Mandar Nol Kilometer

Page 212

Yang dikenal sebagai titik 0 km di Indonesia antara lain adalah depan Bnk BNI di Yogyakarta, Pulau Weh, Sabang untuk Aceh, Museum Bahari di Jakarta, Lapangan Karebosi di Makassar, Taman Bongkul di Surabaya, Tower Singer di Lampung Selatan, Mercusuar Anyer di Banten, Jl. Asia Afrika, Sumedang di Jawa Barat, dan Bundaran Gladag, Tugu Jam Pasar Gedhe di Solo, Jawa Tengah. Bagaimana dengan Sulawesi Barat? Belum ada kesepakatan bersama. Bagi saya, dan juga sebagai usulan, titik 0km adalah Sungai Mandar. Alasannya jelas, nama sungai ini menjadi dasar penamaan wilayah Provinsi Sulawesi Barat lampau dengan kata “Mandar”. Ada beberapa penafsiran akan arti kata “mandar” (atau “mandaq”), tapi belum ada kesepakatan apa arti kata tersebut di kalangan ilmuwan atau budayawan di Sulawesi Barat. Namun dugaan saya, penyebutan kawasan di “punggung” Pulau Sulawesi ini berdasar dari nama sungai yang bermuara di Teluk Mandar. Ingat, “Mandar” sebagai nama sungai, bukan arti sungai dalam Bahasa Mandar! Referensi tertua pernah saya baca yang memuat kata “Mandar” adalah sebuah peta Portugis yang dibuat pada tahun 1540 atau sekitar 20 tahun sebelum I Manyambungi (maraqdia pertama di Arajang Balanipa) berkuasa (1560 – 1580). Peta itu juga dibuat jauh sebelum Muktamar Tammejarra I berlangsung, yatu pada tahun 1580 di zaman pemerintahan Tomepayung (1580 – 1610). Adapun Allawungan Batu di Luyo terjadi pada tahun 1960 di era kekuasaan Daetta (maraqdia kedua). Dari data tersebut, bisa dikatakan bahwa kata “mandar” bermakna “saling me­ nguatkan” (bila berdasar pada kesepakatan bersatu di Luyo) gugur dengan sendirinya. Sungai Mandar bukanlah sungai terbesar dan terpanjang yang bermuara di Teluk Mandar. Sungai Mapilli atau Maloso masih lebih panjang, lebih 100 km dengan banyak cabang-cabang sungai. Berikut perbandingan dengan sungai utama lain yang ada di Sulawesi Barat: S. Saddang 150 km, S. Karama 150 km, S. Matakali 28 km, Mambi 95 km, Manyamba 28 km, dan Kaluku 32 km. Walau bukan sungai terpanjang, di muara Sungai Mandar berkembang peradaban cikal bakal Pitu Ba’bana Binaga: Balanipa sebagai Bapak, Sendana sebagai Ibu, dan yang dianggap anak ialah Banggae, Malunda, Tappalang, Mamuju, Binuang. Tujuh kerajaan di pantai ini kemudian menjalin persekutuan dengan tujuh kerajaan di pegunungan, yang kemudian lebih dikenal sebagai Mandar. Kebetulan juga, Sungai Mandar bermuara di Arajang Balanipa. Panjang Sungai Mandar kurang lebih 100 km (dalam Polman dalam Angka 2009 panjangnya 90 km, tapi pengkuran yang saya gunakan berdasar Peta Rupabumi

199


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.