28 April 2013

Page 35

SAMBUNGAN Pro OTONOMI

SAMBUNGAN PRO OTONOMI

Rakyat Bengkulu  Minggu, 28 April 2013

Menelusuri Jejak Anak Dalam Gunung Bungkuk Sambungan dari halaman 26

Sampai saat ini belum ada orang yang bertemu langsung dengan anak dalam di Gunung Bungkuk, hanya beberapa orang tua mengaku secara mistis bisa bertemu mereka. Sebab ada waktu-waktu tertentu yang dapat berbicara langsung. Tetapi setelah bertemu dengan menusia biasa, selalu ada bencana datang dan anak dalam yang memberitahu secara ghaib menghilang dari pandangan. H Hamzah (76) tetuah Merigi Sakti, mengaku mitos anak dalam merupakan hal mistis tidak bisa ditelusuri manusia. Karena jika ditelusuri dengan cara yang salah, akan menda-

tangkan petaka bagi manusia. “Anak dalam itu orang sakti, tidak menampakkan diri saat tertentu. Tidak bisa ditelusuri, termasuk orang bunian atau orang sakti,” tutur Hamzah. Cerita pendahulunya, anak dalam pernah menampakkan diri sekitar tahun 1990. Orang-orang tertentu melihat anak dalam tersebut memakai baju serba putih, turun jalan setapak dan penampakan itu sebagai tanda ada bencana. “Terbukti setelah ada yang melihat anak dalam, paceklik panjang dan hutan saat itu banyak terbakar. Termasuk hutan di Gunung Bungkuk,” cerita Hamzah. Selain itu Gunung Bungkuk dihuni juga sepasang hari-

mau jelmaan makhluk halus. Kebetulan sekitar Gunung Bungkuk yang dekat dengan lembah bawah Gunung Bungkuk, terdapat gua dan kuburan batu untuk tempat masyarakat yang sering membayar nazar atau niat tanda bersyukur. “Ada sebuah batu ke gua, se ring ditemukan bulu harimau,” terang Hamzah. Sementara Indra Sakti kuncen Gunung Bungkuk yang tinggal Rajak Besi, keberadaan anak dalam di Gunung Bungkuk hanya mitos dan cerita saja. Anak dalam yang digambarkan memakai jubah dan sorban putih, dulunya dipercaya sering duduk di perahu “Rejung Kelam” yang saat ini sudah membantu.(**)

Badai Salju di Sijunjung Sambungan dari halaman 25

Dia menambahkan, badai salju yang melanda Kabupaten Sijunjung itu tidak menimbulkan korban jiwa, hanya mengalami kerugian materil. “BPBD masih melakukan penghitungan berapa kerugian harta benda ketika badai salju itu,”katanya. Dia mengatakan, badai salju yang melanda Kabupaten Sijun-

jung hingga merusak puluhan rumah tersebut merupakan yang pertama kali terjadi di Sumbar. “Badai salju ini tidak pernah terjadi, ini merupakan pertama kali terjadi di Sumbar,”katanya. Menurutnya, warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat dihantam badai salju telah dievakuasi ke tempat yang dirasakan aman. “BPBD telah mendirikan berapa unit tenda darurat bagi warga yang mengungsi,

sementara itu bantuan akan segera dikirimkan,”katanya. Untuk sementara aktivitas warga yang berada di Kabupaten Sijunjung masih belum pulih akibat badai salju yang melanda. “Masyarakat Kabupaten Sinjunjung masih merasakan khawatir jika badai salju susulan kembali terjadi, mereka berharap pemerintah cepat memberikan bantuan,” katanya.(**)

Guru SD 5 Arma Mogok Mengajar Sambungan dari halaman 25

Kepala SDN 5 yang terletak di Desa Pagar Banyu Kecamatan Arma Jaya Suroto, S.Pd mengatakan sudah mengklarifikasi guru-guru yang tidak hadir kemarin. Hasilnya? Guru tidak hadir ke sekolah lantaran masih takut dengan Lantris. “Mereka trauma, juga takut jika pelaku kembali datang ke sekolah dan mengancam keselamatan guru. Karena pasti pelaku sudah tahu tindakannya dilaporkan pada Polisi,” terang Suroto. Meski begitu ada beberapa guru yang tetap hadir di sekolah, meski tidak melakukan kegiatan belajar mengajar karena kondisi sekolah yang belum kondusif. “Guru yang hadir memang warga asli sini (Pagar Banyu,red), mereka mengenal pelaku. Kalau guru dari luar, tidak ada yang berani,” tambah Suroto. Ketakutan guru yang khawatir mereka akan jadi korban penganiayaan pelaku layaknya guru Sulardi bukan tanpa alasan. Jumat lalu saat melakukan penganiayaan pada Sulardi, Lantris juga sempat mengancam guru-guru lain yang berdatangan melihat lardi berlu-

muran darah. “Mereka takut ancaman itu akan benar-benar dilakukan. Ancamannya ya juga mau menganiaya guru lain. Selain itu sebelum kejadian ini laku (Tris,red) juga sempat beberapa kali mengancam guru-guru sekolah,” ujarnya. Guru akan kembali aktif mengajar jika sudah ada penanganan hukum berupa penahanan yang lakukan polisi pada pelaku, terkait penganiaan yang dilakukan. Jika telah ditahan, ia yakin guru tidak akan dihantui rasa takut dalam mengajar dan kegiatan belajar mengajar akan lebih kondusif. “Tadi pagi (kemarin pagired) saya masih melihat dia (pelaku,red) duduk di depan rumahnya. Ini yang membuat guru-guru takut,” kata Suroto. Kemarin sekolah juga sudah bertemu dengan komite sekolah, Sekdes Pagar Banyu dan Dari Dinas Kebudayaan dan Kebudayaan. Guru akan tetap mengajar bagi murid kelas VI SD yang tanggal 6 Mei mendatang akan mengikuti Ujian Nasional (unas). Itupun hanya beberapa guru saja yang berkenan hadir. “Kalau Pak Sulardi, saya kira tidak akan datang lagi. Dia masih trauma

sekali,” demikian Suroto. Sementara itu, Kadis Dikbud BU Haryadi, S.Pd MM mengaku memahami psikologis guru pascakejadian pemukulan tersebut. Sehingga tidak terlalu menyalahkan aksi mogok yang dilakukan guru pascapemukulan tersebut. “Mereka wajar khawatir, apalagi kejadian ini sampai dibawa ke jalur hukum, serta ada beberapa guru yang merasa diancam,” tutur Haryadi. Ia akan berkoordinasi langsung dengan guru sekolah untuk mengetahui tuntutan mereka. Bahkan ia mengaku siap jika guru memintanya berkoordinasi dengan polisi terkait penanganan hukum atas laporan Sulardi. “Tentunya kita tidak dalam tahap mencampuri proses hukum. Kita tetap menghargai proses hukum yang berlaku. Saya juga sangat paham ada tahapantahapan yang harus dilakukan polisi dalam mencari alat bukti terkait laporan itu,” terang Haradi. Dia mengharapkan aksi mogok ini tidak berlanjut. Kondisi ini mengancam psikologis dan pembelajaran murid terutama kelas VI yang akan mengikuti ujian.(qia)

35

Anak Camat Tetap Honor Sejak 2005

Sambungan dari halaman 26

Seperti diketahui bersama sudah ada 8 honorer K II yang dinyatakan lulus dari BKN pusat disanggah. Bahkan surat sanggahan tersebut telah masuk ke BKD. Sementara itu hingga kemarin BKD masih mengumpulkan semua laporan masyarakat terkait pengumuman honorer KII yang dinyatakan lulus oleh BKN pusat.

Mereka diduga honorer siluman berinisial, Js dari Muara Sahung. RT honorer Puskesmas Beriang Tinggi, sementara sisanya adalah AH, Mt, Sk, EV, TF dan BY yang semuanya adalah honorer K II dari Kecamatan Kelam Tengah. Diduga SK honornya bukan diangkat per 1 Januari 2005. Se-hingga jadi sorotan masyarakat, karena banyak honorer lainnya tidak masuk K II.

Sementara itu BKD juga telah mengumumkan dari 37 honorer K I Kabupaten Kaur, saat ini sudah 31 orang masuk ke dalam honorer K II. Sementara enam orang lainnya sampai saat ini belum diketahui jelas nasibnya, karena belum diputuskan BKN. Apakah mereka tersebut tetap di honorer K I atau masuk ke honorer K II. Keputusan tersebut informasinya akan dikeluarkan BKN

pada Mei mendatang. “Untuk honorer K II akan kita tinjau kembali sesuai dengan sanggahan masyarakat. Namun honorer K I sudah dipastikan 31 orang masuk ke honorer K II. Jadi dengan masuknya honorer K I ke K II maka jumlah honorer K II dari 381 orang akan bertambah menjadi 412 orang,” pungkas Kepala BKD Drs Rolan Haidi melalui Kabid Mutasi Drs Heriyanto.(cik)

Sehektar Sawah Tertimbun Longsoran Jalan... Sambungan dari halaman 26

Martoni menambahkan masyarakat sudah menyurati Pemda Seluma berkali-kali, tapi belum ada respon. Masyarakat mengharapkan, ganti rugi lahan atau solusi lain. “Masyarakat mendesak segera direspon dan minta diganti rugi. Setidaknya pemda mengupayakan pengolahan areal persawahan itu

kembali, sehingga petani bisa bercocok tanam padi lagi. Pemda tidak bisa lepas tangan atas kondisi ini. Sebelum link jalan itu dibuka, tidak ada masalah,” tambah politisi PKS ini. Warga Bunga Mas juga mengeluhkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah yang memakan badan jalan. Akibatnya sejumlah warga jadi korban kecelakaan di kawasan

itu, lantaran lajur jalan sempit. Selama ini sampah tersebut tidak pernah diangkut ke TPA. “Kita mohon perhatian BLHKP (Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan) Seluma, buang saja sampah itu ke TPA. Kita kan ada TPA di Desa Talang Sali Kecamatan Seluma Timur. Kondisi TPS sekarang sudah dikeluhkan masyarakat. Jangan dibiarkan

ini berlarut-larut,” sarannya. Terpisah, Kepala BLHKP Seluma, Yoesirnan Yoenus, SE belum bisa dikonfirmasi. Informasinya belum terlihat aktivitas pembuangan sampah oleh instansi terkait. “Belum ada. Pernah dulu sekali mobil pengangkut sampah masuk ke sini, itu setelah Lebaran tahun 2011,” terang warga Ujang Mahadi.(hue)

Di Hadapan Istri, Suami Tewas Ditabrak Minibus Sambungan dari halaman 25

Setelah menabrak Juanto langsung lari dari lokasi kejadian untuk mengamankan diri di Satuan Pemukiman (SP) 8 Kecamatan XIV Koto. Kemudian diantar temannya menyerahkan diri ke Mapolres Mukomuko beberapa jam kemudian. Kecelakaan ini terjadi diantara Desa Lubuk Gedang dengan Desa Sumber Makmur Kecamatan Lubuk Pinang Jumat malam pukul 19.17 WIB. Kapolres Mukomuko AKBP

Wisnu Widarto, SIK melalui Kasat Lantas Iptu Sukamso mengatakan saat ini sopir mini bus sudah diamankan. “Ia sempat lari dari lokasi kejadian karena takut diamuk massa. Dia lari dan bersembunyi di Desa Sumber Makmur. Setelah suasana di TKP aman, dia menyerahkan diri ke Polres Mukomuko di Satuan Lakalantas,” terang Sumakso. Malam itu Usman dan Nurjana berboncengan dengan sepeda motor dari Desa Lubuk Gedang yang berada di jalan lintas Barat Sumatera hendak

pulang ke rumahnya yang mengarah ke SP 8. Sedangkan mini bus melaju dari arah SP 5 menuju ke SP 8. Penyebab kecelakaan mobil minibus yang berlawanan arah ini mengambil jalur sepeda motor. Sedangkan sepeda motor yang dikendarai Usman dan istrinya tidak memiliki lampu. Saat sudah dekat Juanto pengemudi mini bus baru tahu ada sepeda motor di depannya. Namun kecelakaan tidak bisa dielak lagi. Kedua kendaraan beradu, Usman dan Nurjana terbanting ke

jalan. Usman mengalami luka parah, terutama di kepalanya. Begitu juga dengan Nurjana yang terluka. Beruntung Nurjana tidak sampai kehilangan nyawanya. “Saat itu Juanto panik, makanya mengamankan diri di Desa Sumber Makmur,” imbuh Sukamso. Namun setelah itu Juanto menyerahkan diri dan diamankan di Satlantas Polres Mukomuko untuk dimintai keterangan terkait musibah kecelakaan tersebut. “Kita masih mendalami kecelakaan ini,” demikian Sukamso.(del)

Masuk Jalan Desa, Warga Ancam Sweeping Truk BB Sambungan dari halaman 25

Setidaknya ada 6 desa yang dilintasi truk BB masing-masing Kalbang, Taba Baru, Suka Langu, Lubuk Gedang, Talang Rasau dan Jago Bayo sebelum akhirnya masuk ke Jalan Lintas Barat (Jalinbar) menuju dermaga Ketahun. “Saya harap pemerintah dan perusahaan segera menghentikan angkutannya untuk melintasi Jalan Lais - Arma. Kalau tetap melintas jangan salahkan warga kalau melakukan demo dan menghentikan semua truk BB yang melintas,” tegas Mustadi. Menilai jika jalan Lais - Arma tidak layak dilintasi truk-truk dengan total tonase sekitar 20 ton sedangkan kemampuan beban jalan hanya 8 ton. Selain itu ruas jalan yang terlalu sem-

pat dan padatnya lalu lintas truk BB menyebabkan rawan kecelakaan lalu lintas. “Jalan Lais - Arma bukan jalan lintas, sangat sempat. Apalagi beberapa titik jalan yang dilintasi sudah rusak parah. Kalau ini dibiarkan pasti ruas jalan yang rusak akan makin melebar, makanya saya minta perusahaan memikirkan hal itu sebelum warga yang langsung turun ke jalan,” tegas Mustadi. Senada dengan Mustadi, Kades Talang Rasau Asnil Alid yang jalan desanya sudah rusak parah juga minta perusahaan menghentikan aktivitas angkutannya. Lalu lintas truk BB dalam seminggu ini dinilainya membuat jalan desanya makin parah. “Sudah ada masyarakat yang berniat menghentikan truk, tapi masih saya larang ber-

harap pemerintah yang menegur secara langsung. Tapi kalau memang tidak ada tindakan, jangan salahkan warga,” tegasnya. Camat Sudah Lapor Asisten Terpisah Camat Lais Tajul Ahkyar pun mengaku sudah menerima keluhan dari masyarakatnya terkait lalu lintas truk BB tersebut. Bahkan ia sudah melaporkan hal ini dengan Asisten Pemda BU untuk segera ditindaklanjuti sehingga tidak menimbulkan gejolak masyarakat. “Saya sudah laporkan, karena melihat ada gejolak dari masyarakat,” kata Tajul. Sayangnya, ia belum tahu apa tindak lanjut yang diambil Dinas Pertambangan dan Energi. Hingga kini tidak ada laporan dari Dinas Pertam-

bangan dan Dishubkominfo terkait penanganan yang akan dilakukan sebagai tindaklanjut laporannya. “Saya tidak pernah memberikan rekomendasi agar truk melintas, dan memang tidak pernah dimintai rekomendasi. Kalaupun ada yang meminta saya tidak akan mengizinkan karena tidak sesuai dengan kelas jalan dan titik jalan desa yang memang sudah banyak,” tegas Tajul. Tak Reklamasi, Ditutup Distamben Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) mengaku belum memperkenankan perusahaan melakukan penambangan. Alasannya, akhir 2012 lalu Pemda BU menghentikan sementara perusahaan lantaran belum melakukan reklamasi lokasi galian tambang di Desa Talang Karet Kecamatan Air Besi sebelum akhirnya pindah melakukan penambangan di Desa Gunung Selan. Uniknya, Kadis Tamben Ramadanus, SE mengungkapkan justru penghentian hanya berlaku pada aktivitas penambangan. Sedangkan apa yang diangkut oleh perusahaan adalah sisa penambangan sebelum penutupan diberlakukan. “Kita masih menutup perusahaan, belum kita cabut karena memang reklamasi belum dilakukan. Kalau mereka melakukan penambangan lagi, berarti mereka melanggar, sedangkan yang dilakukan kini hanyalah menjual sisa BB bekas galian,” terang Ramadanus. Tentang tuntutan warga terkait lalu lintas, ia menilai hal itu bukan tanggung jawabnya. Ia menilai jalan tersebut adalah jalan negera dan sah-sah saja dilintasi perusahaan. “Kalau masalah jalan bukan urusan kami, apalagi itukan jalan negara,” tukas Ramadanus.(qia)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.