RADAR SEMARANG | Rabu, 13 April 2011

Page 1

Radar Semarang

RABU 13 APRIL • TAHUN 2011

Gubernur Dilaporkan ke Polda

HARI INI

Gedawang RUAS tol Semarang-Solo KM STA 5+500 – 5+700 di Kelurahan Gedawang Kecamatan Banyumanik yang rusak, belum bisa maksimal diperbaiki. Hal 2.

Sekayu

Soal LKPj Copy Paste

PARKIR liar di kawasan Mal Paragon Jalan Pemuda kembali semrawut. Tak hanya di atas trotoar. Parkir kendaraan juga terlihat di sepanjang jalan kampung, utamanya sepanjang Jalan Sekayu Raya. Hal 3.

PEMBANGUNAN

Lima Bulan Polder Banger Mangkrak BALAI KOTA—Proyek pembangunan Polder Banger, Kelurahan Kemijen, Semarang Timur, hingga kini tak ada kejelasan. Pengerjaan proyek yang didanai Pemerintah Kerajaan Belanda itu, sudah berhenti total sejak November 2010. “Sudah lima bulan ini tidak ada tanda-tanda kejelasan lagi. Padahal, ini proyek yang didanai luar negeri, jangan sampai membuat malu. Terus terang, kami menyesalkan proyek ini,” kata Sekretaris Komisi C DPRD Kota Semarang, Kadarlusman, kemarin (12/4). Informasi yang diperoleh koran ini, PT Waskita Karya selaku kontraktor proyek, tidak meneruskan pekerjaan. Alasannya, telah terjadi kesalahan teknis. Yakni, tiang pancang yang ditanam untuk pondasi rumah pompa, mengalami kemiringan. Ada sekitar 68 tiang pancang yang miring.

ADITYO DWI/RADAR SEMARANG

BERI PENJELASAN—Direktur RSUD Kota Semarang, Abimanyu, menjelaskan perihal kenaikan tarif kepada pengunjukrasa yang menggeruduknya di halaman RSUD, kemarin.

Petisi Tolak Kenaikan Tarif RSUD Klaim Tarif Masih di Bawah Puskesmas SENDANGMULYO—Kebijakan Pemkot yang akan merevisi kenaikan tarif pelayanan RSUD Kota Semarang, tak memuaskan sejumlah aktivis. Sebab, revisi hanya berlaku untuk kelas tertentu. Sebaliknya, aktivis

mendesak Pemkot membatalkan kenaikan tarif RSUD. Alasan mereka, kenaikan tarif hanya memberatkan masyarakat miskin. Terkait hal itu, kemarin (12/4), sejumlah aktivis LSM Pattiro dan KAMMI Kota Semarang, menggeru­ duk RSUD Kota Semarang atau yang po­puler disebut RSUD Ketileng di Ja­lan Fatmawati, Pedurungan.

Baca Lima Bulan ... hal 4

Pengunjukrasa menilai, kebijakan yang dikeluarkan Pemkot membe­ ratkan dan diskriminatif. Unjuk rasa dilakukan di depan pintu gerbang masuk RSUD. Aksi mereka, menarik perhatian masyarakat yang berada di rumah sakit. Divisi Pelayanan Publik Pattiro Se­ marang, Widi Nugroho di sela aksi Baca Petisi ... hal 4 m­e­ngatakan,

PERISTIWA

Tol SS Makan Korban, Bocah SD Tewas

COPY PASTE LKPJ 2009 dan 2010 ◆◆ BAGIAN HALAMAN KETERANGAN LKPJ 2010 LKPJ 2009 ◆◆ Pendahuluan

1-1 sd 1-3

◆◆ Pertanahan

IV-A-92 sd IV-A-9-3 112 – 113

PETISI PENOLAKAN Warga me­ nandatangani petisi penola­ kan kenaikan tarif RSUD.

ADITYO DWI/RADAR SEMARANG

◆◆ Perlindungan anak

IV-A-11-14 s

128

◆◆ KB Sejahtera

IV-A-12-4

133

◆◆ Pariwisata

IV-B-44 sd IV-B-46 244-245

◆◆ Perdagangan

IV-B-6-6

254

◆◆ Perindustrian

IV-B-7-7

259

◆◆ Kerja sama pihak ketiga

VI-3 sd VI-4

275-276

◆◆ Ketentraman & Ketertiban

VI-7 sd VI-9

278-280

◆◆ Pendidikan (koordinasi Dengan instansi vertikal)

VI-10

281

◆◆ Perekonomian

VI-14 sd VI-16

287-288

◆◆ ESDM

VI-16 sd VI-17

288-299

◆◆ Penanganan bencana

VI-25 sd VI-27

297-299

◆◆ Penyelenggaran ketentraman Dan ketertiban umum

VI-28 sd VI-30 300-302

◆◆ Penutup

VII-1

Hasil Mapel IPA Terancam Jeblok KALIWIRU—Jelang pelaksanaan ujian nasi­ o­nal (UN), sejumlah try out (penjajakan) telah dilakukan. Salah satunya oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) yang menggelar 3 kali try out. Hasilnya, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Se­ ma­rang menyimpulkan bahwa siswa di Kota Se­marang siap menghadapi UN. Meski begitu, dari sejumlah mata pelajaran yang diujikan, IPA ter­ancam jeblok. Dari tiga kali try out, nilai IPA pa­ling mengkhawatirkan, karena berada di bawah nilai rata-rata mata pelajaran lainnya. Baca Hasil ... hal 4

DIBUI

Agus diperiksa mulai pukul 10.00 hingga 16.00. Setelah dipe­ rik­sa, jaksa penyidik Gatot Guno Sem­bodo SH dan Sukarman SH lang­sung memboyong Agus ke LP Ke­dungpane Semarang. “Tersangka kooperatif dalam pemeriksaan. Tadi sekitar 42 perta­ nyaan diajukan kepadanya,” jelas Asisten Pidana Khusus, Setya Untung Arimuladi SH didam­ pingi Asisten Intelijen, Kadarsyah SH dan Kasipenkum Kejati, Eko Suwarni SH. Baca Lagi ... hal 4

Tersangka Agus digi­ ring menuju mobil taha­nan Kejati, untuk dibawa ke LP Kedungpane, kemarin.

Try Out I

Nilai

Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika IPA

Nilai rata-rata 7,80 Nilai rata-rata 8,59 Nilai rata-rata 7,65 Nilai rata-rata 6,85

Try out II

Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika IPA

Try Out III

Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika IPA

ADITYO DWI/RADAR SEMARANG

Mas Tatang neng nduwur wit, digoleki Yadi soko Kalideres pijet, tukang ojek kelangan duit, wis lemes, dadi tambah lemes.... cah nggambus

SILAKAN BERKOMENTAR Pelayanan rumah sakit terhadap warga miskin patut dipertanyakan. Masih saja ada pasien miskin yang ditelantarkan pihak rumah sakit. Silakan berkomentar terkait topik ini. Kirim SMS Anda ke nomor HP 085.740.73.5555. Tiga SMS terpilih akan mendapat voucher dari Indosat. +6285741584359 Memang nasib orang miskin dari dulu rekoso, RS banyak yang megah tapi tak semegah pelayanannya untuk kaum miskin. Mubeng-mubeng, mutermuter ngurus birokrasi rumah sakit. Baca SMS KOMENTAR ... hal 4

redaktur iskandar • grafis DHANI

305*)

Hasil Try Out SMP

Lagi, Broker Jatirunggo Dibui

Warak Ngendog

1-2*)

keterangan *) hanya diubah dan ditambah, yang lain sama persis

UNGARAN—Belum juga diresmikan, ruas tol Semarang-Solo (SS) seksi pertama kembali memakan korban jiwa. Kemarin, bocah SD kelas empat bernama M Farhan, 11, tewas di ruas tol. Ia tergelincir di parit tol Pucung km 19 Susukan, Ungaran Timur. Sebelumnya, seorang anak juga tewas bermain di area tol. Keterangan yang dihimpun koran ini, korban putra kedua pasutri Tugiyo dan Winarni, warga Susukan Pucung RT 3/RW 1 Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur. Siang itu, korban bermain di samping tol ketika hujan deras mengguyur. Korban bermain bersama empat temannya. Farhan awalnya hendak menolong temannya yang terjatuh karena tergelincir. Ironisnya, korban justru terjatuh dan terbawa derasnya arus selokan. Baca Tol SS ... hal 4

PLEBURAN—Satu lagi broker lahan tol Jatirunggo, Pringapus, Kabupaten Semarang, dijebloskan ke bui oleh penyidik Kejati. Yakni, Agus Soekmaniharto. Penahanan dilakukan Selasa (12/4) kemarin, pasca-penetapan Agus sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan lahan tol di Desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Sebelumnya, penyidik telah menahan tersangka lainnya, Hamid. Sama seperti Agus, Hamid diduga broker lahan tol.

MUGASSARI—Puluhan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan BEM Undip Semarang melaporkan Gubernur Bibit Waluyo ke Polda Jateng. Tuduhannya, Gubernur Bibit telah melakukan pembohongan publik, dengan membuat dokumen LKPj (laporan keterangan pertanggungjawaban) jiplakan tahun lalu alias copy paste. Padahal, anggaran untuk menyusun laporan tersebut menghabiskan dana APBD di kisaran Baca Gubernur ... hal 4 Rp 400 – Rp 500 juta.

Nilai rata-rata 8,06 Nilai rata-rata 8,06 Nilai rata-rata 8,06 Nilai rata-rata 7,84

Nilai rata-rata 8,06 Nilai rata-rata 9,02 Nilai rata-rata 8,77 Nilai rata-rata 8,06 Sumber: MKKS SMP Kota Semarang

Eko Haryanto, Pembatik yang Awalnya Bermodal Rp 50 Ribu

Suka Motif Burung, Jadi Langganan Pejabat Di antara pembatik yang sukses, tercatat nama Eko Haryanto, warga Kampung Batik Gedong No 437 RT 2 RW 2 Kelurahan Rejomulyo. Sejak 2006 silam, ia sudah membatik Semarangan. Seperti apa? SINTA PETRI EKO Haryanto tak menyangka garis hidupnya akan berubah setelah mengikuti pelatihan membatik Semarangan. Awalnya, ia mengikuti pelatihan membatik. Tepatnya, batik Semarangan yang ketika itu mulai dihidupkan oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Semarang, Ny Sinto Sukawi (istri wali kota saat itu). Di antara alumnus peserta pelatihan membatik, Eko Haryanto, satu di antara sekian peserta yang akhirnya cinta mati

pada batik Semarangan. Bermodal semangat untuk melestarikan batik khas Kota Lunpia, ia membuka usaha batik. Kini, usahanya berkembang pesat. Sejumlah pejabat bahkan jadi pelanggan batiknya. Pria berusia 35 tahun itu mengaku memulai usaha batik hanya bermodal Rp 50 ribu. Uang senilai itu, ia pakai untuk membeli pewarna. Awalnya, ayah 4 anak ini hanya menerima pesanan taplak meja motif batik. Suatu hari, ia bertemu seorang dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (dulu Fakultas Sastra, red). “Waktu itu saya bertemu dengan Ibu Dewi Yuliati, salah satu dosen di Fakultas Ilmu Budaya Undip,” kenang Eko. Dewi, lanjut Eko, menawari untuk memamerkan produk batik karyanya. Setelah memamerkan produknya di sejumlah pameran, sejumlah orang menyatakan tertarik dengan batik produk Eko. Baca Suka ... hal 4

KREATIF—Eko Haryanto di antara para pembatiknya, di rumahnya.

SINTA PETRI/RADAR SEMARANG

e-mail: editor@radarsemarang.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.