28 April 2013

Page 7

.

Rakyat Bengkulu

LEZTITA PERBRIANI

Putri Serindang Bulan dari Lebong KALI ini cerita silat datang dari tanah Lebong. Cerita silat yang mengangkat nama Putri Serindang Bulan ini, diulas oleh siswi Leztita Perbriani siswi SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu. Perempuan kelahian 3 februari 1997 ini, mencoba mengangkat tentang kecantikan Putri Serindang Sari dan usahanya untuk tetap mempertahankan hidup, dari ancaman pembunuhan yang datang dari kakaknya sendiri. Raja Mawang merupakan raja yang memimpin kerajaan Rena Skalawi salah satu kerajaan yang ada di Lebong memiliki tujuh orang anak. Enam putra dan satu putri. Putr ini bernama Serindang Bulan. Jelang ajalnya, Raja Mawang menyatakan rasa kurang bahagianya dengan sakit aneh yang diderita oleh anak putrinya. Yakni setiap ada pria yang akan mempersuntingnya, tiba-tiba keluar bau busuk dari badan sang putri. Ahasil, hingga Raja Mawang meninggal belum sempat menyaksikan pernikahan putri satu-satunya ini. Setelah kepergian sang ayah, Ki Geto putra tertua Raja Mawang mengumpulkan lima adik prianya di dalam istana, tanpa sepengatahuan Putri Serindang Bulan. Dalam rapat itu, Ki Geto mengusulkan agar Putri Serin-

7

Minggu, 28 April 2013

dang Bulan dibunuh, lantaran dianggap sebagai aib keluarga karena penyakit anehnya. Usulan ini sempat ditolak Ki Karang Neo. Namun lantaran kalah suara, akhirnya usulan itu disetujui. Ki Karang Neo pun diperintahkan untuk membawa Putri Serindang Bulan ke hutan, dan berniat membunuh Putri Serindang Bulan. Namun saat pisau akan menyentuh leher Putri Serindang Bulan, tiba-tiba muncullah seorang pendekar yang dikenal dengan sebutan si buta dari gua hantu. Putri Serindang Bulan pun berhasil diselamatkan, dan Ki Karang Neo pun pulang ke kerajaannya. Merasa balas budi, Putri Serindang Bulan pun berniat mengabdi pada sibuta dari gua hantu, namun niat itu ditolak. Selama bersama dengan temannya si buta dari gua hantu itu, Putri Serindang Bulan sempat diberikan makanan daging ular. Anehnya setelah makan daging ular, seketika penyakit Putri Serindang Bulan sembuh. Beberapa lama kemudian Putri Serindang Bulan memutuskan untuk pulang ke kerajaannya. Namun kondisi kerajaan dalam keadaan kacau, lantaran sikap ki Geto selaku penerus tahta kerajaan bertindak semaunya dengan menindas rakyat.(fiz)

SOFIAN, S. IP, M. SI

Pendekar Kumbang dan Putri Serindang Bulan KECINTAAN Sofian, S.IP, M.Si terhadap bunga rafflesia, membuat ia memasukan bunga refflesia ke dalam cerita rakyat, Pendekar Kumbang dan Putri Serindang Bulan. Dia menceritakan konon pada zaman dahulu hiduplah seorang putri dari kerajaan sekarang dinamai Lebong bernama, Putri Serindang Bulan. Dia merupakan salah seorang putri yang cantik jelita. Bahkan kecantikannya sudah menyebar luas di seluruh penjuru negeri. Namun kecantikannya itu pula, membuat Putri Hijau dari Kerajaan Sebelat iri. Putri Hijau merupakan putri yang jahat, lalu mengirimkan guna-guna kepada Putri Serindang Bulan. “Karena guna-guna itu, membuat pangeran dari bebagai negeri yang akan melamar melihat sosok Puteri Serindang Bulan yang menakutkan. Siapapun yang akan melamar membatalkan niatnya,” kata Sofian bercerita. Putri Serindang Bulan merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Sedangkan 6 kakaknya, semuanya merupakan laki-laki. Dalam adat kerajaan mereka, kakak tidak boleh menikah sebelum adik perempuannya belum menikah. Timbulah niat sang kakak untuk menghilang-

kan nyawa Putri Serindang Bulan. Selain itu, 6 kakak Putri Serindang Bulan juga malu karena penyakit yang menimpa sang adik dianggap aib. “Lalu mereka sepakat untuk membawa Puteri Serindang Bulan ke hutan untuk dibunuh. Yang membunuh disepakati kakak keenam, Ki Karang Nio. Untuk membuktikan bahwa Putri Serindang Bulan sudah dibunuh, Ki Karang Nio harus membawa darah setabung dan potongan telinga sang putri,” tambah Sofian. Namun kenyataannya, Ki Karang Nio tidak tega. Dia punya ide untuk tidak membunuh sang adik, namun dapat membawa bukti kepada kelima kakaknya bahwa Puteri Serindang Bulan sudah tewas dibubuh. “Caranya mengisi tabung itu dengan darah ayam hirit atau ayam jago. Sedangkan telinga sang puteri hanya dipotong sedikit. Itulah yang dibawa Ki Karang Nio kepada kakaknya. Raja Wawang (ayah Puteri Serindang Bulan,red) sangat bersedih mengetahui anak bungsunya sudah tewas. Namun kelima kakaknya mengelabui sang raja dengan memberikan baju Puteri Serindang Bulan yang sudah berlumburan darah,” katanya. (**)

Asal Mula Kerajaan Balai Buntar

Karang Neo, Pendekar Tanah Rejang

ia mulai memimpin kerajaan itu, suatu ketika adik bungsunya yakni putri Gading Cempaka yang memang berparas cantik tentu banyak raja-raja dari negeri tetangga yang jatuh hati padanya. Suatu ketika, datang juga pangeran muda yang berasal dari kerajaan Aceh, Pangeran Muda Aceh, namun setelah terjadi perundingan dengan keluarga yang lain akhirnya disepakati bahwa pihak keluarganya tidak setuju dan pada akhirnya juga menolak dengan halus juga lamaran tersebut. Namun, karena ditolak, Pangeran Muda Aceh tidak menerima tolakan lamarannya tersebut yang akhirnya berujung pada peperangan. Sesuai dengan pesan sang ayah tadi tad, akhirnya ketujuh bersaudara ini akhirnya menuju ke Gunung Bungkuk dan kerajaan Sungai Serut terjadi kekosongan tahta. Karena itu terjadi kebimbangan dari kerajaan lain, salah satunya kerajaan Minang Kabau yang berada di Parahiangan yang memang menaruh hati kepada Putri Gading Cempaka akhirnya berhasil menyelamatkan putri Gading Cempaka dan enam saudaranya tersebut untuk kembali ke kerajaan. Ketika itu, akhirnya Maharaja Sakti yang langsung dinobatkan sebagai raja Kerajaan Sungai Serut. Setelah itu Maharaja Sakti dan Putri Gading Cempaka dinikahkan dan melahirkan seorang anak bernama Arya Bago. Seiring waktu berjalan dan Arya Bago semakin beranjak dewasa. Sang raja berpesan kepada Arya Bago jika dirinya sudah tiada agar maka teruskanlah untuk melanjutkan tahtanya untuk memajukan kerajaan.(zie)

‘’Ada satu ungkapan jangan pernah melupakan sejarah. Ungkapan ini memang patut kita renungkan dan kita amalkan. Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa yang besar dan maju akan selalu mengenang jasa-jasa para pendahulunya. Dengan mengenang sejarah ini kita dapat mengambil I’tibar (pelajaran) dari untaian rangkaian sejarah masa lalu. Yang bagus dan bernilai positif maka kita ambil sebagai pelajaran untuk menghadapi masa yang akan datang. Begitupun dengan hal-hal yang tidak baik dijadikan pelajaran untuk tidak diulangi di masa yang akan datang,’’ kata Rodin. Sepenggal kisah lika-liku kehidupan Karang Neo dan Putri Serindang Bulan ini merupakan cerita rakyat yang sangat melegenda di daerah Rejang. Dimana menceritakan nasib malang yang menimpa putri Serindang Bulan yang merupakan adik bungsu dari tujuh bersaudara. Setiap kali akan dilakukan acara pernikahan, maka ketika itu pula paras cantik putri Seridang Bulan berubah total menjadi buruk rupa sehingga calon suaminya mengurungkan niatnya untuk menikahi Putri Serindang Bulan. Justru keajaiban terjadi ketika acara pernikahan dibatalkan, maka ketika itu pula paras Putri Serindang Bulan menjadi cantik kembali. Karena sudah berulang kali merasa dipermalukan, maka kakakkakaknya secara diam-diam bermufakat untuk menghabisi nyawa adiknya. Sehingga dengan matinya adik mereka ini, mereka berharap tidak ada lagi yang mempermalukan mereka.(sca)

KISAH ini diawali dengan, kerajaan Sungai Serut dipimpin oleh Raja Ratu Agung yang memiliki tujuh orang anak masing-masing Raden Jili, Monok Mincur, Lemang Batu, Taju Rampung, Rindang Papan, Anak Dalam Muaro Bengkulu, dan Putri Gading Cempaka. Suatu saat, karena sang raja yang sudah usia lanjut lalu berpesan kepada anak-anaknya tersebut bahwa nanti jika dirinya sudah tutup usia kerajaan ini kepada Anak Dalam Muaro Bengkulu atau anak keenamnya. Dalam pesan sang raja tersebut, ia juga menyebut jika suatu saat terjadi peperangan maka anak-anak mereka tersebut harus menghindar dan bersembunyi di Gunung Bungkuk. Dan mayoritas dari mereka merupakan orang Rejang Sabah. Tidak lama kemudian raja Ratu Agung pun wafat, dan mulai saat itu Anak Dalam Muaro Bengkulu menjadi raja kerajaan Sungai Serut. Ketika Nama Pekerjaan Alamat Judul

: Siti Nisaussangadah : Mahasiswa Semester VIII Jurusan Dakwah Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) IAIN Bengkulu : Jalan Timur Indah 3 No 33 Kelurahan Sidomulyo : Asal Mula Kerajaan Balai Buntar

ALUMNI STAIN Curup Jurusan Tarbiyah sekaligus alumni Program Pascasarjana Universitas Indonesia ini sangat perhatian terhadap dunia pendidikan. Di sisi lain sangat tertarik terhadap perkembangan perpustakaan. Dia sangat mengharapkan adanya sinergitas antara dunia pendidikan dan perpustakaan. Jangan ada lagi wacana pemikiran yang mengesampingkan terhadap peran strategis perpustakaan dalam mencerdaskan anak bangsa. Kegiatan tulis menulis telah dilakukannya sejak sekolah menengah baik berupa puisi maupun artikel. Tak sedikit prestasi yang berhasil diraihnya. Salah satu karya tulis cerita pendek berjudul ‘’Karang Neo Pendekar Tanah Rejang’’ yang sengaja ditulisnya dalam lomba cerpen Harian RB. Dengan episode : Lika Liku Kehidupan Karang Neo dan Putri Serindang Bulan. Rodin menulis cerpen tentang Karang Neo Pendekar Tanah Rejang itu karena tidak ingin sejarah Rejang lenyap sehingga tidak dikenali lagi oleh generasi penerus. Nama TTL Alamat Pekerjaan Pendidikan

: Rhoni Rodin : Lebong, 5 Januari 1978. : RT 06 RW. 03 Kel. Tunas Harapan, Kec. Curup Utara, Rejang Lebong : Pustakawan di Perpustakaan STAIN Curup : S2 Ilmu Perpustakaan dan Informasi UI

CHICILIA REVANALI, AM.KEP

Perjuangan Rakyat Bengkulu PENULIS cerita ini adalah seorang ibu muda bernama Chicilia Revanali Am.Kep yang tahun ini genap berusia 25 tahun. Saat ini Chicilia yang memiliki nama pena Nahel Revaaria bekerja sebagai TKS (Tenaga Kerja Sukarela) di Rumah Sakit Umum Daerah Curup sebagai perawat pelaksana di salah satu ruang rawat inap. Istri dari Ade Arianto, Am.Kep ini mengatakan, cerita yang ditulisnya merupakan fiktif belaka. Inti dari cerita yang ditulisanya adalah tentang awal mula masuknya bangsa Inggris ke Bengkulu serta akhir cerita tentang dibangunnya monumen Thomas Parr yang merupakan fakta sejarah Bengkulu yang disadur penuis dari sebuah buku berjudul “Hukum Adat Rejang” oleh Prof. Dr. Haji Abdullah Sidik, 1980. Chicilia menuliskan cerita ini dengan tujuan mengenang kembali perjuangan rakyat Bengkulu terhadap penjajah Inggris. “Semoga cerita yang saya tulis untuk diikutsertakan pada lomba cerita silat Koran Rakyat Bengkulu ini bisa menjadi pembelajaran sejarah secara tidak langsung bagi generasi muda Bengkulu yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan

Bengkulu,” ungkap Chicilia. Menulis sebuah cerita non fiksi merupakan pengalaman pertama Chicilia. Selama ini ia menagku hanya menulis cerita pada diary pribadi. Menuli di diary menjadi kebiasaannya sejak menginjak remaja. “Pesimistis saya adalah ketika nantinya segelintir orang mencemooh. Masa perempuan nulisnya ceerita silat? mungkin saya akan menjawab perempuan saja ada kok yang jadi presiden, masa hanya sekadar menulis cerita silat tidak boleh!! toh lagian cerita silat ini tidak melulu tentang persilatan, di dalamnya terkandung sepenggal sejarah Bengkulu. Sehingga secara tidak langsung lewat cerita ini saya sedikit menginformasikan sejarah Bengkulu,” ujar ibu dari Nahel ASsyifa Thihani ini. Chicilia berharap khusus untuk RB yang menjadi koran kebanggaan masyarakat Bengkulu agar kegiatan lomba seperti ini bisa menjadi kegiatan rutin koran RB. Selain menghibur, kegiatan ini menurutnya juga mendidik masyarakat untuk menulis dalam konteks yang berbeda, tidak hanya menulis status di jejaring social saja.(cuy)

Legenda Kerajaan Sungai Serut TERINPIRASI setelah menonton Talkshow Just Alvin dan bintang tamunya adalah empat penulis buku yang telah sukses, membuat dara kelahiran Curup 1 Juli 1991 ini mulai suka menulis. Yulia Khairani buah pasangan A Kadir dan Yunaidar sebelumnya memang suka menulis di media buku seperti diary hingga artikel-artikel kecil. “Mungkin saat menyimak kisah para penulis pada talkshow waktu iru yang membuat saya jadi semakin suka menulis,” kata Yulia. Mungkin sama dengan sejumlah penulis lainnya dari amatir hingga yang sudah populer sekalipun. Yulia lebih bisa mengembangkan bentuk tulisannya saat sedang suntuk. Diakuinya, tulisan berbentuk cerita non fiksi ini dibuatnya ketika sedang jenuh menunggu panggilan kerja. “Kalo lagi nyesek, semakin terinsipirasi. Dan ternyata memang benar. Saat saya sedang suntuk menunggu panggilan kerja, saat pagi hari itu saya baca koran RB. Ada pengumpunan lomba cerita silat Bengkulu. Awalnya ragu dan tidak percaya diri bisa nulis. Apalagi cerita yang saya tulis benar-benar melegenda. Tapi akhirnya saya putuskan untuk menulis cerita sesuai dengan informasi yang saya dapat,” ungkapnya. Sedikit cerita yang ditulis Yulia, menurut cerita legenda zaman dahulu tepatnya di Bengkulu terdapat sebuah kerajaan. Tepatnya di daerah yang saat ini bernama Kabupaten Bengkulu Utara. Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Sungai Serut di bawah pimpinan Raja Ratu Agung yang begitu arif dan bijaksana. Ia memiliki tujuh orang anak diantaranya, Anak yang pertama bernama Kelamba Api, yang kedua bernama Manuk Mincur, yang ketiga bernama Lemang Batu, yang keempat

YULIA KHAIRANI, A.MD

bernama Tajuk Rompong yang kelima bernama Rindang Papan yang keenam bernama Anak Dalam dan yang ketujuh bernama Putri Gading Cempaka. Konon katanya, Putri Gading Cempaka ini terkenal akan sosok wajahnya yang cantik jelita. Ketika itu banyak pemuda dari kalangan bangsawan datang umtuk meminang, akan tetapi putri masih belia dan terpaksa pinangan tersebut belum bisa diterima. Ketika Putri Gading Cempaka beranjak dewasa, datanglah seorang pangeran muda dari negeri Aceh untuk meminang Putri Gading Cempaka. Alhasil lamaran tersebut diterima oleh Putri Gading Cempaka. Suatu hari sang ayahanda jatuh sakit dan ia meninggalkan wasiat untuk anaknya kemudian ia berpulang kepada yang maha kuasa. Tak berapa lama datanglah pangeran muda Aceh untuk melangsungkan pernikahan dengan sang Putri Gading Cempaka, tetapi malang tak dapat dikata lamaran tersebut ditolak oleh raja anak dalam yang menggantikan raja negeri tersebut. Karena masih dalam kondisi berduka tidak mungkin dilaksanakan pernikahan tersebut.(cuy)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.