Kho ping hoo

Page 39

lebih tepat diseeretnya mayat-mayat itu, dimasukkan ke dalam lubang dan air matanya bercucuran! Han Ti ong membantu muridnya mengguruk atau menutup lubang itu sehingga di tempat itu, di depan gua tempat tinggal Sin Liong, terdapat sebuah kuburan yang besar sekali. "Sudahlah, sudah mati ditangisipun tidak ada gunanya. Mari kita pergi!" Sin Liong merasa lengannya dipegang oleh gurunya dan di lain saat dia harus memejamkan matanya karena tubuhnya telah "terbang" dengan amat cepatnya meninggalkan Gunung Jeng-hoa-san, entah kemana! Akan tetapi setelah merasa terbiasa, Sin Liong berani juga membuka matanya dan dengan penuh kagum dia melihat bahwa dia dikempit oleh suhunya yang berlari cepat seperti angin saja. Dia mengenal pula tempat dimana suhunya melarikan diri yaitu ke sebelah timur Pegunungan Jeng-hoa-san. Tiba-tiba dia melihat sesuatu, juga hidungnya mencium sesuatu, maka dia cepat berseru, "Suhu, harap berhenti dulu!" Han Ti Ong berhenti. "Ada apa?" "Suhu, disana itu..." Suara Sin Liong tergetar dan ketika Han Ti Ong menoleh, dia pun merasa jijik sekali. Yang ditunjuk oleh muridnya itu adalah sekumpulan mayat orang yang sudah menjadi mayat rusak dan bekasnya menunjukkan bahwa mayat-mayat itu tentu diganggu oleh binatangbinatang buas sehingga berserakan kesana-sini. "Mau apa kau?" Han Ti Ong membentak. "Suhu apakah kita harus mendiamkan saja mayat-mayat itu? Mereka adalah bekas-bekas manusia seperti kita juga. Kasihan kalau tidak diurus..." "Wah, kau memang gatal-gatal tangan ! Nah, hendak kulihat apa yang akan kau lakukan terhadap mereka?" Han Ti Ong menurunkan Sin Liong dan dia sendiri lalu duduk diatas sebuah batu dari tempat agak jauh. Dia sungguh ingin tahu apa yang akan dilakukan muridnya itu terhadap mayatmayat yang sudah demikian membusuk, bahkan dari tempat dia duduk pun tercium baunya yang hampir membuatnya muntah. Dengan langkah lebar Sin Liong menghampiri mayat-mayat itu, sedikit pun tidak kelihatan jijik atau segan. Kemudian, diikuti pandang mata Han Ti Ong yang terheran-heran bocah itu mulai menggali tanah dengan hanya menggunakan sebatang pisau kecil, pisau yang biasanya dipergunakan untuk memotongmotong daun dan akar dan yang agaknya tak pernah terpisah dari saku bajunya. Anak itu hendak menggali lubang untuk mengubur dua belas buah mayat busuk itu hanya dengan menggunakan sebatang pisau kecil! Hampir saja Han Ti Ong tertawa tergelak saking geli hatinya, juga saking girangnya mendapat kenyataan bahwa muridnya ini benar-benar seorang bocah ajaib yang mempunyai pribadi luhur dan wajar tanpa dibuat-buat! Dengan kagum dia meloncat bangun, lari menghampiri yang telah menggali lubang beberapa sentimeter dalamnya. "Cukup Sin Liong. Lubang itu sudah cukup lebih dari cukup untuk mengubur mereka." "Ehhh...? Mana mungkin, Suhu...? "Ha, kau masih meragukan kelihaian suhumu? Lihat baik-baik!" Han Ti Ong lalu mengeluarkan sebuah botol dari saku jubahnya, menggunakan ujung sepatunya mencongkel mayat-mayat itu menjadi setumpukan barang busuk, dan dia menuangkan benda cair berwarna kuning dari dalam botol ke atas tumpukan mayat. Tampak uap mengepul dan tumpukan mayat itu mencair, dalam sekejap mata saja lenyaplah tumpukan mayat itu karena semua, berikut tulangtulangnya, telah mencair dan cairan itu mengalir ke dalam lubang yang tadi digali Sin Liong. Benar saja, cairan itu memasuki lubang dan meresap ke tanah, tentu saja lubang itu sudah lebih dari cukup untuk menampung cairan itu. Dengan mata terbelalak penuh kagum, Sin Liong lalu menguruk lagi lubang itu dan berlutut di depan kaki suhunya, "Suhu, terima kasih atas bantuan Suhu. Suhu sungguh sakti dan budiman." "Aahhh....!" Muka Han Ti Ong menjadi merah dan dia mengeluarkan seruan itu untuk menutupi rasa malunya. Mana bisa dia disebut budiman kalau mengubur mayat-mayat itu bukan terjadi


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.