HinaKelana-4.TigaIblisPulauBerhala

Page 74

"Aku tahu, kau seorang pengelana yang telah menjadi tuan penolongku...?" kata Putri Permata Ningrum sambil membenamkan wajahnya di dada Pendekar Hina Kelana. Gadis Putri raja itu kini menangis. "Ning... kau tak boleh bicara begitu! Kau seorang calon raja, aku ini hanya manusia Hina...!" Buang Sengketa menjadi serba salah. "Aku tidak perduli Kelana!" sela Permata Ningrum. "Apakah kau tidak menaruh perasaan apaapa padaku...?" Buang Sengketa terdiam. "Kalau kau tidak mencintaiku lebih baik tak usah menolongku...!" Putri Permata Ningrum mengajuk. Didesak seperti itu, tiba-tiba Buang Sengketa mendapat akal. "Putri... tidurlah, malam sudah larut! Lagipula kalau sampai didengar abdimu rasanya tidak baik...!" kata Buang Sengketa pelan. "Jawab dulu pertanyaanku...!" "Baiklah! Kalau kau mencintai aku, aku pun mencintaimu...!" jawab Buang Sengketa konyol. "Benarkah... benarkah kanda Kelana?" Putri Permata Ningrum girangnya nggak karuan. Buang Sengketa mengangguk sambil menahan geli. "Sekarang engkau harus tidur! Biar aku yang berjaga-jaga!" ucap Pendekar Hina Kelana. Setelah mencium kening si gadis, Pendekar Hina Kelana


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.