Sriwijaya Post Edisi Sabtu 01 Mei 2010

Page 3

SRIWIJAYA POST Sabtu, 1 Mei 2010

Biskuit Paling Dominan ■ Omzet Produk Makanan-minuman Naik 15 Persen JAKARTA, SRIPO — Pada kuartal pertama tahun ini, omzet produk makanan dan minuman olahan diperkirakan meningkat 15 persen menjadi Rp 99 triliun (T) dibanding periode yang sama 2009 sekitar Rp 86 T. Menurut Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMi) Adhi S Lukman, kenaikan omzet dipicu oleh membaiknya daya beli konsumen dan harga komoditas primer di pasar dunia. Perbaikan menyebabkan peredaran uang untuk konsumsi diperkirakan terdongkrak. Kenaikan harga komoditas primer mendorong daya beli petani di luar Jawa menguat, sehingga

IST

Adhi S Lukman

konsumsi produk makanan dan minuman olahan ikut meningkat. “Omzet selama kuartal pertama tahun ini dapat naik 15 persendibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertum-

buhan omzet ini murni karena kenaikan volume konsumsi,” ujar Adhi. Hingga akhir tahun, GAPMMI memperkirakan omzet produk makanan olahan berpotensi naik 8-10 persen menjadi Rp 650n-Rp 660 T dibandingkan dengan 2009 sekitar Rp 600 T. Sebagian besar peningkatan omzet makanan olahan di dalam negeri didominasi sejumlah produk turunan minyak sawit mentah (CPO), seperti minyak goreng dan margarin. Adapun produk makanan olahan yang akan mendominasi penjualan diperkirakan terjadi untuk biskuit. “Produk-produk ini juga mendominasi ekspor kita,” ujarnya. (Persda Network/Pras)

Tiga Besar Penguasa Penerbangan ■ Lion Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air JAKARTA, SRIPO — Di awal tahun 2010 ini tiga maskapai penerbangan nasional menguasai pasar angkutan udara domestik di Indonesia. Ketiga maskapai tersebut adalah PT Lion Mentari Airlines (Lion Air), PT Garuda Indonesia (Persero) dan Sriwijaya Air. Setidaknya posisi tiga besar tersebut telah tercatat dalam data resmi Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan, Tri S Sunoko mengatakan, jumlah penumpang

domestik hingga akhir Februari 2010 lalu sebanyak 6.637.742 pax. Lion mengantongi pangsa pasar terbanyak dengan jumlah penumpang 2.786.271 pax atau 41,9 persen. Diikuti Garuda yang menerbangkan penumpang sebanyak 1.270.224 pax atau 19,1 persen. Posisi ketiga ditempati Sriwijaya yang memiliki pangsa pasar 15,9 persen dengan jumlah penumpang 1.061.101 pax. “Lion Air masih teratas, sedangkan Sriwijaya naik ke urutan ketiga. Tahun lalu di bawahnya Batavia Air,” kata Tri Sunoko di Jakarta, beberapa waktu lalu. Manajer Humas Sriwija-

ya Ruth Hanna Simatupang memastikan jumlah penumpang maskapainya pada Maret naik secara signifikan. “Penumpang kami sampai akhir Maret ini naik cukup banyak yaitu 1.667.832. Sementara pax JanuariMaret 2009 sebanyak 1.163.925,” kata Hanna. Jumlah penumpang Sriwijaya terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada 2008, jumlah penumpang Sriwijaya sebanyak 4,85 juta pax. Pada 2009 jumlahnya meningkat menjadi 5,48 juta pax. “Target kami tahun ini sebanyak 6 juta pax,” imbuhnya. (PersdaNetwork/ewa)

Kebagian 10 Persen VISIT Indonesia Year 2010 memasukkan Sumsel sebagai salah satu target kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Dari sekitar 7 juta target wisatawan, Sumsel hanya kebagian target 10 persennya saja atau 700 ribu wisatawan. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, M Jhonson didampingi Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Raseno Arya saat membuka pameran wisata direct Selling di atrium Palembang Indah Mall (PIM), Kamis (29/ 4). kegiatan yang berakhir, Jumat (30/4) hari ini dilakukan untuk mempromosikan daerah wisata di Sumsel berkerjasama dengan PHRI dan Asita Sumsel. Seluruh hotel, dari mulai berbintang hingga kelas melati meramaikan kegiatan ini. Mereka berkumpul di 10 stan sambil membagi-bagikan flyer. Selain itu, dilibatkan pula 10 tour travel lokal yang menjual paket wisata dan dua travel agen dari Jakarta. “Tujuan kegiatan ini, yakni meraup wisatawan sebanyak-banyaknya. Kita fokus pada pengunjung PIM dulu yang kita anggap sebagai calon wisatawan,” kata Jhonson yang menyebut ini sebagai even lokal namun berstandar nasional. Dikatakan, sesuai visi kementrian kebudayaan dan pariwisata serta Direktorat Jenderal Pemasaran secara nasional menargetkan kunjungan wisatan mancanegara sebanyak 7 juta jiwa dengan perolehan devisa hingga Rp 6,4 miliar dolar. Untuk wisatawan domestik ditargetkan capai 229,95 juta orang. Khusus di Sumsel, raupan wisata baik lokal dan asing mencapai 700 ribu orang. “Kita optimis itu terca-

pai, karena hingga hari ini jumlah wisatawan ke Sumsel capai 600 ribu orang, kita tinggal tambah 100 orang target nasional berarti tembus,” katanya yang optimis melalui promo direct selling, kekurangan itu mampu terisi. Direct Selling sendiri, adalah pameran wisata secara langsung kepada pengunjung mall. Nantinya petugas secara langsung akan mempromosikan kepada calon. Tak hanya bagi flyer semata, interaksi akan dilakukan secara face to face. “Dengan begitu, calon wisatawan akan tahu tentang kelebihan dan keunggulan dari paket wisata daerah yang ditawarkan secara lengkap,” katanya. (dewi handayani)

M Jhonson SRIPO/STS

3

IP Ekspansi Usaha ■ Buka Gerai Food Court PALEMBANG,SRIPO — Sebagai salah satu pusat perbelanjaan tertua di Palembang, International Plaza (IP) tidak ingin diam menyikapi persaingan yang semakin ketat. Pihaknya berencana melakukan ekspansi dengan membuka gerai makan terpadu (Food Court). Manager Operational PT Indahplaza Internasional, Rihansyah menjelaskan gerai tersebut akan dibuka di lantai lima yang dulunya tempat billiard. Dengan luas lahan sekitar 700 meter persegi, bakal dibuka sedikitnya 15 tenant dengan tawaran kuliner bervariasi. Uniknya, konsep dibuat berbeda. Tiap konsumen akan disuguhi suasana santai sembari menikmati view kota Palembang secara langsung. “Pengunjung tidak hanya dapat menikmati hidangan kuliner yang menggugah selera, tapi juga dapat menikmati suasana Palembang dari tempat yang tinggi,” katanya kepada Sripo di ruang kerjanya, Jumat (30/4). Ditargetkan, food court mulai dibuka awal Juli nanti. Pada Mei ini manajemen mulai melakukan renovasi persiapan tempat. “Investasi tentu tinggi, tapi kami tidak berani menyebut angka karena prosesnya masih jalan sehingga belum fix,” katanya. Dilanjutkan Rihansyah, petak-petak tenant yang dibuat ini ditujukan bagi semua warga Palembang yang berminat membuka jajanan kuliner di IP. Untuk

SRIPO/ZAINI

International Plaza

PENGUNJUNG tidak hanya dapat menikmati hidangan kuliner yang menggugah selera, tapi juga dapat menikmati suasana Palembang dari tempat yang tinggi.

RIHANSYAH Manager Opertional PT Indahplaza Internasional kisaran harga tenant juga belum dapat dipastikan, karena memang belum ada penghitungan yang rinci mengenai investasi pembangunan food court tersebut. “Untuk harga sewa, kita pastikan jauh lebih murah dibandingkan mall lain karena itu, penjual bisa menjual dagangan dengan har-

ga yang murah juga, itu yang akan ditonjolkan,” katanya.

Sementara trafik kunjungan di IP terus mengalami kenaikan, setiap hari kerja (week day) ada sekitar 3.000 pengunjung. Sedangkan di akhir pekan jumlah pengunjung dapat meningkat lebih dari dua kali lipatnya atau sekitar 7.000 pengunjung. “Bahkan menjelang momen-momen tertentu seperti lebaran, jumlah pengunjung dapat mencapai 12 ribuan,” katanya. (sta)

IP MENCARI TENANT ✒ Food Court di Lantai 7 ✒ Dibuka awal Juli ✒ Terbuka untuk pengusaha jajanan kuliner ✒ Harga sewa belum ditentukan ✒ Dijamin murah dibandingkan mal lain


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.