HinaKelana-4.TigaIblisPulauBerhala

Page 65

Tanpa menimbulkan suara, kini pemuda itu sudah berdiri lagi di hadapan mereka, "Manusia tiada guna! Supaya kalian tidak mati penasaran, sekarang aku tak akan mengelak lagi. Kuberi kesempatan pada kalian dan pergunakan dengan baik. Tunggu apa lagi, cepat serang‌!" bentak Pendekar Hina Kelana, tanpa maksud mengelakkan serangan lawannya. Melihat kenekatan Buang Sengketa, pucatlah wajah Putri Permata Ningrum dan juga kedua abdinya. Mereka berfikir selain senjata-senjata di tangan kepala perampok itu sangat tajam, bukan tidak mungkin senjata itu juga sangat berbisa. Sebaliknya si Cindek dan si Gempal ini beranggapan dengan sekali tusuk tamatlah riwayat pemuda gembel di depanny a. Semua orang yang hadir di tempat itu nampak memejamkan matanya, begitu si Cindek dan si Gempal membabatkan pedangnya ke seluruh bagian tubuh Pendekar Hina Kelana. Dengan diiringi teriakan dahsyat, ker dua orang itu secara hampir bersamaan membabatkan pedang dan goloknya. "Ciaaat! Haiiit!" "Crak! Crak!" Bagai membabat sebuah batu gunung senjata mereka menghantam tubuh si pemuda. Tapi sedikitpun tubuh yang tertebas pedang maupun golok, tak terluka. Hanya pakaian si pemuda nampak terobek di beberapa bagian. Si Cindek dan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.