Si Digital - 02042013

Page 7

LO-REGULER BARU/2013

4/1/13

10:37 PM

Page 7

7 SELASA 2 APRIL 2013

HUKUM

Abraham Tak Perlu Panik Pimpinan Lembaga Hukum Tidak Seharusnya Merespons Isu-Isu Politik yang Menyerang Dirinya JAKARTA – Ketua Komite Etik KPK Anies Baswedan mengimbau kepada Ketua KPK Abraham Samad untuk tidak panik atau gelisah terkait hasil penyelidikan atas kebocoran sprindik Anas Urbaningrum. Sampai saat ini Komite Etik belum menyimpulkan nama pimpinan pembocor.

KORAN SINDO/YULIANTO

Pernyataan ini menanggapi kegelisahan ketua lembaga antikorupsi yang disebut-sebut sebagai pihak yang diduga membocorkan draf sprindik atas tersangka Anas Urbaningrum. Sampai-sampai Abraham Samad menyebut tudingan itu sebagai bentuk kudeta atau pencongkelan dirinya dari posisi pimpinan KPK. Terlebih dalam pemeriksaan Komite Etik ditemukan bukti berupa komunikasi antara Abraham Samad

ABRAHAM SAMAD

dan wartawan terkait draf sprindik Anas. Anies Baswedan menilai, selama menjalankan tugasnya sebagai ketua Komite Etik, tidak ada sesuatu yang membuat lembaga superbodi ini menghangat. Dia juga berharap tidak ada pihak yang berspekulasi sebelum Komite Etik KPK mengeluarkan pengumuman resmi. “Belum ada hasil Komite Etik, dan belum ada info baru. Insya Allah minggu depan selesai,” kata Anies saat dihubungi kemarin. Pernyataan Anies itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, suasana di KPK semua berjalan baik dan proses pemberantasan korupsi terus berjalan mulai dari penyelidikan, penyidikan, penindakan, bahkan penangkapan sehingga tidak ada alasan untuk Abraham ataupun pimpinan KPK lain untuk gelisah terkait kebocoran sprindik ini. “Di KPK sih semua berjalan normal. Lihat saja minggu lalu, penangkapan terus berjalan, pemeriksaan terus berjalan, dan itu tidak ada yang berubah. Yang ramai kan media massa,” ungkap Rektor Universitas Paramadina tersebut.

Saat dikonfirmasi, Ketua KPK Abraham Samad mengaku tak terpengaruh dengan isu-isu yang berkembang belakangan ini. Dia dalam berbagai kesempatan sudah membantah bahwa dirinya sebagai penyebar draf sprindik Anas. Menurutnya, isu itu hanyalah fitnah untuk melengserkannya dari jabatan orang nomor satu di lembaga antikorupsi itu. “Saya tidak pernah membocorkan. Itu semua fitnah untuk menjatuhkan saya dari (jabatan) ketua (KPK),” kata Abraham.

“Belum ada hasil Komite Etik, dan belum ada info baru. Insya Allah minggu depan selesai.” ANIES BASWEDAN

Ketua Komite Etik KPK

Meski demikian, doktor ilmu hukum dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu tidak gegabah menyikapinya. Dia mengaku hanya bisa berdoa agar semua bisa terungkap dengan benar. Abraham juga berharap fitnah terhadap dirinya tidak lagi disebarkan oknum yang tidak bertanggung jawab. “Dan meminta untuk berhentilah saling memfitnah dan saling menjatuhkan,” tandasnya. Sementara itu, Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Bambang Widjojanto tampak kaget

saat ditanya terkait isu pelengseran (kudeta) Ketua KPK Abraham Samad melalui penyelidikan kasus dugaan pembocoran draf sprindik Anas. “Siapa yang bilang? Kok tanyanya ke saya? Sebaiknya saya tidak tanggapi hal yang tidak saya ketahui supaya saya fokus pada kerjaan saya,” ungkap Bambang Widjojanto di Gedung KPK, Jakarta, kemarin. Pernyataan itu menjawab apakah benar isu pihak internal berusaha mengudeta Ketua KPK dari jabatannya. Anggota Komite Etik itu mengklaim hubungan yang terjalin di jajaran pimpinan KPK sangat baik. Bambang juga mengakui tidak ada friksi-friksi apa pun. Saat ditanyakan apakah friksi itu semakin menajam karena kasus kebocoran draf sprindik, Bambang membantah. “Selama ini kita (pimpinan) baik-baik saja,” ucapnya. Dia menyatakan, segala hasil dankesimpulanKomiteEtikakan disampaikan Ketua Komite Etik. Dia menyampaikan, kemarin tidak ada pengumuman apa pun dari Komite Etik. “Mudah-mudahan dalam minggu ini penyelidikan Komite Etik bisa tuntas. Besok (hari ini) akan diputuskan apakah kita akan periksa lagi atau sudah cukup,” tandasnya. Pakar hukum dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Andi Syafrani menyatakan, sebagai pejabat penegak hukum, Abraham Samad harusnya tidak merespons terhadap isu-isu politik yang menyerang dirinya. Menurutnya, dalam hukum buktilah yang bicara, bukan isu. Dia menilai, jika ketakutan Abraham adalah pelengseran dari jabatannya, tentu ada

aturan yang jelas tentang bagaimana mekanisme pergantian ketua KPK. “Abraham Samad harus berpegang pada aturan, bukan isu,” kata Syafrani saat dihubungi kemarin. Dia menilai, seluruh temuan Komite Etik harus disampaikan kepada publik karena pertanggungjawabannya kepada publik mengingat KPK merupakan lembaga yang dibiayai negara. Jika benar terbukti ada unsur pimpinan terlibat, harus dipertegas nama dan pertanggungjawabannya seperti apa menurut aturan yang ada. “Temuan ini harus jadi pelajaran serius tentang pertanggungjawaban pimpinan KPK yang diberikan wewenang yang besar untuk tidak disalahgunakan untuk kepentingan subjektif pimpinan,” ungkapnya. Menurutnya, sanksi moral saja tidak cukup. Jika ditemukan ada unsur pidana penyalahgunaan wewenang, temuan Komite Etik itu harus direkomendasikan untuk menindaklanjutinya dengan penegakan hukum positif. Tidak sekadar sanksi etik. “Jika memang terdapat unsur yang memenuhi unsur pidana, terbuka kemungkinan hal tersebut dan penyidik (kepolisian) wajib menindaklanjutinya,” tandasnya. Direktur Eksekutif Constitutional & Electoral Reform Centre(CORRECT)ReflyHarun menyatakan, masyarakat tidak perlu berspekulasi terkait siapa pimpinan KPK pembocor sprindik Anas. Menyinggung soal isu kudeta Abraham dari jabatan ketua KPK, pihaknya berharap pimpinan KPK tidak terpengaruh. sabir laluhu


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.