RADAR SEMARANG 23 FEBRUARI 2009

Page 7

BERITA UTAMA

Radar Semarang • Senin 23 Februari 2009

sms warga

Plat Nomor 3 Bulan Belum Jadi

Plat nomor motor saya Honda Beat H 6027 QZ sudah 3 bulan tidak jadi. Saya tanyakan ke dealer CM Jaya Motor juga belum jadi. Ini yang molor Samsat atau instansi mana? Terima kasih atas tanggapannya. +628122887287

Kecewa dengan CV JA

Saya kecewa dengan CV.J.A, layanannya kurang cepat tidak sama dengan janji sebelum ACC. Apa yang lama dan salah Samsatnya atau memang CV.J.A tidak menghiraukan, menyepelekan konsumen? Tidak umum plat nomor jadi lebihi batas maksimal yang telah dijanjikan. Walau sudah jadi, tapi lama (ingkar janji)! Alangkah baiknya salesnya dioyak untuk tanggung jawab dan memperhatikan konsumen. Apa harus disogok dulu supaya lancar? Hal itu semoga tak diulangi lagi supaya konsumen tidak kabur..! +6285865988705

SBY Kuat Bila Wakilnya dari Golkar

SBY masih capres yang kuat bila wakilnya dari Golkar, baik Jusuf Kalla, Sultan Hamengkubuwono X atau yang lainnya. Untuk mengimbangi hanya ada Megawati bila mau menggandeng salah satu jendral. Paling bagus menurut saya Prabowo Subianto, tapi Megawati mau mengalah jadi wapres dengan membuat pernyataan: "Demi kejayaan bangsa saya umumkan Prabowo Subianto sebagai capres, dan aku (Megawati) sebagai wapres. Pasti ramai. +6285743412757

Penambahan Sukhoi Dipercepat

Baru punya 7 sukhoi udah ada yang ngincer, kayaknya penambahan sukhoi perlu dipercepat, dan patroli udara maupun laut ditingkatkan, supaya penyusup macam kapal selam ataupun pesawat stealth dapat dihancurkan +62817389101

Tetap Dukung SBY

Biarkan orang lain berkomentar apa, yang pnting aku tetap dukung SBY. Memang ngurus negara segampang yang dia kira! BRAVO SBS maju terus pantang mundur. +6281327437430

Bravo Kapolda Jateng, Bravo PSIS

Saya dukung Bapak Kapolda Jateng, memang harus ditindak tegas pemain yang suka berkelahi alias pengecut. Bravo Kapolda Jateng. Bravo PSIS! +6285325054718

Maju Terus Pak Kapolda!

Salut buat Bapak Kapolda dalam usahanya ikut menertibkan persepakbolaan Indonesia. Kalau perlu tangkap juga manajer yang ikut-ikutan adu jotos. Percuma ngandalin PSSI yang nggak becus!! Maju terus Pak Kapolda!! +6285641551188

Kasus Ponari, Dimana Suara PKS?

Fenomena Ponari, PKS kok diam saja?? Katanya partai dakwah!!! +6285865479225

Satpol PP Potong Pohon kok Tidak Didenda?

Pak Wali di daerah Penggaron, Pedurungan, satu bulan yang lalu ada anggota Satpol PP potong pohon. Kasi PPNS, Kasatpol PP, diam, tutup mata, piye jal? Kalau masyarakat didenda jutaan rupiah! +6285740106766

Pak JK, Anda Jadi Capres, Apa Tidak Salah?

Buat JK, Anda kebelet jadi capres apa tidak salah? Anda sekarang jadi Wapres saja rakyat sudah tidak suka. Jadi kalau bapak nyalon capres apa tidak buang - buang waktu dan uang? Apa lagi sekarang rakyat sudah muak dengan apa yang namanya janji - janji dan korupsi. +6285641323131

Semarang Kota PKL

Semarang yang menyandang predikat "kota PKL" seharusnya mengelola sektor informal menjadi potensi daerah dengan pemberdayaan dan penataan kawasan yang selaras antara pelaku usaha dan lingkungan sekitar. Sehingga tercipta karakteristik, harmonisasi dan estetika lingkungan terhadap wajah Kota Semarang. +6281390000967

Pelayanan RSUD Salatiga Belum Maksimal

Sarana prasarana cukup memadai, tapi pelayanan kurang memadai, perlu peningkatan pelayanan, disiplin pegawai, datang pulang tepat waktu, doa ketulusan, kejujuran kerja keras, profesional sesuai dengan tupoksi untuk mencapai visi dan misi organisasi. Jangan mengharap apa yang dapat diberikan organisasi, tapi berikan secara totalitas apa yang dapat diberikan kepada organisasi. Yang bermuara kepada pelayanan prima kepada masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat yang tidak mampu. Tuhan memberkati kualitas pelayanan yang bermakna, yang bermuara peningktan kesehatan masyarakat. Philip Sumarto. +6281339381539

Jalan Desa Pasekaran Kapan Diaspal?

Kepada Pemda Batang, mohon jalan di Desa Pasekaran diaspal lagi, dan dibuat trotoar terutama di sekitar SMP 4 sampai Perumahan +6285740465440 Pasekaran!

Bu Mega, Berapa Pulau yang Anda Lepas?

Saya heran kalau Bu Mega orasi ada kata-kata menjaga dan melindungi NKRI, tapi dulu Anda jadi presiden berapa pulau yg anda lepas? Ada Sipadan, ada Ligitan, dan mungkin masih ada yang lainnya! Jadi maaf saya nggak percaya tuh kalau yang jadi presiden Anda. Keutuhan NKRI ini akan terjamin. +6285727105601

Duet SBY-JK Pecah

Kalau dulu Megawati menyebut SBY menikam dari belakang, kini akankah sebutan serupa akan ditimpakan pada JK oleh SBY? Hanya negarawan sejati yang akan menerima hal tersebut dengan lapang dada, dan jiwa besar. Disinilah kredibilitas, jiwa besar, dan kenegarawanan SBY dipertaruhkan. Ataukah dia akan seperti Megawati, tokoh demokrasi yang gampang sakit hati. Mari kita tunggu respons SBY selanjutnya. +6285726374399

Mendukung Sikap Tegas Gubernur Bibit

Dukung penuh sikap tegas Gubernur Bapak Bibit Waluyo. Dana aspirasi 2009 stop sementara, sampai sinyalemen penyimpangn anggaran tahun sebelumnya ada kepastian hukum. Sebagai abdi negara, abdi masyarakat, sekaligus pengambil keputusan, wajib hukumnya untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pengendalian anggaran. Pro kontra sudah biasa dalam organisasi. Walau menuai protes anggota dewan. Tipe untuk Pak Gub. Doa, kejujuran, ketulusan, keikhlasan, kerja keras akan membuahkan kedamaian dalam kehidupan dunia akhirat. Kami sekeluarga dukung dalam doa. Tuhan memberkati dalam pelayanan yang bermakna untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Jateng. Philip Sumarto. +6281339381539

25

Akan Tindak Anak Buah Sambungan dari hal. 1

Jadi, tidak betul yang kita tangani hanya rakyat kecil saja, tapi pihak pihak yang melakukan pelanggaran perda lainnya,”ujarnya. Sejumlah pelanggaran yang sedang ditangani saat ini adalah reklame yang melintang jalan, atau yang ditempelkan di pohon pohon serta traffic light. Seperti di kawasan Kampung Kali. “Ini target untuk ditertibkan, termasuk sebuah pabrik jins di wilayah Bubakan Mijen. Sebab, bangunannya tidak sesuai dengan izin perda yang dikeluarkan,”katanya.

Sebelumnya, anggota DPRD dari Komisi C, Kristianto me­ng­ ungkapkan, sejauh ini penegakan perda belum tegas, termasuk penindakan Pasar Penggaron yang dinilai bermasalah dari sisi lingkungannya. “Satpol PP harus lebih tegas dalam penegakan perda ini. Jangan sampai dilecehkan lembaga lain,” sentilnya. Kasatpol PP Tri Suprianto menegaskan, pihaknya tidak segan menindak anak buah yang bermain-main saat menegakkan perda. “Akan kita tindak tegas,”katanya. (hib/aro)

Perilaku Ortu Mempengaruhi 75

Sambungan dari hal. 1

Ia mencontohkan, selama ini banyak orangtua yang memaksakan kehendak anak, terutama untuk minat dan bakat. “Misalnya, karena saya se­bagai dokter, saya akan menuntut anak saya menjadi dokter juga. Itu adalah kesalahan. Karena, anak saya ternyata nggak ada yang menjadi dokter, mereka memilih

sendiri sesuai dengan kemampuan,” jelasnya. Selain itu, perkembangan emosional anak, juga sering dipengaruhi perilaku orangtua sendiri. Misalnya, orangtua berantem di depan anak-anak. Ini akan berdampak pada kejiwaan anak. “Otomatis anak akan belajar jadi pemarah. Karena, dia akan melakukan apa yang dilihat dan dirasakan,” ujarnya. (mg2/aro)

7

HALAMAN SAMBUNGAN

Peserta Termuda Anak TK

bebas

Sambungan dari hal. 1

Dan, seperti semboyan mereka bahwa siapapun dan apapun boleh dipamerkan, maka para “seniman” yang tampil pun terdiri atas berbagai kalangan. Ada pemain band punk, editor foto, manajer band, desain grafis majalah, mantan dosen, desainer tatto, hingga anak TK. Anak TK? Ya, Nadja Ruiz Aziza, 5, adalah seniman termuda di pameran bertajuk Holiday In The Sun ini. Siswi TK Pembina A2 ini menyertakan dua karya lukisannya, yakni “2 Matahari, Laut, Ikan dan Pelangi” serta “Matahari Deket dengan Rumah”. Ini adalah keikutsertaannya yang kedua setelah pameran Grusart Grusuh yang digelar di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada malam tahun baru 2009 lalu. Selain anak-anak muda Kota Semarang, terdapat beberapa bintang tamu, di antaranya Lilian Faustle dari Amsterdam, Belanda. Seniman kelahiran Amsterdam pada 1975 ini menampilkan satu karyanya berjudul Apres Soleil atau Senja. Ketua panitia Zahir Rafana menuturkan, Holiday In Sunday diambil dari salah satu lagu milik band punk Sex Pistols. Tajuk pa-

meran ini sekaligus sebagai tema pameran, yakni penyikapan pada lingkungan yang tergerus oleh pemanasan global. “Maka, mayoritas karya tementemen adalah respons atas kerusakan alam, meskipun ada juga yang nggak. Ya, seperti misi kita Outsiders di sini bebas berkarya apapun,” katanya. Kurator pameran offroad ini adalah Haji Pidi Baiq. Di lihat dari caranya mendesain pameran, sudah kelihatan kalau orangnya sedikit nyentrik. Lihat saja tata letak lukisan yang terkadang seperti sekenanya. Bahkan, ada satu lukisan yang hanya disandarkan di din­ding, dan tangga naik ke lantai dua. “Mungkin untuk memaksimalkan ruang saja,” tambah Rafa. Uniknya, dalam berpameran bukanlah uang yang Outsiders cari. Rafa menyatakan, untuk sementara ini kelompoknya hanya ingin menunjukkan eksistensi. Tak lebih dari ingin mengenalkan diri, dan konsep mereka dalam berkesenian. “Sekaligus untuk mengembangkan wacana bahwa pameran itu tak harus di galeri. Pameran boleh siapa saja, dan bisa dimana saja,” tandasnya. (dib/aro)

Respons Masyarakat Besar

adu

Sambungan dari hal. 1

Susilo mengakui, pada pre-audisi kali ini respons masyarakat Semarang begitu besar. Bahkan, target 150 peserta, berhasil terlampaui hingga 155 peserta. “Ini di luar perkiraan kami,” katanya. Peserta sendiri, lanjut dia, dibuka dari remaja usia SMP-SMA, hingga bapak-bapak yang berumur 40-an tahun. ”Yang penting memiliki

kriteria yang kita tentukan,” tandasnya. Dalam audisi di Jogjakarta mendatang akan diambil 2 orang untuk maju ke tingkat nasional. Dan, pada 29 Maret, pemenangnya akan dikirim ke Jakarta. ”Di Jakarta, akan dipilih 14-17 peserta dan dikumpulkan untuk mengikuti Grand Final pada Juni mendatang. Sebelumnya, pada Mei akan digelar roadshow,” jelasnya (zal/aro)

Akan Pentas Keliling

kritik

Sambungan dari hal. 1

Dan, perilaku konsumtif itu meniscayakan satu masalah, yakni sampah. Yakinlah, semua akan mahfum bahwa persoalan sampah di kota manapun di negeri bahkan dunia ini selalu menjadi persoalan yang memusingkan setiap pemimpin pemerintahannya. Tak terkecuali di Kota Atlas. Meski telah digagas pembangunan pabrik pengolahan sampah, namun tak kunjung teralisasi sampai sekarang. Padahal, sampah kian menggunung setiap harinya. Puncaknya, alam yang direpresentasikan oleh si manusia daun, marah. Ia berontak, dan melawan dengan caranya sendiri. Saking dahsyatnya kekuatan yang dimiliki alam, tak ada satupun infrastruktur kota yang mampu menahannya. Maka, warga kota pun tercerai berai, dan saling menyalahkan.

Pertunjukan pun ditutup dengan satu kalimat yang layak direnungkan: “Apakah alam salah jika melawan? Dan apakah persoalan selesai dengan saling menyalahkan?” Koordinator Fotkas Daryat Satyawardhana mengatakan, pertunjukan sekitar satu jam itu adalah awal dari rangkaian program keliling di penjuru Kota Semarang. Rencananya, setiap minggu di akhir bulan, Fotkas akan menggelar pertunjukan serupa dengan tema berbeda di beberapa ikon Kota Semarang, seperti Kota lama, Tugu Muda, dan Stasiun Tawang. “Targetnya ada dua, memasyarakatkan teater yang kini semakin terpuruk oleh sinetron, dan mengajak warga Kota Semarang merenung akan berbagai persoalan di sekeliling kita. Bukan mencari siapa yang salah, dan patut disalahkan, tetapi bersambung rasa untuk mencari solusi bersama,” paparnya. (dib/aro)

Bahan Baku Mahal

karyanya

Sambungan dari hal. 1

Tapi, dengan kerja keras dan belajar terus-menerus, saya bisa menguasai teknik pembuatannya,” paparnya yang saat ditemui Radar Semarang mengenakan hem bergaris-garis. Membuat perangkat gamelan bukan pekerjaan mudah. Namun dengan semangat pantang menyerah lambatlaun teknik yang paling sulit pun berhasil dikuasai. Bahkan, ia mampu menyelaraskan nada sesuai yang diinginkan para pemesannya. Lantaran kepiawaiannya, nama Sunarto sudah cukup dikenal sebagai empu gamelan di Wonosobo. Tak heran, bila pesanan yang diterima terus mengalir. Bahkan, seringkali harus antre. Satu perangkat gamelan berbahan besi, harganya sekitar Rp 150 juta. Sedangkan yang berbahan perunggu dan kuningan mencapai Rp 300 juta. Satu perangkat terdiri atas beragam jenis, seperti saron, kendang, gong, gender, peking, gambang, kenong, kepyak, bonang dan lainnya yang masing-masing jumlahnya berbeda. Tingginya harga perangkat gamelan dipengaruhi mahalnya

bahan baku. “Kadang bahan baku di Wonosobo kurang. Kami harus mencari di Cilacap dan kota-kota lain,” tambahnya. Dibantu 4 pekerja, dan seorang anaknya, Agung Raharjo, sampai sekarang Sunarto terus berkreasi. Bahkan, tidak hanya membuat gamelan, banyak pula yang datang mereparasikan peralatan musik tradisional itu. Mencipta gamelan bagi dia sebagai wujud melestarikan budaya Jawa. Maka, ia pun rajin memberikan latihan bagi yang ingin belajar karawitan. Dalam menyalurkan ilmunya itu, seringkali dilakukan tanpa pamrih. Tanpa imbalan pun dengan senang hati ia melatih para remaja agar menguasai sekaligus mencintai kesenian karawitan. Bila ada yang berminat belajar gamelan ia mengaku sangat gembira. ”Saya tidak rela jika kesenian gamelan harus mati ditelan zaman,”tegasnya. Karenanya, Sunarto berkeinginan terus mengembangkan kesenian tradisional ini sampai akhir hayatnya. Yakni, dengan memberikan latihan kepada pada pemuda di kampung dan anak-anaknya. (*/aro)

Kelompok Lampung Sudah Lama Diburu

dua

Sambungan dari hal. 1

“Awalnya saya tidak tahu kalau itu barang curian. Biasanya mereka menjual batangan (tanpa dus, buku dan charger), dan saya hargai di bawah Rp 1 juta tergantung kondisinya,” ungkapnya. Dalam sebulan, Dedy menerima handphone dari tersangka tidak menentu. Terkadang seminggu atau sebulan sekali. Ponsel tersebut lantas dijual kembali kepada Ibnu Yasir Eko Prasetyo. “Terkadang dalam sebulan ada tiga HP yang saya beli. Kalau Eko hanya membeli beberapa dari saya,” katanya saat dimintai keterangan Kasat Reskrim Polresta Semarang Barat AKP N Garjita. Kelompok Lampung Seperti diberitakan koran ini sebelumnya, tim Reskrim Polresta Semarang Barat berhasil menangkap lima anggota komplotan copet yang bisa beraksi di dalam angkot. Modus operandi mereka dengan berpura – pura muntah. Saat calon korban menolong dan lengah, tersangka lainnya beraksi. Dari tangan para tersangka, petugas mengamankan 25 ponsel berbagai merek, delapan dompet, dan sebuah mobil Daihatsu Xenia. Sindikat copet ini merupakan “Kelompok Lampung” yang beraksi di wilayah Jateng – DIJ. Mereka adalah Edi Sunadi, 37, warga Perum Kaliwungu Indah Blok C-3 RT 3 RW 11, Kaliwungu, Kendal; Dedy Prabowo, 32, warga Perum Cindelaras RT 5 RW 4, Wonokerto, Kaliwungu, Kendal; Rozi Gunawan, 28 dan Mursal, 27, keduanya warga RT 2 RW 9, Tambak Aji, Ngaliyan. Serta, Sahrudin, 30, warga RT 6 RW 4, Ngemplak Simongan, Semarang Barat. Empat dari lima tersangka warga Pekor Kedia-

ada

Telah teruji & terbukti di Dunia International Untuk P/W, CEPAT & EFEKTIF atasi dengan

MIRACLE - SERUM HAIR TONIKUM

2-3 minggu langsung berhasil

redaktur Iskandar, arif riyanto • layouter fian

man, Lampung, sehingga dikenal dengan nama Kelompok Lampung. Kompol Ridho Wahyudi menambahkan, aksi kelompok Lampung ini sudah berlangsung sejak 2003. Mereka kerap beraksi di berbagai kota. Di antaranya, Pekalongan, Salatiga, bahkan Jogjakarta dengan menggunakan mobil Daihatsu Xenia nopol H-9042-MS (bukan Avanza seperti diberitakan kemarin. Red). “Modus komplotan copet ini berpura – pura muntah di dalam anggkot. Ini sebenarnya modus lama,” ujarnya. Kelompok Lampung juga memi-

liki beberapa sandi saat beraksi, di antaranya “Kijang Bagus” sebutan untuk calon korban. Sementara “Mbakyu” adalah sebutan untuk polisi. Sehingga jika salah satu tersangka berkata Mbakyu, maka mereka langsung turun dari angkot, dan mencari sasaran baru. “Kami akan terus mengembangkan lagi kasus ini. Karena bukan tidak mungkin ada pelaku dan barang bukti lain yang belum terungkap. Sebab, kawanan pencopet ini beraksi lintas provinsi, dan sudah sejak lama,” kata Ridho Wahyudi. (dit/aro)

tinggi, Karena dewan bisa mencairkan bantuan, masyarakat akan memilih siapa yang bisa membangunkan jalan, memberi semen, paving, dan sebagainya,” terangnya. Thontowi menegaskan, di sam­ ping rawan diselewengkan, penya­ luran dana kerap tak tepat sasaran, serta tumpang tindih dengan kebijakan di kabupaten/kota. Dia pun mengungkapkan modelmodel penyelewengan dana bantuan yang pada 2008 dianggarkan sebesar Rp 459 miliar tersebut. Yaitu, diselewengkan oleh pengambil kebijakan (bisa dewan maupun pejabat eksekutif). Caranya, dengan meminta persetujuan penerima bantuan untuk dipotong. Thontowi mengatakan dari total dana Rp 459 miliar, yang masuk dan dijatahkan ke dewan hanya sekitar Rp 30 miliar saja. “Bila setiap anggota dewan mendapat alokasi Rp 300 juta, maka jumlahnya hanya 6,5 persen dari totalnya. Sisanya dikelola oleh eksekutif. Model kedua, lanjut dia, adalah diselewengkan oleh calo. Para calo yang punya link di legislatif maupun

eksekutif ini menawarkan bantuan kepada masyarakat dengan meminta fee. Dia mencontohkan penyelewengan dana bantuan sosial di SMP Muhammadiyah 13 Repaking, Wonosegoro, Boyolali. “Di situ dari Rp 50 juta yang dijanjikan, hanya diberikan Rp 12,5 juta oleh calo. Saya sudah minta kepada kepala sekolahnya untuk tidak diterima sekalian,” papar dia. Modus ketiga adalah diselewengkan masyarakat penerima bantuan. Menurutnya, pemberi bantuan tidak mungkin mengecek pemohon bantuan satu per satu sebelum mencairkan. Hal ini sering dimanfaatkan para pencari bantuan fiktif. Agar tepat sasaran dan meminimalisasi penyelewengan, dia meminta dana bantuan sosial langsung dialirkan ke desa-desa untuk mendukung program “Bali Ndesa Mbangun Desa”. Dia mencontohkan bila dari 8.500 desa di Jateng masing-masing menerima Rp 50 juta, maka dibutuhkan dana Rp 426 miliar. Dia yakin dengan cara begitu dana akan disalurkan lebih merata dan tepat sasaran. (ric/aro)

Dana Disalurkan Dewan Rp 30 M

Sambungan dari hal. 1

Wakil rakyat dari PAN tersebut juga menganggap sikap gubernur masih dalam koridor, dan tidak saling kolusi dan melindungi korupsi dengan dewan. Dia mengakui dana bantuan sosial dari Pemprov tersebut gampang diselewengkan. “Sebab, saat cair langsung masuk rekening penerima bantuan. Saya kira semua sudah tahu itu,” paparnya. Seperti diberitakan koran ini kemarin, rencana dewan melalui Komisi A memanggil, dan mengklarifikasi gubernur ditanggapi dengan santai oleh Bibit. Gubernur menyatakan siap dipanggil kapan pun dan di mana pun. Meski membuat dewan protes, Bibit tetap kukuh tak akan mencairkan dana bantuan sosial tahun ini sebelum masalahnya tuntas. Menurutnya, karena anggota dewan bisa menjadi perantara cairnya bantuan, maka di lapangan banyak terjadi dana diselewengkan sebagai politik uang, terlebih menjelang pemilu. “Ini menyebabkan politik biaya

BOTAK ? RONTOK ?

ADITYO DWI/RASE

PENADAH COPET—Kedua penadah barang curian saat dimintai keterangan petugas.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.