Radar Banyuwangi 18 Desember 2011

Page 3

31

Minggu 18 Desember 2011

Berebut Tumpeng Sesaji Suro

ALI NURFATONI/RaBa

PAWAI : Sejumlah tumpeng diarak sebelum sebelum masuk di lokasi acara di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, kemarin.

Bahas KUA-PPAS Sampai Malam SITUBONDO - Badan Anggaran (Banggar) DPRD Situbondo benar-benar tak mau melepaskan begitu saja anggaran yang tertera dalam draf prioritas anggaran sementara (PPAS) APBD 2012. Meski sebelumnya sudah dipelototi, penjelasan Tim Anggaran (Timgar) Pemkab Situbondo kali ini juga diseleksi dengan ketat. Tak pelak, Jumat malam rapat banggar dan timgar untuk membahas penjelasan PPAS kembali dilanjutkan. Itu adalah waktu kali kedua yang harus mereka lewati hingga larut malam. Ada 40 halaman penjelasan yang diberikan timgar. Itu merupakan jawaban dari 17 halaman pertanyaan yang diajukan banggar. “Tadi malam (Jumat, Red) pembahasannya hanya sampai (anggaran yang berkaitan) komisi II, insyaallah malam ini selesai,” ungkap sumber koran ini di DPRD. Informasi yang dikumpulkan koran ini menyebutkan, ketatnya pengawalan banggar

EDY SUPRIYONO/RaBa

KRITISI ANGGARAN: Rapat kerja pembahasan draf KUA-PPAS di ruang paripurna DPRD Situbondo Jumat sore (16/12).

terhadap draf PPAS itu karena ditemukan banyak kejanggalan. Misalnya, anggaran sosialisasi E-KTP di tingkat kecamatan. Padahal, saat dilakukan rapat kerja antara komisi dan SKPD, sejumlah camat mengaku tidak tahu-menahu tentang penganggaran sosialisasi yang seolah-olah diajukan kecamatan tersebut. Tidak tanggung-tanggung, anggarannya hampir Rp 500 juta. “Saya lupa persisnya. Setiap kecamatan dianggarkan

sekitar Rp 25 juta. Tujuannya agar sosialisasi makin maksimal hingga ke tingkat RT,” terang Hadi Prianto, wakil ketua DPRD. Diakui, DPRD memberikan banyak kritik terhadap angka kegiatan SKPD di lingkungan pemkab. Dicontohkan, pembangunan Pasar Mimbaan di Jalan Jawa yang terbakar dengan anggaran Rp 7,5 miliar. “Ini masih belum ada jawaban apakah satu lantai ataukah dua lantai,” tukasnya. (pri/c1/irw)

MUNCAR – Puluhan warga rela berdesakdesakan untuk berebut tumpeng berisi sesaji di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, kemarin sore (17/12). Mereka tumplek blek dalam kegiatan bernama ‘’Grebeg Tumpeng Suro’’. Mayoritas ibu-ibu dan anak-anak nekat menerobos keramaian hanya demi ngalap berkah. Disediakan beragam jenis tumpeng untuk menarik warga datang ke lokasi acara. Ada Tumpeng Tulak Suro, Tumpeng Wedok, Tumpeng Lanang, Tumpeng Kuning , Tumpeng Kuat, dan Tumpeng Apem. Selain itu, warga juga berebut air dari sembilan sumber mata air. ‘’Biar awet muda,’’ cetus Sumarni, 59, usai menyiramkan air ke tubuhnya, kemarin.

Menurut wanita itu, dirinya sudah tiga kali ini mengikuti kegiatan tradisi tahunan tersebut. Diakui, banyak manfaat yang dia peroleh dari hasil siraman air sembilan sumber tersebut. ‘’Bisa menyehatkan dan mudah rezeki,’’ jelasnya. Sebelumnya, puluhan warga ikut menyaksikan aksi tarian Reog Ponorogo. Selanjutnya, warga memadati jalan raya dusun tersebut. Anak-anak dan ibu-ibu ikut mengiringi sejumlah tumpeng yang digotong itu. Sesepuh adat mengawali membaca doa-doa (ujub) sebagai ungkapan terima kasih atas semua hasil bumi yang diterima. Namun, sebelum doa selesai, warga termasuk anak-anak yang mengelilingi tumpeng sudah tidak sabar. Tak pelak,

sebelum doa usai, sesaji keburu ludes. Ki Rustam Aji, sesepuh Paguyuban Sastro Jendro Hayudiningrat Pangruate Jagad menuturkan, acara tersebut digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang selama ini diperoleh. “Ucapan terima kasih kepada Tuhan,’’ tuturnya kepada RaBa, kemarin. Sementara itu, meski tidak tampak dihadiri pejabat Pemkab Banyuwangi, namun tradisi tersebut berlangsung meriah. ‘’Acara ini memang setiap tahun dilakukan, biasanya tanggal 20 bulan Muharam, tetapi hitungannya kami tepatkan dengan malam Minggu,’’ jelas Raden Suwoko Hariyono, ketua panitia.(ton/irw)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.