Tabloid Reformata Edisi 156 Oktober 2012

Page 15

Opini 15

EDISI 156 Tahun X 1 - 31 Oktober 2012

Pertumbuhan Gereja dan Peran Gembala Sidang oleh. Pdt. J. Yohanes Sihombing S.Th

P

ERTUMBUHAN adalah syarat utama bagi keberlangsungan organisme atau individu, tanpanya (pertumbuhan) organisme atau individu tidak bisa digolongkan sebagai makhluk hidup. Sederhananya adalah bahwa hakikat makhluk hidup adalah bertumbuh. Bagi sebagian besar orang, pertumbuhan diidentikan dengan perkembangan padahal nyatanya dua istilah tersebut memiliki arti dan ruang lingkup yang berbeda. Irwanto menjelaskan, yang dimaksud dengan pertumbuhan adalah proses perubahan fisik atau bilogis menuju kematangan fisiologis ditandai dengan berfungsinya semua organ-organ tubuh (dalam hal ini makhluk hidup)–pertumbuhan hanya terjadi sekali saja dan tidak dapat diulang–sementara perkembangan lebih dipahami sebagai proses yang kontinyu di mana seseorang atau makhluk hidup mengalami perubahan baik dari segi psikologis mapun mentalnya (Irwanto: 1998, 35-36). Kendati pertumbuhan atau perkembangan adalah dua istilah yang berbeda, tetapi dalam percakapan sehari-hari keduanya tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Maksudnya berbicara mengenai pertumbuhan secara implisit juga membahas mengenai perkembangan. Menurut Hornbye, pertumbuhan atau growthadalah proses tumbuh kembang suatu organisme menuju cultivation atau peradaban. Pertumbuhan harus ditandai dengan perubahan yaitu perubahan pola pikir dan tingkah laku menuju kepada kebaikan (Hornby: 1987, 381). Demikian halnya dengan gereja baik sebagai organisme maupun organisasi, pertumbuhan adalah

sebuah keniscayaan. Maksudnya tidak ada pilihan lain bagi gereja atau jemaat untuk terus secara progresif berubah menuju kebaikan dan peningkatan. Gereja ataupun jemaat yang stagnan atau mati suri tidak mamahami hakikatnya sebagai suatu organisme yang dinamis dan juga fluktuatif (berkembang sesuai dengan ritme jaman). Gereja yang bertumbuh adalah idaman setiap orang khususnya pemimpin gereja. Bagaimana pandangan Alkitab sendiri mengenai hakikat atau esensi gereja? Berkhof memisahkan pemakaian istilah gereja menjadi dua bagian yaitui konsep gereja yaitu sebagai berikut: Pertama, dalam Perjanjian Lama ditemukan istilah yang sepadan dengan makna gereja yaitu ‫(ל־הַק‬baca: qahal) kata ini adalah kombinasi dari kata ‫( לַק‬baca: qal) yang berarti memanggil dan ‫הֶד‬.(baca: edhah) yang artinya memilih atau menunjuk atau bertemu dalam sebagai suatu komunitas di tempat yang telah ditentukan. Jadi kata qahal adalah kata yang digunakan dalam Perjanjian Lama untuk menunjuk pada suatu perkumpulan atau pertemuan komunitas di suatu tempat yang telah ditentukan. Tempat tersebut kemudian hari dikenal sebagai συναγωγή (baca: sunagoge). Kedua, sedangkan dalam Perjanjian Baru kata ‫ ל־הַק‬sejajar dengan έκκλησία (baca: ekklēsia). Kata έκκλησία diyakini sebagai term yang cukup populer untuk menunjuk pada istilah gereja. Istilah έκκλησία sendiri berasal dari dua suku kata έκ (baca: ek) yang berbarti keluar dan καλέω (baca: kaleo) yang artinya saya memanggil yang kemudian diartikan dengan dipanggil. Jadi kata έκκλησία secara hurufiah adalah memanggil keluar atau dipanggil keluar. Siapa yang dipanggil keluar? Jawabnnya adalah orang-orang yang dipilihnya untuk percaya. Dengan demikian gereja dimaknai sebagai persekutuan orang-orang kudus yang telah dipanggil dari gelap menuju terangNya yang ajaib

atau dengan kata lain gereja adalah sekumpulan atau persekutuan orang-orang percaya di segala tempat dan sepanjang abad yang telah dipanggil keluar dari dalam gelap kepada terangNya yang ajaib untuk memberitakan kabar baik bagi umat manusia. Gutrie dalam bukunya (2001, 39) menyatakan bahwa ungkapan Yesus mengenai έκκλησία bukan dalam artian organisasi seperti dipahami oleh masayarakat Israel pada masa Perjanjian Lama yang dipersempit dalam lingkup sinagoge.

Namun έκκλησία adalah term yang digunakan Yesus untuk menjelaskan sekumpulan orang yang dianggap sebagai milikNya. Dalam hal ini Gutrie ingin menyampaikann bahwa gereja atau jemaat adalah mereka yang secara konsisten menjalankan perintah-perintahNya dan dipersatukan oleh iman kepada keTuhanan Yesus. Faktor apa yang membuat jemaat atau gereja bertumbuh secara kualitas? Tentu saja semua orang sepakat bahwa pertumbuhan suatu gereja sepenuhnya adalah hak

Allah, manusia hanya bertugas merawat dan menyiram (1 Korintus 3:6). Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa gembala sidang sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam institusi gereja memiliki peranan yang cukup signifikan. Betapa tidak, seluruh pergerakan gereja secara organisatoris dikemudikan oleh gembala sidang. Itu artinya gembala secara hirarkis memegang otoritas bagi kelangsungan hidup geraja atau jemaat. Perlu dingat, bahwa Yesus Kristus sebagai Gembala Agung harus tetap menjadi prototype bagi seluruh aktivitas gembala sidang dalam menumbuhkembangkan jemaatnya. Namun sangat disayangkan banyak gembala sidang kurang memahami fungsi dan peranannya bagi pertumbuhan gereja yang dikelolanya, akibatnya pergerakan gereja menjadi terhenti. Gembala sidang seharusnya menjadi sosok yang utama yang mampu menggerakan laju pertumbuhan gereja kendati secara substansial pertumbuhan adalah hak Tuhan. Namun cara Tuhan menumbuhkan gereja tidak lepas dari kapasitas seorang gembala. Tidak mungkin Tuhan mempercayakan pertumbuhan kepada gembala yang dalam hal kecilpun tidak setia, kehadiran seorang gembala tidak lebih sebagai pelengkap organisasi. Dengan kata lain gembala adalah jabatan sekuler sama seperti halnya perusahaan-perusahaan. Tidak heran bila sekarang ini gembala hanya menjadikan gereja sebagai mesin penghasil uang dan materi serta popularitas. Gereja semacam ini jelas kehilangan spirit dan esensinya sebagai rumah Tuhan. Selain itu jabatan gembala sidang hanya dijadikan sebagai legitimasi kekuasaan yang otoriter. Pada tahapan ini gereja mengalami antiklimaks. Gembala merasa sudah mengalami trasnfigurasi, sehingga setiap perkataan yang keluar tidak bisa dipersalahkan oleh siapapun.

Embun Pagi Renungan Alkitab Memberi Kesegaran Jiwa Kepada Anda Hadir setiap hari pk. 05.30 WIB Pesona Pagi Setiap Senin - Minggu pk. 06.00 - 07.00 WIB Sabtu pk. 10.00 - Pdt. Bigman Sirait Gema Nafiri Lagu-lagu Rohani yang menghibur Anda setiap hari menjelang senja Setiap Senin - Kamis pk. 18.00 WIB Alamat Studio: Tegal Arum Karanganyar 57712 Tlp. (0271) 495090/641492

REFORMATA


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.