RADAR SEMARANG 22 NOVEMBER 2008

Page 6

JATENG

6 KRIMINALITAS Jambret Gasak Rp 60 Juta SALATIGA—Umsiah, 48, warga Tegalrejo Permai RT 04 RW IX, Argomulyo, Salatiga menjadi korban penjambretan oleh komplotan lelaki bersepeda motor yang berjumlah empat orang di Jalan Raya Salatiga-Banyubiru, persisnya di Desa Krenceng, Kecamatan Tuntang Kabupaten, Semarang, Rabu (19/11) siang. Akibat kejadian ini, uang Rp 60 juta yang baru diambil dari bank hilang dibawa kabur para pelaku. Berdasarkan Informasi yang dihimpun, awalnya korban dan suaminya mengambil uang di Bank BRI Salatiga. Uang tersebut hendak digunakan untuk membeli tanah di daerah Tuntang. Usai dari bank, rencananya Umsiah, yang bekerja sebagai guru itu hendak melunasi pembayaran tanah. Namun ketika sampai di daerah perbatasan Salatiga-Sraten, persisnya di Desa Krencang, sepeda motor korban dipepet oleh dua lelaki yang berboncengan sepeda motor Yamaha RX King. Sedangkan suami korban yang mengawal dari belakang dengan motor, juga dipepet oleh dua lelaki yang berboncengan Yamaha Yupiter. Umsiah saat itu tidak curiga, karena situasi di jalan tersebut cukup ramai. Tiba-tiba, seorang pembonceng langsung merampas tas yang dicangklong korban. Korban sempat mempertahankan tas tersebut, namun karena terus ditarik, tas berisi uang Rp 60 juta tersebut akhirnya berpindah tangan. Pelaku lantas kabur ke arah Banyubiru. Umsiah dan suaminya berusaha mengejar para pelaku sambil berteriak-teriak minta tolong. Namun akhirnya korban kehilangan jejak. Korban bersama suaminya kemudian melaporkan kasus ini ke Polsek Tuntang. (sas/ton)

Radar Semarang

Sabtu 22 November 2008

Harga Pupuk Capai Rp 75 Ribu WONOSOBO—Para petani masih saja dipusingkan dengan permasalahan pupuk bersubsidi. Selain kesulitan mendapatkan pupuk di tingkat pengecer, seringkali harganya melambung tinggi, melebihi harga eceran yang ditetapkan Rp 60 ribu per sak. Di Kecamatan Selomerto dan Kalikajar harga pupuk bersubsidi mencapai Rp 72 ribu sampai Rp 75 ribu. Padahal menurut ketentuan per sak hanya Rp 60 ribu ditambah transportasi maksimal Rp 3000 atau paling tinggi harganya Rp 63 per sak. “Di wilayah Kecamatan Selomerto selalu tersedia pupuk. Hanya saja harga di tingkat pengecer sangat tinggi berkisar Rp 72 ribu sampai Rp 74 ribu. Pen-

gecer ada yang nakal tidak mau terima untung sedikit,”tandas Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Selomerto, Slamet. Hampir semua jenis pupuk bersubsidi bermasalah baik distribusi maupun harga jual serta kedatangannya seringkali terlambat dari jadwal. Dia mengatakan percuma saja petani diminta menyusun rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) pupuk, jika mekanisme penyalurannya masih saja tidak jelas seperti saat ini. Dirinya berharap harga pupuk diturunkan secara wajar, toh dengan harga yang ditetapkan para pengecer sudah mendapatkan untung. Lain lagi di Kecamatan Leksono. Di wilayah tersebut, pu-

puk sulit didapat. Ketua KTNA Kabupaten Wonosobo Samsudin heran dengan kelangkaan pupuk yang terjadi di Leksono. Dirinya sudah mengecek ke distributor sampai ke pengecer ternyata tidak ada kendala. Anehnya, di lapangan petani tidak menemukan pupuk. “Penyaluran dari distributor ke pengecer lancar, tiap minggu pasti ada pupuk yang datang. Tapi di kios barangnya tidak ada. Ini yang mengherankan. Lantas ke mana larinya pupuk itu,”ujarnya dengan nada setengah bertanya. Untuk Kecamatan Leksono, mendapatkan jatah pupuk sebanyak 1.025 ton per tahun. Dengan demikian tiap bulan terdapat lebih dari 80 ton pupuk. Dengan

jumlah itu, kebutuhan pupuk petani sangat tercukupi. “Mestinya dengan jumlah itu untuk Leksono sudah cukup. Tapi kok di lapangan tidak ada pupuk. Ini mungkin ada permainan,” katanya lagi. Di Leksono, lanjut Samsudin, telah disepakati harga pupuk per sak Rp 62 ribu. Kendati demikian, tetap tidak ditemukan barangnya. Kalaupun ada, harganya Rp 65 ribu per sak. Dia mendapatkan laporan dari para petani, ketika sore hari pupuk datang, paginya sudah habis. Bahkan ada petani yang mengetahui pupuk-pupuk itu diangkut ke luar wilayah yang bukan peruntukannya pada malam hari. Pihaknya mengusulkan KT-

NA menjadi pengecer saja agar distribusi ke petani lancar. Terpisah Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Suharso mengatakan penyaluran pupuk melalui Koperasi Unit Desa (KUD) seperti yang dilakukan di zaman orde baru cukup baik. Dengan mekanisme sekarang melalui RDKK cukup sulit penerapannya. Ditambahkan Kabid Sarana Prasarana Agus Raharjo Sanio, seringkali petani juga membeli pupuk bersubsidi untuk tanaman sengon atau albasia. Padahal tanaman itu tidak termasuk tanaman yang dipupuk dengan pupuk bersubsidi. Hal inilah yang membuat kebutuhan pupuk petani sangat tinggi. (lis/ton)

EVALUASI PAD 3 Perusda Sulit Penuhi Target SALATIGA—Pendapatan asli daerah (PAD) Kota Salatiga tahun 2008 hingga Oktober kemarin sudah mencapai 97,92 persen dari target senilai Rp 36,597 miliar, atau sudah tercapai Rp 35,838 miliar. Dengan waktu tersisa dua bulan, Pemkot Salatiga optimistis target PAD tahun ini tercapai. Kendati demikian tiga perusahaan daerah (Perusda) dinilai sulit mencapai target. Tiga perusahaan daerah yang dinilai sulit memenuhi target yakni PDAM, PDAU (Perusahaan Daerah Aneka Usaha) dan SPBU Tingkir. Pemasukkan PAD ketiganya di bawah 73 persen per Oktober 2008. PAD yang diperoleh PDAM baru mencapai 72 persen dari target Rp 250 juta, PDAU 65,75 persen dari target Rp 203,5 juta dan SPBU Tingkir 61,27 persen dari target Rp 180 juta. Hal itu terungkap dalam rapat evaluasi penerimaan PAD Kota Salatiga yang dipimpin Sekretaris Daerah Sri Sejati dan dihadiri oleh para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Ruang Sidang II, Jumat (21/11). Dari empat komponen PAD, dua komponen diantaranya telah melampaui target. Komponen PAD dari sektor pajak daerah telah melampaui 0,25 persen dari target yang ditetapkan senilai Rp 6,974 miliar. Sementara komponen sektor lain - lain PAD yang sah telah mencapai 120,18 persen dari target atau senilai Rp 10,070 miliar. Sementara dua komponen PAD yang masih harus dipacu adalah pendapatan retribusi daerah yang baru mencapai 88,82 persen dari target atau senilai Rp 6,992 miliar dan pendapatan hasil kekayaan daerah yang dipisahkan yang baru mencapai 82,81 persen dari target senilai Rp 1,54 miliar. Jika ditelaah lebih rinci, PAD dari pajak daerah di sektor pajak parkir mengalami surplus tertinggi dari target, yakni mencapai Rp 5,612 juta atau 160.34 persen dari target Rp 3,5 juta. Sedangkan dari sektor pajak hotel masih harus menutup kekurangan Rp 146,831 juta atau 18,9 persen dari target Rp 777,075 juta. Sementara PAD dari sektor pajak restoran, pajak hiburan dan pajak reklame masing - masing surplus 8,48 persen, 16,57 persen dan 32,65 persen dari target. Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Salatiga, Ucok Kuncoro menuturkan, pihaknya optimistis realisasi target PAD tahun ini bisa tercapai. Memang ada beberapa sektor yang tak berjalan sesuai rencana. Namun pihaknya terus mengupayakan agar target tersebut terpenuhi. (sas/ton) PENDAPATAN ASLI DAERAH SALATIGA ■ INSTANSI

REALISASI/OKTOBER

TARGET

■ PDAM

72,00 persen

250

■ PDAU

65,25 persen

203,5 juta 180

juta

■ SPBU

61,27 persen

■ Pajak

100,25 persen

juta

■ Sektor lain

120,18 persen

10,070 miliar

■ Total PAD

97,92 persen

36,597 miliar

6,974 miliar

SUMBER : EVALUASI PAD PEMKOT

HEWAN KURBAN Harus Diperiksa Intensif TEMANGGUNG—Menjelang hari besar kurban, Idul Adha, para unit pelaksana teknis dinas (UPTD) peternakan di tiap kecamatan diminta untuk memeriksa intensif hewan-hewan yang akan disembelih. Upaya ini untuk mencegah penularan penyakit dari hewan yang akan dikonsumsi manusia tersebut. Menurut Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Temanggung, Martias Rusli beberapa penyakit yang menyerang sapi antara lain, cacing, paru-paru, tubercolusis (TBC), jembrana dan antraks. Penyakit jembrana disebabkan oleh bakteri yang menyerang pada daerah peranakan sehingga dapat mengakibatkan sapi keguguran. Sedangkan antraks disebabkan oleh bakteri, dengan ciri-ciri antara lain, terjadi pendarahan pada hidung, telinga dan saluran anus. Bakteri yang menyebabkan penyakit jembrana dan antraks tersebut, mudah sekali menular kepada hewan-hewan yang lain. Bakteri yang ada di daging sapi yang terserang penyakit itu kata dia dapat menular. Bahkan panyakit antraks dapat menular kepada manusia. Untuk penyakit-penyakit sapi yang lain, pada dasarnya tidak terlalu berbahaya. Ketika masuk ke pasar hewan, sapi-sapi tersebut juga telah mendapat pemeriksaan. Pihaknya akan mengirimkan surat perintah pemeriksaan hewanhewan kurban. Di samping itu, petugas UPTD diminta mendata jumlah hewan kurban yang disembelih di masing-masing tempat kurban di kecamatan bersangkutan. ”Selain dari UPTD setempat, petugas pemeriksa juga diturunkan dari Bidang Peternakan dan rumah pemotongan hewan (RPH). Demikian pula, bagi kecamatan-kecamatan yang memiliki RPH, seperti di Ngadirejo dan Parakan, petugas pemotong hewan akan dilibatkan,”paparnya. (lis/ton)

BIKIN SUSAH Sejumlah saluran air di Kota Salatiga tidak berfungsi maksimal sehingga ketika hujan turun, menimbulkan genangan yang cukup tinggi. Genangan itu sangat mengganggu pengguna lalu lintas, bahkan tidak jarang harus bergantian untuk melewati garis tengah jalan dengan titik kedalaman air terendah. Seperti yang terlihat di jalan Kartini, kemarin sore. (sas)

DHINAR SASONGKO/RASE

Pendidikan Terpuruk, Pejabat Diingatkan WONOSOBO—Tingkat pendidikan Kabupaten Wonosobo berada di urutan paling bontot dari 35 kabupaten kota di Jateng. Hal itu menjadi tantangan bagi Pemkab untuk meningkatkan kualitas sehingga posisinya lebih baik dari sekarang. Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Wonosobo pun terjun langsung ke kecamatan-kecamatan untuk memantau perkembangan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (wajar dikdas). Bupati Wonosobo H. A Kholiq Arif ketika menghadiri rapat koordinasi wajar dikdas di Kecamatan Garung kemarin (19/11) menegaskan akan memberikan reward terhadap desa yang memiliki komitmen tinggi terhadap penuntasan buta aksara dan wajar dikdas. Sebaliknya, desa yang mengabaikan pendidikan anak-anak, akan mendapatkan punishment. Tidak ketinggalan, para camat dan pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pun di-warning bupati. Setelah 4 bulan dievaluasi tidak bekerja sesuai dengan fakta integritas yang ditandatangani dapat dicopot dari jabatannya. Pencopotan semacam itu, kata Kholiq, sesuai dengan peraturan undang undang. “Saya juga minta pada kades,

lurah, BPD, para kepala sekolah juga serius menuntaskan wajar dikdas di wilayah masingmasing,”katanya di hadapan jajaran Dinas Pendidikan Wonosobo, kades, ormas, Muspika Garung, dan para tokoh masyarakat. Di Kecamatan Garung anak usia sekolah yang tidak mengenyam pendidikan tercatat sebanyak 434 anak pada Juli 2008 kemarin. Sedangkan angka buta aksara usia 15-44 tahun yang masih dalam proses pembelajaran lanjutan sejumlah 685 orang. Pada kesempatan itu bupati mengabsen para kades dan BPD untuk mnegetahui perkembangan pendidikan di desa masing-masing. Ternyata banyak pimpinan desa yang tidak hadir. Khusus Desa Siwuran, Kholiq memberikan peringatan keras karena angka buta aksara dan tidak tuntas wajar dikdas cukup tinggi. Terlebih lagi, pada pertemuan itu Kades Siwuran tidak hadir. Alhasil, Kholiq menelepon langsung pimpinan Desa Siwuran itu. Dia mengancam rencana pembangunan pasar penunjang sayur yang diusulkan berada di Siwuran akan dialihkan ke desa lain jika kades tidak perhatian dengan pendidikan masyarakatnya.

Dana Rp 500 Juta Bakal Hangus

“Kades jangan pelit mengeluarkan uang dari alokasi dana desa (ADD) untuk pendidikan di desa,”katanya. Hal senada dilakukan Wakil Bupati H. Muntohar dalam rakor di Kecamatan Kejajar. Dia mengatakan ADD dapat digunakan untuk mendanai pendidikan, maupun menunjang kesehatan. Seluruh komponen masyarakat bersama pemerintah harus bersama-sama berupaya keras meningkatkan pendidikan di Wonosobo yang terpuruk di ranking terbawah. “Sekarang digalakkan wajar dikdas 9 tahun sehingga minimal pendidikan tamat SMP. Nantinya akan meningkat menjadi 12 tahun, harus lulus minimal SMA,”urainya seraya menyatakan dirinya malu ketika di provinsi disebutkan Wonosobo berada di urutan paling akhir. Wabup berjanji akan meninjau langsung proses pembelajaran buta aksara lanjutan di desa-desa. Kades Sembungan menyatakan kesiapannya disidak oleh Muntohar kapan saja. Terpisah, Kasi Pendidikan Keaksaraan dan Kursus-kursus Bidang PLS, Lilik Siti Bayinah mengatakan, akhir bulan ini secara serentak pembelajaran buta aksara lanjutan segera dimulai. (lis/ton)

WADUK BADAI Ditebari 110 Ribu Ikan BOYOLALI—Para pehobi mancing di waduk Badai, Kecamatan Klego bakal sumringah. Sebab, Desember nanti waduk itu akan digelontor ribuan ekor benih ikan oleh Pemkab Boyolali dan Pemprov Jateng. Jenis ikan yang akan disebar di waduk adalah ikan mas dan nila. Kasi Produksi Perikanan Dinas Perikanan Boyolali Martinus mengungkapkan, benih ikan yang disebar sebanyak 110 ribu ekor. Benih ikan tersebut bantuan dari pemrov sebanyak 100 ekor dan dari pemkab sendiri 10 ribu ekor. ”Jika diuangkan setiap ekor dihargai Rp 250,” terangnya kemarin (19/11). Rencananya, bibit ikan nanti akan disebar 1 Desember yang bertepatan dengan pencanangan wanita tanam, tebar dan pelihara pohon. Salah satu alasan penyebaran benih ikan tersebut adalah menipisnya ikan di waduk. Hal ini dikarenakan habis kemarau yang cukup panjang, sehingga menyebabkan air waduk badai menyusut. ”Penyebaran benih ikan ini sifatnya menambah saja. Sebab, ikan di waduk masih cukup meski berkurang lantaran dipancing warga pada musim kemarau lalu,” jelasnya. (un/jpnn/ton)

LIS/RASE

RAKOR—Wabup Muntohar (duduk tengah) diapit Camat Kejajar Sumekto Hendro (kanan) dan Kepala Dinas Pendidikan Priyo Purwanto mendengarkan paparan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kejajar, Sismandiri dalam rakor wajar dikdas. REDAKTUR PRATONO • LAYOUTER BRAM

SALATIGA—Pembangunan puskesmas Kalicacing kecamatan Sidomukti terancam mandeg. Pasalnya, pelaksana tidak mungkin menyelesaikan pembangunan hingga 100 persen per Desember ini. Akibatnya, dana alokasi khusus (DAK) kesehatan yang nilainya sekitar Rp 899 juta hanya terserap 40 persen saja. Sisanya bakal hangus dan sehingga diupayakan dana APBD. Hal itu diungkapkan anggota komisi I DPRD Ellysabeth Dwi Kurniasih saat bertemu wartawan, Jumat (21/11) siang. ”Dalam dengar pendapat dengan dinas kesehatan kota, kita menerima keluhan tentang pembangunan puskesmas Kalicacing yang terancam mandeg karena pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal,” tutur politisi dari PKPI ini. Dipaparkan dia, DKK sebenarnya sudah siap dengan pelaksanaan pembangunan mulai Mei lalu. Hanya saja pelaksanaan lelangnya harus diulang sehingga mengakibatkan molornya pembangunan. Ironisnya, hal itu berujung kepada tidak cairnya anggaran hibah dari pusat dimana ketentuannya harus selesai

bulan Desember. Tetapi kemungkinannya pada Desember persentase yang sudah dikerjakan baru 40 persen saja. ”Kalau seperti ini kan kasihan warga yang seharusnya bisa menikmati pelayanan kesehatan secara maksimal. Disayangkan kalau dana pembangunan yang bisa diperoleh secara hibah tetapi hangus sekitar Rp 500-an juta hanya karena keterlambatan pelaksanaan lelang,” tandas Ellysabeth di ruang kerjanya. Lebih lanjut, kini giliran kalangan dewan yang harus memikirkan pengadaan alokasi anggaran untuk menyelesaikan pembangunan yang direncanakan dibangun dua lantai tersebut. ”Entah, alokasinya kini akan dibahas terlebih dahulu di internal dewan. Perlu dicari beberapa alternatif solusi untuk masalah ini,” tandas dia. Kepala kantor Inkom Ucok Kuncoro saat dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui hal tersebut. ”Saya belum bisa berkomentar, nanti saja setelah klarifikasi dengan dinas kesehatan baru ada keterangan resmi,” tutur Ucok saat dihubungi melalui telepon pribadinya, kemarin siang. (sas/ton)

Buang Hajat, Tenggelam SUKOHARJO—Sungai Bengawan Solo kembali memakan korban. Kali ini, korbannya adalah Kendarsawari, 55 warga Kruwan RT 02 RW 3 Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Sukoharjo Kamis (21/11) ditemukan tewas setelah tenggelam selama sembilan jam di Sungai Bengawan Solo. Di duga korban buang hajat kemudian terpeleset dan tenggelam di sungai terpanjang di pulau Jawa tersebut. Korban baru ditemukan sekitar pukul 24.00 di Sungai Sidowarno, Klaten. Informasi yang berhasil dihimpun koran ini menyebutkan, sekitar pukul 16.00 sore, korban pergi ke sungai. Menurut keterangan warga sekitar, korban hendak pergi untuk buang hajat di kali. Kebiasannya korban jika akan buang hajat di tepi Sungai Bengawan Solo. Diduga korban terpeleset ke sungai karena tanah yang diinjak korban basah selesai hujan. Korban diketahui hilang, setelah keluarganya men-

cari keberadaan Kendarsawari yang curiga buang hajat lebih dari satu jam. Setelah dilakukan pencarian tidak ketemu, keluarga lantas melaporkan hilangnya korban ke tim SAR. Dalam waktu cepat, tim SAR langsung ke titik korban diduga jatuh. Sekitar pukul 18.00 sandal korban berada di tepi sungai. Tim SAR selanjutnya melakukan penyisiran di Sungai Bengawan Solo. Korban baru ditemukan sekitar pukul 24.00 oleh Tim SAR di Sidowarno, Klaten. “Hasil visum dari petugas kesehatan setempat diketahui tidak ada tanda-tanda penganiyaan pada jasad korban. Setelah selesai, pagi hari sekitar pukul 06.00 korban diserahkan kepada keluarganya,” ujar Kepala Kesbanglinmas Santoso Ramelan melalui Kasi Penyelamatan dan Rehabilitasi Manasta Wisnu kepada koran ini. Usai diserahkan ke keluarga, korban selanjutnya dimakamkan oleh pihak keluarga pada siang hari. (her/jpnn/ton)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.