Radar Banyuwangi 3 April 2012

Page 2

26

Selasa 3 April 2012

Pembangunan Sektor Pertanian di Desa Gambor, Kecamatan Singojuruh

Rencanakan Bangun Saluran Irigasi di Lima Sub Blok GAMBOR – Mayoritas masyarakat Desa Gambor, Kecamatan Singojuruh, mengganMenyadari hal tersebut, pemerintah desa setempat merencanakan pembangunan saluran irigasi di lima sub blok. Di antaranya sub blok Maeso Ageni dan Maeso Suro di Dusun Krajan; serta sub blok Kebondanu; Maeso Kebokenongo; dan Maeso Jenarah; di Dusun Sidorejo. Kepala Desa (Kades) Gambor, Achmad Syaihul, mengatakan saluran irigasi di lima sub blok itu berfungsi mengairi sawah seluas 296,5 ha. Namun sayang, setiap kali musim kemarau melanda, sawah seluas itu menjadi kurang produktif

Achmad Syaihul

lantaran pasokan air sangat minim. “Jadi, jika pembangunan saluran irigasi tersebut sudah terealisasi, kami optimistis produktivitas sawah akan meningkat,” ujarnya. Salah satu upaya yang telah ditempuh pihak desa adalah

mengajukan bantuan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja negara (APBN). Awal tahun ini, lanjut Syaihul, pihaknya sudah mengajukan proposal kepada Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (Kementerian PDT). “Mudah-mudahan bantuan segera turun agar produktivitas lahan di desa kami bisa optimal,” harapnya. Sementara itu, selain sektor pertanian, Desa Gambor juga dikenal dengan kerajinan bordir. Tidak tanggung-tanggung, jumlah warga yang menggeluti bisnis kerajinan yang satu ini mencapai puluhan orang. “Pemasaran kain bordir produksi desa kami sudah tembus wilayah Bali,” tukasnya, bangga.(sgt/als)

AKAN DIBANGUN: Saluran air di tengah persawahan ini akan diplengsengisasi agar aliran air lancar.

FOTO-FOTO: SIGIT HARIYADI/RaBa

Pengunjung Naik di Akhir Pekan

BERAKHIR sudah tren hujan di wilayah Bumi Blambangan pekan ini. Beberapa hari terakhir, langit di wilayah Banyuwangi dan sekitarnya relatif cerah. Kondisi itu berbeda dengan beberapa pekan lalu yang setiap sore hingga malam nyaris hujan terus. Cerahnya cuaca tersebut membuat aktivitas warga kembali normal. Seperti yang ter-

lihat di kawasan Pantai Rajegwesi, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Minggu kemarin. Meski angin cukup kencang, beberapa nelayan tetap melaut. Kini pengunjung di kawasan tersebut sudah normal, bahkan meningkat pada hari Minggu. Pengunjung bisa bermain di hamparan pasir yang luas dan bersih tersebut. (c1/bay)

GALIH COKRO/RaBa

BERMAIN: Sekelompok anak menggotong perahu nelayan di kawasan Pantai Rajegwesi, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.

CERMIN DIRI

Memaknai Kepindahan Pemain Persewangi SUDAH tiga pemain yang meninggalkan Persewangi. Mereka adalah David Ariyanto, Modestus Indra Setiawan, dan Ilham Sadat. Meski alasan kepindahan mereka tidak dijelaskan manajemen Persewangi, namun publik sudah bisa membaca. Hengkangnya mereka dari Bumi Blambangan tidak bisa dilepaskan dari persoalan finansial yang saat ini melilit Laskar Blambangan. Tertunggaknya empat bulan gaji plus belum beresnya persekot kontrak semua pemain menjadi alasan paling realistis terkait kepindahan ketiga pemain tersebut. Bukan tidak mungkin langkah mereka akan diikuti pemainpemain lainnya. Pasalnya, hingga saat ini, manajemen belum menyelesaikan seluruh hak-hak pemain. Kepindahan David, Modestus, dan Ilham seolah menjadi preseden buruk bagi manajemen Persewangi. Langkah yang mereka ambil mencerminkan bahwa petinggi Laskar Blambangan sudah tidak mampu lagi memenuhi hakhak mereka. Umumnya para pemain profesional, mereka akan terus bertahan jika di klub lamanya tersedia jaminan masa depan. Tidak saja menyangkut besarnya dukungan penonton, tetapi yang lebih penting adalah kejelasan pembayaran gaji dan kontrak dan manajemen. Jika saja manajemen mampu memenuhi gaji mereka, maka dipastikan pemain tersebut akan tetap bertahan. Sebaliknya, pemain yang memutuskan meninggalkan klub lamannya, umumnya karena di klub yang dibelanya sudah tidak ada yang bisa diharapkan. Suasana tim tidak kondusif, minimnya jumlah penonton, ketidakjelasan pembayaran gaji, plus adanya tawaran yang lebih tinggi, memungkinkan pemain melirik klub lain. Karena itu, klub seperti Persewangi yang notebene tergolong klub paling miskin di kancah Divisi Utama PSSI, membuat pemain enggan bertahan. Satu-satunya pilihan adalah pindah. Bakn mustahil, selama beberapa hari ke depan, Persewangi kembali akan ditinggalkan para pemain pilarnya. Turun membela Persewangi menghadapi lawan-lawannya memang sebuah kewajiban bagi pemain Persewangi. Namun, bukankah memberi makan keluarga lebih wajib? Karena itu, meninggalkan Persewangi merupakan pilihan paling tepat untuk mencari sumber penghidupan lain. (*)

Sebagian Peralatan E-KTP Rusak BANYUWANGI - Persiapan untuk program pembuatan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) ternyata belum beres. Sejumlah peralatan yang didrop oleh pemerintah pusat ke kantor kecamatan di Banyuwangi ternyata banyak yang tidak bisa difungsikan. Saat ini, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Banyuwangi sedang mengembalikan sejumlah peralatan pembuatan e-KTP yang rusak itu kepada penyedia barang. “Di sejumlah kecamatan banyak yang rusak,” cetus Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Banyuwangi, Khusnan Abadi, usai melakukan dengar pendapat dengan Kepala Dispendukcapil Sudjani dan Asisten Sekkab bidang Pemerintahan (Aspem) Abdullah kemarin (2/4).

Peralatan pembuatan e-KTP di sejumlah kecamatan banyak yang rusak. Khusnan Abadi Wakil Ketua Komisi I DPRD Banyuwangi

Dalam hearing di ruang Komisi 1 DPRD itu, Sudjani mengatakan bahwa sosialisasi pembuatan e-KTP sudah dilaksanakan. Lantaran terbentur masalah dana, sosialisasi hanya bisa dilaksanakan sampai tingkat kecamatan. “Sosialisasi sudah selesai dilaksanakan,” katanya. Kepada anggota Komisi 1, Sudjani juga mengungkapkan bahwa komputer yang dikirim oleh pemerintah pusat ada yang rusak. Kerusakan itu, di antaranya central processing unit (CPU) dan pada bagian sidik jari. “Yang rusak itu sudah kita kembalikan kepada penyedia barang,” ungkapnya. Terkait pembuatan e-KTP ini, yang masih belum jelas adalah bahan (kartu) yang akan digunakan. Bila bahan itu dibebankan kepada pemerintah

daerah, maka dibutuhkan dana sekitar Rp 3 miliar. “Kita harap dianggarkan melalui PAK (perubahan anggaran keuangan) APBD 2012,” cetusnya. Selain bahan untuk E-KTP, yang menjadi kendala adalah daya listrik di setiap kecamatan. Untuk pembuatan eKTP ini, daya listrik setiap kecamatan minimal 6000 watt. Sekarang setiap kecamatan baru 4000 watt. “Anggaran bulanan tiap kecamatan juga perlu ditambah,” harapnya. Menanggapi belum tuntasnya persiapan e-KTP tersebut, Khusnan meminta peralatan yang rusak itu segera dituntaskan. Sehingga, saat dilaksanakan September 2012 nanti tidak ada kendala. “Masih ada waktu untuk menyelesaikan,” katanya. (abi/c1/bay)

Jaring Baru, Disiram Ampas Parutan Kelapa JANGKAR - Ampas parutan kelapa selama ini dinilai sebagai sampah. Namun, bagi para nelayan, terutama nelayan di Situbondo, ampas tersebut mempunyai arti tersendiri. Sebab, barang sepele tersebut justru diyakini sebagai simbol penting sebelum melaut. Para nelayan yang beroperasi di Pelabuhan Jangkar, sebelum berangkat mencari ikan ke tengah laut, mereka selalu membawa ampas kelapa. Tetapi, tidak setiap hari hal itu

dilakukan. Hal itu hanya dilakukan jika jaring mereka baru, atau setelah jaring diperbaiki. Menurut warga sekitar, tradisi membawa ampas ke tengah laut itu sudah berlangsung turun-temurun. ‘’Ya, kalau jaring baru, bawa ampas ini. Nanti disiramkan ke jaring sebelum dilepas ke tengah laut,’’ ujar Andi, 20, nelayan asal Jangkar. Meski begitu, pria bujang tersebut tidak memahami manfaat membawa ampas ter-

sebut. Sepengetahuan dia, itu sudah menjadi kebiasaan turun-temurun yang harus dilestarikan. “Ya mungkin biar dapat banyak ikan. Orangorang sini kalau jaring baru, selalu bawa ampas,’’ terangnya. Menurut Adi, 25, nelayan lain, kebiasaan para nelayan itu tidak berlaku untuk jaring lawas. ‘’Kalau jaring lama tidak bawa ampas. Itu cuma khusus jaring baru, atau lawas tapi baru diperbaiki,’’ kata rekan Andi itu. (ton/c1/als)

ALI NURFATONI/RaBa

TRADISI: Seorang nelayan Jangkar memperlihatkan ampas kelapa di atas jaring sebelum berangkat ke laut kemarin.

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi (Banyuwangi), Edy Supriyono, Ali Nurfatoni (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Benny Siswanto. Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah. Administrasi Iklan: Yetty Maya Purwosari. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. MENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Pemasaran: Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Samsuri (Situbondo). Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.