak bermanfaat untuk warga Pagar-

alam karena jalan itu setiap harinya hanya dilalui harinya kurang dari 20 kendaraan. Makin parah karena jalan itu dibuat dua jalur. Seharusnya kata Alpian pemerintah membangun dengan skala prioritas. Untuk mengetahui apa yang akan menjadi skala prioritas pembangunan yaitu memalui proses Musrenbang. Jika proses Musrenbang sudah berjalan maka dapat ditentukan pembangunan apa yang dibutuhkan masyarakat Pagaralam ini. “Dari berbagai usulan masyarakat tersebut pemerintah dapat melakukan seleksi sesuai dengan jumlah dana yang ada. Pemerintah dalam hal ini harus melakukan skala prioritas

tadi,” katanya. Karena itu dewan mengharuskan Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam dapat menggunakan dana APBD 2012 yang mencapai Rp 497 miliar untuk membangun insfratruktur sesuai kebutuhan masyarakat Pagaralam. Hal ini akan terwujud jika pemerintah mendengarkan permintaan rakyat melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) mulai dari tingkat RT/RW sampai ke tingkat Kota. Rapat dihadiri Wakil Walikota Pagaralam, Hj Ida Fitriati yang kemarin menyampaikan Pidato Pengantar Nota Keuangan RAPBD 2012 Pemkot Pagaralam. (mg16)

Muaralawai-Kebur Harus Diprioritaskan ■ Dua Jembatan di Jalinsum

Bangun Pasar Kalangan Modern ■ Program Pemkab Lahat LAHAT, SRIPO - Pasar kalangan yang banyak terdapat di beberapa kawasan di Kabupaten Lahat selalu identik kotor, semerawut dan penyebab macet. Namun, Pemerintah Kabupaten Lahat akan merubah paradigma tersebut dengan menjadikan pasar tradisional tersebut menjadi lebih rapi dan teratur sehingga warga yang berbelanja merasa lebih nyaman. Menurut Bupati Lahat Saifudin Aswari Senin (5/12), meski tidak sebaik pasar modern tetapi setidaknya warga yang datang berbelanja merasa lebih nyaman. Satu per satu kalangan yang ada di Lahat akan dipermak. “Kalangan kan biasanya di wilayah pedesaan. Jadi warga Desa jangan kalah dengan warga kota, juga harus bisa rapi dan tertata,”

SRIPO/TOMMY SAHARA

MELINTAS — Puluhan truk angkutan batubara melintas bersamaan di Jembatan Muaralawai, yang ada di Kecamatan Merapi Barat. Foto diambil beberapa waktu lalu.

ujar Saifudin Aswari. Meski cukup memakan waktu tetapi Pemkab Lahat mengusahakan secepatnya. Pembangunan dimulai dari kalangan di Kecamatan Jarai yang memerlukan anggaran Rp 1 miliar yang bisa menampung lebih dari 25 pedagang. Tahun 2012 kembali dianggarkan dana dari APBD untuk membangun 50 lapak lagi. Pembangunan pasar Kalangan kemudian akan dilanjutkan ke kalangan Tanjungsakti, dan kalangan lainnya yang ada di Kabupaten Lahat. “Dalam waktu dekat saya akan meninjau Kalangan Tanjung Sakti, untuk melihat kondisi terbaru. Pokoknya kesan negatif yang melekat pada pasar kalangan, harus bisa dilepas,” imbuh Saifudin Aswari. Sementara beberapa peda-

LAHAT, SRIPO - Ambruknya jembatan di Kutai Kertanegara membuat sebagian masyarakat Kabupaten Lahat cukup was-was termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lahat. Wa k i l Ketua II DPRD Kab up-

gang di pasar kalangan di Kecamatan Jarai, mengaku senang dengan langkah diambil Pemkab Lahat. Karena meskipun berada jauh dari Kota Lahat, masyarakat Jarai tetap diperhatikan. Kini pasar kalangan tempat mereka berdagang sudah permanen dan lebih rapi dibandingkan sebelumnya yang kumuh dan semera-wut. Mereka berharap pembeli semakin nyaman saat berbelanja dan bisa meningkatkan animo masyarakat berkunjung. “Mudah-mudahan pembeli meningkat dan bisa dapat untung banyak,” kata Siti Saifudin Aswari (37), pedagang di pasar kalangan SRIPO/MG10 Kecamatan Jarai. (mg10)

aten Lahat Farhan Berza, Selasa (6/12) mengatakan di Lahat ada beberapa jembatan yang kondisinya memang memprihatinkan. Termasuk dua jembatan yakni Jembatan Kebur dan Jembatan Muaralawai di Kecamatan Merapi Barat yang berada di Jalan Lintas Sumatera LahatMuaraenim. Sedangkan aktivitas yang melalui jembatan ini sangat padat mengingat menjadi akses transportasi bagi angkutan batubara. Kondisi dua jembatan ini

sangat berbeda dibanding beberapa tahun sebelumnya, terutama guncangan yang timbul saat kendaraan melintas terasa lebih kuat. “Bagaimana tidak rawan ambruk jika setiap hari harus menanggung ratusan truk tronton, yang membawa beban hingga puluhan ribu ton batubara,” katanya. Pemkab Lahat terutama Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (Diskominfo) harus melakukan melakukan pengawasan

ketat agar kendaraan yang melintas di jembatan tidak melebihi tonase yang sudah ditentukan. Langkah lain yakni melakukan pendekatan dengan para transportir angkutan batubara untuk sama-sama menjaga keutuhan jembatan. Usulan dari Farhan Berza mendapat sambutan positif dari masyarakat. “Seharusnya memang diawasi. Guncangannya kuat sekali saat mobil melintas, padahal cuma satu kendaraan,” ujar Fery (34), warga Desa Telatang Kecamatan Merapi Barat.(mg10)

Pesimis Dapat Reward PRABUMULIH, SRIPO - Pemerintak Kota Prabumulih pesimis akan mendapat reward dari pemerintah pusat dari Pajak Bumi dan Bangunan. Hal ini seiring dinaikkan target PBB dari sektor Pedesaan dan Perkotaan yang sebelumnya Rp 1.499.454.314 miliar menjadi Rp 2.341.691.336 miliar. “Jika selama ini kenaikan target hanya berkisar antara 10 persen hingga 20 persen, tahun ini naik hingga 100 persen. Penetapannya pun dilakukan secara top down oleh pusat tanpa meminta masukan dari daerah,” ujar Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Prabumulih, Drs H Ujang Sukarman AK MM, Selasa (6/12) saat dibincangi usai membuka Rapat Evaluasi

Pencapaian PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan tahun 2011 di Ruang Rapat Kecamatan Prabumulih Timur. Ironisnya perubahan target baru diinformasikan Departemen Keuangan melalui KPP Pratama kepada pemerintah daerah pada triwulan ketiga yakni September lalu. “Itulah mengapa, pada saat sosialisasi yang kita gelar beberapa waktu lalu, kami mengatakan telah over target. Sebab pada saat itu, kami masih mengacu pada target sebelumnya,” ujarnya. Kenaikan target ini menurutnya berdasarkan APBN Perubahan yakni terjadi peningkatan target PBB. Ketentuan ini berlaku seluruh daerah tanpa kecuali.(cr2)

Dinding dan Atap Semua Bolong RUMAH dinas guru SDN Pagardewa, Kecamatan Benakat, Muaraenim kondisinya benar-benar memprihatinkan tak lebih baik dari kandang kambing. Para guru pun memilih kembali ke rumah mereka masing-masing baik rumah pribadi atau rumah kontrakan. Pantauan Sripo di lapangan, Selasa (6/12), tiga unit rumah dinas

berdiri setengah tiang yang tiangnya terbuat dari beton. Bangunan berdinding papan dan beratap seng nyaris ambruk. Sebagian atap seng dan kayu sudah roboh. Papan yang menjadi dindingnya banyak bolong. Begitu pun pintu dan jendela tak lagi ada daunnya. Kades Pagardewa, Yusron mengatakan sejak dibangun 1981 hingga

sekarang rumah dinas guru ini belum pernah direhab. Tak hanya rumah dinas guru, tiga lokal gedung belajar dan mebellernya kondisinya juga memprihatinkan. Padahal sekolah tersebut adalah sekolah induk di desanya. Akibat rusaknya perumahan guru tersebut, para tenaga pengajarnya terpaksa pulang ke desa masing-

SRIPO/ARI

RUSAK PARAH - Tampak satu dari tiga unit rumah guru SDN Pagar Dewa, Kecamatan Benakat, Muaraenim yang rusak parah. Foto diambil, Selasa (6/12).

masing atau mencari rumah kontrakan. Imbasnya ke proses belajar dan mengajar siswa, sebab jika para tenaga pengajarnya pulang ke desa masing-masing terutama yang letaknya jauh tentu resikonya mereka akan tidak bisa selalu tepat waktu untuk datang ke sekolah untuk mengajar apalagi saat musim hujan. Selain itu juga, sarana dan prasarana sekolah masih cukup kurang seperti perpustakaan, kegiatan ekstra kurikuler sekolah dan sebagainya. Khusus rumah guru menurutnya selama ini selalu ditempati guru,. Namun, sejak 2011 tidak lagi sebab kondisinya rusak berat dan para guru takut tertimpa reruntuhan bangunan tersebut. “Memang para guru segan ngomong, tetapi saya tahu keluhan mereka. Jangan mereka, kami saja warga desa sini merasa gerah melihat sarana dan prasarana sekolah tersebut,” kata Yusron. (ardani zuhri)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.