Mandar Nol Kilometer

Page 218

pemain menyapa sungai di akhir permainan, tampak seekor ikan besar melompat ke atas permukaan. Ada yang beranggapan sang ikan mengucapkan terima kasih kepada pemain. Ya, wajar saja sebab dalam beberapa gerakan, putra Mandar melakukan ritus pemanggilan penghuni air. Di sisi lain, sebagaimana yang saya saksikan sebelum para pemain menuju tempat penampilan, terlebih dahulu mereka bershalawat dan berdo’a. Artinya, mereka tak semata-mata bermain teater dan menghibur penonton, tapi mereka juga menjadikan karya dan karsa seni mereka sebagai ibadah. Inilah yang membedakan roh penampilan antara seniman dari Mandar dengan utusan lembaga/daerah lain. Suasana mistis selalu tercermin ketika seniman Mandar yang bermain, itu anggapan beberapa seniman Makassar. Malah penduduk di Desa Pancana menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh putra-putra Mandar dapat mendatangkan kembali ikan yang tujuh tahun terakhir ini tak banyak terlihat di muara Sungai Pancana. Wallahualam. Sepuluh Anak Mandar Menyihir Jakarta Kamis, 2 Juli 2009. Tak terlupa bagiku. Pertama kali air mata saya menetes di awal hari. Terjadi lama, bukan atas sedih. Bukan “mellow”, tapi gara-gara tingkah sepuluh anak kecil! Sehari sebelumnya, Rabu, 1 Juli 2009 sepuluh anak Mandar yang udik (istilah kasarnya “kampungan”) untuk pertama kalinya meninggalkan ratusan kilometer tanah lahirnya, menuju Makassar. Lalu terbang lebih seribu kilo menyeberang Selat Makassar, Laut Jawa. Di atas pesawat, tingkah mereka sesekali memalukan bagi orang dewasa yang mendampinginya. Anak kecil penuh rasa penasaran. Tak kuat menahan aroma AC, ada yang muntah, dan teriak-teriak untuk mengabarkan ke temannya akan apa yang mereka saksikan. Jengkel tapi menggemaskan. Demikian kesan yang diceritakan sahabat saya, Pai dan Sahabuddin, pembina mereka. Tibalah mereka di kota terbesar di Indonesia: Jakarta. Jauh melampaui apa yang dilakukan orangtua mereka, yang sebagian pemain musik tradisional, “parrabana”. Orang tua mereka, paling jauh bermain rebana hanya tak mendekati sedikit pun apa yang dilakoni anak-anak mereka. Saya sendiri baru dating dari Malaysia, transit di Bali. Karena aka nada kegiatan penting di Jakarta, Pai meminta saya untuk meluangkan waktu ke Jakarta. Seperti biasa, mendokumentasikannya. Kami pun janjian untuk bertemu di Bandara Sukarno Hatta. Rasa penasaran dikalahkan perasaan mabuk dan capek. Wajah lusu di sebagian

205


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.