Sriwijaya Post Edisi Kamis, 2 Februari 2012

Page 6

6

Eddy Jamu Tamu dari 47 Negara Peserta PUIC

SRIWIJAYA POST Kamis, 2 Februari 2012

■ Nikmati Sungai Musi di Malam Hari

567 Soal buat Apriyani ■ Tenang Jalani Tes Kejiwaan

ANTARA/DHONI SETIAWAN

KEJIWAAN — Apriyani Susanti (kiri) berlari sambil menutup wajahnya usai menjalani tes kejiwaan di Direktorat Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (1/2).

JAKARTA, SRIPO — Tersangka kasus Xenia maut, Apriyani Susanti (29), menjalani tes kesehatan mental oleh tim Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Metro Jaya. Apriyani menjalani tes bersama ketiga tersangka lainnya yakni Adistria Putri Gani (26), Deny Mulyana (30), dan Arisendi (34). Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nugroho Aji mengatakan mereka menjalin tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) secara tertulis. “Tes ini merupakan tertulis dan saya lihat tadi ada 567 pertanyaan,” kata Nugroho Aji di Polda Metro Ja-

ya, Jakarta, Rabu (1/2). Nugroho menjelaskan tim pemeriksa terdiri dari 14 orang, diketuai Kombes Pol dr Budiyo Prasetyo. “Anggota tim ada psikiater dan psikolog. Kemudian ada beberapa dokter spesialis, termasuk dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO),” ujarnya. Perwira menengah itu menuturkan setelah tersangka melakukan tes tertulis, dilanjutkan dengan wawancara. Tes tersebut untuk mengetahui kondisi kejiwaan, kepribadian, serta tingkat ketergantungan obat. “Semuanya akan dicek.” Ditambahkan, Apriyani cs mengerjakan tes secara

tenang tanpa keluhan. “Hak-hak mereka juga sudah kami penuhi,” katanya. Mengenai tidak adanya keluhan juga dibenarkan Kombes Pol dr Budiyo Prasetyo, ketua tim dari Badan Narkotika Nasional (BNN), ditemui saat keluar dari ruang pemeriksaan. “Mereka koorperatif, tidak ada keluhan. Besok (hari ini) baru kami wawancarai,” kata Budiyo. Hasil dari pemeriksaan itu baru diketahui tiga sampai empat hari ke depan. Apriyani pada saat ini dijerat dengan pasal tuduhan berlapis, di antaranya pasal 338 Kitab Undangundang Hukum Pidana (KUHP) mengenai pembunan karena korban tewas akibat tabrakan maut itu mencapai sembilan orang. Pihak keluarga korban mengaku menyambut baik penggunaan pasal 338 KUHP terhadap Apriyani. “Ya kami pasti senang lah. Yah pokoknya pihak keluarga berharap ia dijerat hukuman seberat-beratnya,” ujar kuasa hukum keluarga korban, Ronny Talapessy. Roni menambahkan penggunaan pasal 338 KUHP perlu dikawal dan perlu kejelian jaksa penuntut umum dalam menyusun surat dakwaan, sehingga hasilnya bisa maksimal. Sedang keluarga Apriyani Susanti hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan terkait penggunaan pasal 338 KUHP. (tribunnews/fer/ter)

10 Mayat Tergeletak di Puskesmas ■ Bus Angkut Puluhan Penumpang Terjun ke Jurang JAKARTA, SRIPO — Sebanyak 10 mayat sempat tergeletak di lantai Puskesmas Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, hingga malam, Rabu (1/2). Mayat-mayat itu korban bus Angkutuan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) Maju Jaya dari arah Tasikmalaya menuju Cikampek, Jawa Barat, terjun ke jurang di Gadog, perbatasan Kabupaten Sumedang - Kabupaten Garut, Rabu (1/2). “Sekarang ada 10 korban. Mayat berjejer, ngagoler (tergeletak, Red) di sini, belum ada yang dijemput keluarga,” ujar Kepala Pus-

kesmas Darma Raja, Sumedang, Acid Subana saat dihubungi Tribunnews.com dari Jakarta, kemarin sore. Menurut Acid, mayat tiba di lokasi sejak pukul 17.00, atau dua jam setelah kejadian. “Umumnya akibat pendarahan. Ada yang patah tulang, kepala pecah, dan pendarahan otak,” ujar Acid. Ia memerinci, korban terdiri atas 10 laki-laki dewas, dan dua perempuan. Menurut dia, daya tampung Puskesmas sangat terbatas, sehingga tidak mampu memuat para korban.

“Korban selamat sudah dirujuk ke RSU Sumedang.” Kapolres Sumedang AKBP Arman Achdiat, mengatakan semua, laporan yang diterima polisi, kecelakaan akibat senggolan bus dengan truk. “Tetapi setelah kami cek ke lapangan, tidak ada bekas-bekas tabrakan. Jadi diduga, bus rem blong, dan masuk ke jurang,” kata AKBP Arman Achdiat. “Saat ini sedang dilakukan evaluasi korban lukaluka. Sedangkan bus masih di dalam jurang,” kata Kapolres. (tribunnews/amb)

MENUTUP rangkaian acara delegasi antarparlemen negara-negara Islam, Walikota Eddy Santana membuat acara menarik. Sebagai tuan rumah, ia mengajak seluruh peserta dari 47 negara dari Parlemen Negara-negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam/OKI (PUIC) Conference makan malam di Restoran River Side Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Selasa (31/1) malam. Acara bertajuk Farewell Dinner itu berlangsung hangat dan meriah. Acara dipandu HelmiYahya. Suasana semakin akrab, saat peserta diberikan kesempatan untuk mendendangkan lagu-lagu kesayangan. Peserta dari Sudan menyanyikan lagu Habibi. Presiden PUIC Marzuki Alie tak mau ketinggalan dengan menyumbangkan sebuah lagu. Walikota Eddy Santana Putra memperkenalkan Kota Palembang kepada peserta PUIC. Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumsel yang kaya akan ragam budaya. Acara jamuan Farewell Dinner yang digelar, sebagai sebuah sikap Pemkot Palembang dalam mendukung suksesnya PUIC Conference yang berlangsung di Kota Palembang. Presiden PUIC Marzuki Alie secara resmi menutup konferensi ke-7 PUIC yang diselenggarakan sejak 2431 Januari 2012 di Palembang. “Melalui sidang-sidang yang berjalan dengan penuh dinamika, konstruktif dan produktif telah dihasilkan sejumlah keputusan penting yang berkaitan dengan isuisu dan tantangan yang dihadapi dunia Islam,” ujarnya. Berbagai keputusan konferensi yang dihadiri oleh 37 delegasi parlemen negara-negara anggota OKI dan 10 peninjau dari berbagai organisasi internasional itu, menurut Marzuki yang juga Ketua DPR RI, dituangkan dalam bentuk resolusi, Deklarasi Palembang dan komunike akhir. Deklarasi Palembang memuat sejumlah pandangan, sikap dan juga komitmen PUIC terhadap berbagai isu dan tantangan yang dihadapi masyarakat serta dunia Islam, khususnya terkait upaya memajukan de-

mokrasi, perdamaian, keadilan dan peningkatan solidaritas diantara sesama negara muslim. Sementara Komunike Akhir memuat pernyataan yang menegaskan kembali sikap dan komitmen PUIC terhadap sejumlah isu yang dihadapi negaranegara anggota PUIC di berbagai kawasan. Resolusi-resolusi PUIC hasil konferensi di Palembang merupakan seruan PUIC atas sejumlah isu di bidang politik dan ekonomi, HAM dan lingkungan hidup, serta peran perempuan dan sosial budaya. Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI yang juga Ketua Panitia Pengarah konferensi Hidayat Nurwahid menuturkan bahwa berbagai gagasan Indonesia telah mewarnai pemikiran konferensi PUIC di Palembang tersebut. Sejumlah isu tersebut, kata Hidayat, di antaranya dalam isu politik, delegasi Indonesia mengusulkan langkah untuk memerangi terorisme melalui peningkatan peran masyarakat sipil dalam dialog agama, budaya dan peradaban serta menumbuhkan iklim demokrasi dan penegakkan HAM sebaEddy Santana Putra gai bagian penting menyelesaikan akar terorisme. (mg19/adv)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.